Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ASISTENSI

SISTEM PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK


TEKNIK ELEKTRO - USM
KELAS : SORE SEMESTER GENAP 2016/2017

PEREKONOMIAN dan KAPASITAS PEMBANGKIT


(1)
Dua buah pembangkit yaitu PLTA dan PLTU dibangun dengan kapasitas sebagai berikut:
PLTA sebesar 150 MW dengan biaya per KW adalah Rs.2500 dari kapasitas yang
terpasang, biaya operasional atau running cost sebesar 3 paise per unit dari energi
yang dihasilkan. Bunga dan depresiasi unit PLTA sebesar 15%.
PLTU dengan kapasitas 200 MW dengan biaya per KW adalah Rs.3500 dari kapasitas
terpasang, biaya operasional atau runnimg cost sebesar 6 paise per unit dari energi
yang dihasilkan.
Biaya capital dari system transmisi = Rs. 1000 per KW dengan biaya operasi 0,5 paise
per kwH dari transmisi energy.
Hitunglah load factor dan biaya pembangkitan keseluruhan dari dua pembangkit tersebut?

(2)
Sebuah pembangkit mempunyai permintaan maksimum 3000 MW dan load factor rata-rata
50%, dengan load dasar 500 MW ; Load dasar dibangkitkan oleh PLTN, beroperasi pada saat
load factor 80%. Itu berarti bahwa load dasar yang lain disupplay dari sumber panas (PLTU).
Biaya PLTN adalah Rs. 3000 per KW dari kapasitas yang terpasang, dengan biaya unit
thermal sebesar Rs. 1000 per KW. Biaya operasional nuklir dan thermal unit adalah 2 dan 4
paise berurutan.
Diasumsikan bunga dan depresiasi 15% per tahun dari biaya capital untuk keduannya, Kedua
unit mempunyai kapasitas cadangan sebesar 20%
Hitung biaya keseluruhan per kWH.

MATERI OPERASI SISTEM TENAGA


1. Terangkan system optimasi Hidro Thermal dan jelaskan mekanisme optimasi
melalui pendekatan metode Gradien dan Merit Loading!
2. Rencanakanlah unit pembangkitan beban seperti pada tabel dibawah! Tentukan berapa
unit cadangan yang harus di sediakan dan unit pembangkit mana yang harus
dioperasikan. Gunakan referensi sesuai dengan yang sudah dipelajari (metode
gradient)
3. Buat Kurva beban dari tabel tersebut
Sistem pembangkit terdiri dari :
a. Sebuah PLTA dengan kapasitas 5 x 100 MW
b. Sebuah PLTU yang menggunakan batubara dengan kapasitas 2 x 500 MW
dengan pemanasan ulang, biaya bahan bakar rata-rata Rp 35,-/ kWH
c. Sebuah PLTU yang menggunakan bahan bakar minyak residu dengan unit-unit
sebagai berikut:
4 x 100 MW tanpa pemanas ulang, dengan biaya rata-rata bahan bakar
Rp 75,-/KWH
4 x 300 MW dengan pemanasan ulang dengan biaya rata-rata bahan
bakar Rp 65,-/KWH
d. Sebuah PLTG menggunakan bahan bakar minyak diesel (HSD) dengan
kapasitas 5 x 100 MW, biaya bahan bakar Rp.125,-/KWH
e. Pada saat beban masih rendah yaitu 1400 MW memungkinkan untuk
mengoperasikan PLTA pompa
Dalam sistem tanaga listrik tersebut, sebuah PLTU dari 300 MW sedang mengalami
overhaul sehingga tidak siap operasi.
Syarat operasional yang harus dipenuhi:
Cadangan berputar minimal = 100 MW
Beban minimum subsistem hidro untuk keperluan irigasi = 100 MW
Beban minimum dari PLTA untuk mencegah terjadinya kavitasi berlebih
adalah 50%
Beban minimum untuk unit thermos untuk menjamin agar sistem control tetap
bekerja baik adalah 35%

F Cadanga
Beban Rp.106 Beban Pembangkit ( Mw ) KET
Rp.106 n Unit yang beroperasi
Jam
PT PLTU PLTU Berputar (
( Mw ) Jam PLTG PLTA PLTU PLTA PLTG
Mwh bb bbm Mw )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

00-01 1500

01 -02 1400
02 -03 1350

03 -04 1380

04 -05 1420

05 -06 1600

06 -07 1500

07-08 1100

08 -09 1500

09 -10 1700

10 -11 1850

11- 12 1800

12 -13 1600

13 -14 1750

14 -15 1800

15 -16 1700

16 -17 1650

17 -18 1550

18 -19 1900

19 -20 2100

20 -21 2000

21 -22 1900

22 -23 1800

23 -24 1600

Anda mungkin juga menyukai