1
Elemen dasar yang terdapat pada sistem kontrol open-loop ada 3, di
antaranya:
1) Elemen Kontrol
2) Elemen koreksi
3) Proses
INPUT OUTPUT
PROSES
1) Elemen Pembanding
2
dengan nilai pengukuran saat ini. Oleh karna itu, jika output
memiliki nilai yang diperlukan, tidak ada sinyal error, sehingga
tidak ada sinyal yang diumpankan untuk memulai kontrol. Sinyal
error hanya akan muncul dan memulai aksi kontrol jika terdapat
perbedaan antara nilai yang diinginkan dengan nilai variabel
sebenarnya.
3) Elemen Koreksi
4) Proses
5) Elemen Pengukuran
3
INPUT OUTPUT
PROSES
1) Elektrik
2) Mekanik
3) Pneumatik, dan
4) Hidraulik.
4
Berikut merupakan contoh skema sistem kontrol secara umum:
µ prosesor Listrik
PC Pneumatik
µ kontroller Dll
PLC
1. Motor DC
Motor listrik sering digunakan sebagai elemen kontrol akhir dalam sistem
kontrol posisi ataupun kecepatan. Cara kerja dasar dari sebuah motor listrik adalah
gaya yang bekerja pada konduktor yang berada di dalam suatu medan magnet
ketika ada arus yang melewati konduktor tersebut. Untuk konduktor dengan
panjang (L) yang mengalirkan arus (I) dalam suatu medan magnetik dengan
kerapatan fluksi (B) pada sudut yang tepat, maka gaya (F) yang dibangkitkan
adalah sama dengan B.I.L (Bolton, 2006).
5
Dalam praktiknya, terdapat lebih dari satu kumparan jangkar serta lebih dari
sekumpulan kutub-kutub stator. Ujung-ujung dari kumparan jangkar dihubungkan
pada segmen-segmen cincin tersegmentasi yang sering disebut sebagai komutator,
yang ikut berputar bersama dengan jangkar.
6
catu tidak memiliki efek terhadap arah putaran motor, karena baik arus
jangkar dan medan keduanya berbalik arah.
c. Motor Gabungan
lb
Kecepatan ( rpm ) x Torsi( )
ft .....................................(2)
Horse Power=
5252
Jika waktu yang dibutuhkan untuk menempuh lintasan satu lingkaran adalah
T dan menempuh jarak sejauh 2πR, maka kelajuan benda untuk mengelilingi
lintasan dinyatakan dalam V = S/T, inilah yang dinyatakan sebagai kecepatan
7
linear. Sedangkan kecepatan sudut (angular) dinotasikan dengan ω merupakan
perubahan perpindahan sudut per satuan waktu. Untuk menyatakan kecepatan
sudut sering dinyatakan dalam radian (Lussiana, dkk., 2011). Sebagai contoh
radian per detik (rps) atau radian per menit (rpm).
Secara umum hubungan kecepatan linear (V) dan kecepatan sudut (ω) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
θ 2π
ω= = ......................................................................................................(4)
t t