Upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat
beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai.
TUJUAN
Untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar peralatan menjadi tahan lama dan
meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagai mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
2. Pemeliharaan Prediktif
Dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik.
3. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik mengalami
kelainan.
4. Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak.
Terdapat beberapa jenis dari brushless excitation yaitu, penguatan sendiri (sefl
excitation) dan penguatan terpisah (separated excitation).
Blok Diagram Sistem Kontrol Penguatan sendiri
Governor yang ada pada mesin Genset (Diesel Engine), Berfungsi sebagai Electronic
Fuel Control (EFC). Pada sebuah Genset (Generator Set), menggunakan Mesin Diesel (Diesel
Engine) yang berfungsi sebagai penggerak Generator pembangkit listrik. Dibutuhkan
kecepatan putaran mesin yang stabil agar tegangan listrik yang dihasilkan Generator tetap
stabil.
Mesin Genset membutuhkan bahan bakar untuk dapat beroperasi, jumlah bahan bakar
yang dibutuhkan sesuai dengan kecepatan putaran dan beban yang ditanggung oleh mesin
tersebut. Semakin Besar beban daya listrik yang ditanggung Generator, akan mengakibatkan
tenaga yang dibutuhkan mesin untuk memutar Generator akan semakin besar, dan dapat
mengakibatkan putaran mesin menjadi berkurang. Oleh karena itu, mesin membutuhkan
supplai bahan bakar yang lebih besar agar dapat menggerakkan generator dengan putaran
yang stabil pada kecepatan putaran rpm nominal.
Selanjutnya, saat beban daya listrik yang ditanggung Generator berkurang, akan
mengakibatkan kelebihan tenaga yang dihasilkan mesin genset, hal ini dapat menyebabkan
kecepatan putaran mesin menjadi melebihi batas normal rpm nominal. Maka, supplai bahan
bakar mesin harus dikurangi untuk menjaga agar tidak terjadi kelebihan kecepatan putaran
(Over speed).
Untuk dapat menyesuaikan kebutuhan bahan bakar dengan perubahan Beban listrik
yang ditanggung sebuah mesin Genset, maka dibutuhkan suatu alat yang dapat secara
otomatis mengatur besar kecilnya supplai bahan bakar yang masuk ke dalam sistem
pembakaran mesin genset tersebut. Alat yang biasanya digunakan untuk mengatur bahan
bakar mesin genset adalah Governor.
3. Actuator
Actuator pada sistem Electronic Fuel Control dipasang pada pompa bahan bakar.
Actuator ini berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke pompa
bahan bakar, secara buka-tutup.
Prinsip kerja Governor sistem:
Pada saat mesin Genset beroperasi, MPU akan mendeteksi putaran mesin
melalui perputaran flywheel.
Putaran Flywheel akan menyebabkan magnet pada ujung MPU bergerak
naik-turun dan MPU akan menghasilkan tegangan listrik. Semakin cepat
putaran mesin akan semakin besar tegangan listrik yang dihasilkan MPU.
Tegangan listrik dari MPU akan dialirkan ke Governor.
Governor akan medeteksi besar tegangan dari MPU tersebut dan
membandingkannya sesuai dengan besar tegangan yang diterimanya.
Kemudian Governor akan mengirimkan sinyal berupa tegangan DC ke
Actuator, besar tegangan yang dikirimkan Governor ke Actuator disesuaikan
dengan besar tegangan yang diterimanya dari MPU secara perbandingan
terbalik. Besar tegangan dari Governor ke Actuator berkisar antara 19Vdc -
20Vdc.
Semakin besar tegangan yang diterima Governor dari MPU, maka tegangan
yang dikirim ke Actuator akan semakin kecil, sebaliknya jika tegangan yang
diterima Governor dari MPU semakin kecil maka tegangan yang dikirim
Governor ke Actuator akan semakin besar.
Actuator akan bekerja secara buka-tutup aliran bahan bakar sesuai dengan
besar tegangan yang dikirimkan Governor.
Semakin besar tegangan yang diterima, maka Actuator akan membuka bahan
bakar lebih besar, sebaliknya jika tegangan yang diterima kecil maka
Actuator akan memperkecil bahan bakar yang masuk ke mesin.
Jika tegangan dari MPU kecil berarti putaran mesin kurang, maka Governor
akan mengirimkan tegangan yang lebih besar ke Actuator, agar Actuator
membuka dan mengalirkan bahan bakar lebih banyak dan putaran mesin
kembali stabil.
Jika tegangan dari MPU Besar berarti putaran mesin tinggi, maka Governor
akan mengirimkan tegangan yang lebih kecil ke Actuator agar Actuator
menutup dan mengalirkan bahan bakar lebih sedikit dan putaran mesin
kembali stabil.
BENTUK PENGUATAN
Pada generator dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya kVA besar, seperti generator
Hydroelectric (PLTA) maka generator DC yang digunakan tidak dengan penguatan sendiri,
tetapi pilotcexciter sebagai penguatan atau menggunakan magnet permanen
SISTEM EKSITASI PADA GENERATOR
System eksitasi generator ada 2 macam :
1. Sistem eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)
Keuntungan :
Desainnya tidak rumit karena menggunakan eksternal power
Kekurangan :
Perlu perawatan dan pemeliharan pada sikat arang (routine cleaning dan
penggantian arang)
Dapat menimbulkan sparking (percikan api)
Arus yang dapat dialirkan oleh sikat relative kecil.
Terdapat electrical loss yang disebabkan oleh arang
KONDISI PENGOPERASIAN
1. Generator haruslah dioperasikan pada tegangan dan putaran nominalnya
2. Arus dalam keadaan berbeban dari salah satu fasa atau lebih tidak noleh melebihi arus
nominalnya
3. Factor daya (power factor, cos phi) : kapasitas generator dirancang untuk bekerja
optimal pada factor 0,8 lagging / induktif. Untuk pengoperasian pada factor daya labih
rendah dari pada 0,8 induktif, maka pemakaian kapasitas generator harus dikurangi
4. Temperature ruangan berpengaruh terhadap kapastias terpakai dari generator.
Generator industrial umumnya di desain untuk bekerja pada temperature 40 derajat
celcius. Semakin tinggi suhu ruangan, maka kapasitas terpakai dari generator semakin
menurun. Aliran udara du ruangan diusahakan memiliki ventilasi yang baik.
Temperatur oC KP (AT) Class H ToR KP (AT) Class F ToR
40 1.00 1.00
45 0.97 1.00
50 0.94 1.00
55 0.91 0.97
60 0.88
5. Ketinggian : semakin tinggi sautu tempat, maka kerapatan udara semakin renggan
sehingga kemampuan pendinginannya akan semakin berkurang. Untuk generator yang
dipasang pada ketinggian yang melebihi 1000m diatas permukaan laut, maka kapasitas
terpakai generator harus dikurangi dari kapasitas normalnya
Ketinggian (m) KP (H)
1000 1000
1200 0.988
1400 0.976
1600 0.964
1800 0.952
2000 0.940
6. Kelembapan : Generator harus dioperasikan ditempat dengan kelembapan yang rendah
(max RH 95%). Untuk tempat-tempat dengan kelembapan yang tinggi seperti tepi
pantai, offshore, tambak, kapal, dsb, maka disarankan untuk memasang pemanas
(heater) untuk menjaga kondisi gulungan agar tdak terjadi kondensasi
GENERATOR SET