Abstrak—Pada praktikum modul kedua ini tentang start. Oleh karena itu ada beberapa cara yang dapat
mengendalikan kecepatan motor DC menggunakan QNET dilakukan sebagai upaya mengatur putaran motor
dan dengan simulasi yang dilakukan pada PC dan
dilakukan 6 percobaan yaitu bump test, model validation
DC tersebut dengan memiliki kontrol PID. Kontrol
control PI, set point weight, dan menggunakan sinyal PID adalah suatu teknik kontrol yang sering
segitiga. Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil digunakan pada rekayasa kontrol yaitu proposional,
bentuk sinyal grafik yang ditampilkan pada layar pc serta derivati dan integral.banyak pengaplikasian yang
terapat nilai yang dapat dihitung serta dianalisis maupun membutuhkan sebuah rentang kecepatan yang stabil
diuji data terebut sehingga mendapatkan beberapa
parameter kemudian yang berpengaruh pada hasil
dan lebar dari nilai referensi (setpoint), sehingga
pemodelan sistem amplitude, offset, frekuensi, bsp, ki dan diperlukan data yang dapat dibandingkan pada nilai
kp dari perubahan kecil pada parameter ini maka akan respon sistem kecepatan motor DC ini.
dapat mengubah kecepatan dan bentuk sinyal.
Adapun tujuan dari percobaan modul IV ini adalah:
Kata Kunci—Motor DC, Kendali,PID,P,PI
1. Memahami sistem dan komponen sistem
QNET DC Motor Control Trainer (DCMCT)
I. PENDAHULUAN 2. Memahami macam - macam parameter
dalam suatu fungsi alih pada sistem kendali
Motor DC merupakan motor yang cukup mudah
3. Mendapatkan nilai parameter model sistem
dipergunakan sehingga motor DC sering dipakai
kendali melalui Bump Test.
untuk berbagai keperluan seperti peralatan industri
4. Memahami model rangkaian kendali motor
maupun rumah tangga. Namun pada penerapannya,
DC menggunakan pengontrol PI.
kecepatan pada motor DC seringkali menurun dan
5. Mendesain sistem kendali motor DC
tidak sesuai yang dibutuhkan dikarenakan adanya
menggunakan pengontrol PI dengan
beban sehingga mengakibatkan kecepatan yang bisa
spesifikasi tertentu.
dikendalikan. Sistem kendali yang diterapkan guna
6. Memahami macam – macam parameter
mengendalikan kecepaatan putaran motor DC yang
model sistem dan pengaruhnya terhadap
salah satunya yaitu sistem kendali kecepatan dengan
kecepatan motor.
PID tunggal. Sistem kendali tersebut berkerja dengan
melakukan perhitungan berdasarkan variabel kendali
dari Kp, Kd dan Ki untuk mencapai sebuah kondisi
II. LANDASAN TEORI
yang sesuai dengan set point yang diinginkan. Sistem
kendali tersebut harus mampu menghasilkan
A. Bump Test
keluaran yang baik pada kecepatan putar motor DC.
Dalam menggunakan motor diharapkan putaran
Bump test adalah metode sederhana untuk
dapat bervariasi sesuai dengan beban dan putaran
menemukan frekuensi pribadi dari setiap objek atau
yang halus. Ini perlu untuk mengurangi arus start,
sistem. Dengan metode ini, sensor getaran dipasang
memecah getara serta guncangan mekanis pada saat
pada bagian yang terdapat frekuensi pribadi.
Menggunakan benturan palu, pukulan mengenai
bagian konstruksi dan bentuk gelombang waktu
(FFT) dikumpulkan. Frekuensi dominan yang
diamati dalam dua grafik adalah frekuensi pribadi
konstruksi [1].
Pengendali Integral ( I )
Pengendali intergal digunakan untuk
menghilangkan offset pada keadaan tunak. Offset
biasannya terjadi pada plant yang tidak mempunyai
faktor integrasi (1/s). Berikut ini adalah perumusan
Gambar 2. 1 Time Waveform of a Bump Test pengendali integral [2]
III. METODOLOGI
B. Langkah Kerja
Motor steady-
𝑘 35 Rad/s
state gain
Motor time
𝑡 0,25 s
constant
E. Percobaan 5: Set-Point Weight
Diketahui:
Motor time
𝑡 0,2 s
constant
Diketahui:
𝑌𝑠𝑠 = 145 𝑈𝑚𝑎𝑥 = 5 𝑡1 = 1,5
𝑌0 = 15 𝑈𝑚𝑖𝑛 = 1 𝑡0 = 1,3
Perhitungan:
∆𝑢 = 𝑈𝑚𝑎𝑥 − 𝑈𝑚𝑖𝑛 = 5 − 1 = 4
∆𝑦 = 𝑌𝑠𝑠 − 𝑌0 = 145 − 15 = 130
∆𝑦 130
𝐾= = = 32,5 𝑟𝑎𝑑 𝑠
Gambar 4. 1 Hasil Grafik Percobaan 1 pada scope ∆𝑢 4
𝑡 = 𝑡1 − 𝑡0 = 1,5 − 1,3 = 0,2 𝑠
Perhitungan:
2𝜗𝑤𝑜𝑡 2(0,75)16,0.0,2
Gambar 4. 11 Hasil grafik pada percobaan 2 variasi ki=0,1 𝐾𝑝 = 1 + = −1 +
𝑘 11,11
Analisis: 1 + 4,8
= = 0,342
Pada percobaan ketiga ini melakukan percobaan 11,11
dengan nilai ki yang berbeda yaitu menaikkan nilai
ki dengan variasi 0,05 – 1 dan kami ambil beberapa 𝑊 2 𝑡 (16)2 . 0,2
sampel. Kemudian dengan menaikkan nilai ki dan kp 𝐾𝑖 = = = 4,60
𝑘 11,11
menetralkan nilai kp dan ki yang akan
mengakibatkan sinyal pada hasil grafik mendatar 𝜋 3,14
sehingga untuk gelombang yang dihasilkan tidak ada 𝑡𝑝 = = = 0,3
𝑤𝑜√1 − 32 16√1 − (0,75)2
dalam keadaan steady state serta menaikkan ki dapat
berpengaruh setiap awal gelombang mengalami
−3,14 . 0,75
kenaikan serta penurunan yang signifikan. 𝑃𝐷 = 100𝑒 ( ) = 2,842
√1 − (0,75)2
V. KESIMPULAN