Anda di halaman 1dari 14

KONSEP SISTEM KENDALI, SISTEM KENDALI TERBUKA &

TERTUTUP DAN CONTOH APLIKASINYA

1. Definisi Sistem Kendali

Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tanpa kita sadari kita terus bertemu dengan suatu
perangkat atau peralatan yang kerjanya terkendali secara otomatis baik terkendali sebagian
maupun seluruhnya, seperti saat mengendarai mobil, saat menggunakan mesin cuci,
menggunakan handphone, dan banyak lagi yang lainnya, singkatnya sistem yang digunakan
untuk membuat suatu perangkat menjadi terkendali sesuai dengan keinginan manusia ini
biasanya disebut sebagai sistem kendali(control system). Sistem kendali tidak hanya sistem
kendali buatan manusia, tetapi juga banyak sekali sistem kendali yang terjadi secara natural
mulai dari elemen terkecil tubuh manusia hingga kompleksitas alam semesta.

Seberapa penting manusia memerlukan sistem kendali?, tanpa sistem kendali, apakah mungkin
ditemukan mobil dan pesawat terbang, penerbangan ke luar angkasa? Satelit komunikasi?
Smartphone? Dan masih banyak hal yang masih bisa dipertanyakan. Sehingga dapat dimengerti
seberapa penting dan seberapa signifikan kehadiran bidang ilmu sistem kendali dalam
perkembangan kehidupan manusia.

Control system: What they are? Apa sintem kendali itu? definisi 1. Sistem adalah suatu susunan,
set, atau sekumpulan sesuatu yang terhubung atau terkait sedemikian rupa sehingga membentuk
sesuatu secara keseluruhan, definisi 2. Sistem adalah susunan komponen fisik yang terhubung
atau terkait sedemikian rupa sehingga membentuk atau bertindak sebagai seluruh unit dalam satu
kesatuan. Sedangkan kata kontrol atau kendali biasanya diartikan mengatur, mengarahkan, atau
perintah. Dari kedua kedua makna kata sistem dan kontrol/kendali, sistem kendali adalah suatu
susunan komponen fisik yang terhubung atau terkait sedemikian rupa sehinga dapat
memerintah, mengarahkan, atau mengatur diri sendiri atau sistem lain[[1]. Di dalam
dunia engineering danscience sistem kendali cenderung dimaksudkan untuk sistem kendali
dinamis.

Sistem kendali terdiri dari sub-sistem dan proses (atau plants) yang disusun untuk mendapatkan
keluaran(output) dan kinerja yang diinginkan dari input yang diberikan[2]. Gambar 1 di bawah
ini menununjukkan blok diagram untuk sistem kendali paling sederhana, sistem kendali
membuat sistem dengan input yang diberikan menghasilkan output yang diharapkan.

Gambar 1. Deskripsi sederhana sistem kendali[2]


Sebagai contoh, misalnya penggunaan elevator(lift), pada saat tombol yang menunjukkan nomor
lantai tujuan ditekan, maka elevator akan bergerak naik/turun menuju lantai tujuan tersebut.
Tombol bernomor lantai tujuan yang ditekan tersebut merupakan input yang menunjukkan
output yang kita inginkan. Sistem ini merupakan fungsi step yang ditunjukkan pada gambar 2,
kinerjaelevator dapat dilihat dari kurva elevator response.

Gambar 2. Elevator response[2]

Dua kinerja utama terukur yang dapat dilihat adalah, pertama, respons transient, kedua, steady-
state error. Pada contoh elevator ini, kenyamanan dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai
pada tujuan pengguna bergantung pada respons transient. Jika respon ini terlalu cepat,
kenyamanan penumpang yang dikorbankan, jika terlalu lambat, waktu yang diperlukan juga
semakin besar. Steady-state error juga merupakan indikator kinerja yang sangat penting karena
keselamatan penumpang dan kenyamanan akan dikorbankan jika output tidak sesuai yang
diinginkan.

1. Klasifikasi Sistem Kontrol/Kendali

Secara umum, sistem kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sistem Kontrol Manual dan Otomatik


2. Sistem Lingkar Terbuka (Open Loop) dan Lingkar Tertutup (Closed Loop)
3. Sistem Kontrol Kontiniu dan Diskrit
4. Menurut sumber penggerak: Elektrik, Mekanik, Pneumatik, dan Hidraulik

Penjelasan singkat dari jenis-jenis sistem kontrol diatas akan dibahas berikut ini.

Sistem Kontrol Manual adalah pengontrolan yang dilakukan oleh manusia yang bertindak
sebagai operator, sedangkan Sistem Kontrol Otomatik adalah pengontrolan yang dilakukan oleh
peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia. Sistem
Kontrol Manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pengaturan suara
radio, televisi, cahaya layer televisi, pengaturan aliran air melalui keran, pengendalian kecepatan
kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam proses
industri (baik industri proses kimia dan proses otomotif), pengendalian pesawat, pembangkit
tenaga listrik dan lain-lain.

Sistem Kontrol Lingkar Terbuka (Open Loop) adalah sistem pengontrolan di mana besaran
keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variable yang dikontrol
tidak dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Sedangkan Sistem Kontrol Lingkar
Tertutup (Closed Loop) adalah sistem pengontrolan dimana besaran keluaran memberikan efek
terhadap besaran masukan, sehingga besaran yang dikontrol dapat dibandingkan terhadap harga
yang diinginkan. Selanjutnya, perbedaan harga yang terjadi antara besaran yang dikontrol
dengan harga yang diinginkan digunakan sebagai koreksi yang merupakan sasaran pengontrolan.

1. Sistem Kendali Terbuka (Open Loop) Dan Sistem Kendali Tertutup (Close Loop)
2. Sistem Kendali terbuka (Open Loop)

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem yang
keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol terbuka
keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukkan.

Gambar 3. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan acuan.
Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai akibat ketetapan
dari sistem tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, sistem control terbuka tidak dapat
melaksanakan tugas yang sesuai diharapkan. Sistem kontrol terbuka dapat digunakan hanya jika
hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun
eksternal.

Ciri – Ciri Sistem Kontrol Loop Terbuka :

1. Sederhana
2. Harganya murah
3. Dapat dipercaya
4. Kurang akurat karena tidak terdapat koreksi terhadap kesalahan
5. Berbasis waktu

Contoh Aplikasi Sistem Loop Terbuka :

1. Pengontrol lalu lintas berbasis waktu


2. Mesin cuci
3. Oven listrik
4. Tangga berjalan
5. Rolling detector pada bandara

2. Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop)


Sistem Kontrol loop tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Sistem kontrol loop tetrtutup juga merupakan sistem
control berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal
keluaran atau turunannya). Diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan
membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “loop
tertutup” berarti menggunakan aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.

Gambar 4. Sistem Loop Tertutup

Gambar diatas menunjukan hubungan masukan dan keluaran dari sistem kontrol loop tertutup.
Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai operator, maka manusia ini akan menjaga sistem agar
tetap pada keadaan yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada sistem maka manusia akan
melakukan langkah-langkah awal pengaturan sehingga sistem kembali bekerja pada keadaan
yang diinginkan.

Berikut ini adalah komponen pada sistem kendali tertutup:

1. Input (masukan), merupakan rangsangan yang diberikan pada sistem kontrol, merupakan
harga yang diinginkan bagi variabel yang dikontrol selama pengontrolan. Harga ini tidak
tergantung pada keluaran sistem
2. Output (keluaran,respons), merupakan tanggapan pada sistem kontrol, merupakan harga
yang akan dipertahankan bagi variabel yang dikontrol, dan merupakan harga yang
ditunjukan oleh alat pencatat
3. Beban/Plant, merupakan sistem fisis yang akan dikontrol (misalnya mekanis, elektris,
hidraulik ataupun pneumatic) .
4. Alat kontrol/controller, merupakan peralatan/ rangkaian untuk mengontrol beban
(sistem). Alat ini bisa digabung dengan penguat
5. Elemen Umpan Balik, menunjukan/mengembalikan hasil pencatan ke detector sehingga
bisa dibandingkan terhadap harga yang diinginkan (di stel)
6. Error Detector (alat deteksi kesalahan), merupakan alat pendeteksi kesalahan yang
menunjukan selisih antara input (masukan) dan respons melalui umpan balik (feedback
path)
7. Gangguan merupakan sinyal-sinyal tambahan yang tidak diinginkan. Gangguan ini
cenderung mengakibatkan harga keluaran berbeda dengan harga masukanya, gangguan
ini biasanya disebabkan oleh perubahan beban sistem, misalnya adanya perubahan
kondisi lingkungan, getaran ataupun yang lain.

Contoh aplikasi sistem kendali tertutup:

1. Servomekanisme
2. Sistem pengontrol proses
3. Lemari Es
4. Pemanas Air Otomatik
5. Kendali Termostatik
6. AC

1. Contoh Aplikasi Sistem Kendali Terbuka (Open Loop) dan (Close Loop)
2. Aplikasi Sistem Kendali Terbuka (Open Loop) Pada Mesin Cuci

Penggilingan pakaian, pemberian sabun, dan pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin
cuci tidak akan berubah (hanya sesuai dengan yang diinginkan seperti semula) walaupun tingkat
kebersihan pakaian (sebagai keluaran sistem) kurang baik akibat adanya factor-faktor yang
kemungkinan tidak di prediksi sebelumnya.

Gambar 5. Operasi Mesin Cuci

2. Aplikasi Sistem Kendali Tertutup (Close Loop) pada Pendingin Udara (Ac)

Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu yang diinginkan oleh pemakai. Keluaranya berupa
udara dingin yang akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharpakan akan
sama dengan suhu yang diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa derajat suhu
ruangan setelah diberikan aksi udara dingin, maka akan didapatkan kesalahan (error)dari derajat
suhu actual dengan derajat suhu yang diinginkan. Adanya keslahan ini membuat kontroler
berusaha memperbaikinya, sehingga didapatkankesalahan yang semakin mengecil.
Gambar 6. Proses Umpan Balik Pendingin Udara

Prinsip Disain Sistem Kendali


a. Persyaratan umum sistem kendali.
Setiap sistem kendali harus bersifat stabil. Ini merupakan persyaratan utama. Di samping
kestabilan mutlak, suatu sistem kendali harus mempuyai kestabilan relatif yang layak. Suatu
sistem kendali juga harus mampu memperkecil kesalahan sampai nol atau sampai pada suatu
harga yang dapat ditoleransi.

b. Persoalan dasar dalam disain sistem kendali.


Pada kondisi praktis, selalu ada beberapa gangguan yang bekerja pada plant. Gangguan ini
mungkin berasal dari luar atau dari dalam mungkin bersifat acak dan mungkin pula dapat
diramalkan. Kendalian harusmemperhitungkan setiap gangguan yang akan mempengaruhi
variabel keluaran. Analisis. Analisis sistem kendali adalah penelitian pada kondisi tertentu
dimana performansi sistem yang model matematiknya diketahui.

Disain.
Disain sistem kendali adalah proses pencarian suatu sistem yang dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan. Pada umumnya prosedur disain tidak diperoleh secara langsung tetapi memerlukan
metoda coba-coba Sintesis. Sintesis adalah mencari suatu sistem dengan prosedur langsung yang
akan bekerja menurut cara tertentu. Biasanya prosedur semacam ini bersifat matematis dari awal
sampai akhir proses disain.

c. Pendekatan dasar dalam disain sistem kendali.


Pendekatan dasar dalam disain setiap sistem kendali praktis perlu melibatkan metoda coba-coba.
Sintesis sistem kendali linier secara teoritis dapat dilakukan dan secara matematis, desainer dapat
menentukan komponen-komponen yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang diberikan.
Meskipun demikian, dalam praktek mungkin sistem dibatasi oleh beberapa kendala atausifat
nonlinier. Di samping itu, karakteristik komponen mungkin tidak dapat diketahui dengan tepat.
Jadi selalu diperlukan prosedur coba-coba
Komponen Sistem Kendali
Sesuai dengan fungsi pengendalian secara menyeluruh maka komponen-komponen sistem
pengendalian dibagi dalam 4 bahagian yaitu:
a. Sensor dan Transduser
Sensor digunakan sebagai elemen yang langsung mengadakan kontak dengan yang diukur
sedangkan transduser berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang diukur menjadi besaran fisis
lainnya. Pada umumnya adalah mengubah besaran-besaran fisis menjadibesaran listrik seperti
tekanan, temperatur, aliran, posisi dan lain-lain

b. Error Detector
Mengukur error (kesalahan) yang terjadi antara keluaran aktual dan keluaran yang diingini.

c. Penggerak
Alat ini berfungsi untuk mengendalikan aliran energi ke sistem yang dikendalikan. Alat ini
disebut juga elemen pengendali akhir misalnya motor listrik, katup pengendali, pompa, silinder
hidraulik dan lain-lain. Elemen keluaran ini harus mempuyai kemampuanuntuk menggerakkan
beban ke suatu harga yang diinginkan.

d. Penguat
Penguat ini terbagi atas 2 bahagian yaitu penguat daya dan penguat tegangan. Penguat daya
dibutuhkan karena hampir dalam semua kejadian daya dari “error detector” tidak cukup kuat
untuk menggerakkan elemen keluaran sedangkan penguat tegangan biasanya banyak terdapat
pada op-amp. Rangkaian ini dapat melakukan operasi-operasimatematis seperti penjumlahan,
integrasi, differensiasi dan lainnya.

Ringkasan Dasar - Dasar Sistem Kontrol atau Sistem Kendali Loop


Terbuka, Loop Tertutup, Manual dan Otomatis
Selamat datang di Blog SITROTIS (Sistem Kendali Otomatis) blog yang berisi tentang dunia
teknik kontrol otomatis yang akan menambah pengetahuan kalian. Pada pembahasan yang kedua
ini penulis akan membahas tentang Prinsip Dasar Kontrol Otomatis. Untuk Informasi lebih lanjut
silahkan baca artikel dibawah ini.
Gambar umpan balik
(Sumber: agusbudiana1.blogspot.com)

Sistem Kendali / Sistem Kontrol

Sistem kendali atau sistem kontrol (control system) adalah suatu alat (kumpulan alat) untuk
mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan dari suatu sistem. Istilah sistem kendali ini
dapat dipraktikkan secara manual untuk mengendalikan stir mobil pada saat kita
mengendarai/menyetir mobil kita, misalnya, dengan menggunakan prinsip loloh balik. Dalam
sistem yang otomatis, alat semacam ini sering dipakai untuk peluru kendali sehingga peluru akan
mencapai sasaran yang diinginkan. Banyak contoh lain dalam bidang industri / instrumentasi dan
dalam kehidupan kita sehari-hari di mana sistem ini dipakai. Alat pendingin (AC) merupakan
contoh yang banyak kita jumpai yang menggunakan prinsip sistem kendali, karena suhu ruangan
dapat dikendalikan sehingga ruangan berada pada suhu yang kita inginkan. (Wikipedia)

Saat kata kendali / kontrol sering kita terdengar dan diucapkan pada kehidupan sehari - hari
dapat diartikan dengan "Mengatur". Arti penggunaan kata kontrol dalam teknik mekatronika
adalah, “suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu
mesin agar sesuai dengan yang dikehendaki.”

Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan memberhentikan
suatu proses untuk mendapatkan output yang sesuai dengan yang diinginkan disebut “Sistem
Kontrol.” Jika sistem kontrol bekerja secara otomatis (tanpa menggunakan tenaga manusia)
maka sistem tersebut dinamakan sistem kontrol otomatis.

Setiap sistem kontrol mempunyai tiga elemen pokok, yaitu: input, proses, dan output.
Input merupakan sinyal masukan yang umumnya dihasilkan dari sebuah sensor. Sensor ini
adalah suatu alat pengubah (tranduser) yang dapat merubah kuantitas (besaran) fisik menjadi
kuantitas (besaran) listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian saat melakukan
pengukuran atau pengendalian.

Beberapa contoh dari sensor adalah sebagai berikut:

1. Sensor mekanis seperti tombol tekan (push button), sakelar batas (Limit switch),dll.
2. Sensor suhu seperti bimetal, RTD, Thermocouple termostat, dll.
3. Sensor jarak seperti saklar tipe arus eddy, saklar jarak induktif, saklar reed, saklar jarak
kapasitif dll.

Sensor ini mengirimkan informasi mengenai nilai (kuantitas) yang diukur kemudian diproses
oleh bagian pengontrol (controller). Dibawah ini merupakan peralatan input.

Proses adalah operasi yang sengaja dibuat, berlangsung secara kontinyu, yang terdiri dari
beberapa aksi atau perubahan yang dikontrol, yang diarahkan menuju ke suatu hasil atau keadaan
akhir tertentu. Dalam modul ini setiap operasi yang dikontrol disebut proses. Peralatan yang
digunakan untuk mengontrol operasi disebut controller. Sedangkan obyek fisik yang dikontrol
disebut plant. Bagian proses bertugas untuk memproses (mengontrol) sinyal input (masukan)
untuk menghasilkan sinyal output (keluaran).

Output merupakan sinyal keluaran yang dihasilkan dari bagian proses, berupa sinyal listrik
yang dipakai untuk mengaktifkan peralatan output (actuator) seperti : motor, solenoid, lampu
indikator, buzer, heater, katup, dansebagainya. Dibawah ini merupakan peralatan output
1. Sistem Kontrol Lup Terbuka (Open-Loop Control System)

Suatu sistem kontrol yang mempunyai karakteristik dimana nilai keluaran tidak memberikan
pengaruh pada aksi kontrol disebut Sistem Kontrol Lup Terbuka (Open-Loop Control System).
Contoh dari sistem loop terbuka adalah operasi mesin cuci. Penggilingan pakaian, pemberian
sabun, dan pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin cuci tidak akan berubah (hanya
sesuai dengan yang diinginkan seperti semula) walaupun tingkat kebersihan pakaian (sebagai
keluaran sistem) kurang baik akibat adanya faktor-faktor yang kemungkinan tidak diprediksikan
sebelumnya.. Diagram kotak pada Gambar dibawah ini memberikan gambaran proses ini.

Gambar Operasi Mesin Cuci


Gambar Sistem Kontrol Lup Terbuka

Sistem kontrol loop terbuka ini memang lebih sederhana, murah, dan mudah dalam
desainnya, akan tetapi akan menjadi tidak stabil dan seringkali memiliki tingkat kesalahan yang
besar bila diberikan gangguan dari luar.

2. Sistem Kontrol Loop Tertutup (Closed-Loop Control System)

Sistem kontrol loop tertutup adalah identik dengan sistem kontrol umpan balik, dimana nilai
dari keluaran akan ikut mempengaruhi pada aksi kontrolnya.

Gambar Proses Umpan Balik Pada AC

Contoh dari sistem ini banyak sekali, salah satu contohnya adalah operasi pendinginan udara
(AC). Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu yang diinginkan si pemakai. Keluarannya
berupa udara dingin yang akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharapkan
akan sama dengan suhu yang diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa derajat suhu
ruangan setelah diberikan aksi udara dingin, maka akan didapatkan kesalahan (error) dari derajat
suhu aktual dengan derajat suhu yang diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat kontroler
berusaha memperbaikinya sehingga didapatkan kesalahan yang semakin lama semakin mengecil.
Gambar dibawah ini memberikan penjelasan mengenai proses umpan balik sistem AC ini
Gambar Kontrol Lup Tertutup

Dibandingkan dengan sistem kontrol loop terbuka, sistem kontrol loop tertutup memang lebih
rumit, mahal, dan sulit dalam desain. Akan tetapi tingkat kestabilannya yang relatif konstan dan
tingkat kesalahannya yang kecil bila terdapat gangguan dari luar, membuat sistem kontrol ini
lebih banyak menjadi pilihan para perancang sistem kontrol.

Pada sistem kontrol lup tertutup sinyal keluaran diukur secara terus menerus. Kemudian hasil
pengukuran tadi diumpan balikkan kepembanding yang terdapat peralatan kontrol (controller).
Pada alat pembanding ini antara kuantitas referensi (set point) dengan dengan hasil pengukuran
dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan (error).

Apabila didapatkan error (kesalahan), maka unit peralatan kontrol (controller) akan mengolah
sinyal kesalahan dan mengirimkan sinyal output (keluaran) untuk memperbaiki kesalahan.
Sehingga variabel output (keluaran) betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Sinyal kesalahan ini hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal kesalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Contoh dari sistem kontrol lup tertutup adalah kendali pengisian dan pengosongan tandon air
dengan menggunakan PLC. Dimana, ketika tombol start (push button) ditekan, kran pengisi
mulai membuka dan cairan mulai mengalir mengisi tandon. Ketika tinggi cairan mencapai sensor
ketinggian atas (5 meter) maka kran pengisi ditutup selanjutnya kran pengeluaran dibuka dan
mulailah proses pengosongan tandon, jika tinggi cairan mencapai sensor ketinggian bawah (1
meter) maka kran pengeluaran ditutup dan kran pengisian dibuka. Dan mekanisme sistem kontrol
lup tertutup tersebut bekerja secara terus-menerus (berkelanjutan).

Dari pembahasan sistem kontrol loop terbuka dan loop tertutup Sistem Kontrol juga dibedakan
menjadi 2 jenis kontrol:
1. Kontrol manual

Sistem kontrol manual adalah suatu sistem pengontrolan dimana variabel manipulator variabel
kontrol bekerjanya sistem adalah manusia, baik dari segi pengamatan input pengolahan data serta
menggerakkan peralatan output.

Gambar berikut ini menunjukkan sistem kontrol manual pada sebuah tangki air. Variabel yang
mengatur input dan output adalah manusia (operator). Operator melihat ketinggian air, jika
ketinggian air melewati batas, operator akan membuka kran pengeluaran. Kesalahan (error) dari
sistem manual sangat besar karena operator dituntut untuk melakukan pengamatan secara teliti
dan tindakan cepat, sementara keadaan fisik dan mental seorang operator tidak selalu stabil.

2. Kontrol otomatis

Sistem kontrol otomatis adalah suatu sistem pengontrolan dimana variabel manipulator dan
variabel kontrol bekerjanya sistem dilakukan oleh sebuah peralatan pengontrol otomatis, baik
dari segi pengamatan input pengolahan data serta menggerakkan peralatan output.

Gambar berikut ini menunjukkan sistem kontrol otomatis pada sebuah tangki air. Dimana
controller akan otomatis menggerakkan actuator ketika ketinggian air menyentuh sensor,
sehingga kran pengeluaran terbuka. Kejadian ini terus terjadi secara berulang dan kontinyu.
Demikianlah artikel kali ini tentang prinsip dasar kontrol otomatis. semoga bermanfaat untuk
anda semua dan tunggulah pembahasan materi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai