Anda di halaman 1dari 10

ISSN 0216-3241 75

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR UNIVERSAL


SATU FASA DENGAN METODE KONTROL SUDUT FASA
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

I Gede Nurhayata
Jurusan Teknik Elektronika
Fakultas Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Ganesha
email : gede_nur@yahoo.co.id

Abstrak
Motor universal banyak digunakan sebagai tenaga penggerak pada peralatan listrik
portable seperti gerinda, mixer, blender dimana pengaturan kecepatannya umumnya memiliki
jangkah yang terbatas dan tidak halus Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem
pengaturan kecepatan motor universal yang mampu memberikan jangkah pengaturan lebih
lebar dan halus. Penelitian diawali dengan perancangan hardware untuk kendali thyristor
dengan metode kontrol sudut fasa. Selanjutnya perancangan perangkat lunak berbasis
mikrokontroler AT89S52 untuk mengatur sudut fasa penyalaan thyristor secara digital. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mikrokontroler AT89S52 mampu menghasilkan pengaturan nilai
sudut fasa penyalaan thyristor yang linier dalam rentang sudut nol derajat sampai 180 derajat
namun linieritas tersebut tidak sepenuhnya menghasilkan linieritas pada pengaturan kecepatan
motor universal .

Kata kunci : motor universal, mikrokontroller AT89S52

Abstract
Universal motors are widely used as a driving force in portable electrical equipment such
as grinders, mixers, blenders where the speed settings generally have limited ranges and are
not subtle purpose of this study is to develop a universal motor speed control system which is
able to provide wider ranges and refined setting. The study begins with the design of the
hardware to control thyristor phase angle control method. Furthermore, the design of software-
based microcontroller AT89S52 to adjust the phase angle of the thyristor ignition digitally. The
results showed that the AT89S52 microcontroller capable of generating the setting value of the
phase angle of the thyristor ignition linear in the range of angle of 0 degrees to 180 degrees,
but linearity is not fully produce the linearity of the universal motor speed control.

Keywords: universal motors, the microcontroller AT89S52

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Universal ....................................(I Gede Nurhayata)


1. PENDAHULUAN Disamping itu kelemahan lainnya pada
Dewasa ini kebutuhan peralatan kecepatan rendah torsi motor penggerak
listrik yang menggunakan motor listrik menjadi rendah sehingga tidak mampu
sebagai tenaga penggerak meningkat menggerakkan beban pada kondisi awal.
demikian pesat. Keberadaan peralatan Hal tersebut di atas disebabkan karena
listrik tersebut telah banyak membantu perangkat dimmer hanya dikhususkan
meringankan sebagian besar pekerjaan untuk pengaturan beban resistip yang salah
manusia khususnya yang melibatkan satunya berupa lampu pijar sedangkan
pemakaian tenaga fisik. Motor universal motor universal bukan beban resistip
merupakan salah satu jenis motor listrik melainkan beban induktif sehingga
sebagai tenaga penggerak yang hampir pengaturan kecepatannya jelas berbeda.
sebagian besar digunakan pada peralatan Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu
mesin industri maupun rumah tangga mengembangkan pengaturan kecepatan
seperti gerinda, bor tangan, mixer, mesin motor universal dengan pengendalian
jahit, blender dan lain sebagainya. terhadap komponen thyristor menggunakan
Kecepatan yang tinggi dan torsi awal yang metode kontrol sudut fasa untuk
besar serta ukuran fisik yang kecil dari memperoleh pengaturan kecepatan yang
motor universal memberikan keunggulan lebih lebar dan halus. Dalam penelitian ini
lebih dibandingkan dengan jenis motor pengontrolan sudut fasa tidak dilakukan
listrik yang lain. secara analog melainkan secara digital
Peralatan listrik dengan tenaga dengan menerapkan mikrokontroler
penggerak motor universal umumnya AT89S52.
dilengkapi dengan pengaturan kecepatan Berdasarkan permasalahan di atas
yang terbatas pada beberapa pilihan level dalam penelitian ini dirumuskan beberapa
kecepatan tertentu sehingga pokok masalah yakni perancangan
pengaturannnya menjadi tidak halus. perangkat lunak (software) dalam
Pemilihan kecepatan penggerak motor pengontrolan sudut fasa penyalaan thyristor
universal sangat bergantung pada jenis berbasis mikrokontroller AT89S52 dan
pekerjaan dan bahan yang akan diolah. linieritas hubungan antara tegangan
Pada suatu pekerjaan tertentu dan keluaran motor universal terhadap
pengerjaan bahan yang murah biasanya pengaturan sudut fasa penyalaan thyristor.
menuntut waktu proses yang cepat Tujuan dalam penelitian ini adalah
sehingga cukup menggunakan satu level mengembangkan sistem pengaturan
kecepatan maksimum saja. Namun pada kecepatan motor universal secara digital
suatu pengolahan bahan kerja yang mahal berbasis mikrokontroler AT89S52 sehingga
dan menuntut hasil kinerja terbaik tentu diperoleh pengaturan yang lebar dan halus.
harus menggunakan kecepatan tenaga 2. KAJIAN TEORI
penggerak yang tepat sehingga untuk Motor universal sesuai dengan
pekerjaan ini dibutuhkan tenaga penggerak namanya adalah salah satu motor listrik
motor universal yang mampu memberikan yang bekerja pada sumber tegangan listrik
variasi kecepatan yang lebar dan halus. arus bolak-balik (AC) dan pada arus searah
Pengaturan kecepatan motor (DC) karena memiliki konstruksi yang
universal yang lebar dan halus hanya dapat sama dengan motor dc seri. Adapun
dilakukan secara elektronik melalui konstruksi dari motor universal seperti
pengendalian komponen thyristor. Di tampak pada gambar 1.
pasaran perangkat elektronik ini dapat
ditemukan sebagai kendali intensitas lampu
pijar yang biasa dinamakan dimmer.
Pandangan masyarakat awam, alat
tersebut dianggap dapat digunakan
sebagai pengatur kecepatan motor
universal sehingga hasil pengaturan
kecepatannya menjadi tidak stabil
khususnya pada kecepatan rendah.

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Universal ....................................(I Gede Nurhayata)


76 ISSN 0216-3241

sehingga kecepatan motor universal dapat


dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
𝐸𝑎 𝑉𝑠 − 𝐼𝑎 (𝑅𝑠 + 𝑗𝑋𝑠)
𝑛= =
𝑐.  𝑐. 
dimana :
n = kecepatan motor universal
Vs = tegangan sumber
Ia = arus jangkar
Gambar 1. Konstruksi Motor Universal Rs = resistansi kumparan medan stator
Xs = reaktansi kumparan medan stator
Prinsip kerja motor universal dapat  = fluks medan magnet stator
dijelaskan pada gambar 2 dimana sumber c = konstanta motor
tegangan bolak-balik membangkitkan Berdasarkan persamaan tersebut di
medan magnet bolak-balik pada inti besi atas maka kecepatan putaran motor
stator yang berubah arah sesuai dengan universal dipengaruhi oleh besarnya
polaritas sumber tegangan. Pada kumparan tegangan sumber Vs dan arus jangkar Ia.
rotor mengalir arus dan membangkitkan Besarnya arus jangkar dipengaruhi oleh
medan magnet rotor yang juga berubah faktor pembebanan atau torsi beban
sesuai dengan perubahan arah polaritas sehingga jika semakin besar beban maka
sumber. Interaksi kedua medan magnet kecepatannya akan menurun seperti
tersebut menyebabkan timbul gaya gerak tampak pada gambar 4. Pada gambar
yang mengakibatkan rotor berputar. terlihat bahwa kecepatan motor universal
merosot tajam seiring dengan perubahan
beban, namun pada operasi sumber arus
searah (dc) memiliki kecepatan yang lebih
besar dibandingkan pada sumber arus
bolak-balik (ac).

Gambar 2. Prinsip Kerja Motor Universal

Konstruksi motor universal dapat


dinyatakan dalam bentuk rangkaian
ekivalen seperti tampak pada gambar 3.
Gambar 4. Karakteristik Motor Universal

Pengaturan kecepatan motor


universal dapat dilakukan dengan mengatur
variabel tegangan sumber Vs. Dari
persamaan kecepatan motor diatas, dapat
diketahui semakin besar tegangan sumber
maka kecepatan motor universal akan
semakin meningkat demikian pula
sebaliknya. Dengan demikian pengaturan
Gambar 3. Rangkaian Ekivalen Motor kecepatan motor universal hanya dapat
Universal dilakukan dengan mengatur tegangan
Berdasarkan rangkaian tersebut sumber yang menuju ke motor universal.
dapat dinyatakan persamaan tegangan
sumber Vs dari motor universal sebagai
berikut :
𝑉𝑠 = 𝐸𝑎 + 𝐼𝑎 (𝑅𝑠 + 𝑗𝑋𝑠)

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 75-88)


Mikrokontroler adalah sebuah
sistem mikroprosesor lengkap yang
terkandung didalam sebuah chip yang
mempunyai masukan dan keluaran serta
kendali dengan program yang bisa ditulis
AC dan dihapus dengan cara yang khusus.
Dalam penelitian ini menggunakan
mikrokontroler tipe AT89S52 seperti tampak
pada gambar 7.

Gambar 5. Rangkaian pengatur tegangan


ac dengan sudut fasa

Salah satu metode pengaturan


tegangan sumber bolak-balik pada beban
dapat dilakukan dengan mengatur sudut
fasa penyulutan pada thyristor seperti
tampak pada gambar 5. Prinsip kerjanya
dimana kedua thyristor disulut secara
bergantian pada tiap belahan gelombang
sehingga menghasilkan bentuk tegangan
keluaran pada beban seperti tampak pada
gambar 6. (JM. Bourgeois dkk, 1994)

Gambar 6. Bentuk tegangan keluaran pada


sudut penyulutan 90 derajat

Hubungan antara tegangan keluaran


efektif dengan sudut fasa penyalaan Gambar 7. Mikrokontroller AT89S52
thyristor pada beban motor universal dapat
dinyatakan sebagai berikut (Robert W. Mikrokontroler AT89S52 merupakan IC
Erickson, 2001) : yang memiliki 8 Kb flash PEROM
2 𝑉𝑚2 1 (Programmable dan Erasable Read Only
𝑉𝑜 = √ (𝜋 − 𝛼 + 𝑠𝑖𝑛2𝛼) Memory) yaitu ROM yang dapat ditulis dan
2𝜋 2
dihapus menggunakan perangkat
dimana : programmer, memiliki 128 x 8 bit internal
Vo = tegangan keluaran efektif RAM 32. Programmable I/O lines dan
Vm = tegangan maksimum sumber keperluan port parallel. Satu port parallel
 = sudut fasa penyalaan terdiri dari 8 kaki dengan demikian 32 kaki
dari persamaan di atas dapat diketahui tersebut membentuk 4 buah port parallel,
bahwa semakin besar sudut penyalaan yang masing-masing dikenal sebagai port-
thyristor maka semakin kecil tegangan 0, port-1, port-2, dan port-3. Nomor dari
keluaran efektifnya. masing-masing jalur/kaki dari port parallel

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Universal ....................................(I Gede Nurhayata)


78 ISSN 0216-3241

mulai dari 0 sampai 7, jalur/kaki pertama zero crsossing. Algoritma yang digunakan
port-0 disebut sebagai P0.0 dan jalur / kaki untuk menghasilkan fungsi mikrokontroler
terakhir untuk port-3 adalah P3.7. seperti tersebut diperlihatkan pada gambar
(Rachmad Setiawan, 2006). 9.
Berdasarkan algoritma pada gambar
3. METODE PENELITIAN 9 tersebut dapat dijelaskan prinsip kerjanya
Pada penelitian ini menerapkan sebagai berikut: pertama kali mikrokontroler
metode pengembangan perangkat keras AT89S52 akan melakukan inisialisasi
dan perangkat lunak dari sistem pengaturan terhadap register misalnya menyetel nilai
kecepatan motor universal. Adapun sudut fasa penyulutan yang diinginkan.
diagram blok rancangan penelitian ini Kemudian mikrokontroler melakukan
diperlihatkan seperti pada gambar 8. pendeteksian sinyal sinkronisasi dari
Prinsip kerja dari diagram blok di atas sumber tegangan ac. Jika ada sinyal
adalah zero crossing menghasilkan sinyal sinkronisasi, maka waktu tunda penyalaan
sinkronisasi dengan mendeteksi titik akan mulai diaktifkan yang lamanya sesuai
persilangan nol dari sumber tegangan dengan nilai yang sudah disetel pada
bolak-balik. Sinyal sinkronisasi dikirim ke register. Jika waktunya sudah habis maka
mikrokontroler AT89S52 digunakan sebagai mikrokontroler akan mengaktifkan pulsa
titik start mengaktifkan waktu tunda triger dan selanjutnya dikirim ke thyristor.
penyalaan thyristor sehingga sudut fasa Dalam penelitian ini rancangan
penyalaan thyristor selalu serempak sistem pengaturan kecepatan motor
dengan fasa sumber tegangan ac. Ketika universal berbasis mikrokontroler AT89S52
waktu tunda sudut fasa penyalaan thyristor akan diuji dalam beberapa variabel
telah berakhir maka mikrokontroler pengujian yakni pengujian sinyal
membangkitkan pulsa penyulutan untuk sinkronisasi, pengujian respon sudut
thyristor. Pulsa penyulutan ini diperkuat penyulutan terhadap sinyal sinkronisasi,
terlebih dahulu oleh rangkaian driver dan pengujian linieritas tegangan keluaran
sehingga mampu menghasilkan nilai arus efektif terhadap sudut penyalutan thyristor.
penyulutan yang sesuai bagi thyristor agar
bisa menghantarkan arus listrik. dari Start

sumber tegangan ac ke motor universal.


Dengan mengatur waktu tunda sudut
Inisialisasi
penyalaan thyristor melalui keypad dapat
diperoleh tegangan efektif yang bervariasi
sehingga kecepatn motor universal akan
ikut berubah. pulsa
sinkronisasi
?

aktifkan
waktu tunda
sudut fasa

Waktu
tunda habis
Gambar 8. Diagram blok sistem pengaturan ?
kecepatan motor universal

Jantung utama dari pengaturan aktifkan pulsa


penyalaan
sudut fasa penyalaan thyristor ada pada
mikrokontroler AT89S52. Tugas
mikrokontroler adalah menghasilkan sinyal Kirim ke
thyristor
pulsa penyalaan thyristor sesuai dengan
waktu tunda sudut penyalaan sejak
menerima sinyal sinkronisasi dari rangkaian Stop

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 75-88)


Gambar 9. Algoritma pengaturan sudut fasa diperoleh hasil pengujian pertama berupa
penyulutan thyristor sinyal keluaran dari rangkaian zero crossing
seperti tampak pada gambar 11. Terlihat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa sinyal sinkronisasi berupa pulsa
Berdasarkan pada rancangan logika rendah (0V) yang muncul setiap kali
diagram blok diperoleh hasil berupa sumber tegangan ac melewati titik
rangkaian perangkat keras sistem persilangan nol. Periode sinyal sinkronisasi
pengaturan kecepatan motor universal nilainya sebesar setengah dari periode
berbasis mikrokontroler AT89S52 seperti gelombang sinus dari sumber tegangan ac.
tampak pada gambar 10. Pada gambar Karena frekuensi dari sumber tegangan ac
tersebut zero crossing dibentuk oleh PLN sebesar 50 Hz maka periode
komponen transistor C 9012 berikut gelombang adalah 1/50 Hz atau 20 mili
komponen pendukungnya. Transistor ini detik. Dengan demikian periode pulsa
akan bekerja menghasilkan sinyal logika sinkronisasi sebesar 10 mili detik. Dalam
rendah pada terminal emitor jika tegangan periode tersebut diperoleh rentang sudut
sumber ac berada di bawah nilai tegangan pengaturan dari sudut nol derajat sampai
referensi 5 V. Sinyal pulsa sinkronisasi ini dengan sudut 180 derajat.
diserahkan ke mikrokontroller AT89S52
melalui terminal port P0.0. Kemudian
mikrokontroler akan melakukan proses
pengolahan waktu tunda sesuai dengan
nilai yang diterima melalui penekanan
tombol Up dan tombol Down. Kedua tombol
ini mengatur lamanya sudut fasa
penyulutan thyristor . Jika tombol Up
ditekan maka nilai sudut fase akan Gambar 11. Keluaran Zero Crossing
mengecil dan thyristor akan disulut lebih terhadap Sumber Tegangan AC
cepat sehingga tegangan keluaran akan
meningkat. Sebaliknya jika tombol down Pada gambar 11, pulsa sinyal
ditekan maka nilai sudut fasa akan sinkronisasi berupa logika rendah dimana
membesar dan thyristor akan disulut lebih salah satu dari kedua sisi pulsa tersebut
lambat sehingga tegangan keluaran efektif tidak tepat jatuh berada di titik persilangan
akan mengecil. Setelah sudut penyalaan nol. Hal ini disebabkan karena transistor
berakhir maka mikrokontroler AT89S52 dalam rangkaian zero crossing mulai dapat
akan mengeluarkan sinyal trigger melalui menghantar hanya jika tegangan sumber
port P2.0 sehingga thyristor (triac) dapat tegangan ac melebihi tegangan bias maju
menghantarkan arus dari sumber ke beban dioda basis-emitornya sebesar 0,7 Volt.
motor universal. Jadi di bawah nilai tersebut transistor akan
tidak menghantar sehingga menghasilkan
560 1N4002 Motor
pulsa logika 0. Oleh karena itu, sisi naik dari
12V 100 uF
Universal
pulsa sinkronisasi selanjutnya digunakan
0-220 47k
5V 10k
P0.0
Vcc 560 560
sebagai pulsa start untuk mengaktifkan
PLN
0V
100k
AT89S52
P0.1
P2.0
4k7
C 9014 BT
pewaktuan sudut penyalaan thyristor .
P0.2 139
C 9012
10k MOC
Gnd
down

3021
up

Gambar 10. Rangkaian sistem pengaturan


kecepatan motor universal

Berdasarkan pengujian perangkat


hardware dan software pada sistem
pengaturan kecepatan motor universal 1
fasa berbasis mikrokontroler AT89S52

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Universal ....................................(I Gede Nurhayata)


80 ISSN 0216-3241

dengan sudut penyulutan yang tetap


terhadap pulsa sinkronisasi.
Hasil pengujian yang ketiga yakni
tegangan keluaran efektif pada motor
universal berdasarkan sudut penyalaan
thyristor . Hasil pengukuran tegangan
efektif pada beban motor universal dengan
variasi pengaturan sudut fasa seperti
tampak pada tabel 1.

Tabel 1. Tegangan Motor Universal


terhadap Sudut Penyalaan
Sudut Waktu Tegangan
Penyalaan Tunda Motor
Gambar 12. Bentuk tegangan keluaran (derajat) (mili detik) Universal
motor universal terhadap sudut fasa (Volt)
0 0 220
Pada gambar 12 memperilhatkan 10 0,55 219
hasil pengujian yang kedua berupa respon 20 1,10 219
mikrokontroler AT89S52 terhadap sinyal 30 1,65 217
sinkronisasi dalam menghasilkan waktu 40 2,20 212
tunda sudut fasa penyalaan thyristor. 50 2,75 206
Terlihat bahwa waktu tunda penyalaan
60 3,30 197
thyristor mulai diaktifkan hanya jika
70 3,85 185
menerima pulsa positip dari sinyal
80 4,40 171
sinkronisasi, dan selanjutnya waktu tunda
berjalan sampai pada batas nilai yang telah 90 4,95 155
ditentukan. Ketika waktunya sudah habis 100 5,50 137
maka saat yang bersamaan muncul pulsa 110 6.05 117
trigger dengan waktu yang sangat singkat. 120 6,60 97
Pulsa trigger inilah yang menentukan 130 7,15 75
penyalaan bagi thyristor sehingga diperoleh 140 7,70 56
bentuk tegangan keluaran motor universal 150 8,25 37
dengan belahan gelombang yang 160 8,80 20
terpotong. Dari gambar tersebut jelaslah 170 9,35 5,6
bahwa waktu tunda penyalaan menentukan 180 9,90 0
posisi dari pulsa trigger yang juga
menentukan sudut fasa penyalaan thyristor.
Pada gambar tersebut
memperlihatkan salah satu hasil Pada tabel tersebut terlihat bahwa
pengukuran dengan nilai sudut penyulutan tegangan keluaran efektif dari thyristor
thyristor pada sudut fasa 900. Terlihat menuju beban motor universal semakin
bahwa pada rentang sudut di bawah 900 di menurun seiring dengan peningkatan sudut
mana belum terjadi pulsa penyulutan pada fasa penyalaan. Hasil pengujian tersebut
thyristor sehingga tidak muncul tegangan telah membuktikan hubungan antara
sumber ac pada beban motor universal. tegangan keluaran efektif terhadap sudut
Kemudian setelah mencapai tepat 900 di penyalaan sesuai dengan persamaan di
mana terjadi pulsa trigger dan menyulut bawah ini.
thyristor sehingga muncul tegangan sumber
ac tepat mulai dari sudut 900 sampai sudut 2 𝑉𝑚2 1
1800 pada beban motor universal. 𝑉𝑜 = √ (𝜋 − 𝛼 + 𝑠𝑖𝑛2𝛼)
Penyulutan thyristor terjadi pada belahan 2𝜋 2
positip dan negatip dari sumber tegangan

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 75-88)


Berdasarkan hasil pengukuran tegangan Pada saat motor universal berputar
efektif pada beban motor universal seperti mengalir arus jangkar Ia pada kumparan
tabel di atas maka dapat diperoleh grafik rotor dan stator. Arus jangkar tersebut juga
hubungan antara tegangan beban terhadap membangkitkan fluks medan magnet 
variasi sudut penyalaan thyristor seperti sehingga hubungan antara fluks magnet
tampak pada gambar 13. sebanding dengan arus jangkar atau
dinyatakan dengan persamaan :  = k Ia.
Jika persamaan fluks magnet
disubsitusikan ke persamaan kecepatan
motor universal di atas diperoleh hasil :
𝑉𝑜
𝑛= − (𝑅𝑠 + 𝑗𝑋𝑠)
Tegangan keluaran

𝑘. 𝐼𝑎
dan jika tegangan keluaran efektif terhadap
sudut penyalaan thyristor disubstitusikan
daerah linier
diperoleh persamaan :
2 𝑉𝑚 2 1

2𝜋 (𝜋 − 𝛼 + 2 𝑠𝑖𝑛2𝛼)
𝑛= − (𝑅𝑠
Sudut fasa
𝑘. 𝐼𝑎
+ 𝑗𝑋𝑠)
Gambar 13. Linieritas tegangan keluaran dari persamaan ini terbukti bahwa
terhadap sudut fasa kecepatan motor universal juga
sepenuhnya tidak akan linier dan mengikuti
Tampak pada grafik di atas bahwa nilai dari akar kuadrat sudut fasa penyalaan
pada setiap nilai sudut penyalaan thyristor thyristor. Karena adanya perlawanan dari
memberikan nilai tegangan keluaran efektif reaktansi kumparan jangkar dan stator Rs
yang berbeda pada motor universal. + jXs yang nilainya selalu tetap maka
Pengaturan sudut fasa secara linier dengan bentuk kecepatan motor universal tidak
pertambahan sudut dengan nilai tetap akan jauh berbeda dengan bentuk kurva di
sebesar 10 derajat ternyata tidak atas.
menghasilkan respon tegangan keluaran
efektif yang linier secara keseluruhan. 5. SIMPULAN DAN SARAN
Terlihat pada grafik dimana linieritas hanya Berdasarkan hasil dan pembahasan
terjadi mulai sudut 60 derajat sampai 170 di atas maka dalam penelitian ini dapat
derajat. Pada rentang sudut tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
dimana perubahan tegangan keluaran 1. Pengembangan perangkat keras dan
efektif akan memberikan perubahan yang lunak dalam pengaturan kecepatan
nyata pada kecepatan motor universal. motor universal dengan metode kontrol
Sedangkan pada sudut penyalaan antara 0 sudut fasa penyalaan thyristor berbasis
derajat hingga 60 derajat menghasilkan mikrokontroler AT89S52 telah bekerja
bentuk kurva tak linier sehingga hanya dengan baik dalam rentang pengaturan
terjadi perubahan kecil pada tegangan sudut fasa dari nol derajat sampai 180
keluaran dan juga kecepatan pada motor derajat.
universal. Ketidaklinieran dari tegangan 2. Linieritas pengaturan sudut fasa
keluaran efektif terhadap pengaturan sudut penyalaan thyristor dalam rentang sudut
fasa disebabkan karena tegangan keluaran pengaturan dari nol derajat sampai 180
tersebut merupakan fungsi akar kuadrat derajat tidak diimbangi dengan linieritas
dari nilai sudut fasa sehingga tidak memiliki kecepatan motor universal karena
konstanta pembanding yang tetap. merupakan fungsi dari akar kuadrat
Kecepatan motor universal dipengaruhi sudut fasa.
oleh tegangan keluaran efektif Vo seperti
tampak pada persamaan berikut : Saran-Saran
𝐸𝑎 𝑉𝑜 − 𝐼𝑎 (𝑅𝑠 + 𝑗𝑋𝑠) Perlu diterapkan metode yang lain
𝑛= =
𝑐.  𝑐.  dalam pengaturan tegangan keluaran

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Universal ....................................(I Gede Nurhayata)


82 ISSN 0216-3241

efektif sehingga diperoleh linieritas


pengaturan tegangan pada motor universal.
Pengaturan kecepatan motor universal
dalam penelitian ini belum menerapkan
kendali dengan umpan balik sehingga
masih tergolong kontrol loop terbuka. Oleh
karenanya kecepatan motor masih
dipengaruhi oleh perubahan beban. Dalam
pengembangan berikutnya perlu dilanjutkan
dengan menerapkan kendali umpan balik
sehingga kecepatannya dapat
dipertahankan konstan tanpa dipengaruhi
oleh pembebanan.

DAFTAR PUSTAKA
Rachmad Setiawan, 2006, Mikrokontroller
MCS-51, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
JM. Bourgeois dkk, 1994, Improved
Universal Motor Drive,
http://www.st.com/st-web-
ui/static/active/jp/resource/technical/
document/
application_note/CD00003829.pdf
Robert W. Erickson, 2001, Fundamentals of
Power Electronics, Kluwer Academic
Publishers, New York
ON Semiconduktor, 2007, TDA 1085
Universal Motor Speed Controller,
http://www.onsemi.com/pub_link/Col
lateral/TDA1085C-D.PDF
Motor Universal,
http://id.wikipedia.org/wiki/Motor_uni
versal, di download 25 Januari 2015

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 75-88)

Anda mungkin juga menyukai