_______________________________________________________________________________
dengan V- adalah amplitude gelombang pantul (volt), surja hubung maupun petir, serta pemodelan untuk
V adalah amplitude gelombang datang (volt), R saluran tenaga listrik [7].
+
= 0.66238
= 2 107 ( )
7
92.624
Gambar 5.Diagram alir penelitian = 2 10 ( )
0.66238
7
IV. HASIL PEMBAHASAN = 9.881 10
Pada kenyataannya petir tidak bisa diprediksi.Petir 2
bisa menyambar dimana saja dan dengan spesifikasi =
gelombang impuls yang sangat bervariasi. Oleh karena ( )
itu, pada penelitian ini, akan disimulasikan berbagai 2 8.85 1012
kondisi yang mungkin terjadi. = 92.624
( )
1
A. Variasi Lokasi Sambaran = 12.279 10 12
Variable yang divariasikan pertama adalah lokasi Setelah diketahui nilai induktans dan kapasitans
sambaran petir. Dilakukan simulasi sambaran petir di saluran, maka bisa dihitung nilai impedans
setiap titik yang sudah didefinisikan sebelumnya yaitu karakteristiknya (Zc).
titik A hingga L. Hingga diperoleh hasil nilai tegangan
lebih surja petir di seluruh titik pengukuran (A hingga 9.881 107
= =
L). Sebagai bahan untuk perhitungan, diambil sebuah 12.279 1012
nilai yaitu ketika petir menyambar fasa C di titik B. = 28.36736
Kemudian dilakukan pengukuran tegangan lebih fasa Nilai koefisien pantul di ujung penerima bisa
C di titik A. Dari hasil simulasi dengan ATP diperoleh dihitung dengan persamaan 2.6, dengan asumsi nilai
nilai tegangan lebih surja petir yang timbul sebesar impedans di ujung penerima adalah impedans standar
67048 V. Nilai tersebut bisa dihitung dengan teori (default) yang diberikan oleh ATP sama yaitu 500 ,
gelombang berjalan dan gelombang pantul maka harus maka
menghitung nilai indutansi dan kapasitansi saluran
terlebih dahulu. Nilai induktansi dan kapasitansi =
+
saluran bisa kita hitung jika kita tahu nilai d1, d2, dan 500 28.36736
d3 pada Gambar 6 =
500 + 28.36736
= 0.892623
Karena
= . +
maka