Anda di halaman 1dari 9

GEJALA MEDAN TINGGI PADA SALURAN

TRANSMISI TEGANGAN TINGGI

Dosen Pengampu:

MUHAMMAD IRSYAM, S.T., M.SI

Kelompok 1:

Muhammad Ainul Syawal (211033028)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Karena atas limpah dan

rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Berikut ini penulis

mempersembahkan sebuah makalah dengan judul (Gejala Medan Tinggi Pada Transformator) yang

menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemaklumannya

bila mana isi makalah ini ada kekurangan. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan

penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat, Amin.

Batam, 26 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………......ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….... iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….…………..…………..1

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………..


1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………..
1.3 BATASAN MASALAH…………………………………………………...
1.4 TUJUAN MAKALAH…………………....……………………………….
1.5 MANFAAT MAKALAH……………...……………….……………........
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN……...………………………….......…….

BAB II LANDASAN TEORI…………………......…………………….......……….…...

2.1 PENGERTIAN TEGANGAN TINGGI……………………................


2.1 FENOMENA KORONA ……………………………

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………..….…….....

3.1 PENGERTIAN KORONA……………………………………………….


3.2 MEKANISME TERJADINYA KORONA …..........................................
3.1 DAMPAK TERJADINYA KORONA…………………………………..
3.2 DAMPAK TERJADINYA KORONA ….................................................

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………......
4.1 KESIMPULAN…………………………..………………………………..
4.2 SARAN……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….……………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus, energi pada penggerak aw
al dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan stabil. Beban listrik terus bervariasi seperti m
isalnya beban penerangan, peralatan listrik, atau motor-motor listrik. Perubahan sebuah beban mungki
n relative kecil dibandingkan sistem tenaga listrik secara keseluruhan tetapi setiap kali beban bertamb
ah atau berkurang harus diikuti dengan perubahan daya pada penggerak awal generator. Jika daya me
kanik pada poros penggerak awal tidak dengan segera menyesuaikan dengan besarnya beban listrik m
aka frekuensi dan tegangan akan bergeser dari posisi normal. Keadaan yang lebih buruk dapat terjadi
apabila ada pada sistem seperti pada saluaran transmisi/Sistem Distribusinya, hilangnya pembangkita
n atau beban yang besar. Pada sisi pembangkit, adanya peralatan kontrol seperti governor pada turbin
dan regulator tegangan diharapkan dapat mengembalikan tegangan dan frekuensi ke posisi normal ata
u masih dalam batas-batas yang dapat diterima Apabila terjadi ketidakstabilan pada bagian pembangk
it listrik dapat mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan daya pada sebagian atau bahkan ke
seluruh konsumen. Beberapa kondisi yang menyebabkan sistem pembangkit menjadi tidak stabil anta
ra lain gangguan efek korona terhadap transformator pada medan tinggi. Untuk jenis gangguan ini, ter
kadang memerlukan tindakan lebih anjut yang cepat agar tidak terjadi pemadaman total (blackout), da
n membuat sistem kembali stabil serta bekerja secara optimal.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana dampak terjadinya korona pada saluran transmisi tegangan tinggi?

1.3 Batasan masalah


1. Membahas gejala medan tinggi pada transmisi tegangan tinggi.
2. Membahas dampak terjadi korona pada saluran transmisi tegangan tinggi.

1.4 Tujuan makalah


1. Untuk mengetahui gejala medan tinggi pada saluran transmisi tegangan tinggi.
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya korona pada saluran transmisi tegangan tinggi.

1.5 manfaat makalah


1. Pembaca lebih memahami gejala medan tinggi pada saluran transmisi tegangan tinggi.
2. Menambah pengetahuan tentang gejala medan tinggi pada saluran transmisi tegangan tinggi
beserta dampak yang ditimbukkan
1.6 sistematika penulisan

Penulisan makalah ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan pembuatan makalah, manfaat pembuatan makalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang pengertian tegangan tinggi secara umum serta membahas tentang
permasalahan mengenai gangguan transmisi tegangan tinggi akibat efek korona.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini sepenuhnya membahas tentang pengertian efek korona, mekanisme korona, factor ynag
menyebabkan terjadinya efek korona dan dampak akibat efek korona.

BAB IV PENUTUPAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan ataupun data-data yang diperoleh.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tegangan Tinggi


Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power engineering) adalah semua tegangan
yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran
dengan tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu
(subyektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif). Selama ini ada
pemahaman bahwa yang dimaksud transmisi adalah proses penyaluran energy listrik dengan
menggunakan tegangan tinggi saja. Bahkan ada yang memahami bahwa transmisi adalah proses
penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran udara (overhead
line). Namun sebenarnya, transmisi adalah proses penyaluran energy listrik dari satu tempat ketempat
lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi
(EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV). Efek
Korona Pada Saluran Transmisi, Ketika arus bolak balik (AC) mengaliri konduktor dari sebuah
saluran transmisi dengan jarak antara konduktor ke konduktor yang lain lebih besar dibandingkan
dengan diameter konduktor itu sendiri, maka udara disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion
mengalami stres dielektrik. Ketika tegangan pada saluran transmisi tersebut masih rendah, stres
dielektrik yang dialami oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak cukup untuk mengionisasi
udara disekitar konduktor. Tapi ketika tegangan pada saluran transmisi ditingkatkan melebihi nilai
ambang batas sekitar 30 kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive voltage, maka udara disekitar
konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga terjadi ionisasi terhadap ion-ion yang dikandung
didalam udara tersebut. Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan
menimbulkan cahaya redup bersamaan dengan suara mendesis disertai dengan pembebasan ozon, yan
gmudah diidentifikasi karena baunya yang khas. Fenomena yang terjadi pada saluran transmisi
tersebut dikenal sebagai efek corona dalam sistem tenaga listrik. Jika tegangan pada saluran transmisi
terus dinaikkan, intensitas cahaya 4 akibat timbulnya corona menjadi lebih tinggi dan suara mendesisi
semakin jelas terdengar. Efek coran ini dapat mengurangi effisiensi pada saluran transmisi terutama
pada saluran EHV (Extra High Voltage).

2.2 Fenomena Korona


Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah elektroda
berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, dengan mengionisasi fluida hingga
menciptakan plasma di sekitar elektroda. Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil
dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada
tegangan yang cukup rendah tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadikorona
secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan
suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. Jika tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan
terlihat semakin jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya bertambah
besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi busur api. Korona bisa bermuatan
positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya
tinggi. Jika elektroda bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tapi
jika negatif yang tercipta adalah korona negatif. Inception Voltage korona atau tegangan awal korona
didefinisikan sebagai tegangan yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian
dilakukan. Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage secara langsung,
dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope untuk mendapatkan sinyal yang
menunjukkan awal terjadi korona.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Korona


Korona adalah pelepasan efek ionisasi di udara. Korona menyebabkan rugi-rugi daya dan dampak
negatif terhadap lingkungan berupa Audible noise (AN). Korona terjadi secara bertahap. Pertama, saat
tegangan dinaikkan, kawat akan terlihat bercahaya. Lalu akan dihasilkan derau atau suara mendesis
dan mengerluarkan bau ozon. Semakin tinggi tegangan korona yang dihasilkan, dapat menimbulkan
pancaran cahaya yang merepresentasikan banyaknya rugi daya yang terjadi. Karena kerugian ini maka
lucutan korona pada umumnya tidak diinginkan dalam suatu jaringan sistem tenaga listrik. Oleh
karena itu pengamatan terjadinya korona penting untuk mengurangi kerugian pada suatu sistem tenaga
listrik.

Gambar 1. Cahaya Violet Korona

3.2 Pengertian Korona


Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut
diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah tidak terlihat apa-apa,
bila tegangan dinaikkan maka akan terjadi korona secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan
bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan suara berdesis ( hissing ) dan berbau ozon. Jika
tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin jelas, terutama pada bagian
yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus
dinaikkan akan terjadi busur api. Dalam keadaan udara lembab, korona menghasilkan asam nitrogen
yang menyebabkan kawat menjadi berkarat bila kehilangan daya yang cukup besar. Apabila tegangan
searah yang diberikan, maka pada kawat positif korona menampakkan diri 6 dalam bentuk cahaya
yang seragam pada permukaan kawat, sedangkan pada kawat negatifnya hanya pada tempat-tempat
tertentu saja. Korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya kehilangan elektron dari
molekul udara. Oleh karena lepasnya elektron dan ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik,
maka elektron-elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadilah
tabrakan dengan molekul lainnya. Akibatnya timbul elektron dan ion yang baru. Proses ini berjalan
terus-menerus bila gradien tegangan cukup besar, peristiwa ini dinamakan dengan korona. Jika gradien
udara diantara dua kawat lebih besar dari gradien udara normal, maka akan terjadi lompatan api, bila
hanya sebagian saja udara diantara dua kawat terionisasikan, maka korona merupakan sampul
mengelilingi kawat. Gradien tegangan seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di udara
normal adalah 30 kV/cm.

3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Korona


Peristiwa korona berdasarkan ANSI adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan
timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara di sekitar permukaan konduktor ketika gradien
tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan listrik disruptifnya. Terjadinya korona juga
ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (). Korona makin nyata kelihatan pada bagian
yang kasar,runcing dan kotor.Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi
diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta
cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasi serta gejala
tegangan tinggi berupa gangguan berisik dan interferensi radio.Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korona adalah : 1. Kondisi Atmosfer 2. Diameter Konduktor 3. Kondisi
Permukaan Konduktor 7 4. Jarak Konduktor antar fasa 5. Tegangan Lima faktor diatas menjadi
penentu perhitungan terhadap gradien tegangan permukaan konduktor. Gradien tegangan permukaan
konduktor merupakan faktor yang mempengaruhi besar nilai rugi korona.

3.4 Dampak Terjadinya Korona


Dari paparan yang sudah ditulis diatas, maka ada beberapa dampak yang diakibatkan terjadinya effect
korona pada transmisi tegangan tinggi, yaitu:
a) Hilangnya daya karena efek korona
Pada tempat-tempat tertentu pada jaring transmisi hilang korona dapat mencapai harga tertinggi sekali
dalam keadaan hujan. Tetapi keadaan ini tidak mungkin terjadi secara simultan pada seluruh bagian
jaringan tersebut. Untuk cuaca baik, tegangan hampir sama dengan tegangan kritis. Oleh sebab itu
jaring transmisi harus diberi tegangan kurang dari tegangan kritis ini.
b) Gangguan radio
Gangguan radio atau Radio interference (RI) adalah faktor yang membatasi pilihan penghantar untuk
suatu tegangan tertentu. Gangguan radio sebagai fungsi dari tegangan mempunyai karakteristik yang
naik secara lambat sampai tegangan sedikit kurang dari tegangan minimum di mana hilang korona
dipengaruhi oleh permukaan dan jari-jari. Diatas suatu tegangan tertentu, besarnya RI menjadi konstan
ini terlalu tinggi, sehingga bilamana RI adalah faktor yang menentukan, jaring harus direncanakan
sehingga ia beroperasi pada tegangan lebih rendah daripada tegangan di mana Ri mulai naik dengan
cepat.
c) Noise
Noise adalah bunyi yang kontinu baik yang merata,tak teratur serta tidak nyaman didengar oleh rasa
pendengaran manusia normal. Tingkat Noise diukur dalam satuan dB yang sesuai dengan satuan
pendengaran manusia.Besar Noise sebanding dengan peningkatan tegangan saluran. Noise cenderung
besar ketika cuaca buruk. Pada musim hujan, tetes air yang jatuh di permukaan konduktor
menghasilkan korona yang lebih besar sehingga terjadi noise. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya noise yaitu gradien tegangan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
Kami sebagai penulis makalah ini, menyadari bahwa makalah yang berjudul “Gejala Medan Tinggi
Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi” ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga perlunya pembahasan lebih lanjut terhadap gejala medan tinggi pada
saluran transmisi tegangan tinggi agar dapat memaksimalkan pemahaman informasi dan
materi dalam pembahasan tersebut. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat di pertanggung jawabkan dan kritikan saudara saudara sekalian.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
Sekian makalah dari kami, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai