Disusun Oleh:
MEYRANO ARIWAKO
201811005
Waktu Percobaan:
24 NOVEMBER 2020
Mata Kuliah:
MESIN-MESIN LISTRIK
MESIN-MESIN LISTRIK
EKSITASI MOTOR 3 PHASE
Disusun oleh:
MEYRANO ARIWAKO
2018 11 005
2. DASAR TEORI
Prinsip kerja motor DC Prinsip dasar dari motor arus searah (DC) adalah jika
sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (U-S), maka pada kawat
tersebut akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat. Arah gerak kawat itu
dapat ditentukan dengan "kaidah tangan kiri" yang berbunyi sebagai berikut :
“ Apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub utara dan selatan,
sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak
tangan kiri dan arus kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka
kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari “
Macam-macam motor DC
Seperti halnya pada generator DC, berdasarkan sumber arus penguat
magnetnya, motor DC dapat dibedakan menjadi 2 macam jenis, yaitu :
a) Motor DC penguat ( eksitasi ) terpisah, bila arus penguat magnet diperoleh dari
sumber DC diluar motor.
b) Motor DC penguat ( eksitasi ) sendiri, bila arus penguat magnet diperoleh dari
motor itu sendiri.
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar
motor DC dengan penguat sendiri dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a) motor DC shunt(pararel)
b) motor DC seri
c) motor DC kompon - kompon panjang. - Kompon pendek
Mulai
Laksanakan Pengujian
Dan Ambil Data Pengujian
Ulangi Pengujian
Berjalan
Baik?
Tidak
Ya
Analisa Data
Selesai
Ns vs Frekuensi
60
50
Frekuensi (Hz)
40
30
20
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Nr
Pada perhitungan Slip, kita dapat menggunakan data frekuensi yang kita dapatkan
dari percobaan sebelumnya. Dengan motor yang diketahui memiliki 4 kutub (percobaan
ini memakai motor induksi 4 kutub dan 1500 rpm). Missal kita menggunakan contoh
putaran rotor 1350 rpm, didapat data frekuensi adalah 48,2 (kita ambil contoh reverse
karena pada kesimpulan sebelumnya frekuensi kondisi forward dan reverse hampi linier
atau sama), maka dapat dihitung nilai stator:
Ns = ((120 : p) x frekuensi )
= ((120 : 4) x 48,2)
= 1446 rpm
Setelah kita mendapatkan nilai putaran stator, maka nilai slip dapat dicari dengan
perhitungan:
S = ((Ns-Nr)/Ns) x 100%
= ((1446 rpm – 1350 rpm)/ 1446 rpm) x 100%
= 6,63%
Dari hasil perhitungan di atas, dapat kita hitung masing-masing nilai putaran stator (Ns)
dan nilai slip (S) dari data dan putaran rotor (Nr) dan frekuensi (f), maka di dapat table
hasil perhitungan:
Forward
No nr ns S (%)
(Hz)
1 1350 48,2 1446 6,639004
2 1200 42,9 1287 6,759907
3 1100 39,4 1182 6,937394
4 1000 36,1 1083 7,663897
5 900 32,5 975 7,692308
6 800 30,4 912 12,2807
7 700 25,9 777 9,90991
8 600 22,5 675 11,11111
9 500 19,5 585 14,52991
10 400 15,9 477 16,14256
11 300 12,6 378 20,63492
12 200 9,1 273 26,73993
13 100 5,8 174 42,52874
Gambar tabel Nr,Ns,f,S
Dari percobaan, nilai stator harus lebih tinggi dari nilai rotor (Ns>Nr), hal
ini harus terjadi agar torsi pada motor terjadi, karena jika Ns=Nr maka tegangan
akan terinduksi dan arus tidak dapat mengalir pada rotor sehingga tidak ada torsi
yang dapat di hasilkan
S vs Frekuensi Forward
45
40
35
30
Frekuensi (Hz)
25
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60
Slip