Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Ilmiah Mikrotek

Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI


PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN KONTROLER FUZZY LOGIC
BERBASIS DIRECT TORQUE CONTROL

Endro Wahjono
Jurusan Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
E-mail :endro@pens.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini mengobservasi suatu metode pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa sebagai
penggerak mobil listrik menggunakan Direct torque Control (DTC) . Respon kecepatan dari sistem
diperbaiki dengan Fuzzy Logic Control (FLC). Hasil dari observasi dibandingkan dengan sistem yang
dikontrol oleh kontroler PI. Hasil simulasi dengan simulink menunjukkan bahwa dengan kontroler Fuzzy
Logic berbasis Direct Torque Control memberikan respon yang lebih baik dari kontroler PI. Hal ini
ditunjukkan pada saat terjadi overshoot 2,67%, rise time 0.025 detik dan setling time 0.2 detik,
sedangkan pada kontroler PI saat terjadi overshoot 27,5%, rise time 0.035 detik dan setling time 0.425
detik, untuk kecepatan referensi motor 149,02 rad/detik dan torka beban 12,64 Nm. Dari hasil simulasi
terbukti menggunakan kontroler Fuzzy Logic berbasis Direct Torque Control respon kecepatan motor
induksi tiga fasa menjadi lebih baik.
Kata kunci : DTC, motor induksi, fuzzy logic controller.

ABSTRACT
This research is to investigate a three phase induction motor speed control method as a electric vehicle
drive using Direct Torque Control (DTC). Speed response of the system is improved by Fuzzy Logic
Control (FLC). The result of this method is compared to PI controller system. Simulink simulation shows
that the system using Fuzzy Logic Control base on Direct Torque Control runs better than PI controller.
This advantage is shown by simulation result, an overshoot 2,67%, rise time 0.025 second, settling time
0.2 second, inspite of PI overshoot 27,5%, rise time 0,035 second and settling time 0,425 second using
motor reference speed at 149,02 rad/sec and load torque at 12,64 Nm. By Simulink simulation proved
that speed response of three phase induction motor using Fuzzy Logic Control base on Direct Torque
Control is better than PI controller.
KeyWords :DTC, induction motor, fuzzy logic controller.

136 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

1. Pendahuluan motor induksi 3 fasa harus dapat dikontrol


agar kondisi pergerakan mobil tersebut dapat
Motor induksi merupakan motor yang banyak tercapai. Tetapi sebuah motor induksi 3 fasa
digunakan pada industri, bisnis transportasi adalah non-linier, sehingga untuk dapat
dan lain-lain. Konstruksinya yang kokoh mengontrolnya perlu dilakukan linierisasi
(robust) merupakan keunggulan dari motor melalui vector control atau field oriented
induksi disamping harga yang murah dan control[17].
bebas perawatan, sehingga peranan motor DC
sekarang banyak digantikan oleh motor
Pengontrolan kecepatan motor induksi 3 fasa
induksi. Pada umumnya motor induksi
dapat dilakukan melalui torka atau frekuensi
digunakan pada kecepatan putaran tetap.
motor. Pengontrolan torka motor dapat
Berdasarkan survei, konsumsi daya pada
dilakukan melalui tegangan dan frekuensi.
motor dengan kecepatan konstan lebih besar
Untuk keperluan pengaturan tegangan dan
dibanding dengan motor kecepatan variabel
frekuensi digunakan catu daya yang berupa
untuk berbagai beban.
konverter. Untuk itu motor harus dimodelkan
dalam koordinat d-q-n. Respon pergerakan
Kecepatan variabel dapat dilakukan dengan mobil listrik dengan penggerak motor induksi
mengatur torka [1]. Untuk mendapatkan perlu diperbaiki agar pengendara atau
kecepatan variabel tersebut dibutuhkan penumpang menjadi nyaman oleh karena itu
konverter daya. Apabila motor induksi motor harus dikontrol agar respon menjadi
mendapat tegangan melalui konverter daya, baik. Kontroler yang umum digunakan adalah
maka bentuk gelombang tegangan tidak lagi PI, Fuzzy. Untuk memperbaiki sistem
sinusoida. Dalam kondisi ini, pemodelan digunakan suatu kontroler, kontroler yang
motor tidak lagi menggunakan model trafo biasa digunakan adalah kontrolerProporsional
tetapi menggunakan pemodelan dalam Integral Derivative (PID), namun penggunaan
koordinat d-q-n untuk melakukan analisa. pengontrolan PID sangat tergantung pada
pemilihan parameter konstanta mesin yaitu
Model ini lebih fleksibel dibandingkan dengan konstanta proposional (kp), konstanta integral
model motor induksi menggunakan model (ki) dan konstanta derivative (kd) yang sesuai.
trafo. Bentuk tegangan sumber tidak harus Untuk beban yang berubah-ubah, parameter
sinusoida dan parameter mesin bisa diubah [2]. pengontrol harus selalu di-setting ulang dan
Selain digunakan untuk analisa kondisi steady proses ini akan jadi rumit. Untuk memperbaiki
state pemodelan motor induksi dalam respon kecepatan motor induksi digunakan
koordinat d-q-n juga bisa untuk kondisi kontroler Fuzzy Logic berbasis Direct Torque
transient. Kelemahan motor induksi adalah Control yang bertujuan untuk mengurangi
bahwa motor induksi adalah motor yang tidak overshoot.[2]
linier, dan metoda untuk mengatur kecepatan
adalah rumit, disamping itu diperlukan suatu Dengan menggunakan Metoda Direct Torque
konverter yang akan menimbulkan harmonisa. Control memungkinkan untuk mengontrol
Dengan perkembangan kemajuan teknologi secara langsung fluks stator dan torka [4].
bidang mikrokontroler, microkomputer, Perubahan fluks stator dan torka dikendalikan
devices, teori kontrol, dan artificial inteligence dengan FLC yang berfungsi untuk estimasi
(AI) memberikan pengaruh dalam operasi dan dan kendali kecepatan motor induksi. Bila
kinerja dari pengemudian elektrik sehingga kecepatan motor induksi yang dioperasikan
motor induksi dapat menggantikan fungsi dengan metoda DTC maka tidak perlu
motor DC di industri. menggunakan sensor kecepatan untuk
mengamati nilai kecepatan[9]. Kecepatan dari
Apabila motor induksi 3 fasa digunakan motor dibandingkan dengan kecepatan
sebagai penggerak mobil listrik (electric referensi, kemudian diumpankan ke kontroler
vehicle) akan mengalami kondisi-kondisi untuk bisa mengendalikankecepatan motor
seperti kondisi pergerakan mobil listrik itu sehingga sesuai dengan harga referensi.
sendiri yang terdiri dari kondisi starting, Penggunaan sensor kecepatan banyak
accelerating, running, breaking dan mengandung kelemahan, antara lain hasil
decelerating[7][10]. Oleh karena itu kecepatan pengukuran kecepatan kurang akurat karena

137 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

seringkali letak dari sensor terlalu jauh dari ' dr  L' lr i ' dr  LM (ids  i ' dr )
sistem kontrol dan hasil pembacaan sensor
banyak terdistorsi sehingga hasil pembacaan
Persamaan-persamaan diatas dapat dinyatakan
belum mencerminkan nilai putaran. Untuk
dalam bentuk matriks berikut :
menanggulangi masalah tersebut diperlukan
suatu observer untuk membaca parameter arus,
 Vqs   rs  pLs Ls pLM LM   iqs 
tagangan motor, tegangan dc, sudut  V    L
  r  pL  L pLm   ids 
penyulutan guna mengestimasi putaran. Cara ds s s s m
.
V qr   pLM
'
(   r ) LM r r  pL r (   r ) L' r  i ' qr 
' '
ini yang sering disebut dengan speed  '    
sensorlees control atau pengaturan putaran V dr   (   r ) LM pLM  (   r ) L' r R ' r  pL' r  i ' dr 

motor tanpa sensor kecepatan . Observer (3)


berfungsi untuk mengamati besar torka, fluks Dengan
dan sudut motor sebagai nilai estimasi masing- Ls  Lls  Lm
masing besaran [10].
L' r  L' lr  Lm
Sasaran penelitian ini adalah mengembangkan
metode pengaturan kecepatan motor induksi 3 Torka elektromagnetik motor induksi dapat
HP/2,4 kW, 380 volt dan 50 hertz tanpa sensor ditentukan dengan :
3 P
kecepatan yang dikemudikan melalui Space Te  ( )( )( ds i qs   qs i ds ) (4)
Vector Pulse-Width Modulation (SVPWM) 2 2
inverter, dengan kontroler fuzzy logic berbasis
Direct Torque Control (DTC) digunakan Persamaan dinamis dari mesin induksi
untuk menggerakan mobil listrik (electrical dinyatakan oleh
vehicle). 2 J d r (5)
Te  TL 
P dt
2. Model Motor Induksi Tiga Fasa Dengan :
TL adalah torka beban
Secara konvensional untuk menganalisa model Te adalah torka elektromagnetik
motor induksi tiga fasa dikembangkan J adalah momen inersia (kg.m2)
berdasarkan model trafo, dengan P adalah jumlah kutub
mengasumsikan tegangan sumber adalah  r adalah kecepatan angular rotor (rad/dt)
sinusoidal dan kondisi steady state. Dalam
Diagram dari model motor induksi dapat
operasi riil ditemui permasalahan tegangan
ditunjukkan pada Gambar 1.
sumber yang tidak sinusoidal dan ada rs ds L’lr -
perubahan beban. Karena itu dibutuhkan + Lls - + r'r
+ +
model lain yang lebih fleksibel untuk iqs (   r ) 'dr
menganalisis motor induksi. Model motor i'qr
Vqs LM V’qr
induksi dalam koordinat d-q-n digunakan
untuk menganalisis motor dan lebih - -
fleksibel[11]. Persamaan tegangan motor qs
induksi dengan tegangan simetri dalam rs + Lls - L’lr + - r'r
+ +
koordinat d-q-n dinyatakan oleh. (   r ) 'qr
ids
i'dr
Vds LM V’dr
vqs  rsiqs  ds  pqs
v ds  rs i ds   qs  p ds - -
Gambar 1. Rangkaian Ekivalen dq Dari
v ' qr  r ' r i ' qr  (  r )' dr  p' qr MotorInduksiTiga Fasa
v ' dr  r ' r i ' dr  (   r )' qr  p' dr (1) 3. TeknikSpace Vector Pulse-Width
Fluksi yang tercakup dalam kumparan adalah: Modulation (SVPWM)
Space vector modulation (SVM) adalah teknik
ds  Lls ids  LM (ids  i ' dr ) (2)
modulasi yang dikembangkan melaui space
' qr  L' lr i ' qr  LM (iqs  i ' qr ) vector (vektor ruang) yang akan menjadi
tegangan acuan dengan periode sampling

138 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

tertentu ke inverter. Dengan menggunakan dua Karena kombinasi v0(000) dan v7(111) pada
tegangan acuan yaitu vd ,vq dan sudut. Teknik Tabel 1 mempunyai teganganoutput
SVPWM dapat digunakan untuk samadengan nol, maka tinggal 6 (enam)
membangkitkan pola pensaklaran inverter 3 vektor tegangan yang akan membentuk persegi
fasa jenis sumber tegangan(VSI). Bila enam dan mempunyai panjang rusuk masing-
tegangan acuan 3 fasa diberikan dalam bentuk masing sebesar 2 3 Vdc sesuai dengan
va,vbdan vc maka diperlukan transformasi dari persamaan (8). Jika dilihat dari salah satu
3-fasa ke 2-fasa. Space vector dengan segitiga yang terbentuk, akan terlihat menjadi
persamaan 3-fasa dapat dinyatakan dengan segitiga sama kaki dengan garis tinggi sebesar
xa(t), xb(t) dan xc(t) yang masing-masing
1 3 Vdc . Untuk merealisasikan SVPWM
mempunyai pergeseran fasa sebesar 1200[12].
melalui beberapa langkah berikut:
a. Menetukan tegangan Vd,Vq,Vref dan sudut 
Pernyataan dalam vektor terdapat pada
b. Menentukan lama waktu penyalaan saklar
persamaan (6), (7) dan (8).
denganT1, T2 dan T0
x
2
3
 
xa (t )  axb (t )  a 2 xc (t ) (6)
c. Menentukan lama pensaklaran masing-
masing transistor (S1-S6)
2
j 2 2
ae 3
 cos( )  j sin( ) Langkah pertama adalah menentukan
3 3
transformasi dari 3 fasa ke 2 fasa dengan
=0,5+j0,8667 (7) transformasi sebagai berikut:
4
j 4 4
a2  e 3
 cos( )  j sin( ) Vd  Van  Vbn cos 60  Vcn cos 60
3 3 (11)
1 1
=-0,5-j0,8667 (8) Vd  Van  Vbn  Vcn
2 2
Fungsi x dapat berupa fungsi tegangan, arus Vq  Van  Vbn cos 30  Vcn cos 30
atau fluks dan tidak harus dalam bentuk fungsi
3 3
sinusoida.Bila x sebagai fungsi tegangan, Vd  0  Vbn  Vcn
maka persamaan tegangan dapat diberikan 2 2
dengan persamaan (9). Persamaan (10) dapat dibentuk dalam
v a (t )  V m sin(t )  x a t   persamaan matrik seperti persamaan (12), (13)

v b (t )  V m sin(t  120)  x b t  (9)
:
v c (t )  V m sin(t  120)  x c t 
  1 1  V 
Vd  2 1  
2  V 
a
2
V    3 3   b 
Tabel 1. Kombinasi Posisi Saklar Sa, Sb Dan Sc  q  3 0   V 
Pada Inverter  2 2  c 
VektorTegangan
v0
Sa
0
Sb
0
Sc
0
Vref  Vd2  Vq2 (12)
v1 1 0 0
v2 1 1 0  Vq
v3 0 1 0   tan 1    s t  2f s t (13)
v4 0 1 1  Vd 
v5 0 0 1 Dengan fs adalah frekuensi dasar, untuk
v6 1 0 1 menentukan lama waktu pensaklaran T1, T2dan
v7 1 1 1 T0 adalah melalui persamaan (14) dan (15).
T 1T 2
 Vref dt   V1 dt   V2 dt   V0 dt (14)
Tz T1 Tz

T 1T 2
Sehingga dalam bentuk persamaan space 0 0 T1

vector untuk persamaan (10) jumlah tegangan Dengan Vo  0 , sehingga


menjadi:
Tz .Vref  T1V1  T2V2

v
2
3

va (t )  avb (t )  a 2vc (t ) (10) 
139 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

cos  2 1 2 cos 3


 T1 Vdc    T2 Vdc 
   (15) 4. Model Fuzzy Logic Controller (FLC)
Tz .Vref  
 sin   3 0  3  sin 
 3
  A. Model Motor Induksi tiga fasa
d ia 1
Dengan nilai 0≤≤600, maka nilai T1, T2 dan Demux ia
q ib 2
T0 adalah sebagai berikut: ib
[theta_da] theta_da ic 3

 (16) T
ic

sin    sin   (17)


1 dq --> abc

 Tz .a.
va a
T1  Tz .a. 3
sin  sin 
2 2 b
vs_dq vs_dq -K-
vb
3 3 c fl_rd
3 1
theta_da is_dq -K-
vc is_dq fl_s_dq Demux s
abc --> dq K*u Demux

4. Fuzzy Logic Controller (FLC)


theta_da
irdq
lambda --> i
Wd
1 inv[M]
[theta_da]
s 0 -K-
Terminator WdA
FLC digunakan untuk estimasi dan kontrol stator_flux
fl_rq

kecepatan motor, sehingga didapatkan respon


dinamis yang akurat. FLC digunakan untuk
estimasi kecepatan motor dengan masukan 4
Wmech
p/2
Wm
-K-
Torque
4

perubahan putaran dan putaran estimasi. Hasil Tem

dari FLC adalah Torka referensi untuk Gambar 3. Model Motor Induksi Tiga Fasa
mendapatkan respon kecepatan yang
bervariasi. Dari Gambar 3 terlihat bahwa blok fluk stator
(model fluks stator) dan model transformasi
Fuzzy logic controller sebagai error abc ke sumbu d-q atau sebaliknya dapat
kompensator merupakan kontroler yang diperlihatkan pada Gambar 4,5, dan 6.
tersusun atas aturan-aturan kontroler yang
ditentukan berdasarkan pengetahuan,
pengamatan, dan pengenalan respon dari objek
yang akan dikendalikan.

5. Model Sistem Pengaturan Kepatan


Motor Induksi

Vd Gambar 4. Model Fluks Stator Motor


mech
*
Te* 1
 
Tabel Vektor

FLC 0
Tegangan

-1
Inverter
mech Te
1
*s 1 s a
s  0
-1 f(u)
 2
s
Estimator

b vsd 1
DTC

3 vs_dq
c f(u)
MI 4 vsq Eq. 3-8
3
theta_da
Gambar 2. Blok Diagram Pemodelan Sistem
Gambar 5. Transformasi Besaran Sumbuabc ke dq
Dari Gambar 2 secara keseluruhandapat dibagi
dalam beberapa blok:
1. Model motor induksi tiga fasa
2. Model rangkaian inverter 3 fasa
3. Model estimator Direct Torque
Control(DTC)

140 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

 mech _ estm  Fuzzyfikasi


i
 mech _ Est
sqrt(2/3)*(cos(u(3))*u(1)-sin(u(3))*u(2)) 1

a 
1 ia 1 System
d Inferensi Defuzzyfikasi T*
Z
sqrt(2/3)*(cos(u(3)+4*pi/3)*u(1)-sin(u(3)+4*pi/3)*u(2)) 2i
2
q
Fuzzy
b
theta_da
3 ib  * mech Fuzzyfikasi
i  * mech
sqrt(2/3)*(cos(u(3)+2*pi/3)*u(1)-sin(u(3)+2*pi/3)*u(2)) 3
c Gambar 9. Model Fuzzy Logic Controller
ic
Gambar 6. Transformasi Besaran Sumbudq ke abc Proses pertama didalam FLC adalah
fuzzyfikasi setiap inputFLC dari proses ini
B. Model Rangkaian Inverter didapatkan nilai fungsi keanggotaan dari tiap
Model simulasi rangkaian inverter ditunjukkan himpunan fuzzy yang ada untuk tiap input,
pada Gambar 7 dengan input sinyal dari qa, qb setelah semua input telah melalui proses
dan qc untuk mengaktifkan kombinasi saklar fuzzyfikasi maka untuk mengambil suatu
inverter sehingga menghasilkan sinyal va, vb keputusan dari hasil fuzzyfikasi akan
dan vc. dimasukkan kedalam sistem pengambil
keputusan yang lebih dikenal dengan aturan-
aturan dasar (rule base). Setelah keputusan
telah diambil adalah proses selanjutnya adalah
melakukan proses defuzzyfikasi. Proses
defuzzifikasi adalah proses pemetaan dari hasil
aksi kontrol inferensi fuzzy. Tujuan dari
defuzzifikasi adalah untuk menghasilkan aksi
kontrol non fuzzy (crisp)yang mewakili
distribusi kemungkinan dari hasil kontrol
Gambar 7. Model Simulasi Rangkaian Inverter inferensi fuzzy.

C. ModelEstimator DTC 6. Hasil Simulasi Dan Analisa


Sinyal tegangan v_abc dan arus i_abc dari Melakukan peniruan dari keadaan riil suatu
stator dengan besaran 3 fasa sistem disebut dengan melakukan simulasi.
ditransformasikan menjadi besaran 2 fasa Kemiripan hasil simulasi dengan sistem yang
sebenarnya sangat tergantung dari model
pada sumbu-d dan sumbu-q, kemudian
matematik yang digunakan. Simulasi program
digunakan untuk menghitung fluk stator dilakukan dengan menggunakan fasilitas
(fl_s_est), sector, torka (Tem_est), dan simulink pada Mathlab.
putaran (Wmech_est) estimasi seperti
ditunjukkan pada Gambar 8. Pada simulasi pengaturan putaran motor motor
Pers. 8-2 induksi tiga fasa ini akan dilakukan dengan uji
1
v_abc
abc alfabeta
K Ts fl_s_ab
z-1
sqrt(u(1)*u(1)+u(2)*u(2))*sqrt(3/2)
fl_s
1
fl_s_est
pada kondisi start, putaran referensi turun 50%
Zero-Order Discrete-Time
Hold1 Integrator atan2(u(2),u(1)) ang_fl_s ang_fl_s sector 2
Sector
dan beban turun 50%. Hal ini difungsikan
-K-
fl_r_ab f(u)
Tem
3 angle to sector no. untuk melihat performa dari motor induksi
Tem_est

2 abc alfabeta Rs
Lr/Lm
Pers.8-8
Pers. 8A-5
Pers. 8-15
apabila terjadi setting putaran turun dan beban
Wslip_elec
i_abc
Zero-Order
Hold2
fl_r_ab
f(u)
fl_r^2 -K-
turun dan kenaikan beban.
-K-
Wm_est
Ls*sigma atan2(u(2),u(1)) theta_r Wr_elec (2/p) 4
Wmech_est
Zero-Order
Hold3 Pers. 8-12
Disamping menggunakan kontrol fuzzy logic
berbasis DTC akan dilakukan puladengan
kontrol PI untuk melihatperforma putaran
Fluks Stator

Gambar 8. Estimator Fluk, Torka , Putaran Dan


motor induksi tiga fasa. Data teknis dari motor
induksi tiga fasa untuk simulasi dalam
Sudut
penelitian ini dapat ditunjukkan pada Tabel 2.
D. Model Fuzzy Logic Controller (FLC)
Tabel 2. Data Teknik Motor Induksi Tiga Fasa

141 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

Daya (P) 3 HP/2.4 kW Respon Kecepatan


160

Tegangan (V) 380 V(L-L,rms)


140

Frekuensi (f) 50 Hz
120
Fasa (F) 3

Kecepatan (rad/detik)
100
Jumlah kutub (p) 4
80
Arus beban penuh (I) 4A
1,77 
60
Tahanan stator (Rs)
1,34 
40
Tahanan rotor (Rr)
5,25 
20
Reaktansi stator (Xs)
Reaktansi rotor (Xr) 4,75  0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sampling Time 5
x 10
Reaktansi gandeng (Xm) 1,39 
Gambar 12. Putaran Saat Beban Turun 50%
Slip beban penuh (s) 1,72 %
Momen enersia motor 0,025kg.m2 Torka Elektromagnetik
22
(J)
20

Respon kecepatan 18
160
16

140 14
Torka (Nm)

120 12

10
Kecepatan (rad/sec)

100
8
80
6

60 4

2
40 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Sampling Time 4
x 10
20
Gambar 13. Torka Elektromagnetik Motor Pada
0 Saat Start
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Sampling Time 5
x 10

Gambar 10. Putaran Motor Induksi Pada Saat Start Torka elektromagnetik motor dapat
ditunjukkan pada gambar 13 pada kondisi
Respon Kecepatan
start, akan stabil setelah 0,8 detik.Torka
160
elektromagnetik motor pada saat t=0,5 detik
140 terjadi putaran referensi turun 50%, akan stabil
120
setelah 0.12 detik. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 14.
Kecepatan (rad/detik)

100

80
Torka Elektromagnetik
25
60
20
40
15
20
10
0
Torka (Nm)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5
Sampling Time 5
x 10
0
Gambar 11. Putaran Pada Saat Referensi Turun
50% -5

-10

-15

-20
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Sampling Time 4
x 10

142 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

Gambar 14. Torka Elektromagnetik Motor kecepatan referensi diturunkan 50 % sebesar


74,51 rad/detik dan angka 3 menunjukkan
25
Torka Elektromagnetik hasil simulasi motor pada diberi beban
diturunkan 50 % sebesar 6,32 Nm dengan
20 kecepatan referensi sebesar 149,02 rad/detik.

15
7. Kesimpulan
Torka (Nm)

10 Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut :
5
1. Pada saat start motor dengan beban 12,64
N-m dan putaran nominal 149.02 rad/detik
0
terjadi overshoot 2,67 %, rise time 0,025
-5
detik dan settling time 0,2 detik.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Sampling Time 4
x 10
2. Pada saat motor terjadi perubahan
referensi putaran menjadi 74.51 rad/detik
Gambar 15. Torka elektromagnetik motor saat
beban turun 50% putaran referensi turun 50% dengan beban 12,64 N-m terjadi overshoot
94,6 %, rise time 0.018 detik dan settling
time 0.325 detik.
Torka elektromagnetik dapat dilihat pada
3. Pada saat motor terjadi penurunan beban
gambar 15 pada kondisi beban turun 50% akan
dari 12,64 N-m menjadi 6,32 N-m maka
stabil setelah 0,05 detik.
terjadi overshoot 7,37 %,rise time 0.02
detik dan settling time 0,15 detik.
Untuk melihat performansi putaran motor
induksi tiga fasa, hasil pengaturan kecepatan
Dengan membandingkan kontroler PI dengan
motor induksi tiga fasa menggunakan Direct
FLC, maka hasil untuk parameter overshoot,
Torque Control dengan kontroler Fuzzy Logic
rise time, settling time dan peak time kontroler
dan PI dapat ditabelkan menjadi satu untuk
dengan Fuzzy Logic lebih baik dibanding
ketiga percobaan seperti pada Tabel 3.
dengan kontroler PI.
Tabel. 3 Perbandingan Kontroler Fuzzy Logic
Dengan Kontroler PI DAFTAR PUSTAKA
Perform PI FLC [1] Soebagio, [2006], ”Model mesin AC
ansi 1 2 3 1 2 3 pada koordinat d-q-n”, Materi Mesin
Over Listrik Lanjut, ITS.
shoot 27.5 161,7 30,85 2,67 94,6 3,37
(%) [2] D. Casadei, Giovanni Serra,[2002], ”
Rise FOC and DTC: two variable scheme for
time 0,035 0,025 0,037 0.025 0.018 0.02
induction motors torque control”,
(sec)
Trans. On Power Electronics, Vol. 17,
Settling
No. 5.
Time 0,425 0,45 0,435 0.2 0.325 0.15
(sec)
Peak
[3] I. Takahashi, T. Noguchi, [1996], ”A
Time 0,022 0,026 0,025 0.052 0.025 0.05 new quick-response and high-efficiency
(sec) control strategy of an induction motor”,
Peak IEEE, Tran. Ind. Appl, IA-22(5): 820-
195 195 195 155 155 160 827.
(rad/sec)

Pada kolom PI dan FLC angka 1 menunjukkan [4] D. Casadei, G. Serra, A. Tani, and
hasil simulasi motor pada saat start diberi L.Zarri, [2006], “Assessment of direct
beban sebesar 12,64 Nm dengan kecepatan torque control for induction motor
referensi 149,02 rad/detik, angka 2 drives”, Buletin of the Polish academy
menunjukkan hasil simulasi motor pada saat of science tech. sciences, vol. 54, No.3.
start diberi beban sebesar 12,64 Nm dengan

143 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015

[5] H. Tajima andY. Hori, [1993], “Speed [11] Ned mohan,[2001], ” Advance electric
sensorless field oriented control of drives analysis, control andmodeling
induction motor”,IEEE Trans. Ind. using simulink”, MNPERE,
Appli., vol. 29, pp. 175–180. Minneapolis.

[6] A. Damiano, P.Vas etal, [1997], [12] Bimal K. Bose, [2002], “Modern Power
“Comparison of speed sensorless DTC Electronics and AC drives”, Prentice
induction motor drives”, in Proc. PCIM, Hall PTR.
Nuremberg, Germany, pp. 1-11.
[13] Petar R. Matic, Branko D. Blanus,
[7] Jawad Faiz, Mohammad Bagher Bannae Slobodan N Vukosavic, [2003], “A
Sharifian, Ali Keyhani, Amulin Bogda novel direct torque control and flux
Proca, [2003], “ Sensorless Direct control algorithm for the induction
Torque Control of Induction Motors motor”,IEEE.
Used in Electric Vehicle,”IEEE
Transaction on Energy Conversion, [14] Pradeep Chatterjee, B.M.Karan, P.K.
vol.18. Sinha, [2007], ”Fuzzy Control of
Induction Motor with Reduced Rule
[8] Nuno M.Silva, Antonio P, Martin, Base”Serbian Journal of Electrical
Adriano S.Carvalho, [2002], ”Torque Engineering, Vol 4, No.2, 147-159.
And Speed Modes Simulation of A
DTC-Controlled Induction Motor”, [15] Riad Toufouti, Salima Meziane, Hocine
Proceeding of the 10th Mediterranean Benalla, [2007], ”Direct Torque Control
Conference on Control and Automation- Strategi of Induction Motor”, Acta
MED 2002 Lisbon, Portugal. Electrotechnica et Informatica No.1,
Vol.7.
[9] P. Tiitinen, P. Pohkalainen, J. Lalu,
[1995], ”The next generation motor [16] Riad Toufouti, Salima Meziane, Hocine
control method : Direct torque control Benalla, [2007], ”Direct Torque Control
(DTC),”EPEJ, vol.5, pp.14-18. for Induction Motors Based on Discrete
Space Vector Modulation”,
[10] Ned Mohan, [2003], ” Electric drives International Journal of Applied
an integrated approach”, MNPERE, Engineering Research ISSN 0973-562
Minneapolis. Volume 2, Number 3, pp.453-466

144 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai