Anda di halaman 1dari 2

Gelombang surja petir dapat masuk ke dalam gardu induk oleh karena beberapa cara.

Secara
umum, maka dapat dibagi berdasarkan posisi sambaran petir menjadi dua, yaitu :

1. Sambaran petir langsung (direct lightning strike)

2. Sambaran petir tidak langsung (indirect lightning strike)

Pada umumnya, sambaran petir langsung akan menyebabkan besarnya tegangan transien yang
lebih tinggi daripada tegangan induksi (induced voltage) yang disebabkan oleh sambaran petir
tidak langsung. Akan tetapi, kejadian sambaran petir langsung pada gardu induk memiliki
frekuensi kejadian yang lebih sedikit daripada sambaran petir tidak langsung (AASEC Journal
197,2018).

Sambaran langsung yang mengenai rel/busbar dan peralatan dalam gardu induk adalah yang
paling besar diantara gelombang berjalan lainnya yang datang ke GI. Ia menyebabkan tegangan
lebih (over voltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi yang ada. Cara
yang banyak dipakai untuk mencegah hal ini adalah dengan memperkuat perlindungan terhadap
petir dengan kawat tanah (ground wire) di atas GI dan saluran transmisi di dekatnya.

Sambaran induksi dapat terjadi dapat terjadi bila awan petir ada di atas peralatan yang
berisolasi. Awan ini menginduksikan muatan listrik dalam jumlah besar dengan polaritas yang
berlawanan dengan awan petir itu. Ini menimbulkan muatan terikat. Bila terjadi pelepasan
muatan dari awan petir itu, maka muatan terikat itu kembali bebas dan menjadi gelombang
berjalan yang besarnya tergantung pada keadaan pelepasan itu. Meskipun tegangan induksi itu
berubah – ubah tergantung dari keadaan kebayakan besarnya antara 100 – 200 kV, muka
gelombangnya (wave front) lebih dari 10μs dan ekor gelombang (wave tail) 50 – 100 μs. Karena
itu sambaran induksi tidak begitu berbahaya bagi peralatan tegangan tinggi, meskipun ia
merupakan ancaman bagi peralatan distribusi.

Sambaran dekat adalah gelombang berjalan yang datang ke GI dari sambaran petir pada
saluran transmisi pada titik yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari GI besarnya dibatrasi
oleh tegangan lompatan dari isolator saluran itu bila rambatannya sepanjang saluran melalui
beberapa tiang. Tetapi peredaman dari kecuraman (steepness) muka gelombang adalah sangat
kecil, sehingga gelombang itu tetap curam, jika jarak rambatan pendek. Pada beberapa keadaan
harga puncak gelombang mencapai 120% - 130% dari BIL peralatan GI dan kecuraman muka
gelombang mencapai 500 kV/μs. Namun, karena rel GI tegangan tinggi yang besar kapasitansi
statiknya mencapai beberapa ribu atau beberapa puluh ribu pF, maka kecuraman muka
gelombang sering mengalami penurunan yang lumayan juga.

Jika perisaian (shielding) dari GI dan saluran transmisinya cukup baik, gelombang
tegangan yang mungkin datang ke GI itu adalah dari sambaran petir yang jauh. Gelombang
berjalan yang jauh ini mungkin berasal dari sambaran langsung pada saluran, dari sambaran
induksi, dari sambaran dari lompatan balik (back flashover) dari tiang atau dari tengah gawang
(span). Dalam semua keadaan ini, gelombang ini berjalan sepanjang saluran dengan kecepatan
cahaya (300m/μs). Harga puncak dari surja aslinya dibatasi oleh tegangan lompatan dari isolator
saluran. Selama merambat itu harga puncak dan kecuramannya mengalami penurunan yang
cukup banyak oleh adanya peredaman (attenuation) dan distorsi karena korona dan peredaman
oleh effek kulit (skin effect) pada penghantar. Makin pendek ekor gelombang, makin terasa
peredaman itu, ia berubah dengan cara yang rumit tergantung dari polaritas (lebih besar untuk
polaritas positif), harga puncak, besarnya penghantar, adanya kawat tanah ditasnya, bentuk
gelombang dan sebagainya. (Arismunandar,1975:37)

Tegangan induksi yang disebabkan oleh sambaran petir tidak langsung dipengaruhi oleh
arus petir, resistifitas tanah, tinggi line transmisi, serta jarak di antara line transmisi dan lokasi
sambaran petir. Gelombang berjalan yang jauh juga dapat disebabkan oleh backflashover dari
tiang transmisi. Sambaran ini terjadi pada kawat tanah (Overhead Ground Wire), di mana hal ini
terjadi akibat sambaran petir mengenai kawat tanah, kemudian merambat melalui impedansi
surja tower ke tanah, namun karena resistansi tanah cukup tinggi, arus pantul akan kembali lagi
merambat ke puncak tower. Apabila tegangan pantul tersebut nilainya melebihi nilai tegangan
tembus isolator tiang transmisi, maka arus petir akan terinjeksi ke kawat fasa, yang kemudian
dapat merambat masuk ke dalam gardu induk (IEEE Journal:Piantini, 2018).

Anda mungkin juga menyukai