Anda di halaman 1dari 44

KAWAT TANAH

KELOMPOK 4

1.BAGAS FAJAR LUKULO (06)

2. HENRI SETIAJI (10)

3.M.KHAFASH TOTIUS (12)

4.SAZHA RAHMA B. (19)


GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI

Gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi adalah gangguan yang
disebabkan oleh alam, salah satunya gangguan karena sambaran petir,
sedangkan pengamannya yaitu dengan memasang kawat tanah dan arrester.
No. Penyebab gangguan Prosentase

1 - kilat / petir 56 %

2 - hujan salju / angin 11 %

3 - kerusakan alat-alat 11 %

4 - faktor umur (ketuaan) 11 %

5 - lain-lain 11 %
MACAM-MACAM GANGGUAN

• GANGGUAN HUBUNG SINGKAT


- hubung singkat satu fasa ketanah
- hubung singkat dua fasa ketanah
- hubung singkat simetris tiga fasa
• GANGGUAN PUTUSNYA KAWAT (OPEN CIRCUIT)
- putusnya kawat satu fasa
- putusnya kawat dua fasa
- putusnya kawat tiga fasa
SERINGNYA GANGGUAN MENYEBABKAN

• Kontinuitas penyaluran daya terputus

• Penurunan tegangan yang cukup besar dapat mengakibatkan rendahnya kualitas tenaga
listrik

• Peralatan-peralatan yang terdapat pada tempat terjadinya gangguan akan rusak


PENGAMAN TERHADAP SAMBARAN PETIR

Tegangan lebih luar (External over voltage) yang diakibatkan oleh


sambaran petir adalah sangat berbahaya terhadap saluran transmisi
mengingat letak saluran transmisi yang berada di daerah terbuka dan sangat
luas. Sehingga perlu dilindungi supaya pengaruhnya tidak sampai mengganggu
fungsi dari saluran transmisi
TERDAPAT TIGA JENIS SAMBARAN PETIR TERHADAP
SALURAN TRANSMISI
• Sambaran langsung pada kawat saluran, sehingga lompatan pada titik topang atau pada
tempat-tempat tertentu dalam gawang tak dapat dihindarkan.

• Sambaran pada menara atau kawat tanah atas, yang menyebabkan lompatan karena
kenaikan potensial oleh sebab tingginya tahanan kaki menara.

• Sambaran pada kawat tanah atas, yang menyebabkan lompatan ke kawat konduktor
karena curamnya bentuk gelombang petir.
PENCEGAHAN HUBUNG SINGKAT KARNA
FLASHOVER / LOMPATAN BUNGA API
• Memasang kawat tanah

• Menurunkan tahanan kaki menara

• Memperlebarjarak antara kawat tanah dengan kawat fasa


PENGERTIAN KAWAT TANAH

Kawat Tanah (Earth wire/ ground wire/ kawat petir ) adalah suatu pengaman
dari sistem tenaga listrik khususnya pada sistem transmisi yaitu dengan
melindungi kawat penghantar atau kawat fasa terhadap sambaran petir
BAHAN KAWAT TANAH

Bahan ground wire pada umumnya terbuat dari kawat baja (steel wires) yang telah di
Galvanis sehingga lebih murah, tetapi tidak jarang menggunakan ACSR (dilapisi dengan
almunium).

Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, didalam ground wire difungsikan fibre optic
untuk keperluan telemetri, tele proteksi maupun telekomunikasi yang dikenal dengan
OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.
JUMLAH DAN POSISI KAWAT TANAH

Jumlah Kawat Tanah setidaknya ada satu buah diatas kawat fasa, namun umumnya di setiap
tower dipasang dua buah. Pemasangan yang hanya satu buah untuk dua penghantar akan
membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa mudah tersambar petir.
Jarak antara ground wire dengan kawat fasa di tower adalah sebesar jarak antar kawat fasa,
namun pada daerah tengah gawangan dapat mencapai 120% dari jarak tersebut.
OVERHEAD GROUNDING WIRE

• Salah satu cara yang paling mudah untuk melindungi saluran tenaga listrik adalah dengan
menggunakan kawat tanah (overhead groundwire) pada saluran. Prinsip dari pemakaian kawat
tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan menjadi sasaran sambaran petir sehingga melindungi
kawat phasa dengan daerah/zona tertentu.

• Overhead groundwire yang digunakan untuk melindungi saluran tenaga listrik, diletakkan pada
ujung teratas saluran dan terbentang sejajar dengan kawat phasa. Groundwire ini dapat
ditanahkan secara langsung atau secara tidak langsung dengan menggunakan sela yang pendek.
DAERAH PROTEKSI SATU GROUNDWIRE
• Misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah.

• Titik b ditentukan sebesar 2/3 h.

• Zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di dalam zona tersebut, diharapkan
tidak terjadi sambaran petir langsung sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan.

• Apabila hx merupakan tinggi kawat phasa yang harus dilindungi, maka lebar bx dapat ditentukan dalam
2 kondisi, yaitu :
• Untuk hx > 2/3 h , bx = 0,6 h (1 – hx/h)

• Untuk hx < 2/3 h , bx = 1,2 h (1 – hx/0,8h)

• Jika sebuah groundwire dirasa belum cukup untuk memproteksi kawat phasa sepenuhnya. Untuk
meningkatkan performa dalam perlindungan terhadap sambaran petir langsung, dapat digunakan lebih
dari satu groundwire.
PROTEKSI DUA GROUNDWIRE

Bila digunakan 2 buah groundwire dengan tinggi h dari tanah dan terpisah sejauh s, perhitungan
untuk menetapkan zona proteksi petir dilakukan seperti halnya menggunakan 1 buah groundwire
• Apabila ho menyatakan tinggi titik dari tanah di tengah-tengah
2 groundwire yang terlindungi dari sambaran petir, maka ho dapat
ditentukan : ho = h - s/4

• Sedangkan daerah antara 2 groundwire dibatasi oleh busur lingkaran dengan


jari-jari 5/4 s dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengah-tengah
2 groundwire.
• Zona perlindungan groundwire dapat dinyatakan dengan parameter sudut perlindungan,
yaitu sudut antara garis vertikal groundwire dengan garis hubung antara groundwire dan
kawat phasa. Jika sudut perlindungan tersebut dinyatakan dalam a dan
tinggi groundwire adalah h, maka probabilitas sambaran petir pada groundwire (p) dapat
ditentukan sebagai berikut :

log p = -4

• Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa makin tinggi groundwire dan sudut perlindungan
yang besar, akan mengakibatkan probabilitas tersebut meningkat. Untuk itu diperlukan
pemilihan tinggi groundwire dan sudut perlindungan yang tepat untuk mendapatkan
performa perlindungan yang baik dari sambaran petir.
• Gambar kiri menunjukkan kurva antara ketinggian rata-rata groundwire vs sudut perlindungan
rata-rata. Dari gambar tersebut terlihat daerah berwarna hitam merupakan daerah
kemungkinan gagal dalam perlindungan.

• Gambar kanan menunjukkan probabilitas kegagalan perlindungan dari sambaran petir ke


saluran sebagai fungsi dari ketinggian groundwire dan sudut perlindungan.
• kurva pada gambar kiri menunjukkan probabilitas kegagalan dalam perlindungan kurang dari 1
% (berdasar kurva gambar kanan). Probabilitas ini berarti lebih kecil dari satu kali kegagalan
dalam setiap 100 sambaran petir pada groundwire.

• Untuk meningkatkan keandalan sistem ini, diperlukan pentanahan yang baik pada setiap
menara listrik. Jika petir menyambar pada groundwire di dekat menara listrik, maka arus petir
akan terbagi menjadi dua bagian. Sebagian besar arus tersebut mengalir ke tanah melalui
pentanahan pada menara tersebut. Sedangkan sebagian kecil mengalir melalui groundwire dan
akhirnya menuju ke tanah melalui pentanahan pada menara listrik berikutnya. Lain halnya jika
petir menyambar pada tengah-tengah groundwire antara 2 menara listrik. Gelombang petir ini
akan mengalir ke menara-menara listrik yang dekat dengan tempat sambaran tersebut.
GANGGUAN KILAT PADA SEPEREMPAT JARAK DAN
SETENGAH JARAK DARI MENARA PADA SALURAN UDARA
TEGANGAN TINGGI

• Pada saluran udara tegangan ekstra tingi (SUTET), dan saluran tegangan ultra tinggi
(SUTUT), gangguan pada seperempat dan setengah jarak dari menara diabaikan.

Tetapi pada saluran udara tegangan tinggi (SUTT) digunakan metode AIEE yaitu dengan
membandingkan kekuatan isolasi dari jarak antara kawat tanah dan kawat fasa terhadap
tegangan yang timbul karena arus kilat ditempat-tempat tersebut.
• Jarak vertikal antara kawat tanah dan kawat fasa diperoleh dengan memisahkan lengkung
kawat itu memenuhi persamaan berikut :
• Keterangan
y = tinggi kawat tanah diatas tanah, (m)
y’ = tinggi kawat fasa diatas tanah, (m)
do = andongan maksimum kawat tanah,(m)
do’= andongan maksimum kawat fasa, (m)
b = jarak vertikal antara kawat fasa dan kawat tanah, (m)
bm = jarak vertikal antara kawat tanah dan kawat fasa ditengah-tengah gawang, (m)
bq = jarak vertikal antara kawat tanah dan kawat fasa diseperempat gawang, (m)
• Bila p = jarak horizontal antara kawat tanah dan kawat fasa. Maka jarak antara kawat tanah
dan kawat fasa :
USAHA UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA
PERLINDUNGAN

Usaha yang paling mudah untuk meningkatkan performa perlindungan adalah


dengan menggunakan lebih dari satu groundwire. Dengan cara ini diharapkan petir akan selalu
menyambar pada groundwire sehingga memperkecil probabilitas kegagalan perlindungan. Cara
ini dapat disertai dengan menggunakan counterpoise, yaitu konduktor yang ditempatkan di
bawah saluran (lebih sering dibenamkan dalam tanah) dan dihubungkan dengan sistem
pentanahan dari menara listrik. Hasilnya, impedansi surja akan lebih kecil.
USAHA-USAHA LAINNYA DI ANTARANYA

• Memasang couplingwire di bawah kawat phasa (konduktor yang disertakan di bawah


saluran transmisi dan dihubungkan dengan sistem pentanahan menara listrik).

• Mengurangi resistansi pentanahan menara listrik dengan menggunakan elektroda


pentanahan yang sesuai.

• Menggunakan arester.
PEMASANGAN KAWAT TANAH

Pemasangan kawat tanah pada saluran transmisi ditujukan untuk melindungi


kawat penghantar dari tegangan lebih luar (External over voltage), kawat
tanah tersebut menangkap kilat dan menghantarkan arus kilat melalui kaki-
kaki tower langsung ke tanah.
• Menurut Peek

Dimana :
h - jarak vertikal antara kawat tanah dengan kawat konduktor terdekat.
h – jarak konduktor yang terdekat dengan kawat tanah terhadap permukaan tanah .
H – tinggi menara
x – jarak horisontal antara kawat tanah dengan konduktor.
?

Untuk daerah yang tingginya lebih dari 200m dari permukaan laut, dianjurkan untuk
menambah h diatas dengan 10 %.
JUMPER KAWAT TANAH

• Untuk menjaga hubungan kawat tanah dengan tiang, maka pada ujung travers EW dipasang
jumper yang dihubungkan ke kawat tanah. Jumper terbuat dari kawat tanah yang dipotong
dengan panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan.

• Jumper pada tipe penegang dipasang antara tiang dan kawat tanah serta antar klem
penegang kawat tanah. Hal ini dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat mengalir
langsung ke tiang maupun antar kawat tanah. Sedangkan pada tipe penyangga, jumper
dipasang pada tiang dan disambungkan ke kawat tanah dengan klem jembatan ataupun
dengan memasangnya pada suspension clamp kawat tanah.
Ujung bagian atas kawat ini dihubungkan langsung dengan kawat tanah menggunakan klem
jembatan atau dihubungkan dengan batang penangkap petir yang dipasang di atas tiang.
Sedangkan ujung bagian bawahnya dihubungkan dengan pentanahan tiang. Dengan
pemasangan kawat penghubung diharapkan tidak terjadi arus balik yang nilainya lebih besar
daripada arus sambaran petir yang sesungguhnya, sehingga gangguan pada transmisi dapat
berkurang.
PENTANAHAN TRANSMISI

Yang dimaksud pentanahan menara transmisi ialah penambahan suatu alat pentanah /
elektroda pentanah, untuk menurunkan tahanan kaki menara.

Pentanahan menara transmisi ini dilakukan apabila tahanan kaki menara masih dianggap
terlalu tinggi, atau melebihi batas yang diperbolehkan.

Pada saluran transmisi di Indonesia tahanan kaki menara yang diperbolehkan maksimum
adalah 10 ohm.

Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur megger tanah (Earth Resistance
Meter).
• Untuk menentukan berapakah batas maksimum tahanan kaki menara yang diperbolehkan
agar tidak terjadi flashover, LV Dewley memberikan suatu hubungan sbb :

V
Rf = ohm
I s 1  k 

Rf – tahanan kaki menara


V – batas tegangan flashover dari gandengan isolator yang digunakan (impulee flashover
level)
I - arus kilat maksimum pada menara
k – faktor kopling antara kawat tanah dan kawat fasa (konduktor)
Is berkisar antara 160 – 220 KA, tetapi dalam perencanaannya biasanya digunakan besaran
antara 60 -100 KA.
MACAM-MACAM PENTANAHAN MENARA
TRANSMISI
1. Driven ground
• Pentanahan dengan menanamkan batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah.
• Batang elektroda yang digunakan biasanya berdiameter antara ¾ - 2 inchi, dan panjangnya
antara 3 -15 m.
• Besarnya tahanan terhadap tanah dari satu batang elektroda yang ditanamkan ke dalam
tanah adalah :
2. Counter Poise
• Pentanahan dengan menanamkan kawat elektroda sejajar dan beberapa cm
di bawah permukaan tanah.
• Kawat-kawat elektrode ditanam sedalam antara 30-90 cm dibawah
permukaan tanah.
• Pentanahan ini dipergunakan apabila tahanan kaki menara masih terlalu
tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan mempergunakan driver ground,
oleh karena tahanan jenis tanah yang terlalu tinggi.
• Biasanya untuk daerah pegunungan yang mempunyai tahanan jenis tanah
tinggi.
Besarnya tahanan counterpoise terhadap tanah :

  2L 2L t
Rc  ln  ln  2 
2L  r t L 

• L – panjang elektroda kawat (cm)


• t – dalamnya penanaman counterpoise (cm)
• r – jari-jari kawat elektroda (cm)
COUNTERPOISE RADIAL
• Counterpoise Parallel
3. Pentanahan dengan Mesh atau Jala-Jala

• Adalah cara pentanahan dengan jalan memasang kawat elektroda membujur dan melintang
dibawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan disetiap tempat sehingga membentuk jala
(Mesh)

• Sistem pentanahan mesh biasanya dipasang di gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan
harga tahanan tanah yang sangat kecil (kurang dari 1 ohm)
SESI TANYA JAWAB

• TERIMIN 1
1.
KESIMPULAN

1. Pemakaian overhead groundwire dalam saluran transmisi tenaga listrik mempunyai harapan agar sambaran
petir tidak mengenai kawat phasa. Luas zona/daerah perlindungan groundwire tergantung dari ketinggian
groundwire itu sendiri. Probabilitas kegagalan dalam perlindungan akan naik dengan makin tingginya
groundwire dan besarnya sudut perlindungan. Untuk itu diperlukan pemilihan ketinggian serta sudut
perlindungan yang sesuai untuk mendapatkan perlindungan yang baik.

2. Peningkatan performa perlindungan transmisi tenaga listrik dari sambaran petir yang paling mudah
dilakukan dengan menambah jumlah groundwire. Kombinasi pemakaian groundwire dengan peralatan-
peralatan lainnya sangat diharapkan untuk memperoleh performa perlindungan yang lebih tinggi di
antaranya dengan pemakaian arester yang merupakan alat pelindung modern.

Anda mungkin juga menyukai