Penjelasan Name Plate Motor Induksi Tiga Fase dan Penentuan Rating
Komponen Starter
Untuk Memenuhi Tugas Desain Instalasi Listrik I
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018
Dosen Pembina:
Drs. Abdul Manaf, M.MT
oleh :
2018
A. Keterangan dan Penjelasan pada Name Plate Motor Listrik
Berdasarkan PUIL 2000 bagian 5 Bab 5.5 ayat 5.5.1.1, yang berbunyi
5.5.1.1 Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai
hal
berikut:
a) nama pembuat
=> Menunjukkan produsen pembuat motor, agar dapat meminta informasi lain
mengenai motor maupun produk lain dari produsen.
b) tegangan pengenal
=> Menunjukkan tegangan kerja motor untuk dapat beroperasi sesuai keterangan
pada name plate.
d) daya pengenal
=> Menunjukkan besarnya daya output motor, biasanya dalam satuan kW atau HP.
e) frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik
=> Menunjukkan besarnya frekuensi yang harus diterima motor agar motor (bagian
rotor) berputar dengan keterangan jumlah putaran sesuai name platenya.
h) kelas isolasi
=> Menunjukkan klasifikasi standar toleransi thermal dari isolasi belitan motor.
Kelas isolasi menujukkan kemampuan isolasi belitan bertahan pada suhu operasi
tertentu. Kebanyakan motor di industry memakai kelas isolasi B atau F.
=> Kelas isolasi B memiliki batas maksimum suhu 130o / 266o F
Kelas isolasi F memiliki batas maksimum suhu 155o / 3o F
i) tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit
=> Menunjukkan nilai tegangan agar motor bekerja efisien dan berumur panjang.
j) jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah
=> Menunjukkan jenis lilitan yang digunakn, yakni kumparan medan apakah
dihubungkan secara seri, parallel (shunt) atau kombinasi seri-paralel (kompon).
k) daur kerja
=> Diagram kerja motor secara jelas dan sederhana.
h) kelas isolasi :F
j) jenis lilitan :-
k) daur kerja :-
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
inibukan diperoleh dari sumber tertentu,
1.Stator
2.Rotor
Pada bagian stator (bagian yang tidak bergerak sesuai namanya) terdiri lilitan
atau kumparan (windings) yang mengelilingi semua bagian stator. Stator ini
berfungsi untuk membangkitkan medan magnet (EMF) ketika dialiri oleh listrik.
Sesuai dengan Hukum Faraday, “Jika suatu kumparan dialiri oleh arus listrik, maka
akan timbul medan magnet pada sekitar kumparan tersebut”. Pada stator motor
induksi medan magnet akan dibangkitkan ketika dialiri oleh arus listrik. Arah medan
magnet akan sangat bergantung pada arah sekuen (sequence) pada sumber listrik 3
phasa.
Dengan konstruksi seperti yang telah dijelaskan diatas. Motor Induksi akan
bergerak seketika ketika pada bagian stator (windings) kita aliri dengan arus listrik 3
phasa yang akan membangkitkan medan magnet pada sekitaran kumparan dan
menggerakkan rotor.
Untuk kecepatan yang dihasilkan pada motor induksi sangat bergantung pada
jumlah kutub (pole) pada stator dan frekuensi pada tegangan listrik yang kita
berikan, seperti tergambar pada persamaan dibawah ini:
Keterangan:
• Rotor – Perbedaan utama antara motor sinkron dan motor induksi adalah bahwa
rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan putar yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnet rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC excited, yang dipaksa
untuk mengunci pada posisi tertentu bila di hadapkan pada medan magnet lainnya.
Ns = 120 f / P
Dimana :
P= Jumlah kutub
2. Karakteristik Motor Sinkron
Kecepatan sinkron bergantung pada (a) frekuensi tegangan dan (b) jumlah kutub
dalam mesin. Dengan kata lain, kecepatan motor sinkron independen dari beban
selama beban dalam kemampuan motor. Jika beban melebihi torsi maksimum yang
dapat dikembangkan oleh motor, motor berhenti dan torsi rata-rata yang
dikembangkan adalah nol.
Amortisseur pada rotor menghasilkan Torsi awal dan Mempercepat Torsi untuk
mempercepat synchronous motor. Ketika kecepatan motor mencapai sekitar 97%
dari papan RPM, medan arus DC diterapkan ke rotor untuk menghasilkan torsi
tarikan dan rotor akan menarik langkah dan mensinkronisasi dengan medan fluks
yang berputar di dalam stator. Motor akan dijalankan pada kecepatan sinkron dan
menghasilkan torsi yang sinkron atau Synchronous Torque.
Setelah sinkronisasi, dorongan torsi tidak dapat ditingkatkan lagi atau motor
akan menjadi di luar kendali. Kadang-kadang, jika kelebihan beban sesaat, motor
akan slip dan sinkronisasi ulang. Perlindungan saat dorongan harus disediakan, jika
tidak motor akan berjalan sebagai sebuah motor induksi arus tinggi dan
memungkinkan kerusakan motor yang parah.
230 V 400 V
Motor Motor
Fuse Fuse
Motor rating operation Y/∆ operation Y/∆
Direct Direct
rated rated
starting starting
current current
kW cos𝜑 ɳ(%) A A A A A A
37 0,86 92 117 200 125 68 125 80
𝑃𝑜𝑢𝑡
a) ɳ(%) = 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛 = ɳ(%) 𝑥100%
37
𝑃𝑖𝑛 = 92% 𝑥100% = 40,22 𝑘𝑊
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑥 1000 37𝑘𝑊 𝑥 1000
b) 𝐼𝑛 = = = 65,37 𝐴
√3 𝑉 cos𝜑 √3 𝑥 380 𝑉 𝑥 0,86
Untuk menentukan penampang kabel, maka sesuai dengan PUIL ayat 5.5.3
Sirkit motor
5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu,
untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak
terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan
berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan
penampang penghantar serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.
7.1.2.1 Penggunaan
Penggunaan kabel harus sesuai dengan Tabel 7.1-3 dan 7.1-4, masing-masing untuk
kabel instalasi dan kabel fleksibel.
Sesuai dengan peruntukannya, pada poin 9 tabel 7.1-4 yakni “Dengan tekanan
mekanis sedang sebagai [enghantar tenaga dan control, mesin kerja dsb. Bila
penghantar tertekuk hanya pada sisi pipihnya saja. Maka digunakan kabel NGFLGou
7.3.2 Pembebanan terus menerus kabel instalasi dengan isolasi dan selubung
PVC dan kabel fleksibel
7.3.2.2 Untuk kabel dengan isolasi dan selubung karet seperti yang dimaksud dalam
7.1.2.1 dan Tabel 7.1-4 lajur 6 sampai dengan 14, nilai yang tercantum pada Tabel
7.3-4, harus dikoreksi sesuai Tabel 7.3-2.
Syarat di awal adalah KHA kabel harus lebih dari 81,71 A , dan karena kabel
NGFLGou sesuai dengan klasifikasi pada tabe; 7.3-2, maka harus dikalikan dengan
faktor koreksi. Misalkan suhu keliling ruang t ≤ 30o C. Maka perhitungannya adalah
98% x 81,71 A = 80,36 A. Sehingga sesuai dengan tabel 7.3-4, digunakan luas
penampang 16 mm2.
Berdasarkan PUIL 2000 ayat 5.5 tentang motor, sirkit, dan kendali,
5.5.1.2 Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan
baik
serta dirancang dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan
lingkungan tempat motor dan lengkapan tersebut akan digunakan.
5.5.1.3 Motor harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau
memiliki
kualitas lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak
dipasang.
Maka terdapat 4 fungsi pokok starter motor, yaitu :
B. Sarana Pemutus
Maka, penentuan rating untuk sarana pemutus bagi Magnetic Circuit Breaker dan
Fuse Disconnector sebagai berikut:
A.1 Magnetic Circuit Breaker
Nilai pengenal Circuit Breaker ≥1,15 x In
Nilai pengenal Circuit Breaker ≥1,15 x 81,71 A
Nilai pengenal Circuit Breaker ≥ 93,97 A
Maka, karena Magnetic Circuit Breaker dan Fuse Disconnector adalah komponen
sebagai sarana pemutus dan pengaman hubung pendek, maka penentuan rating
komponen sebagai berikut :
a) 93,97 A ≤ Nilai pengenal Circuit Breaker < 204, 275 A
b) 93,97 A ≤ Nilai pengenal Fuse Disconnector < 326,84 A
2) Kendali
Berdasarkan PUIL 2000 ayat :
5.5.7 Kendali
5.5.7.1 Yang dimaksud dengan kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik,
yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk
juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor.
5.5.7.3 Perancangan kendali
5.5.7.3.1 Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang
dikendalikannya. Untuk motor arus bolak-balik kendali harus mampu memutuskan
arus motor yang macet.
Oleh karena ayat mengenai nominal kontaktor belum diatur, maka standarisasi
kategori penggunaan kontaktor sesuai dengan standarisasi IEC, dimana menentukan
nilai arus yang mana kontaktor harus menghubuhng atau memutus. Nilai ini
tergantung pada:
Jenis beban : motor rotot sangkar atau motor slip-ring, elemen panas (resistansi),
dsitribusi dll.
Kondisi saat penutupan (start) atau pemutusan (stop) : motor diam atau berputar
(running), pembalikan arah putraran (reversing), plugging.
Tabel 1. Kategori penggunaan kontaktor, arus bolak-balik (AC)
Kategori AC 1 Dipakai untuk semua jenis beban AC dengan faktor daya ( cos𝜑 ≥
0,95), yaitu beban-beban non-induktif atau sedikit induktif.
Contoh penggunaan : pemanasan, distribusi
Maka, karena motor induksi Lorenzo adalah jenis motor sangkar dengan switching
off selama kerja normal, maka digunakan kontaktor jenis AC 3. Penentuan ratingnya
sebagai berikut :
# Pada penutupan => 7 x In = 7 x 81,71 A = 571,97 A
# Pada pembukaan => In = 81,71 A
Maka diambil rating yang tertinggi, yaitu nilai pengenal untuk saklar kontaktor >
571,97 A.