Anda di halaman 1dari 5

Perancangan Sistem Pengaturan Kecepatan

Motor Satu Fasa dengan Perubahan Nilai


Tegangan

Ahmad Suryadin
Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak – Industri moderen saat ini, menunjukkan


I. LATAR BELAKANG
kebutuhan alat produksi dengan syarat utama adalah
ketepat gunaan, dimana fungsinya untuk Manfaat dari energi listrik dapat dirasakan hingga
meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian sekarang, perubahan energi listrik dapat dirubah,
besar alat industri seperti motor induksi menggunakan diantaranya menjadi energi gerak dengan
tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya. menggunakan motor listrik. Motor listrik dapat dibagi
Dengan demikian maka disarankan untuk menjadi dua bagian yaitu motor AC dan motor DC.
meningkatkan keandalan dari motor induksi tersebut Motor AC juga dapat dibagi menjadi dua yaitu motor
dengan suatu sistem pengendalian kecepatan. Untuk AC 1 fasa dan motor AC 3 fasa [1][2].
itu dibuatlah suatu alat untuk mengendalikan Industri moderen saat ini, menunjukkan
kecepatan putaran motor induksi sebagai salaah satu kebutuhan alat produksi dengan syarat utama adalah
metode untuk meningkatkan efisiensi kerja dari motor ketepat gunaan, dimana fungsinya untuk
tersebut. Dengan motode perancangan, dan pembuatan meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Hampir
alat, maka hasil dari penelitian ini pada rangkaian sebagian alat industri saat ini penggerak utamanya
sistem pengaturan kecepatan motor 1 fasa, dibutuhkan adalah dengan menggunakan energi listrik, salah
tegangan dari PLN 220VA untuk input rangkaian zero satunya alat motor induksi. Maka dari itu banyak
crossing, triak dan tegangan dc sebesar 5 volt dengan peneliti mencari metoda paling efektif dan efisien
menggunakan power supply untuk menyuplai guna meningkatkan keandalan dari motor induksi. [3].
perangkat seperti rangkaian zero crossing, rangkaian Seperti yang diketahui, bahwa peralatan pengendalian
driver motor, potensio, ATMega 8535, dan LCD. membutuhkan kecepatan putaran, dimana kecepatan
Dapat disimpulkan bahwa pengaturan kecepatan tersebut mampu meningkatkan nilai efisiensi dan
motor 1 fasa berjalan dengan baik, semakin efektifitas dari sebuah motor. Di dalam dunia industri,
putarannya cepat maka tegangan yang dihasilkanpun pengendalian kecepatan inilah yang sangat
akan semakin besar. dibutuhkan, karena user dapat dengan mudah
mengatur sesuai dengan kebutuhannya. Dengan
Keywords: Sistem Pengendali, Moto Satu Fasa, Tegangan tercapainya efisiensi motor induksi ini akan memberi
dampak yang signifikan bagi dunia industri [4[5][6].
Abstract -- Today’s modern industrial era, the need for Sumber tegangan listrik AC dibutuhkan untuk
appropriate production equipment is needed to increase menjalankan motor listrik dengan amplitudo dan
time and cost efficiency. Most industrial equipment such frekuensi yang berbeda dengan sumber tegangan
as induction motors use electricity as the main driving
listrik yang disediakan oleh PLN. Dalam hal ini
force. Thus it is suggested to improve the reliability of the
induction motor with a speed control system. For this tegangan jala-jala yang disediakan oleh PT. PLN
reason, a tool is made to control the rotation speed of an adalah 220 volt dengan frekuensi 50 Hz. Saat ini, alat
induction motor as a method to increase the work kontrol semakin canggih dan pesar perkembangannya,
efficiency of the motor. With the design method and tool salah satu contohnya adalah mikrokontroler. Hal ini
manufacture, the results of this study in a single-phase menjadikan hampir seluruh industri melakukan
motor speed control system circuit require a voltage of PLN transisi dari manual ke otomasi [7][8][9]. Salah satu
220VA to input the zero crossing circuit, triac and a dc aplikasi dari penggunaan mikrokontroler yang popular
voltage of 5 volts using a power supply to supply devices digunakan sebagai perangkat pengendali sudut
such as the zero circuit. crossing, motor driver circuit,
penyalaan triak. Pernerapan mikrokontroler ini
potentiometer, ATMega 8535, and LCD. It can be
concluded that the regulation of the speed of a single-phase dilakukan dengan menggunakan instruksi seperti
motor is going well, the faster the rotation, the greater the operasi aritmatik, operasi logika dan register yang
voltage generated. tersedia pada mikrokontroler [10]. Dengan
memanfaatkan mikrokontroler, sudut penyalaan triak
Keywords: Control System, Single Phase Motor, Voltage dapat diatur sedemikian rupa sehingga rangkaian
tersebut dapat mengendalikan keceatan motor..

1
II. METODE PENELITIAN
No Blok Spesifikasi Alat Keterangan

Diagram Alur Cara Kerja Alat


Sumber AC PLN Suplai tegangan 220 Volt AC
Blok
Secara garis besar tugas akhir ini dirancang menjadi Sumber DC (power supply)
1 Sumber
bebrapa blok yaitu blok Sumber dc, blok masukan, Rangkaian 5 Volt dc
Tegangan IC 7805
blok proses, dan blok keluaran. seperti terlihat dalam Regulator
gambar 1.
Metode paling umum untuk
Zero crossing 4n35 mengetahui frekuensi/periode
Blok suatu gelombang
3
Masukan
Digunakan untuk memberikan
Resistor variabel Pontensio
input ADC pada mikrokontroler

Sistem
4 Blok Proses Mikrokontroler IC ATmega 8535
Minimum
Blok
Gambar 1. Diagram Alur Cara Kerja Alat 5 Aktuator Output LCD LCD 16x2 character
Keluaran

Bekerja pada tegangan 12-15 Volt DC


Pengatur
Berdasarkan gambar 3.1 alur kerja alat dimulai 6 Triak Bekerja pada arus 4-6 ampere
kecepatan
dari sumber tegangan AC yang berfungsi sebagai Memakai daya 48 watt
penggerak atau sumber untuk rangkaian zero crossing, Panjang = 18 cm
rangkaian driver motor (triak) dan sumber tegangan 7 Casing Rangka Lebar = 11 cm
untuk rangkaian penyearah (DC). Sumber dc yang
Tinggi = 6 cm
berfungsi sebagai pemberi tegangan ke rangkaian
lainnya, yaitu rangkaian masukan, rangkaian proses
dan rangkaian keluaran. Rangkaian masukan terdiri
dari zero crossing dan potensio meter. Hasil dari zero Pada penjelasan dibawah ini adalah rangkaian
crossing dan potensio digunakan sebagai masukan ke keseluruhan yang akan digunakan dalam pengaturan
rangkaian proses. Rangkaian proses pada alat ini kecepatan motor 1 fasa. Skema rangkaian sistem
berupa mikrokontroler ATMega 8535, untuk keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.
memproses data dari zero crossing dan potensio
kemudian diproses untuk menentukan sudut
penyulutan. Pada rangkaian keluaran output dari
mikrokontroler dihubungkan menuju LCD dan
rangkaian driver motor.

Perancangan Sistem
Adapun perancangan sistem dari rancang bangun
alat Pengaturan Kecepatan Motor 1 Fasa Dengan
Mikrokontroler Menggunakan Teknik Pulse Width
Modulation (PWM) seperti pada gambar 2.

Gambar 3. Skema Rangkaian Keseluruhan

Rangkaian minimum sistem dari mikrokontroler


ini menggunakan IC Atmega8535 dilengkapi dengan
Gambar 2. Perancangan Sistem crystal sebagai rangkaian osilator serta tombol push
button yang digunakan sebagai tombol reset dari
Spesifikasi Pembuatan Alat minimum sistem ini. Skema rangkaian minimum
sistem dapat dilihat pada gambar 3.4.
Tabel 1. Spesifikasi alat

2
𝑉𝐶𝐶 −𝑉𝐹 5−3
J3 U3 J1 𝑅2 = = 3×10−2 = 66,67 Ω
1
2
3
1
2
3
PB0/T0/XCK
PB1/T1
PA0/ADC0
PA1/ADC1
40
39
38
1
2
3
𝐼𝐹
PB2/AIN0/INT2 PA2/ADC2
4 4 37 4
PB3/AIN1/OC0 PA3/ADC3
5
6
7
5
6
7
PB4/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PA4/ADC4
PA5/ADC5
PA6/ADC6
36
35
34
5
6
7
Konfigurasi nilai R3, R4, R5, C1 dan C2 berdasarkan
8 8 33 8

SIL-156-08 14
15
PB7/SCK

PD0/RXD
PD1/TXD
PA7/ADC7

PC0/SCL
PC1/SDA
22
23
SIL-156-08 rancangan rangkaian yang terdapatdalam buku R. M
Martsonyang berjudul “Power Control Circuit
16 24 J2
J4 PD2/INT0 PC2
17 25 1
PD3/INT1 PC3
1 18 26 2
PD4/OC1B PC4
2 19 27 3

Manual” pada halaman 82 didapat nilai R3= 180 Ω;


PD5/OC1A PC5
3 20 28 4
PD6/ICP1 PC6/TOSC1
4 21 29 5
PD7/OC2 PC7/TOSC2
5 6

R4= 620 Ω; R5= 100 Ω; C1= 220nF; C2= 100nF.


6 13 7
XTAL1
7 12 32 8
XTAL2 AREF
8 9 30
RESET AVCC
SIL-156-08
SIL-156-08 ATMEGA8535

X1 3. Rangkaian LCD
R1
CRYSTAL 10k
C4
1u
LCD 16x2 pada rangkaiannya tidak
C2 C3
33p 33p
memerlukan banyak komponen pendukung, hanya
VCC
membutuhkan sebuah trimpot untuk mengatur
GND
kecerahan dari LCD tersebut. Dan pin lainnya
dihubungkan ke ground, power supply dan
Gambar 4. Skema Minimum Sistem Mikrokontroler mikrokontroler. Skema rangkaian LCD dapat dilihat
Atmega8535
pada gambar 3.7.
1. Rangkaian Zero Crossing LCD1
LM016L

VDD
VSS

VEE

RW
RS

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
Gambar 5. Skema Rangkaian Zero Crossing
1
2
3

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
J5
Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi 1
perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC 2
3
dengan zero point tegangan AC tersebut, sehingga 4
5
dapat memberikan sinyal acuan saat dimulainya 6
7
pemicu sinyal triger gate triak 8

SIL-156-08
RV1
100

Gambar 7. Skema Rangkaian LCD


2. Rangkaian Pengendali Kecepatan Motor
Diagram Alur Program
MOTOR
Untuk mempermudah pembuatan program alat
+5v
MOC3021 R3 R4
pengendali kecepatan motor, maka dibuatlah sebuah
R1
C
diagram alur yang menjelaskan cara kerja alat tahap
R5
C1
AC
demi tahap berdasarkan pemrogramannya. Diagram
220V

C2
50Hz
alur pemrogramannya adalah sebagai berikut:
R2

Dari pin output


Mikrokontroler

Gambar 6. Rancangan rangkaian pengendali kecepatan


motor induksi
Agar optotriac dapat dipicu dengan benar, maka
tegangan jatuh harus ±3 volt dan arus yang dimilikinya
sebesar 30 mA. Sedangkan mikrokontroler hanya
dapat mensuplai arus sebesar 10 mA. Oleh karena itu
digunakan penguat arus menggunakan transistor. Pada
perancangan ini, variabel-variabel yang diketahui
yaitu VF = 3V ; VCC = 5V ; Vµ = 5V ; IF = Ic = 30
mA ; IB = 5 mA ; VBE = 0,7V. Kemudian untuk
mendapatkan nilai R1 dan R2 dapat diketahui dengan
persamaan berikut.
𝑉𝜇 −𝑉𝐵𝐸 5−0,7
𝑅1 = = 5×10−3 = 860 Ω
𝐼𝐵

3
Program Utama Program Interup

Mulai Mulai Dari hasil pengamatan tersebut gelombang zero


crossing detector yang sudah berbentuk gelombang
Delay US100 kotak. Ini dikarenakan kolektor 4N35 terhubung
Inisialisasi variabel (ADC, dengan sumber tegangan mikrokontroler 5 volt DC.
ext interup, LCD (in out))
Setiap gelombang sinusoidal mencapai titik nol,
Tunggu=-1
rangkaian zero crossing detector bernilai logika 1
(High). Maka diperoleh frekuensi gelombang keluaran
Baca ADC di
sebesar dua kali dari frekuensi gelombang sinusoidal
port A0 Tunggu masukan. Adapun gelombang sinusoidal masukan
>1 YA
adalah 50Hz, sehingga frekuensi gelombang keluaran
TIDAK adalah 2x50 = 100Hz.
Temp_tunggu=((float)baca_adc*77/1023 Dari hasil pengujian keluaran bentuk gelombang zero
Tunggu=(int)temp_tunggu portA.1=1 crossing detector dengan osiloskop, didapat frekuensi
sebesar 99,98Hz. Dan zero point yang dideteksi oleh
rangkaian zero crossing detector dapat digunakan
untuk pemberian waktu penyulutan triak pada
Delay US 50
Tampilkan LCD
rangkaian driver motor.
Hasil Pengujian Keseluruhan
portA.1=1 Dalam pengujian keseluruhan sistem yang pertama
akan dilakukan pengamatan terhadap gelombang
output dari driver motor. Pada tahap ini untuk
Selesai tegangan input digunakan sumber AC 6 volt yang
diperoleh dari transformator. Hasil dari pengamatan
terhadap gelombang output driver motor dapat dilihat
pada gambar 4.2
Gambar 8. Diagram alur program

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Rangkaian Zero Crossing Detector

Rangkaian zero crossing detector berfungsi untuk


mendeteksi setiap gelombang sius yang melewati titik Gambar 10. Output dari Triac
nol. Pengujian ini bertujuan untuk mengamati Dapat dilihat pada osiloskop, terlihat gelombang
gelombang keluaran dari rangkaian zero crossing sinusiodal sempurna dengan Vrms 5,8 volt dan
detector. Adapun gambar bentuk gelombang keluaran frekuensi 50,12Hz.
dari rankaian zero crossing detector yang diuji dengan
osiloskop dapat dilihat pada gambar 9. Pengujian rangkaian yang kedua adalah untuk
mengetahui kinerja sistem yang telah dirancang
dengan menghubungkan rangkaian diver motor
dengan motor induksi satu fasa dengan kondisi tanpa
beban. Selanjutnya diukur nilai tegangan output dari
driver motor pada tabel 4.1
Tabel 2. Hasil Data Pengukuran Tegangan

Gambar 9. Output dari Zero Crossing Detector

4
No Waktu Sulut Kecepattan Arus Tegangan ATMega 8535 dan potensio memberikan input ADC
1. 20
8350 rpm 0.17A 195 volt
untuk ATMega 8535, hasil komparasi dari ADC dan
interupsi eksternal akan memberikan perintah untuk
2. 350 7820 rpm 0,14 A 158 volt driver motor untuk menggerakan motor dengan waktu
sulut yang telah di tentukan, kemudian waktu sulut
3. 710 6140 rpm 0,11 A 109 volt
tersebut ditampilkan pada LCD. Hal tersebut
4. 900 4350 rpm 0,1A 80 volt menunjukkan keseluruhan sistem bekerja dengan baik.

5. 1000 3210 rpm 0,09 A 65 volt


V. REFERENSI
6. 1100 790 rpm 0,09A 54 volt

7. 1310 0 rpm 0,02A 34 volt [1] Suyadi, S., & Mesin, F. N. R. J. T. (2014).
Rancang Bangun Mesin Pembuat Es Puter
8. 1500 0 rpm 0,01 A 12 volt
Dengan Pengaduk Dan Penggerak Motor
9. 1610 0 rpm 0,01A 9 volt Listrik. Jurnal Rekayasa Mesin, 9(2).
[2] Hidayat, R., Notosudjono, D., & Suhendi, D.
(2014). Pengaturan Kecepatan Putaran Motor
Induksi 1 Phasa Berbasis Mikrokontroler Atmega
Analisis Sistem 8535. E-Journal Program Studi Teknik Elektro
Pada rangkaian sistem pengaturan kecepatan motor 1 Universitas Pakuan Bogor.
fasa, dibutuhkan tegangan dari PLN 220VA untuk [3] Sumanjaya, R., & Susanto, E. (2015).
input rangkaian zero crossing, triak dan tegangan dc Perancangan Simulasi Sistem Kontrol Kecepatan
sebesar 5 volt dengan menggunakan power supply Motor Induksi 3 Fasa Dengan Metode Kontrol
untuk menyuplai perangkat seperti rangkaian zero Skalar. Eproceedings Of Engineering, 2(3).
crossing, rangkaian driver motor, potensio, ATMega
[4] Septianto, F., Widodo, A., & Sinaga, N. (2015).
8535, dan LCD.
Analisa Penurunan Efisiensi Motor Induksi
Berdasarkan pengujian alur kerja alat, ketika tegangan Akibat Cacat Pada Cage Ball Bantalan. Jurnal
220VA masuk ke rangkaian zero crossing, triak, dan Teknik Mesin, 3(4), 397-407.
power supply. Output dari rangkaian zero crossing [5] Rosa, M. K. A., & Herawati, A. (2016). Analisis
menjadi input untuk interupsi eksternal ATMega Efisiensi Motor Induksi Pada Kondisi Tegangan
8535, dan output dari power supply 5 volt digunakan Non Rating Dengan Metode Segregated
untuk menyuplai tegangan untuk rangkaian zero Loss. Teknosia, 2(17), 32-40.
crossing, driver motor, potensio, ATMega 8535 dan
LCD. [6] Ribandono, B. (2015). Analisis Pengaruh
Distorsi Harmonik Total Terhadap Efisiensi
Pada saat sistem dalam keadaan ON maka rangkaian Motor Induksi (Doctoral Dissertation, Universitas
zero crossing akan memberikan interupsi eksternal Muhammadiyah Yogyakarta).
untuk ATMega 8535 dan potensio memberikan input
[7] Wan, J., Cai, H., & Zhou, K. (2015, January).
ADC untuk ATMega 8535, hasil komparasi dari ADC
dan interupsi eksternal akan memberikan perintah Industrie 4.0: Enabling Technologies.
In Proceedings Of 2015 International Conference
untuk driver motor untuk menggerakan motor dengan
waktu sulut yang telah di tentukan, kemudian waktu On Intelligent Computing And Internet Of
sulut tersebut ditampilkan pada LCD. Things (Pp. 135-140). Ieee.
[8] Rüßmann, M., Lorenz, M., Gerbert, P., Waldner,
IV. KESIMPULAN M., Justus, J., Engel, P., & Harnisch, M. (2015).
Pada rangkaian sistem pengaturan kecepatan motor 1 Industry 4.0: The Future Of Productivity And
fasa, dibutuhkan tegangan dari PLN 220VA untuk Growth In Manufacturing Industries. Boston
input rangkaian zero crossing, triak dan tegangan dc Consulting Group, 9(1), 54-89.
sebesar 5 volt dengan menggunakan power supply [9] Hozdić, E. (2015). Smart Factory For Industry
untuk menyuplai perangkat seperti rangkaian zero 4.0: A Review. International Journal Of Modern
crossing, rangkaian driver motor, potensio, ATMega Manufacturing Technologies, 7(1), 28-35.
8535, dan LCD. Dan ketika tegangan 220VA masuk [10] Putra, A. R., Novianta, M. A., & Priyambodo, S.
ke rangkaian zero crossing, triak, dan power supply. (2015). Pengendalian Kecepatan Motor Induksi
Output dari rangkaian zero crossing menjadi input Ac 1 Phasa Berbasis Mikrokontroler Atmega8535
untuk interupsi eksternal ATMega 8535, dan output Dengan Penampil Lcd016l. Jurnal
dari power supply 5 volt digunakan untuk menyuplai Elektrikal, 2(2), 19-26.
tegangan untuk rangkaian zero crossing, driver motor,
potensio, ATMega 8535 dan LCD. Kemudian pada
saat sistem dalam keadaan ON maka rangkaian zero
crossing akan memberikan interupsi eksternal untuk

Anda mungkin juga menyukai