Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... 1
Bab 1.................................................................................................................. 2
Pendahuluan....................................................................................................... 2
Bab 2.................................................................................................................. 3
Isi........................................................................................................................ 3
1.
Gangguan Petir................................................................................................ 3
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas waktu
yang diberikannya makalah yang berjudul Gangguan Kilat pada Saluran Transmisi
ini bisa selesai tepat waktu. Adapun kesalahan sedikit atau banyaknya dalam makalah
ini mohon dimaafkan. Seemoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Terimakasih.
Bab 1
Pendahuluan
Di zaman yang modern dengan berkembangnya teknologi yang makin pesat, tidak
dapat dielakkan bahwa kebutuhan akan tenaga listrik sangatlah penting. Sehingga,
dibutuhkan sistem keandalan tenaga listrik, pelayanan, dan kontinuitas penyaluran
tenaga listrik yang maksimal. Pada sistem tenaga listrik, gangguan yang mungkin
ditimbulkan lebih dari 50% berasal dari petir. Sambaran petir itu sendiri terbagi dua
(Abduh, 2004: 25) Sambaran Langsung dan Sambaran Tidak Langsung (Induksi).
Keduanya memugkinkan terjadinya gangguan pada saluran transmisi sehingga
menyebabkan kontinuitas penyaluran tenaga listrik dapat terganggu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui berapa besar gangguan dan faktor apa saja yang dapat
mengurangi besarnya gangguan yang terjadi pada saluran transmisi akibat dari
sambaran petir secara langsung.
Bab 2
Isi
1. Gangguan Petir
1.1. Sambaran Langsung
Sambaran langsung adalah sambaran petir ke arah fasa konduktor dan penunjang fasa
konduktor (tiang). Apabila sambaran menuju fasa konduktor terjadi, gelombang
tegangan yang dibangkitkan oleh sambaran petir akan mengalir di sepanjang
fasa konduktor hingga ke terminal dari peralatan fasa konduktor
atau bahkan sering menuju ke insulator antara fasa konduktor dan
lengan tiang akhir saluran. Apabila terjadi sambaran petir terhadap
tiang penyangga saluran, gelombang tegangan yang dibangkitkan
terjadi akibat adanya gelombang tegangan balik dan kemudian
berjalan sepanjang tiang, terkumpul di puncak maupun di dasar
tiang, sehingga meningkatkan tegangan yang terdapat di lenganlengan tiang penyangga dan kemudian mengganggu isolasi. Isolasi
ini akan menyambar balik (back flash) jika tegangan transien melebihi
batas kemampuan isolasi.
1.2. Penggunaan Isolasi Pentanahan Pada Sistem Tenaga Saluran Udara
Kawat pentanahan yang sebelumnya berfungsi untuk melindungi
induksi tegangan dari sambaran petir tidak langsung sudah berubah
menjadi pelindung (prisai) fasa konduktor dari ancaman sambaran
petir langsung ke fasa konduktor. Pada prinsipnya fungsi kabel
perisai adalah untuk melindungi fasa konduktor dari sambaran petir
langsung ke fasa konduktor dan untuk membuat kabel perisai ini
dapat bekerja dengan baik adalah kabel perisai harus dipasang pada
posisi yang tepat sehingga semua sambaran petir dari arus
sambaran balik yang melebihi batasan kritis dapat menyambar
kabel perisai tanpa mengganggu fasa konduktor. Kegagalan
pemerisaian akan terjadi apabila petir menyambar fasa konduktor
tanpa mengenai kabel perisai.
secara tiba-tiba pada kawat. Energi yang merambat ini berupa arus
dan tegangan. Gelombang berjalan ini diredam oleh kerugian
puncak (corona). Skin efeek dan perusakan bentuk karena refleksi.
Amplitudo gelombang berjalan sepanjang sebuah penghantar daya
ke peralatan yang dihubungkan ke saluran udara berpengaruh
pada :
1. Tingkat kemampuan isolator dalam menahan pulsa.
2. Tipe tiang penyangga (baja, kayu dan lain-lain)
3. Tipe pentanahan yang digunakan.
Dimana:
vt = Tegangan gelombang terkirim.
vf = Tegangan gelombang maju yang datang.
n = Jumlah rangkaian yang mempunyai impedansi sama dan lebih
dari 2.
Z = Impedansi gelombang rangkaian tunggal.
LP = NSF +
BFO ................................................................(4)
sambaran dan inilah konsep dari teori elektro geometris, bila Xs = 0 dinamakan
perisaian efektif (Gambar 2.a. dan 2.b.).
b. Perisaian efektif
Gambar 2. Model Elektromagnetis Untuk Kegagalan Perisaian
Jarak sambaran adalah sebagai fungsi dari mutan, oleh karena itu
dari arus, dalam kanal dari sambaran kilat yang mendekatinya. Jarak
sambaran itu diberikan oleh Whitehead sebagai.
dimana:
S = jarak sambaran, meter
I = arus kilat, kA
10
140
140,32
= 3,87
c. Sudut
= 90 - (35,57 + 3,87)
= 50,56
Jarak kawat phasa dengan kawat bayangan 1 (a'1)
a'1 = 15,372 + 140,322 - 2 . 15,37 . 140,32 . cos 50,56
1 a' = 131,1m
Jarak kawat phasa dengan kawat bayangan 2 (a2 )
a'22 = 1402 + 15,372 - 2 . 140 . 15,37 . cos 54,43
a' = 131,65 m
Kawat tanah
1. Jenis
: GS (Galvanis Steel)
2. Jumlah
: 2 buah
3. Jarak antar kawat tanah
: 9,6 m
4. Diameter
: 12,7 mm
5. Andongan
: 16,49 m
6. Sudut pemasangan
: 18 derajat
7. Ketinggian kawat tanah di atas menara
: 74 m
Konduktor phasa
1. Jenis
2. Jumlah
3. Diameter
4. Jarak antar subkonduktor
5. Jarak antar phase
6. Andongan
7. Tinggi konduktor pada menara
Isolator
1. Jumlah
2. Panjang
: Dove
: 4 buah
: 23,55 mm
: 0,45 m
: 15 m
: 20,61 m
: 40 m
: 2 x 32 buah tiap phasa
: 4,38 m
11
Lain-lain
1. Daerah lintasan
2. Iso Keraunik Level (IKL)
: 80
: daerah datar
Bab 3
Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
1. 16.1-Syamsir-1-20-03.pdf
2. Abduh Syamsir. 2003. Proteksi Petir Terhadap Peralatan Listrik
Jakarta: Universitas Pancasila.