Anda di halaman 1dari 6

Transmisi Tenaga Listrik Bpk. Ir.

Wahyudi Gasal 2015/2016

PENGARUH PELETAKAN GROUND WIRE PADA


SALURAN TRANSMISI UDARA
Kevin Razak A.[a], Fiona Yolita P.[b], Yoanes Bagus N.[c]
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, Indonesia
kevin13@mhs.ee.its.ac.id [a], fionayolita@gmail.com [b], byoanes@gmail.com[c]

ABSTRAKIndonesia terletak di garis khatulistiwa yang menjadikan Indonesia menjadi daerah


tropis dimana hampir sebagian tahun akan mengalami musim penghujan. Pada musim penghujan
akan banyak muncul petir-petir. Petir tersebut dapat membahayakan sistem kelistrikan jika
menyambar saluran-saluran listrik,khususnya saluran transmisi. Saat petir menyambar salah satu
saluran fasa atau lebih maka akan terjadi gangguan pada fasa tersebut dan akan terjadi hubung
singkat yang mengakibatkan arus sangat besar mengalir ke sistem, hal tersebut membuat CB
bekerja dan terjadi trip. Dapat dibayangkan bila hal ini terjadi pada saluran transmisi, akan
banyak sekali industri dan rumah-rumah yang mati karena hal ini. Hal ini tentu akan menurunkan
kehandalan dari sistem saluran tersebut. Selain menyebabkan hubung singkat, sambaran petir
dapat membuat lonjatan tegangan yang tinggi yang juga dapat membuat peralatan listrik mudah
rusak. Untuk mengurangi resiko sambaran petir, digunakanlah groundwire untuk memperkecil
kemungkinan saluran fasa tersambar petir secara langsung. Groundwire ini merupakan
penangkap petir, dimana saat terjadi sambaran petir diharapkan tidak menyambar saluran fasa
secara langsung melainkan akan menyambar groundwire yang memiliki impedansi yang kecil
dan akan langsung mngalir ke tanah karena ada pentahanan. Dengan demikian saluran fasa pada
transmisi menjadi aman dan kehandalan saluran tetap terjaga.
Kata kunci : Ground Wire, Overhead Transmission Line, Proteksi Petir
I.

PENDAHULUAN

Transmisi adalah proses penyaluran tenaga


listrik dari pusat pembangkit menuju pusat beban.
Petir merupakan suatu aspek gangguan dari alam
yang berbahaya terhadap saluran transmisi. Jika
petir menyambar saluran transmisi, maka
tegangan pada sistem akan melonjak naik. Hal ini
mengakkibatkan kerusakan pada peralatan listrik
yang beroperasi, dan juga dapat menurunkan
kehandalan dan keamanan system tenaga.
Fenomena ini sangat perlu diperhatikan bagi
penyedia listrik dan juga pemakai listrik.
Berdasarkan proses terjadinya sambaran petir
pada saluran, sambaran petir dapat dibedakan
menjadi dua kategori yaitu sambaran kilat
langsung dan sambaran tidak langsung atau
induksi. Kedua jenis sambaran ini dapat

menyebabkan terganggunya proses transmisi


daya listrik. Gangguan akibat petir pada saluran
listrik tidak dapat dihindari,sedangkan alat
pengaman seperti arrester, fuse gap dan rod gap
terbatas. Untuk itu groundwire digunakan untuk
membantu alat-alat tersebut menangani sambaran
petir sehingga koordinasi isolasi akan ekonomis.
Penggunaan groundwire di tujukan untuk
pengamanan pada saluran transmisi terhadap
sambaran petir tersebut. Khususnya sambaran
langsung mengenai kawat fasa. Dalam hal ini
groundwire berfungsi sebagai perisai untuk
mencegah petir menyambar kawat fasa. Energi
sambaran petir akan dialirkan ke dalam tanah
melalui menara atau tiang yang ditanahkan

II.

TUJUAN

Tujuan terhadap studi analisa groundwire ini


adalah untuk mengetahui pengaruh pemasangan
groundwire (Kawat Tanah) pada saluran transmisi.
Sehingga diharapkan setelah melakukan studi, kita
dapat mengetahui bagaimana perbedaan terhadap
adanya petir pada saluran transmisi tanpa
pemasangan
ataupun
dengan
pemasangan
groundwire serta pengaruh posisi dari letak
pemasangan groundwire itu sendiri
III.

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Proses Kejadian Petir


Petir merupakan fenomena alam di mana
terjadi loncatan elektron antara awan dengan bumi.
Petir bisa dianalogikan seperti sebuah kapasitor
raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan
(bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan
lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral).
Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah
sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang
bisa menyimpan energi sesaat (energy storage).
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara
awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses
terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak
terus menerus secara teratur, dan selama
pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan
lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul
pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan
muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.
Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi
cukup besar, maka akan terjadi pembuangan
muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi.
Pada proses pembuangan muatan ini, media
yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat
elektron mampu menembus ambang batas isolasi
udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering
terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan
tersebut udara mengandung kadar air yang lebih
tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus
lebih mudah mengalir. Pelepasan muatan listrik
dapat terjadi di dalam awan, antara awan dengan
awan, dan antara awan dengan bumi tergantung
dari kemampuan udara dalam menahan beda
potensial yang terjadi.

Petir yang kita kenal sekarang ini terjadi akibat


awan dengan muatan tertentu menginduksi muatan
yang ada di bumi. Bila muatan di dalam awan
bertambah besar, maka muatan induksi pun makin
besar pula sehingga beda potensial antara awan
dengan bumi juga makin besar. Rata rata kuat arus
dalam petir sebesar 20.000 ampere.
3.2 Sistem Perlindungan Petir
Petir akan menyambar semua benda yang
dekat dengan awan. Dengan kata lain benda yang
tinggi akan mempunyai peluang yang besar
tersambar petir. Transmisi tenaga listrik di darat
dianggap lebih efektif menggunakan saluran udara
dengan mempertimbangkan faktor teknis dan
ekonomisnya. Tentu saja saluran udara ini akan
menjadi sasaran sambaran petir langsung. Apalagi
saluran udara yang melewati perbukitan sehingga
memiliki jarak yang lebih dekat dengan awan dan
mempunyai peluang yang lebih besar untuk
disambar petir.
Selama terjadinya pelepasan petir, muatan
positif awan akan menginduksi muatan negatif
pada saluran tenaga listrik. Muatan negatif
tambahan ini akan mengalir dalam 2 arah yang
berlawanan sepanjang saluran. Surja ini mungkin
akan merusak isolasi saluran atau hanya terjadi
pelepasan di antara saluran-saluran tersebut.
Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dan
tegangan ekstra tinggi (EHV) cenderung untuk
melindungi saluran dari adanya tegangan lebih
akibat surja hubung dan surja petir. Untuk
tegangan ultra tinggi (UHV), desain isolasi lebih
cenderung kepada proteksi terhadap surja hubung.
Adanya tegangan lebih ini akan mengakibatkan
naiknya tegangan operasi yang tentunya dapat
merusak peralatan-peralatan listrik.
Dalam hal melindungi saluran tenaga listrik
tersebut, ada beberapa cara yang dapat diterapkan.
Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan
menggunakan kawat tanah pada saluran udara
(overhead groundwire). Prinsip dari pemakaian
kawat tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan
menjadi sasaran sambaran petir sehingga
melindungi kawat phasa dengan daerah tertentu.

Overhead groundwire yang digunakan untuk


melindungi saluran tenaga listrik, diletakkan pada
ujung teratas saluran dan terbentang sejajar dengan
kawat phasa. Groundwire ini dapat ditanahkan
secara langsung atau secara tidak langsung dengan
menggunakan sela yang pendek.
3.3 Kawat Tanah
Kawat tanah yang berada di atas konduktor
fasa disebut dengan beberapa nama, yaitu kawat
tanah saluran udara (overhead groundwire), kawat
pelindung (shield wire), dan kawat udara (sky
wire). Kawat tanah saluran udara digunakan untuk
proteksi petir pada saluran transmisi dimana kawat
tersebut disambungkan ke tower logam yang
menyangga saluran. Tower konduksi tersebut
berfungsi sebagai konduktor yang mengalirkan
arus petir ke bawah. Kawat tanah, selain dapat
menyediakan proteksi terhadap konduktor fasa
secara efektif, di sisi lain dapat menyebabkan
kegagalan. Yang pertama, arus petir yang terinjeksi
ke kawat tanah dapat menimbulkan back-flashover
dari kawat tanah ke kawat fasa jika resultan
tegangan pada kawat tanah cukup tinggi, hal ini
dapat terjadi jika terdapat kombinasi arus petir
yang besar dan pentanahan yang kurang dari kawat
tanah. Petir dapat saja membypass kawat tanah dan
langsung menyambar kawat fasa jika peletakkan
kawat tanah tidak tepat, bahkan walaupun sudah
tepat, hal ini dapat saja terjadi. "Sudut
perlindungan" (shielding angle) didefinisikan
sebagai sudut antara garis imajiner vertikal yang
membentang ke bawah dari kawat tanah saluran
udara dan garis imajiner yang menghubungkan
groundwire
dan
konduktor
fasa.
Sudut
perlindungan mendekati nilai nol adalah kondisi
yang diinginkan. Sudut perlindungan sekitar 30
derajat, cukup baik digunakan untuk saluran
transmisi dengan menara dengan ketinggian sekitar
25m. Semakin tinggi saluran, membutuhkan sudut
perlindungan kurang dari 30 derajat, jika tidak
akan timubul kegagalan. dimana petir akan membypass kawat tanah dan menyambar konduktor
fasa.
OPGW (Optical Ground Wire) adalah tipe
kabel yang digunakan pada konstruksi salauran
transmisi dan distribusi yang mengombinasikan
fungsi pentanahan dan komunikasi.

OPGW terbentuk dari struktur silinder yang di


dalamnya terdiri dari satu atau lebih fiber optik,
dan dibungkus lapisan besi dan aluminium. Bagian
konduktif dari kabel ini menghubungkan tower
penyangga dengan tanah dan melindungi saluran
tegangan tinggi dari sambaran petir. Kabel fiber
optik di dalamya dapat digunakan untuk transmisi
data berkecepatan tinggi, baik untuk keperluan
elektris dari proteksi dan untuk mengontrol saluran
transimisi, untuk keperluan komunikasi suara dan
data, atau pun disewakan atau dijual ke pihak
ketiga untuk penyediaan interkoneksi fiber
berkecepatan tinggi antar kota. Fiber optik sendiri
adalah insulator untuk saluran transmisi dan kebal
terhadap induksi petir, noise listrik eksternal, dan
cross-talk. Kabel OPGW terdiri dari fiber optik
single-mode dengan rugi transmisi kecil, yang
memungkinkan transmisi berkecepatan tinggi.
Penampilan luat OPGW hampir sama dengan kabel
ACSR yang digunakan untuk kabel pelindung.
3.4 Daerah Proteksi
Dalam melindungi kawat phasa tersebut,
daerah proteksi groundwire dapat dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan jumlahnya, yaitu:
a. Dengan 1 Ground Wire

Gambar 1. Tower dengan satu groundwire

Gambar 1 diatas merupakan contoh dari


penggunaan groundwire tipe 1 buah. Terlihat
bahwa groundwire tepasang pada ujung atau
puncak tertinggi pada tower yang terpasang. Untuk
lebih detailnya ada pada gambar 2.
Pada gambar 2 dibawah, misalkan groundwire
diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan
menggunakan nilai-nilai yang terdapat pada
gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar
2/3 h. Sedangkan zona proteksi groundwire
terletak di dalam daerah yang diarsir. Di dalam
zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran
petir langsung sehingga di daerah tersebut pula
kawat phasa dibentangkan.

Gambar 3. Tower dengan dua groundwire

Bila digunakan dua buah groundwire dengan


tinggi h dari tanah dan terpisah sejauh s,
perhitungan untuk menetapkan zona proteksi petir
dilakukan seperti halnya menggunakan satu buah
groundwire. Gambar 2 menunjukkan zona
perlindungan dari penggunaan dua buah
groundwire.

Gambar 2. Daerah proteksi dengan menggunakan 1 buah


groundwire

Apabila hx merupakan tinggi kawat phasa


yang harus dilindungi, maka lebar bx dapat
ditentukan dalam dua kondisi, yaitu :
o Untuk hx > 2/3h, bx = 0,6

(h hx)

...(1)

o Untuk hx < 2/3h, bx = 1,2

(h 1,25hx)

...(2)

Dalam beberapa kasus, sebuah groundwire


dirasa belum cukup untuk memproteksi kawat
phasa sepenuhnya. Untuk meningkatkan performa
dalam perlindungan terhadap sambaran petir
langsung, saluran transmisi tertentu menggunakan
lebih dari satu groundwire.

b. Dengan 2 Ground Wire


Gambar berikut merupakan contoh aplikasi
penggunaan 2 buah groundwire pada saluran
transmisi. Untuk lebih detailnya akan dijelaskan
lebih rinci dan detail.

Gambar 4.Zona perlindungan dari penggunaan 2 buah


groundwire

Dari gambar tersebut, apabila ho menyatakan


tinggi titik dari tanah di tengah-tengah 2
groundwire yang terlindungi dari sambaran petir,
maka ho dapat ditentukan :
ho = h - s/4

...(3)

Sedangkan daerah antara 2 groundwire


dibatasi oleh busur lingkaran dengan jari-jari 5/4 s
dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengahtengah 2 groundwire.
Zona
perlindungan
groundwire
dapat
dinyatakan dengan parameter sudut perlindungan,
yaitu sudut antara garis vertikal groundwire
dengan garis hubung antara groundwire dan kawat

phasa. Jika sudut perlindungan tersebut dinyatakan


dalam a dan tinggi groundwire adalah h, maka
probabilitas sambaran petir pada groundwire (p)
dapat ditentukan sebagai berikut :
Log p =

IV.

90

...(4)

HASIL ANALISA

Dari persamaan (4) tersebut, terlihat bahwa


makin tinggi groundwire dan sudut perlindungan
yang besar, akan mengakibatkan probabilitas
tersebut meningkat. Untuk itu diperlukan
pemilihan tinggi
groundwire
dan sudut
perlindungan yang tepat untuk mendapatkan
performa perlindungan yang baik dari sambaran
petir.

Gambar 5. Kurva ketinggian groundwire vs sudut perlindungan

Gambar 5 menunjukkan kurva antara


ketinggian rata-rata groundwire vs sudut
perlindungan rata-rata. Dari gambar tersebut
terlihat daerah berwarna hitam merupakan daerah
kemungkinan
gagal
dalam
perlindungan.
Sedangkan gambar 6 menunjukkan probabilitas
kegagalan perlindungan dari sambaran petir ke
saluran sebagai fungsi dari ketinggian groundwire
dan sudut perlindungan.
Dengan demikian, kurva pada gambar 5
menunjukkan probabilitas kegagalan dalam
perlindungan kurang dari 1 % (berdasar kurva
gambar 6). Probabilitas ini berarti lebih kecil dari
satu kali kegagalan dalam setiap 100 sambaran
petir pada groundwire.
Sehingga untuk meningkatkan keandalan
sistem ini, diperlukan pentanahan yang baik pada
setiap menara listrik. Jika petir menyambar pada
groundwire di dekat menara listrik, maka arus petir
akan terbagi menjadi dua bagian. Sebagian besar
arus tersebut mengalir ke tanah melalui pentanahan
pada menara tersebut. Sedangkan sebagian kecil
mengalir melalui groundwire dan akhirnya menuju
ke tanah melalui pentanahan pada menara listrik
berikutnya. Lain halnya jika petir menyambar pada
tengah-tengah groundwire antara 2 menara listrik.
Gelombang petir ini akan mengalir ke menaramenara listrik yang dekat dengan tempat sambaran
tersebut.
Selain itu, guna meningkatkan Performa
Perlindungan pada saluran transmisi berikut
merupakan cara cara yang bisa kita lakukan. Usaha
yang paling mudah untuk meningkatkan performa
perlindungan adalah dengan menggunakan lebih
dari satu groundwire. Hal ini sesuai pada teori
diatas semakin banyak pemasangan groundwire
maka luas area yang tercover oleh perisai akan
semakin luas. Sehingga dengan cara ini diharapkan
petir akan selalu menyambar pada groundwireyang
pada akhirnya akan memperkecil probabilitas
kegagalan perlindungan.

Gambar 6. Kurva probabilitas kegagalan perlindungan vs sudut


perlindungan

Usaha-usaha lainnya diantaranya yaitu


memasang couplingwire di bawah kawat phasa
(konduktor yang disertakan di bawah saluran
transmisi dan dihubungkan dengan sistem
pentanahan menara listrik), mengurangi resistansi

pentanahan menara listrik dengan menggunakan


elektroda pentanahan yang sesuai, dan terakhir
menggunakan arester.
V.

KESIMPULAN

Pemakaian overhead groundwire dalam


saluran transmisi tenaga listrik sangat diperlukan
agar sambaran petir yang terjadi tidak mengenai
kawat phasa secara langsung dan hanya mengenai
groundwire ini. Luas zona/daerah perlindungan
groundwire tergantung dari ketinggian groundwire
itu sendiri. Sehingga sesuai rumusan diperoleh
bahwa probabilitas kegagalan dalam perlindungan
terhadap petir akan naik dengan makin tingginya
groundwire dan besarnya sudut perlindungan.
Untuk itu diperlukan pemilihan ketinggian serta
sudut
perlindungan
yang
sesuai
untuk
mendapatkan perlindungan yang baik dan optimal.
Peningkatan performa perlindungan transmisi
tenaga listrik dari sambaran petir yang paling
mudah dilakukan dengan jalan menambah jumlah
groundwire. Kombinasi pemakaian groundwire
dengan peralatan-peralatan lainnya juga sangat
diharapkan
untuk
memperoleh
performa
perlindungan yang lebih tinggi lagi.

REFERENSI
S. Abduh and A Septian, Analisis Gangguan Petir
Akibat Sambaran Langsung Pada Saluran Transmisi
Tegangan Ekstra Tinggi 500kV , JETri, Volume 8
no 2, February 2009, Hal. 1-20, ISSN 1412-0372
Xi Wang, Zhen Li, Jin Jiang He, Impact of Coupling
Groud Wire on Lightning Protection Effect of Multicircuit tower, 2012 International Conference on
Lightning Protection (ICLP), Vienna, Austria

"IEEE Application Guide for Surge Protection of Electric


Generating Plants" dalam IEEE Std C62.231995.
http://www.elektroindonesia.com/elektro/energi12a.html
http://maniafighter.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Anda mungkin juga menyukai