Endro Wahjono
Jurusan Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
E-mail :endro@pens.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini mengobservasi suatu metode pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa sebagai
penggerak mobil listrik menggunakan Direct torque Control (DTC) . Respon kecepatan dari sistem
diperbaiki dengan Fuzzy Logic Control (FLC). Hasil dari observasi dibandingkan dengan sistem yang
dikontrol oleh kontroler PI. Hasil simulasi dengan simulink menunjukkan bahwa dengan kontroler Fuzzy
Logic berbasis Direct Torque Control memberikan respon yang lebih baik dari kontroler PI. Hal ini
ditunjukkan pada saat terjadi overshoot 2,67%, rise time 0.025 detik dan setling time 0.2 detik,
sedangkan pada kontroler PI saat terjadi overshoot 27,5%, rise time 0.035 detik dan setling time 0.425
detik, untuk kecepatan referensi motor 149,02 rad/detik dan torka beban 12,64 Nm. Dari hasil simulasi
terbukti menggunakan kontroler Fuzzy Logic berbasis Direct Torque Control respon kecepatan motor
induksi tiga fasa menjadi lebih baik.
Kata kunci : DTC, motor induksi, fuzzy logic controller.
ABSTRACT
This research is to investigate a three phase induction motor speed control method as a electric vehicle
drive using Direct Torque Control (DTC). Speed response of the system is improved by Fuzzy Logic
Control (FLC). The result of this method is compared to PI controller system. Simulink simulation shows
that the system using Fuzzy Logic Control base on Direct Torque Control runs better than PI controller.
This advantage is shown by simulation result, an overshoot 2,67%, rise time 0.025 second, settling time
0.2 second, inspite of PI overshoot 27,5%, rise time 0,035 second and settling time 0,425 second using
motor reference speed at 149,02 rad/sec and load torque at 12,64 Nm. By Simulink simulation proved
that speed response of three phase induction motor using Fuzzy Logic Control base on Direct Torque
Control is better than PI controller.
KeyWords :DTC, induction motor, fuzzy logic controller.
136 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
137 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
seringkali letak dari sensor terlalu jauh dari ' dr L' lr i ' dr LM (ids i ' dr )
sistem kontrol dan hasil pembacaan sensor
banyak terdistorsi sehingga hasil pembacaan
Persamaan-persamaan diatas dapat dinyatakan
belum mencerminkan nilai putaran. Untuk
dalam bentuk matriks berikut :
menanggulangi masalah tersebut diperlukan
suatu observer untuk membaca parameter arus,
Vqs rs pLs Ls pLM LM iqs
tagangan motor, tegangan dc, sudut V L
r pL L pLm ids
penyulutan guna mengestimasi putaran. Cara ds s s s m
.
V qr pLM
'
( r ) LM r r pL r ( r ) L' r i ' qr
' '
ini yang sering disebut dengan speed '
sensorlees control atau pengaturan putaran V dr ( r ) LM pLM ( r ) L' r R ' r pL' r i ' dr
138 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
tertentu ke inverter. Dengan menggunakan dua Karena kombinasi v0(000) dan v7(111) pada
tegangan acuan yaitu vd ,vq dan sudut. Teknik Tabel 1 mempunyai teganganoutput
SVPWM dapat digunakan untuk samadengan nol, maka tinggal 6 (enam)
membangkitkan pola pensaklaran inverter 3 vektor tegangan yang akan membentuk persegi
fasa jenis sumber tegangan(VSI). Bila enam dan mempunyai panjang rusuk masing-
tegangan acuan 3 fasa diberikan dalam bentuk masing sebesar 2 3 Vdc sesuai dengan
va,vbdan vc maka diperlukan transformasi dari persamaan (8). Jika dilihat dari salah satu
3-fasa ke 2-fasa. Space vector dengan segitiga yang terbentuk, akan terlihat menjadi
persamaan 3-fasa dapat dinyatakan dengan segitiga sama kaki dengan garis tinggi sebesar
xa(t), xb(t) dan xc(t) yang masing-masing
1 3 Vdc . Untuk merealisasikan SVPWM
mempunyai pergeseran fasa sebesar 1200[12].
melalui beberapa langkah berikut:
a. Menetukan tegangan Vd,Vq,Vref dan sudut
Pernyataan dalam vektor terdapat pada
b. Menentukan lama waktu penyalaan saklar
persamaan (6), (7) dan (8).
denganT1, T2 dan T0
x
2
3
xa (t ) axb (t ) a 2 xc (t ) (6)
c. Menentukan lama pensaklaran masing-
masing transistor (S1-S6)
2
j 2 2
ae 3
cos( ) j sin( ) Langkah pertama adalah menentukan
3 3
transformasi dari 3 fasa ke 2 fasa dengan
=0,5+j0,8667 (7) transformasi sebagai berikut:
4
j 4 4
a2 e 3
cos( ) j sin( ) Vd Van Vbn cos 60 Vcn cos 60
3 3 (11)
1 1
=-0,5-j0,8667 (8) Vd Van Vbn Vcn
2 2
Fungsi x dapat berupa fungsi tegangan, arus Vq Van Vbn cos 30 Vcn cos 30
atau fluks dan tidak harus dalam bentuk fungsi
3 3
sinusoida.Bila x sebagai fungsi tegangan, Vd 0 Vbn Vcn
maka persamaan tegangan dapat diberikan 2 2
dengan persamaan (9). Persamaan (10) dapat dibentuk dalam
v a (t ) V m sin(t ) x a t persamaan matrik seperti persamaan (12), (13)
v b (t ) V m sin(t 120) x b t (9)
:
v c (t ) V m sin(t 120) x c t
1 1 V
Vd 2 1
2 V
a
2
V 3 3 b
Tabel 1. Kombinasi Posisi Saklar Sa, Sb Dan Sc q 3 0 V
Pada Inverter 2 2 c
VektorTegangan
v0
Sa
0
Sb
0
Sc
0
Vref Vd2 Vq2 (12)
v1 1 0 0
v2 1 1 0 Vq
v3 0 1 0 tan 1 s t 2f s t (13)
v4 0 1 1 Vd
v5 0 0 1 Dengan fs adalah frekuensi dasar, untuk
v6 1 0 1 menentukan lama waktu pensaklaran T1, T2dan
v7 1 1 1 T0 adalah melalui persamaan (14) dan (15).
T 1T 2
Vref dt V1 dt V2 dt V0 dt (14)
Tz T1 Tz
T 1T 2
Sehingga dalam bentuk persamaan space 0 0 T1
v
2
3
va (t ) avb (t ) a 2vc (t ) (10)
139 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
(16) T
ic
Tz .a.
va a
T1 Tz .a. 3
sin sin
2 2 b
vs_dq vs_dq -K-
vb
3 3 c fl_rd
3 1
theta_da is_dq -K-
vc is_dq fl_s_dq Demux s
abc --> dq K*u Demux
dari FLC adalah Torka referensi untuk Gambar 3. Model Motor Induksi Tiga Fasa
mendapatkan respon kecepatan yang
bervariasi. Dari Gambar 3 terlihat bahwa blok fluk stator
(model fluks stator) dan model transformasi
Fuzzy logic controller sebagai error abc ke sumbu d-q atau sebaliknya dapat
kompensator merupakan kontroler yang diperlihatkan pada Gambar 4,5, dan 6.
tersusun atas aturan-aturan kontroler yang
ditentukan berdasarkan pengetahuan,
pengamatan, dan pengenalan respon dari objek
yang akan dikendalikan.
FLC 0
Tegangan
-1
Inverter
mech Te
1
*s 1 s a
s 0
-1 f(u)
2
s
Estimator
b vsd 1
DTC
3 vs_dq
c f(u)
MI 4 vsq Eq. 3-8
3
theta_da
Gambar 2. Blok Diagram Pemodelan Sistem
Gambar 5. Transformasi Besaran Sumbuabc ke dq
Dari Gambar 2 secara keseluruhandapat dibagi
dalam beberapa blok:
1. Model motor induksi tiga fasa
2. Model rangkaian inverter 3 fasa
3. Model estimator Direct Torque
Control(DTC)
140 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
a
1 ia 1 System
d Inferensi Defuzzyfikasi T*
Z
sqrt(2/3)*(cos(u(3)+4*pi/3)*u(1)-sin(u(3)+4*pi/3)*u(2)) 2i
2
q
Fuzzy
b
theta_da
3 ib * mech Fuzzyfikasi
i * mech
sqrt(2/3)*(cos(u(3)+2*pi/3)*u(1)-sin(u(3)+2*pi/3)*u(2)) 3
c Gambar 9. Model Fuzzy Logic Controller
ic
Gambar 6. Transformasi Besaran Sumbudq ke abc Proses pertama didalam FLC adalah
fuzzyfikasi setiap inputFLC dari proses ini
B. Model Rangkaian Inverter didapatkan nilai fungsi keanggotaan dari tiap
Model simulasi rangkaian inverter ditunjukkan himpunan fuzzy yang ada untuk tiap input,
pada Gambar 7 dengan input sinyal dari qa, qb setelah semua input telah melalui proses
dan qc untuk mengaktifkan kombinasi saklar fuzzyfikasi maka untuk mengambil suatu
inverter sehingga menghasilkan sinyal va, vb keputusan dari hasil fuzzyfikasi akan
dan vc. dimasukkan kedalam sistem pengambil
keputusan yang lebih dikenal dengan aturan-
aturan dasar (rule base). Setelah keputusan
telah diambil adalah proses selanjutnya adalah
melakukan proses defuzzyfikasi. Proses
defuzzifikasi adalah proses pemetaan dari hasil
aksi kontrol inferensi fuzzy. Tujuan dari
defuzzifikasi adalah untuk menghasilkan aksi
kontrol non fuzzy (crisp)yang mewakili
distribusi kemungkinan dari hasil kontrol
Gambar 7. Model Simulasi Rangkaian Inverter inferensi fuzzy.
2 abc alfabeta Rs
Lr/Lm
Pers.8-8
Pers. 8A-5
Pers. 8-15
apabila terjadi setting putaran turun dan beban
Wslip_elec
i_abc
Zero-Order
Hold2
fl_r_ab
f(u)
fl_r^2 -K-
turun dan kenaikan beban.
-K-
Wm_est
Ls*sigma atan2(u(2),u(1)) theta_r Wr_elec (2/p) 4
Wmech_est
Zero-Order
Hold3 Pers. 8-12
Disamping menggunakan kontrol fuzzy logic
berbasis DTC akan dilakukan puladengan
kontrol PI untuk melihatperforma putaran
Fluks Stator
141 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
Frekuensi (f) 50 Hz
120
Fasa (F) 3
Kecepatan (rad/detik)
100
Jumlah kutub (p) 4
80
Arus beban penuh (I) 4A
1,77
60
Tahanan stator (Rs)
1,34
40
Tahanan rotor (Rr)
5,25
20
Reaktansi stator (Xs)
Reaktansi rotor (Xr) 4,75 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sampling Time 5
x 10
Reaktansi gandeng (Xm) 1,39
Gambar 12. Putaran Saat Beban Turun 50%
Slip beban penuh (s) 1,72 %
Momen enersia motor 0,025kg.m2 Torka Elektromagnetik
22
(J)
20
Respon kecepatan 18
160
16
140 14
Torka (Nm)
120 12
10
Kecepatan (rad/sec)
100
8
80
6
60 4
2
40 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Sampling Time 4
x 10
20
Gambar 13. Torka Elektromagnetik Motor Pada
0 Saat Start
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Sampling Time 5
x 10
Gambar 10. Putaran Motor Induksi Pada Saat Start Torka elektromagnetik motor dapat
ditunjukkan pada gambar 13 pada kondisi
Respon Kecepatan
start, akan stabil setelah 0,8 detik.Torka
160
elektromagnetik motor pada saat t=0,5 detik
140 terjadi putaran referensi turun 50%, akan stabil
120
setelah 0.12 detik. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 14.
Kecepatan (rad/detik)
100
80
Torka Elektromagnetik
25
60
20
40
15
20
10
0
Torka (Nm)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5
Sampling Time 5
x 10
0
Gambar 11. Putaran Pada Saat Referensi Turun
50% -5
-10
-15
-20
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Sampling Time 4
x 10
142 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
15
7. Kesimpulan
Torka (Nm)
Pada kolom PI dan FLC angka 1 menunjukkan [4] D. Casadei, G. Serra, A. Tani, and
hasil simulasi motor pada saat start diberi L.Zarri, [2006], “Assessment of direct
beban sebesar 12,64 Nm dengan kecepatan torque control for induction motor
referensi 149,02 rad/detik, angka 2 drives”, Buletin of the Polish academy
menunjukkan hasil simulasi motor pada saat of science tech. sciences, vol. 54, No.3.
start diberi beban sebesar 12,64 Nm dengan
143 | P a g e
Jurnal Ilmiah Mikrotek Vol. 1, No.3 2015
[5] H. Tajima andY. Hori, [1993], “Speed [11] Ned mohan,[2001], ” Advance electric
sensorless field oriented control of drives analysis, control andmodeling
induction motor”,IEEE Trans. Ind. using simulink”, MNPERE,
Appli., vol. 29, pp. 175–180. Minneapolis.
[6] A. Damiano, P.Vas etal, [1997], [12] Bimal K. Bose, [2002], “Modern Power
“Comparison of speed sensorless DTC Electronics and AC drives”, Prentice
induction motor drives”, in Proc. PCIM, Hall PTR.
Nuremberg, Germany, pp. 1-11.
[13] Petar R. Matic, Branko D. Blanus,
[7] Jawad Faiz, Mohammad Bagher Bannae Slobodan N Vukosavic, [2003], “A
Sharifian, Ali Keyhani, Amulin Bogda novel direct torque control and flux
Proca, [2003], “ Sensorless Direct control algorithm for the induction
Torque Control of Induction Motors motor”,IEEE.
Used in Electric Vehicle,”IEEE
Transaction on Energy Conversion, [14] Pradeep Chatterjee, B.M.Karan, P.K.
vol.18. Sinha, [2007], ”Fuzzy Control of
Induction Motor with Reduced Rule
[8] Nuno M.Silva, Antonio P, Martin, Base”Serbian Journal of Electrical
Adriano S.Carvalho, [2002], ”Torque Engineering, Vol 4, No.2, 147-159.
And Speed Modes Simulation of A
DTC-Controlled Induction Motor”, [15] Riad Toufouti, Salima Meziane, Hocine
Proceeding of the 10th Mediterranean Benalla, [2007], ”Direct Torque Control
Conference on Control and Automation- Strategi of Induction Motor”, Acta
MED 2002 Lisbon, Portugal. Electrotechnica et Informatica No.1,
Vol.7.
[9] P. Tiitinen, P. Pohkalainen, J. Lalu,
[1995], ”The next generation motor [16] Riad Toufouti, Salima Meziane, Hocine
control method : Direct torque control Benalla, [2007], ”Direct Torque Control
(DTC),”EPEJ, vol.5, pp.14-18. for Induction Motors Based on Discrete
Space Vector Modulation”,
[10] Ned Mohan, [2003], ” Electric drives International Journal of Applied
an integrated approach”, MNPERE, Engineering Research ISSN 0973-562
Minneapolis. Volume 2, Number 3, pp.453-466
144 | P a g e