Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI METODE STARTING BINTANG-DELTA DAN

PENGEREMAN DINAMIK DENGAN INJEKSI ARUS SEARAH PADA


MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS ZELIO SMART RELAY UNTUK
APLIKASI SISTEM KONVEYOR TERKENDALI

Muhammad Iqbal Fikri*), Mochammad Facta, and Denis


Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
*)
iqbalfick@gmail.com

Abstrak
Perkembangan zaman melaju dengan cepat, baik dari sisi teknologi maupun pengetahuan. Dalam mengidentifikasi warna
yang dilakukan di sebuah industri masih banyak menggunakan cara manual. Identifikasi manual dilakukan berdasarkan
pengelihatan secara langsung pada buah untuk mengklasifikasi objek. Untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi
proses identifikasi warna, proses otomatisasi mengidentifikasi warna apel dapat menggunakan sensor warna yang
dipasang pada konveyor. Konveyor digerakkan oleh motor induski tiga fasa. Motor induksi dipilih karena memiliki
kontruksi yang kuat, harga yang relatif murah dengan keandalan tinggi, dan mudah dioperasikan. Pada penelitian ini,
relay yang terprogram dengan komputer pada pengontrolan motor diterapkan untuk menggerakkan motor induski sebagai
penggerak utama konveyor. Mini PLC Zelio Smart Relay tipe SR2B121BD yang digunakan sebagai pengendali utama
untuk starting dan pengereman motor. Metode starting bintang-delta diterapkan untuk pengoperasian dan pengereman
injeksi arus searah diatur untuk menghentikan motor induksi. Berdasarkan hasil percobaan metode bintang-delta dapat
mengurangi arus awal dari 11,47 Ampere menjadi 2,39 Ampere. Pengereman dinamik dengan injeksi arus searah dapat
mengurangi waktu rotasi rotor dari 2,5 detik menjadi 1,9 detik. Namun metode pengereman injeksi dengan menggunakan
arus searah tidak dapat menghentikan rotasi rotor secara langsung, hanya mengurangi waktu rotasi rotor. Untuk
menghentikan rotasi rotor, arus searah yang lebih besar sangat dibutuhkan.

Kata kunci : motor induksi tiga fasa, starting bintang delta, pengereman dinamik dengan injeksi arus searah

Abstract
Identify colours carried out an industry uses the manual way. To speed up and improve the efficiency of the colour
identification process, an automation process of identifying the colour of the apples can be done by colour sensor which
is mounted on a conveyor. The conveyor is driven by a three phase induction motor. In this research, a programmed relay
with a computer-based for motor control is applied to drive an induction motor as a prime mover of conveyor. A mini
PLC Zelio Smart Relay type SR2B121BD is used as main controlled for the starting and braking of motor. The wye –
delta starting method is applied to run and a dc injection current braking is set up to break the induction motor. Based
on the experimental results, the wye-delta method can reduce the starting current from 11.47 Ampere to 2.39 Ampere. A
dynamic braking with DC current injection can reduce the time rotation of rotor from 2.5 seconds to 1,9 seconds. However
the injection braking method by using DC current can’t stop the rotation of rotor instantaneously it only reduces the time
rotation of rotor. To stop the rotation of rotor, a bigger dc current is urgently needed.

Keywords : Three phase of induction motor, Wye – Delta starting, Dynamic braking with DC current injection.
1. Pendahuluan
2.1.1 Spesifikasi Motor Induksi Tiga Fasa
Perkembangan zaman melaju dengan cepat, baik itu Motor induksi yang digunakan adalah motor
dari sisi teknologi maupun ilmu pengetahuan. Dalam induksi tiga fasa 1 HP/ 0,75 kW merk Bologna, tipe 802-4
mengidentifikasi warna yang dilakukan di sebuah industri series
masih banyak menggunakan cara manual. Tabel 1. Spesifikasi motor induksi tiga fasa.
Pengidentifikasian dilakukan berdasarkan penglihatan Parameter Nilai
visual secara langsung pada buah yang akan
diklasifikasi[1]. Kelemahan pengklasifikasian manual Tipe 802-4 series
sangat dipengaruhi subjektifitas operator sortir dan Tegangan Rating 220/380 V
menyebabkan proses pengklasifikasian tidak konsisten
pada kondisi tertentu sehingga diperlukan teknologi yang Arus Rating 3,6/2,1 A
memungkinkan untuk mengidentifikasi warna secara Hubungan Terminal ∆/Y
otomatis. Identifikasi warna buah apel yang otomatis
tersebut dapat dilakukan dengan sensor warna yang Motor
dipasang pada konveyor[2]. Konveyor adalah suatu sistem Daya 0,75 kW / 1 HP
mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang
dari satu tempat ketempat yang lain[3]. Konveyor tersebut Faktor Daya 0,76
digerakkan oleh motor induksi 3 fasa karena karakteristik Frekuensi 50 Hz
dari motor induksi mempunyai konstruksi yang kuat, harga
yang relatif murah dengan keandalan tinggi, dan Indeks Proteksi IP 55
pengoperasiannya mudah[4]. Kecepatan putar 1390 rpm
Pada tugas akhir ini, akan membahas implementasi metode
starting bintang-delta dan pengereman dinamik dengan Jumlah Kutub 4
injeksi DC pada motor induksi tiga fasa. Kelas Isolasi F

2. Metode dan Perancangan Tipe 802-4 series


2.1. Perancangan Perangkat Keras Tegangan Rating 220/380 V
Perancangan alat pada tugas akhir ini diperlihatkan
pada gambar 1
2.1.2 Perancangan Rangkaian Daya

Gambar 2. Rangkaian daya pengasutan bintang - delta dan


Gambar 1. Blok Diagram Alat. pengereman dinamik
2.1.3 Penghitungan Kapasitas MCB 3 Fasa dan 2.1.4 Perancangan Plant Konveyor
Magnetic Contractor

1. Kapasitas MCB 3 Fasa


Arus starting motor induksi tiga fasa pada hasil
perhitungan adalah 17,36 A, maka rating arus MCB 3 fasa
yang digunakan harus melebihi arus starting 17,36 A
tersebut, sehingga MCB 3 fasa yang digunakan adalah
MCB MERLIN GERIN NC45A dengan type C32 yang
menunjukkan rating MCB 3 fasa tersebut adalah 32 A. Gambar 5. Realisasi plant konveyor tampak samping

Gambar 6. Realisasi plant konveyor tampak atas

Gambar 3. Realisasi MCB 3 fasa

2. Kapasitas Magnetic Contactor


Kontaktor yang digunakan adalah kontaktor Schneider
type LC1 D09 yang memiliki rating arus maksimum 54 A
dan arus operasi 9 A pada tegangan nominal 220 V.
Meskipun arus starting dengan metode bintang – delta Gambar 7. Realisasi sistem puli pada plant konveyor
tidak lebih besar dibanding 17,36 A, tetapi tetap ada arus Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan plant
transient atau arus pada saat peralihan hubung bintang dan konveyor yang digerakkan oleh motor induksi tiga fasa.
hubung delta dimana arus transient tersebut memiliki nilai Gambar 6 menunjukkan puli yang digunakan untuk
yang lebih tinggi dibandingkan arus pada saat beroperasi menghubungkan motor induksi tiga fasa dan konveyor
normal. sehingga energi kinetik dapat disalurkan dari motor induksi
tiga fasa ke konveyor. Diameter puli yang menghubungkan
motor induksi tiga fasa dengan konveyor memiliki
pengaruh dalam menghasilkan perbedaan kecepatan rotasi
antara motor induksi tiga fasa dan konveyor. Tetapi karena
puli antara motor induksi tiga fasa dan konveyor yang
digunakan memiliki diameter yang berbeda, maka
kecepatan rotasi konveyor berbeda dengan kecepatan
rotasi motor induksi tiga fasa.
Gambar 4. Realisasi rangkaian kontaktor Jika diketahui panjang sabuk konveyor yang
digunakan adalah 102 cm dan diameter roller yang seporos
dengan puli 5 adalah 75 mm, maka waktu yang diperlukan
oleh buah apel untuk melewati konveyor adalah :
waktu konveyor Ketika push button stop (I2) ditekan, maka koil
60 × panjang konveyor Q1, T1 dan Q3 deenergize dan koil T2 (timer braking
= switching) ter – energize. Pada ladder diagram ini, T2
Keliling 𝑅𝑜𝑙𝑙𝑒𝑟 × rpm
berfungsi sebagai jeda waktu antara pelepasan sumber
60 × 120 × 10−2 tegangan AC 3 fasa dan inject sumber tegangan DC
waktu konveyor = sehingga sumber tegangan AC 3 fasa tidak bertabrakan
π × 75 × 10−3 × 35,8
dengan sumber tegangan DC.
waktu konveyor = 7,26 detik Ketika koil T2 ter – energize, maka T2 akan mulai
menghitung waktu beroperasinya kontaktor T2
Berdasarkan hasil perhitungan pada persamaan
berdasarkan setting waktu yang diberikan. Ketika
diatas maka didapatkan waktu yang diperlukan buah apel perhitungan waktunya sudah sama dengan setting waktu
untuk melewati konveyor adalah 7,26 detik. yang diberikan, maka kontaktor T2 yang terhubung
normally open akan tertutup sehingga kontaktor Q4
2.1.5 Perancangan Perangkat Lunak
(kontaktor pengereman), Q2 dan T3 (braking timer) ter –
energize.
Ketika koil T3 ter – energize, maka T3 akan mulai
menghitung waktu beroperasinya kontaktor T3
berdasarkan setting waktu yang diberikan. Ketika
perhitungan waktunya sudah sama dengan setting waktu
yang diberikan, maka kontaktor T3 yang terhubung
normally close akan terbuka sehingga kontaktor Q4 dan Q2
deenergize.

3. Hasil dan Analisa


3.1. Pengujian Motor Induksi Tiga Fasa
pada Keadaan Berbeban dan Hubung
Bintang dengan Tegangan Tiga Fasa Line
to Line 380 V

Gambar 8. Rangkaian ladder diagram dasar untuk starting Motor induksi tiga fasa yang digunakan untuk
bintang-delta dan pengereman dynamic dengan inject DC
menggerakkan konveyor, akan dioperasikan berdasarkan
Pada starting bintang – delta, motor induksi tiga starting bintang – delta, dimana pada kondisi starting,
fasa akan beroperasi pada hubung bintang pada saat motor induksi tiga fasa akan beroperasi pada hubung
starting dan beroperasi pada hubung delta pada saat bintang. Motor induksi tiga fasa yang digunakan memiliki
kondisi normal. Untuk pengoperasian motor induksi tiga spesifikasi tegangan tiga fasa Line to Line sebesar 380 V.
fasa dengan starting bintang – delta dan pengereman
dynamic dengan inject DC diperlukan 4 magnetik Tabel 2. Pengujian motor induksi tiga fasa dalam kondisi
kontaktor dan 2 push button untuk mengoperasikan dan berbeban dan hubung bintang dengan tegangan Line to Line
menghentikan motor induksi tiga fasa. 380 V
Berdasarkan ladder diagram pada gambar 3.36,
Tegangan Arus Arus
saat push button start (I1) ditekan, maka koil Q1 (main Detik
contactor) akan ter – energize bersamaan dengan koil T1 Line to RMS Maksimum
Ke –
(starting timer) dan koil Q2 (kontaktor bintang). Saat koil Line (V) (A) (A)
Q1 ter – energize, maka kontaktor Q1 menjadi tertutup dan
0 0 0 0,1
mengalirkan tegangan disaat I1 sudah terbuka kembali
sehingga kontaktor Q1 dapat berfungsi sebagai latching. 1 400,3 2,39 11,47
Ketika koil T1 ter – energize, maka T1 akan mulai
menghitung waktu beroperasinya kontaktor T1 2 400,3 1,21 1,71
berdasarkan setting waktu yang diberikan. Ketika
perhitungan waktunya sudah sama dengan setting waktu 3 400,3 1,21 1,71
yang diberikan, maka kontaktor T1 yang terhubung
normally close akan terbuka dan kontaktor T1 yang 4 400,3 1,21 1,71
terhubung normally open akan tertutup sehingga kontaktor 5 400,3 1,21 1,71
Q2 (kontaktor bintang) deenergize dan kontaktor Q3
(kontaktor delta) ter – energize.
Dari data pada tabel 2, dapat diketahui bahwa 3.3. Perbandingan Pengujian Motor
tegangan tiga fasa yang masuk ke motor induksi tiga fasa Induksi Tiga Fasa pada Keadaan
memiliki nilai yang relatif konstan dari proses starting Berbeban dan Hubung Bintang dengan
sampai steady – state. Arus starting terukur diantara 0 Tegangan Tiga Fasa Line to Line 380 V
sampai kurang dari 1 detik sebesar 2,39 A dengan nilai dan 220 V
puncak sebesar 11,47 A. Hal ini menunjukkan bahwa arus
starting motor induksi tiga fasa memiliki nilai hampir 5,5 Tabel 4. Perbandingan arus starting dan arus nominal motor
kali arus puncak nominalnya dan motor induksi tiga fasa induksi tiga fasa pada hubung bintang dengan tegangan tiga
fasa Line to Line 380 V dan 220 V
sudah dalam keadaan steady state pada detik ke – 2.
Teganga Arus Arus Arus Arus
3.2. Pengujian Motor Induksi Tiga Fasa n Startin Starting Nomin Nominal
pada Keadaan Berbeban dan Hubung Operasi g RMS Maksim al RMS Maksim
Bintang dengan Tegangan Tiga Fasa Line (V) (A) al (A) (A) al (A)
to Line 220 V 400,3 V 2,39 11,47 1,21 1,71
Motor induksi tiga fasa yang digunakan untuk 218 V 2,14 6,36 1,1 1,55
menggerakkan konveyor, akan dioperasikan berdasarkan
starting bintang – delta, dimana pada kondisi starting, Dari data pada tabel 4, dapat diketahui bahwa semakin
motor induksi tiga fasa akan beroperasi pada hubung kecil tegangan yang digunakan pada motor induksi tiga
bintang. Motor induksi tiga fasa yang digunakan memiliki fasa, maka arus starting dan arus nominal akan menjadi
spesifikasi tegangan tiga fasa Line to Line sebesar 380 V. semakin kecil juga. Besarnya arus yang mengalir ke motor
Sedangkan pada kondisi delta, spesifikasi tegangan tiga berbanding lurus dengan tegangan yang masuk ke motor
fasa Line to Line sebesar 220 V. induksi tiga fasa.

Tabel 3. Pengujian motor induksi tiga fasa dalam kondisi 3.4. Pengujian Motor Induksi Tiga Fasa
berbeban dan hubung bintang dengan tegangan Line to Line pada Keadaan Berbeban dengan Metode
220 V
Tegangan Arus Arus Pengereman Inject DC
Detik
Line to RMS Maksimum
Ke – Selain menggunakan metode starting, motor
Line (V) (A) (A)
induksi tiga fasa juga menggunakan rangkaian
0 0 0 0,1 pengereman pada motor induksi tiga fasa sehingga
motor dapat langsung berhenti ketika sumber tegangan
1 218,1 2,14 6,36 AC tiga fasa diputus dari motor induksi tiga fasa.

2 218,1 1,1 1,55 Tabel 5. Pengujian motor induksi tiga fasa dalam kondisi
pengereman dynamic dengan inject DC
3 218,1 1,1 1,55 Arus Arus Arus
Detik V Line to Tegangan
RMS Maksimum DC
4 218,1 1,1 1,55 Ke – Line (V) DC (V)
(A) (A) (A)
5 218,1 1,1 1,55
5 216,7 2 2,84 0 0

6 216,7 2 2,84 0 0
Dari data pada tabel 3, dapat diketahui bahwa
tegangan tiga fasa yang masuk ke motor induksi tiga fasa 7 216,7 2 2,84 0 0
memiliki nilai yang kecil pada saat starting dan menjadi
konstan saat dalam kondisi steady – state. Arus starting 8 0 0 0,1 22,6 0,88
terukur diantara 0 sampai kurang dari 1 detik sebesar 2,14
A dengan nilai puncak sebesar 6,36 A. Hal ini 9 0 0 0,1 0 0
menunjukkan bahwa arus starting motor induksi tiga fasa
memiliki nilai hampir 5,5 kali arus puncak nominalnya dan
motor induksi tiga fasa sudah dalam keadaan steady - state Dari data pada tabel 5, dapat diketahui bahwa
pada detik ke – 2. motor induksi tiga fasa dijalankan dalam keadaan
berbeban selama 7 detik dan inject DC selama 1 detik.
Pada detik ke – 7, sumber tegangan tiga fasa diputus
dari motor induksi tiga fasa dan digantikan dengan
sumber tegangan DC pada detik ke – 8. Pada detik ke
– 9, semua sumber tegangan diputus dari motor
induksi tiga fasa dan motor induksi tiga fasa dalam 3.5.Pengujian Kecepatan Motor Induksi Tiga
keadaan stand by. Fasa dan Kecepatan Konveyor
Pada proses inject DC, didapatkan arus DC yang Konveyor digerakkan oleh motor induksi tiga fasa
mengalir ke motor induksi tiga fasa adalah 0,88 A, dengan kecepatan nominal 1400 rpm. Dengan
sedangkan spesifikasi arus yang diperbolehkan kecepatan tersebut, sensor warna tidak sempat
mengalir ke motor induksi tiga fasa pada hubung mendeteksi warna buah apel saat buah apel melewati
bintang adalah 2,1 A. hal ini menunjukkan bahwa arus konveyor tersebut sehingga diperlukan penurunan
DC yang mengalir ke motor induksi tiga fasa pada kecepatan pada konveyor.
proses pengereman jauh lebih rendah dibandingkan Kecepatan konveyor diturunkan berdasarkan
spesifikasi arus motor induksi tiga fasa pada hubung rasio puli yang digunakan pada sistem kopling
bintang. mekanik pada motor induksi tiga fasa sampai menuju
konveyor.
Tabel 6. Perbandingan waktu penghentian putaran
motor induksi ketika tanpa rangkaian pengereman dan
Tabel 7. Pengujian kecepatan motor induksi tiga fasa
dengan rangkaian pengereman
dan kecepatan konveyor
Waktu Penghentian Putaran
Kondisi
Motor Induksi Tiga Fasa
Kecepatan
Kecepatan
Percobaan Motor Induksi
Tanpa Konveyor A
Ke – Tiga Fasa A
Rangkaian 2,5 detik (rpm)
Pengereman (rpm)
1 1448 33
Dengan
Rangkaian 1,9 detik 2 1452 38
Pengereman 3 1452 41
4 1450 36
Dari data pada tabel 6, dapat diketahui bahwa 5 1450 37
rangkaian pengereman inject DC yang digunakan
Rata –
tidak dapat langsung menghentikan putaran motor 1450 37
induksi tiga fasa, tetapi hanya dapat mengurangi Rata
waktu penghentian putaran motor induksi tiga fasa
saja. Pada penelitian sebelumnya tentang pengereman Dari data pada tabel 7, dapat diketahui bahwa dengan
dynamic dengan inject DC, dapat diketahui bahwa kecepatan motor induksi sebesar 1400 rpm, dapat
waktu penghentian motor induksi tiga fasa dapat menghasilkan kecepatan konveyor sebesar 37 rpm
dipercepat dengan memperbesar arus pengereman. berdasarkan rasio puli yang digunakan. Pada proses
Waktu penghentian motor induksi tiga fasa tidak perancangan konveyor, didapatkan hasil perhitungan
terlalu cepat disebabkan karena arus DC yang kecepatan konveyor sebesar 35,8 rpm.
dihasilkan oleh rangkaian penyearah satu fasa Hasil pengukuran kecepatan konveyor sebesar 37 rpm
gelombang penuh masih belum cukup besar untuk sudah mendekati hasil perhitungan kecepatan konveyor
mempercepat waktu penghentian putaran motor yaitu sebesar 35,8 rpm. Perbedaan nilai ini dikarenakan
induksi tiga fasa. Seperti yang diketahui dari tabel rentan terjadinya slip pada transmisi sabuk yang
5.18, bahwa arus DC yang dihasilkan pada rangkaian digunakan.
pengereman adalah 0,88 A jauh lebih kecil
dibandingkan dengan spesifikasi arus motor induksi 4. Kesimpulan
tiga fasa yaitu 2,1 A. agar dapat mempercepat waktu Arus starting motor induksi tiga fasa pada hubung
penghentian putaran motor induksi tiga fasa, maka delta memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan arus
arus DC yang diberikan harus mendekati 2,1 A tetapi pada kondisi transient. Daya starting motor induksi tiga
tidak boleh melebihi 2,1 A tersebut karena dapat fasa pada starting bintang – delta lebih kecil dibandingkan
merusak lilitan yang ada pada motor induksi tiga fasa. daya starting motor induksi tiga fasa pada hubung delta.
Untuk memperbesar arus DC yang digunakan untuk Hal ini menunjukkan bahwa selain mengurangi arus
pengereman dynamic, dapat dilakukan dengan starting, metode starting bintang – delta juga dapat
memperbesar tegangan keluaran penyearah satu fasa mengurangi penggunaan daya pada kondisi starting. Pada
gelombang penuh tidak terkontrol dengan mengganti pengereman injeksi arus DC semakin kecil arus DC yang
tap transformator yang digunakan. dipakai semakin lama waktu pengereman, namun nilai arus
DC dapat diperbesar sehingga mempercepat pengereman
tanpa menghasilkan kenaikan suhu pada stator.

Anda mungkin juga menyukai