Anda di halaman 1dari 17

MODUL II

SISTEM KENDALI KECEPATAN


Galih Pamungkas (120130133)
Asisten :Akbar Izza (119130132)
Tanggal Percobaan : 23/11/2021
EL3106_D-5_Praktikum_Sistem_Kendali
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

1. Abstrak—Praktikum kali ini mengenai kendali kecepatan ini sebagai bentuk upaya untuk mengatur putaran motor.
dengan menggunakan plant motor DC dengan Salah satunya memiliki kontrol PID. Kontrol PID merupakan
mengguanakan QNETdengan simulasi yang di lakukan di salah satu teknik kontrol yang sering digunakan dalam
PC Percobaan yang dilakukan ada cukup banyal mulai rekayasa kontrol. Kontrol PID merupakan gabungan dari tiga
dari bump test ,model validasi control PI ,set point jenis kontrol yaitu proporsional, integral dan derivatif.
weight,dan yang terakhir dengan menggunakan sinyal Banyak aplikasi yang membutuhkan rentang kecepatan yang
dengan bentuk segitiga dari beberapa percobaan yang lebar dan putaran yang stabil dari nilai referensi yang
dilakukan di dapatkan hasil dengan bentuk gelombang diharapkan (set point), sehingga diperlukan data
sinyal dan dengan melakukan variasi untuk pembandingan nilai respon sistem kecepatan motor dengan
membandingkan hasil dan mendapatkan beberapa menggunakan kontrol PID, karena tanpa menggunakan
parameter yang berpengaruh terhadap hasil pemodelan kontrol PID PID atau motor loop terbuka menggunakan. jadi
system yaitu amplitude,offset,frekuensi,bsp,kp,dan ki dari lebih baik.
perubahan perubahan kecil dari parameter ini maka akan
mengubah kecepatan dan bentuk dari sinyal yang keluar. Adapun beberapa tujuan dari percobaan modul 1 ini ialah :
1. Memahami sistem dan komponen sistem QNET DC
Motor Control Trainer (DCMCT)
Kata Kunci—,Motor Dc,Kendali,PID,PI,P. 2. Memahami macam - macam parameter dalam suatu
. fungsi alih pada sistem kendali
3. Mendapatkan nilai parameter model sistem kendali
melalui Bump Test
I. PENDAHULUAN
4. Memahami model rangkaian kendali motor DC
menggunakan pengontrol PI.
Motor DC merupakan motor yang mudah digunakan. Karena
5. Mendesain sistem kendali motor DC menggunakan
kemudahan penggunaannya, motor DC sering digunakan
pengontrol PI dengan spesifikasi tertentu.
untuk berbagai keperluan, misalnya untuk peralatan industri
6. Memahami macam – macam parameter model sistem
dan rumah tangga. Namun dalam penerapannya, kecepatan
motor DC seringkali menurun akibat adanya beban yang ada dan pengaruhnya terhadap kecepatan motor.
sehingga membuat kecepatan menjadi tidak stabil.
Saat ini banyak sistem kendali yang diterapkan untuk II. LANDASAN TEORI
mengendalikan kecepatan putaran motor DC, salah satunya
adalah sistem kendali kecepatan dengan PID tunggal. Sistem Bump test
kendali ini bekerja dengan melakukan perhitungan
berdasarkan variabel kendali Kp, Ki dan Kd untuk mencapai Sebuah metode sederhana untuk menemukan frekuensi pribadi
kondisi sesuai dengan setpoint yang diharapkan. Sistem dari objek atau sistem yang stabil dikenal sebagai Bumpt Test.
kendali ini harus mampu menghasilkan respon keluaran yang Dengan menggunakan metode ini, sensor getaran dipasang
cukup baik dari kecepatan putar motor DC. Namun pada pada bagian yang terdapat frekuensi personal dan
prakteknya sistem kendali dengan satu PID saja tidak menggunakan tumbukan palu, pada bagian konstruksi dan
menghasilkan respon keluaran yang baik sesuai dengan time waveform (FFT) dikumpulkan. Frekuensi dominan yang
kondisi yang diharapkan ketika terjadi perubahan setpoint. diamati pada kedua grafik adalah frekuensi pribadi dari
Dalam cara menggunakan motor, terkadang diharapkan konstruksi. [1]
putarannya bisa bervariasi sesuai dengan putaran beban
dengan putaran yang halus. Ini diperlukan untuk mengurangi
besarnya arus start, memecah getaran dan guncangan mekanis
saat start. Oleh karena itu, ada banyak cara untuk melakukan
Gambar 5.FFT Spectrum of a Bump Test

kontrol turunan u(t) dan sinyal error e(t) dapat dilihat


pada persamaan. [2]

Blok kontrol derivatif ditunjukkan pada Gambar 4.


Kontrol derivatif tidak akan pernah digunakan sendiri,
karena pada prakteknya kontroler ini hanya akan aktif
pada saat transisi. Selama transisi, kontrol derivatif
Gambar 1.Time wavefrom of a Bump Test menyebabkan pelemahan dalam sistem untuk lebih
mengurangi puncak. Seperti kontrol proporsional,
kontrol derivatif tidak dapat menghilangkan offset [2]

Gambar 6.Diagram Blok kendali Derivatif Kontroller PI


Gambar 2.FFT Spectrum of a Bump Test
terdiri dari penguat proporsional (Kp) dan penguat integral
(Ki). Dua buah kontroler PI yang digunakan yaitu kontroler
PI untuk kontrol kecepatan dengan output arus jangkar
referensi (Iaref) dan kontroler PI untuk kontrol arus jangkar
dengan output dutycycle PWM (D) [3]
Output kedua kontroller PI ini dapat dituliskan dalam
Kendali P,PI dan PID
bentuk matematis dengan :
Kontrol yang dapat diatur berfungsi untuk
memperkuat sinyal kesalahan panduan (error signal),
sehingga mempercepat keluaran sistem untuk mencapai
set point. Hubungan antara masukan pengontrol u(t) dan
sinyal error e(t) ditunjukkan pada persamaan berikut: [2] Kontroler atau kendali PI merupakan sistem kontroler
terintegrasi dari kontroler proporsional dan integral. Dalam
waktu terus menerus, sinyal keluaran pengontrol PI
(Kp adalah konstanta proporsional) dihasilkan sebagai: [2]

dengan : u(t) = sinyal keluaran


pengendali PI
Gambar 3.Diagram Blok kendali proporsional K p = konstanta proporsional
T i = waktu integral K i = konstanta integral e(t) =
sinyal kesalahan( ) e(t = referensi – keluaran
Pada prinsipnya, kontrol integral bertujuan untuk plant)
menghilangkan kesalahan keadaan tunak (offset) yang Jadi, fungsi alih pengendali PI (dalam domain s) dapat
sering dihasilkan oleh kontrol proporsional. Hubungan dinyatakan sebagai berikut : [3]
antara keluaran kontrol integral u(t) dan sinyal error e(t)
ditunjukkan pada persamaan berikut. [2]
Diagram blok pengendali PI dapat dilihat pada gambar
berikut ini : [3]
Ki adalah konstanta integral. Diagram blok kontrol integral
ditunjukkan pada gambar :

Gambar 7.Diagram Blok Pengendali PI


Kombinasi dari tiga kontroler menjadi kontrol PID.
Gambar 4.Diagram Blok kendali Integral Diagram blok kontrol PID ditunjukkan pada Gambar 7. dan
Kontrol Derivatif dapat disebut pengontrol laju, persamaan untuk kontrol PID dijelaskan pada persamaan
karena keluaran pengontrol sebanding dengan laju berikut:[4]
perubahan sinyal kesalahan. Hubungan antara keluaran
penyebut fungsi transfer, dapat menyesuaikan persamaan
yang diinginkan di 1.3 dengan keuntungan sebagai berikut::
[5]
dimana:
u(t) = sinyal output pengendali PID
Kp = konstanta proporsional dan
Ki = konstanta integral Kd = Nilai 0 yang besar memberikan nilai gain pengontrol
konstanta derivatif e(t) = sinyal yang besar. Rasio redaman, , dan parameter setpoint
error weight, bsp, dapat digunakan untuk mengatur kecepatan
dan respon overshoot ke nilai referensi. Tidak ada sensor
tachometer di sistem motor DC QNET untuk mengukur
kecepatan. Papan amplifier, di sisi lain, memiliki sirkuit
yang menghitung turunan dari sinyal enkoder, yaitu
takometer digital. Namun, untuk mengurangi derau dari
sinyal terukur dan meningkatkan stabilitas sistem secara
keseluruhan, rumus berikut digunakan untuk filter low-pass
orde pertama [5]
Gambar 8.Diagram blok kendali PID
Output dari kontroler PID merupakan penjumlahan dari
output kontroler proporsional dan output kontroler integral.
Karakteristik regulator PID sangat dipengaruhi oleh besarnya Parameter Tf adalah konstanta waktu filter yang menentukan
kontribusi ketiga parameter P, I dan D. Penyesuaian konstanta batas frekuensi dan meas adalah kecepatan sinyal yang diukur.
Ti, Kp,dan Td akan mengakibatkan penonjolan karakteristik [5]
dari masing-masing elemen. Satu atau dua dari tiga konstanta
dapat diatur menjadi lebih menonjol daripada yang lain. Set point weighting
Konsistensi yang terlihat akan memberikan kontribusi
terhadap respon sistem secara keseluruhan [4] Pengontrol yang baru saja dijelaskan adalah pengontrol
umpan balik kesalahan, karena tindakan kontrol didasarkan
Kendali Kecepatan Motor DC pada kesalahan, yang merupakan perbedaan antara
referensi r dan keluaran proses y. Ada keuntungan
Kecepatan motor DC dikendalikan menggunakan signifikan dalam memiliki tindakan kontrol yang
sistem kendali proporsional-integral. Diagram blok bergantung pada referensi proses dan keluaran, dan bukan
sistem loop tertutup ditunjukkan pada: [5] hanya perbedaan antara sinyal-sinyal ini. Cara sederhana
untuk melakukannya adalah dengan menggunakan set point
weighting (bsp). Gambar 1.3 di bawah mengilustrasikan
efek bobot titik setel pada respons langkah dari proses acak.

Gambar 9.Diagram blok Motor DC loop tertutup


Fungsi transfer merepresentasikan hubungan tegangan-
kecepatan motor DC dalam persamaan ini dan digunakan
untuk merancang kontroler PI. Hubungan input-output dalam
domain waktu untuk pengontrol PI dengan bobot setpoint
adalah [5]

Dimana Kp adalah gain proporsional posisi, Ki adalah gain


integral, dan bsp adalah berat titik setel. Fungsi alih loop
tertutup dari referensi kecepatan, r, ke output kecepatan motor
sudut, m, adalah: [5]
Gambar 10.Respons langkah orde dua standar

Standar polinomial karakteristik loop tertutup yang


diinginkan adalah:

Di mana 0 adalah frekuensi loop tertutup tak teredam dan


rasio redaman. Persamaan karakteristik dalam 1.2, yaitu
Bobot setpoint pada gambar adalah: bsp = 0 di garis putus-
putus bawah, bsp = 0.2 dan bsp = 0.5 di dua garis utuh, dan
bsp = 1 di respons garis putus-putus atas. Parameter setpoint
biasanya antara 0 dan 1. [5]

III. METODOLOGI

Alat dan Bahan

1. PC dengan apk QNET (1buah)

Langkah Kerja

• Percobaan 1. Bump Test

• Percobaan 2. Validasi Model


• Kontrol PI berdasarkan spesifikasi

• Percobaan 3. Kontrol PI kualitatif

• Percobaan 5 .Set Point Weight :


• Tracking Triangular signal

Gambar 12.Gafik Square Voltage


Data perhitungan:
K = ∆Y1 - ∆Y2 / ∆u = 150 – 10 /4 = 35 𝜏 = t1 –t0 = 2,52-2,33
=0,19

Analisis:
Pada percobaan ini praktikan akan melakukan percobaan
bump test yang mana percobaan ini akan mempengaruhi
sinyal yang di dapat pada percobaan berikutnya karena
praktikan mencari nilai k dan nilai tau sinyal yang berwarna
biru diatas merupakan sinyal simulasi yang dilakukan
sedangkan sinyal seharusnya berwarna orange dan untuk
sinyal square di bawah ialah grafik tegangan .
IV. HASIL DAN ANALISIS
Validasi Model
Bump Test

Gambar 11.Grafik kecepatan motor DC

Gambar 13.Gafik Validasi Model


Analisis:
Untuk percobaan kedua ini praktikan mengguanakan data
yang di dapat dari bump test kemudian memasukkannya ke
dalam model parameter deng k 35 daan tau 0,19 dan di
dapatkan grafik yang mirip seperti grafik simulasi sehingga
percobaan kali ini dinyatakan berhasil dan pengaruh k dari
grafik tersebut akan mempengaruhi tinggi dari grafik
sedangkan untuk tau mempengaruhi lebar grafik.

Kontrol PI kualitatif

Gambar 15.Kenaikan Kp

Gambar 16.kenaikan Ki

Analisis :

Pada percobaan ini praktikan melakukan percobaan dengan 3


variasi yaitu dengan menaikan ki kp dan menetralkan nilai
keduanya sehingga setelah di dapatkan hasilnya maka dapat
dilihat pada gambar diatas untuk gambar yang pertama ialah
dengan menetralkan atau meniadakan nilai kp dan ki akan
mengakibatkan sinyal percobaan mendatar dan untuk gambar
kedua gelombang yang di hasilkan tidak da kedaan yang
steady state dan untuk percobaan dengan menaikan nilai ki
maka setiap diawal gelombangkan mengalami kenaikan dan
penurunan yang signifikan namun setelah itu akan mengalami
Gambar 14 Dengan Kp,Ki=0,00 keadaan steady state
K 35 rad/s
Kp 0,065 V/rad/s
𝝉 0,19 s
Ki 0,879 V/rad
PO 77 %
tp 0,203 s
Wo 16 rad/s
𝜹 0,76 -

Kontrol PI berdasarkan spesifikasi

Gambar 19.dengan Bsp 1


Kp = -1+2(𝛿)(Wo)( 𝜏)/K
= -1+2(0,75)(16)(0,19)/35
= 0,065
Ki = Wo2 𝜏
= 162 (0,19)/K
= 30,78/35
=0,879
PO
= 100e ( -π 𝛿/√1 − 𝛿 2 )
= 100e (- 3,14.0,75/√1 − 0,75(2)
= -967,7 tp
= π/ Wo √1- 𝛿 2
= 3,14 / 16√1 − 0,752
= 0,296
Gambar 17.dengan Bsp 0 Analisis:
Percobaan ini Praktikan melakukan percobaan dengan variasi
Bsp dengan 0,0,1,dan 1 di dapatkan hasil grafik seperti
gambar diatas dan sinyal gelombang yang di hasilkan kecil
namun masih mengikuti pola simulasi kemudian untuk
kenaikan Bsp kerapatan gelombang dan amplitude juga
berubah jadi lebih jarang dan lebih tinggi pola yang di
hasilkan ialah awalan dari naiknya lebih dekat dengan
simulasi dan untuk kenaikan 1 bsp pola yang diadaptkan
gelombang mulai lebih jauh dari sebelumnya .dan dari grafik
tersebut juga di dapatkan beberapa nilai seperti tau kp ki dan
K.

Gambar 18.dengan Bsp 0,05


Set Point Weight Tracking Triangular signal

Gambar 20. Ki= 0,1

Analisis:
Percobaan ini mirip dari percobaan sebelumnya dengan Gambar 21.Ki =1,0
menaikan KI secara bertahap dan di dapatkan hasilnya apabila Analisis:
setelah sinyal kerja naik atau turun berdasarkan sinyal Praktikan pada percobaan kali ini menggunakan sinnyal
simulasi maka gelombang akan semakin naik dan turun sesaat segitiga yang mana menghasilkan sinyal yang cukup berbeda
setelah itu akan mengalami keadaan steady state kemudian dengan melakukan variasi ki di dapatkan apabila ki semakin
setiap gelombangyang di hasilkan naik maka motor Dc yang besar maka sinyal akan cenderung mendekati sinyal simulasi
akan semakin cepat berputar dan sebaliknya. dan apabila semakin kecil maka akan lebih rendah sedikit dari
sinyal simulasi .
V. SIMPULAN

1. Pergerakan dan respon kecepatan yang terdapat di


motor Dc di pengaruhi oleh nilai Parameter
2. Hasil respon setiap percobaan akan menghasilkan
output yang berbeda beda hal itu di karenakan
karakteristik tidak dapat di samakan
3. Semakin nilai tegangan yang keluar maka nilai bsp
akan semakin tinggi dalam system pemodelan
4. Pada lengan dalam suatu system dapat menahan
beban tertentu dan Kembali ke posisi normal .
5. amplitude,offset,frekuensi,bsp,kp,dan ki merupakan
parameter yang mempengaruhi hasil dari sebuah
Pemodelan sistem

VI. REFERENCES

[1] D. K. T. F. P. Arah, "Pengujian Dan Pengukuran Getaran


Simulator Bearing Dengan Konstruksi Tumpuan Fleksibel Pada
Arah Sumbu Z.".
[2] F. a. A. F. Suryatini, "Kendali P, PI, Dan PID Analog Pada
Pengaturan Kecepatan Motor DC Dengan Penalaan Ziegler-
Nichols," JREC Journal of Electrical and Electronics) , vol. 6.1,
pp. 65-80, 2018.
[3] D. M. S. a. I. s. Darjat, Aplikasi Kontrol Proporsional Integral
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 untuk Pengaturan suhu
pada Alat Pengering Kertas, Auditorium Universitas Gunadarma,
Depok: Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan
Sistem Intelijen, KOMMIT 2008.

[4] R. S. R. Simbolon, "Analisis dan Simulasi Sistem Kontrol PI dan


PID Menggunakan Xcos Scilab," 2020.
[5] Elektro, Modul Praktikum Sistem Kendali Teknik QNET
DCMCT, ITERA.
[6] M. I. a. M. Y. Esario, "Kendali Kecepatan Motor DC
Menggunakan DC Chopper Satu Kuadran Berbasis Kontroller
PI," JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), vol. 6.1, pp.
296-305, 2020.
Lampiran

Data pengukuran :

Anda mungkin juga menyukai