Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT

EFEK KORONA

DISUSUN OLEH :
RAY NOVCA TARIGAN 18033008
ROI JUNJUNG 16030033
LODEWIK HUTABARAT 16030031
RAMLAN MANALU 16030005
DHONNY ABETNEGO S 16030014
JIMMY LESMANA 18033035

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..2
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………..2
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………......2
1.3 BATASAN MASALAH ………………………………………………………...2
1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH ……………………………………….3
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ………………………………………………...3

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………...4


2.1 PENGERTIAN KORONA ……………………………………………………..4
2.2 MEKANISME TERJADIANYA KORONA …..………………......………….5
2.3 GEJALA UMUM KORONA PADA TRANSFORMATOR ……….......6

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………….....9


3.1 KORONA PADA DI ELEKTRIK GAS……………………………………....9
3.2 MEKANISME LUCUTAN KORONA……………………………................10

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………….13


4.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………...13
4.2 SARAN ………………………………………………………………………....13

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus,


energi pada penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan
stabil.Beban listrik terus bervariasi seperti misalnya beban penerangan, peralatan
listrik, atau motor-motor listrik. Penyebab gangguan pada transmisi tergantung
kepada proteksi di trasnformator. Maka sebab itu kita sangat menghindari terjadi
nya Gejala korona pada transformator karena bisa berakibat terganggunya sistem
yang ada pada transmisi dan distribusi.
Oleh karena itu karena Begitu pentingnya peran transformator pada sistem
kelistrikan , maka kita mencoba menganalisa dan membahas apa saja yang dapat
membuat suatu transformator bisa mengalami gangguan.

Salah satu nya adalah gejala medan tinggi efek korona pada transformator.
Walaupun terkadang kita tidak bisa menghindari korona pada transformator
setidaknya kita bisa meminimalisir terjadi nya korona dan efek yang akan terjadi
pada trafo jika korona itu terjadi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara khusus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan effect korona pada transformator
2. Bagaimana mekanisme terjadinya korona pada transformator
3. Gejala umum korona pada sistem pada transformator

1.3. Batasan Masalah


Agar pembahasan ini mendapatkan hasil yang maksimalserta terfokus pada judul
dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis perlu membatasi

2
permasalahan yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam tugas ini
adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan effect korona pada pada transformator
2. Mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya korona.

1.4. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah


1. Mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya korona pada transformator.
2. Mengetahui Gejala umum korona pada transformator
3. Mengetahui dampak terjadinya korona pada pada transformator

1.5. SistematikaPenulisan
Tugas ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, batasan masalahdan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian tegangan tinggi secara umum,
macammacam tegangan tinggi dan sedikit menyinggung tentang permasalahan
mengenai gangguan transmisi tegangan tinggi yaitu gangguan karena efek korona.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengertian efek korona, mekanisme korona, factor ynag
menyebabkan terjadinya efek korona dan dampak akibat efek korona.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ataupun dari
analisis data–data yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KORONA

Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektrode berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara,
dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektrode. Ion-
ion yang dihasilkan akhirnya akan melampaui muatan listrik menuju area-area
berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali untuk membentuk molekul-
molekul gas netral.

Gambar terjadinya lucutan korona pada isolator transformator


Saat gradien potensialnya fluida cukup besar pada sebuah titik, maka fluida itu
akan mengalami ionisasi dan menjadi bersifat konduktif. Udara di dekat elektrode
bisa terionisasi (sebagian bersifat konduktif). Saat udara di dekat titik menjadi
bersifat konduktif, ia memiliki efek meningkatkan ukuran konduktor. Di luar

4
wilayah ionisasi dan konduktivitas ini, partikel-partikel bermuatan perlahan-lahan
mencapai benda yang muatannya berlawanan dan dinetralkan.
Jika wilayah terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius
tertentu, terbentuklah jalur yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat
pada terciptanya latu elektrik yang muncul sekejap atau busur elektrik yang
berkesinambungan.Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris;
elektrode yang satu memiliki permukaan yang sangat melengkung (seperti ujung
sebuah jarum atau kawat berdiameter kecil) dan elektrode satunya lagi memiliki
kelekukan yang rendah (seperti piring atau permukaan tanah). Kelengkungan yang
tinggi memastikan potensial gradien yang tinggi di sekitar sebuah elektrode, untuk
menciptakan sebuah plasma.Korona bisa bermuatan positif atau negatif.Hal ini
ditentukan oleh polaritas tegangan di elektrode yang kelengkungannya tinggi.Jika
elektrode melengkung bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata
terciptalah korona positif, tetapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif.
Ketidaksamaan sifat korona positif dengan korona negatif yang amat berbeda
disebabkan oleh jauh berbedanya massa elektron dengan ionbermuatan positif,
dengan hanya elektron memiliki kemampuan mengalami tingkat benturan
taklenting pengion yang signifikan pada temperatur dan tekanan bersama.
Fungsi lucutan korona yang utama adalah terciptanya ozon di sekitar konduktor
yang mengalami proses korona. Korona negatif menghasilkan ozon jauh lebih
banyak daripada korona positif.

2.2 MEKANISME TERJADINYA KORONA

Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar
kawat tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang
cukup rendah tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan terjadi
korona secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna
ungu muda, mengeluarkan suara berdesis ( hissing ) dan berbau ozon. Jika
tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin jelas,
terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya bertambah besar
dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi busur api. Dalam
keadaan udara lembab, korona menghasilkan asam nitrogen yang menyebabkan

5
kawat menjadi berkarat bila kehilangan daya yang cukup besar.Apabila tegangan
searah yang diberikan, maka pada kawat positif korona menampakkan diri dalam
bentuk cahaya yang seragam pada permukaan kawat, sedangkan pada kawat
negatifnya hanya pada tempat-tempat tertentu saja.Korona terjadi karena adanya
ionisasi dalam udara, yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul udara. Oleh
karena lepasnya elektron dan ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik,
maka elektron-elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya,
sehingga terjadilah tabrakan dengan molekul lainnya. Akibatnya timbul elektron
dan ion yang baru. Proses ini berjalan terus-menerus bila gradien tegangan cukup
besar, peristiwa ini dinamakan dengan korona. Jika gradien udara diantara dua
kawat lebih besar dari gradien udara normal, maka akan terjadi lompatan api, bila
hanya sebagian saja udara diantara dua kawat terionisasikan, maka korona
merupakan sampul mengelilingi kawat. Gradien tegangan seragam yang dapat
menimbulkan ionisasi kumulatif di udara normal adalah 30 kV/cm.
.

2.3 GEJALA UMUM KORONA PADA TRANSFORMATOR

Gejala Korona

Dengan semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat transmisi,
maka makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan dengan
menaikkan tegangan dari kawat tersebut, seperti telah dijelaskan pada artikel
tegangan transmisi dan rugi-rugi daya di sini. Akan tetapi dengan menaikkan
tegangan kerja transmisi, akan timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya
belum kelihatan dan masih diabaikan.

Adapun faktor-faktor itu diantaranya:


• Adanya gejala korona yang semakin menonjol, yang berakibat adanya kerugian
energi dan gangguan RI (radio interference) yang sifatnya merugikan.
• Dengan semakin tingginya tegangan maka timbul persoalan mengenai isolasi
kawat, bentuk tower dan mungkin prosedur pengoperasiannya yang berbeda.
• Timbulnya masalah isolasi pada alat-alat yang menyebabkan perubahan
konstruksi sehingga perlu menyelidiki lebih lanjut mengenai bahan-bahan isolasi.

6
Semua hal tersebut diatas, mengakibatkan kenaikan investasi yang lebih tinggi
sehingga diperlukan penyelidikan, penyesuaian konstruksi, operasi dan lain-
lain.Sedangkan
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal dari radiasi radio-aktif
yang terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya sinar kosmik. Elektron-
elektron yang posisinya dekat dengan kawat trasnmisi dipengaruhi oleh adanya
medan listrik yang menuju ke atau menjauhi kawat tersebut.

Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient medan listrik akan
bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian terjadi ionisasi pada
molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka akan terdapat ion positif
dan elektron yang bebas, yang akan akan mendorong terjadinya ionisasi lanjutan.
Proses ini berkelanjutan yang kemudian membentuk banjiran elektron (avalance).

Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat yang sejajar, maka ia akan
menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient tegangan-tegangan dari
udara diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali dari gradient ini dapat
menyebabkan harga tegangannya melampaui kekuatan (tegangan breakdown) dari
udara. Ini akan menyebabkan terjadinya kegagalan dari sifat isolasi yang dimiliki
oleh udara yang terletak disekitarnya.

Bilamana penataan kembali ini hanya menyebabkan sebagian perubahan potensial


gradient dari udara, misalnya hanya daerah sekitar kawat saja yang mengalami
perubahan, maka perubahannya terbatas hanya pada satu kawat saja.

Oleh karena itu korona disifatkan sebagai:


“Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada permukaan dari suatu
kawat bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu melampaui nilai
tertentu”
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu
mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi

7
pada segala macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut,
asalkan diberi tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini
akanterjadi bila tegangan antara kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja
pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan syarat-syarat untuk
terjadinya korona sudah terpenuhi. persoalan yang akan dibahas disini hanyalah
masalah yang pertama, yaitu timbulnya gejala korona.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Korona Pada Dielektrik Gas

Terjadinya ionisasi dibawah pengaruh medan listrik dapat terjadi pada


setiap gas yang memiliki kekuatan dielektrik yang relatif rendah. Dalam gas
elektronegatif, seperti sulfohexafluoride atau freon, ionisasi terjadi pada kuat
medan listrik yang lebih tinggi.Mekanisme terjadinya korona di udara (gas) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Elektron bebas yang terdapat di udara terakselerasi menuju anoda akibat adanya
gaya yang ditimbulkan oleh medan listrik hadir diantara dua elektroda yang diberi
tegangan. Dalam perjalanannya menuju anoda, elektron bebas tersebut membentur
atom atau molekul netral dengan energi kinetis yang besar (melebihi energi ikat
muatan atom atau molekul bebas) yang menyebabkan terlemparnya elektron atom
atau molekul bebas tersebut dari lintasan atomnya sehingga menghasilkan
elektron bebas baru dan ion positif.
Peristiwa ini terjadi selama medan listrik berlangsung, sehingga
menyebabkan terjadinya banjiran elektron ataupun ion positif pada
dielektrik.Akibat salah satu elektroda lebih runcing dibandingkan yang lain, maka
kuat medan listrik (Er) dibagian elektroda yang runcing akan lebih tinggi
dibandingkan kuat medan listrik ditempat (E) lain. Apabila kuat medan listrik (Er)
ini lebih tinggi dibandingkan kekuatan dielektrik (KD) udara, maka akan terjadi
tembus listrik.
Tetapi karena medan listrik Er hanya terjadi didaerah yang runcing, maka
tembus listrik hanya akan terjadi di daerah ini, sedangkan daerah lain belum
mengalami tembus listrik (E lebih kecil daripada KD). Peristiwa inilah yang
disebut dengan korona Apabila udara tersebut digabungkan dengan minyak
sebagai bahan isolasi, maka KD udara akan lebih tinggi disatu pihak, sedangkan
dilain pihak KD minyak akan menjadi lebih rendah. Dalam perancangan sistem

9
isolasi, pengaturan antara pemakaian jenis dielektrik sering menjadi perhatian,
karena disamping dapat menguntungkan pemakaian peralatan dapat juga menjadi
kerugian sistem.

3.2 Mekanisme lucutan Korona

Lucutan korona baik yang positif maupun negatif memiliki mekanisme bersama
tertentu.

1. Sebuah molekul atau atom netralnya medium, di dalam sebuah


wilayah medan listrik yang kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di
dekat elektrode melengkung) diionisasikan oleh sebuah peristiwa
lingkungan eksogen (misalnya sebagai akibat dari interaksi foton), untuk
menciptakan sebuah ion positif dan elektron bebas.

10
2. Medan listrik lalu beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu
memisahkan, mencegah penggabungan kembali, serta mempercepat
partikel-partikel itu, memberikan energi kinetik ke setiap partikel.

3. Sebagai akibat dari energisasi elektron (yang memiliki nisbah


massa/muatan dan kecepatan yang jauh lebih tinggi), lebih jauh lagi
sejumlah pasangan ion elektron/positif bisa diciptakan dengan
menabrakkan atom-atom netral. Lalu mereka mengalami proses
pemisahan yang sama. Proses pemisahan ini menciptakan
sebuah longsoran elektron(Bahasa Inggris: electron avalanche). Baik
korona positif dan negatif mengandalkan longsoran elektron.

11
4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif,
proses energi plasma ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal
untuk menyebabkan longsoran lebih jauh lagi.

5. Sebuah spesies ion tercipta di dalam rangkaian longsoran ini (yang


berlainan antara korona positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak
melengkung, melengkapi sirkuit, dan mempertahankan aliran arus.

Tegangan awalnya korona atau Tegangan Insepsi Korona (TIK) bisa dicari
dengan hukum Peek (1929), yang diformulasikan dari pengamatan empiris.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya efek
korona pada transformator tidak bisa kita hindari , tetapi dapat kita minimalisir
dengan melakukan perbaikan pada isolasi trafo. Sehingga jika terjadi korona pada
trafo maka isolator trafo bisa menghambat korona menyerang transformator
langsung. Karena sudah di lindungi oleh isolasi yang baik. Dan korona itu sendiri
sangat berpengaruh kepada kondisi cuaca di sekitar konduktor .

4.2. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebihbanyak. Kritik dan saran terhadap makalah ini
akan sangat membantu penulis dalam menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://edoc.site/queue/efek-korona-medan-tinggi
http://solusiindustri.com/fungsi-dan-berbagai-macam-jenis-trafo/
https://direktorilistrik.blogspot.com

13
https://id.wikipedia.org/wiki

PERTANYAAN

Sesi I :
RICESNO(KEL.6) 16033035
1.Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi rugi rugi korona?

MARUF(KEL.4) 16030017
2.Tindakan apa saja yang bisa meminimalisir korona?

ZULFIKAR (KEL.7) 16031403


3.Pada saat apa terjadi dampak gejala medan tinggi korona pada trafo terjadi dan
apa dampak nya untuk transformator ?

Sesi II :
ALIF(KEL.2) 16030011
1.Apa itu tegangan kritis dan berapa nilainya?

PRASTEYO M(KEL.3) 16030008


2.Jelaskan berapa daya yang hilang pada transformator akibat korona?

MAY TURNIP(KEL.1)
3.Bagaiamana proses peningkatan ukuran/nilai konduktor akibat ionisasi?

14
JAWABAN

SESI I:
1.Faktor yang mempengaruhi rugi rugi korona adalah keadaan atmosfer seikitar
transformator,jika saat hujan rugi-rugi yang dihasilkan korona akan semakin
besar.

2.Tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir korona adalah dengan


menambah isolasi kawat sebagai penambah resistansinya
3. pada saat hujan maka korona akan lebih besar kemungkinan terjadi dan
Dampak yang terjadi pada transformator adalah jika korona terjadi dan melbihi
dari nilai isolasi trafo maka akan menyebabkan transformator rusak (damage)

SESI II:
1.Tegangan kritis adalah tegangan ambang batas pada transformator yang sudah
ditentukan dan jika melewati tegangan kritis dapat mengakibatkan short pada
konduktor. nilai tegangan kritsi adalah 30 KV/cm.

2.Korona pada transformator tidak mempengaruhi daya yang hilang pada output
trafo,dikarenakan korona terjadi hanya sekali-sekali dan tidak simultan.

3.proses peningkatan ionisasi pada konduktor terjadi apabila di saat kondisi


hujan/lembab di sekitar konduktor , maka akan mengakibatkan timbulnya medan
listrik di area konduktor .

15

Anda mungkin juga menyukai