DISUSUN OLEH :
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………. 2
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.Latar Belakang
Salah satu nya adalah gejala medan tinggi efek korona pada transformator.
Walaupun terkadang kita tidak bisa menghindari korona pada transformator setidaknya
kita bisa meminimalisir terjadi nya korona dan efek yang akan terjadi pada trafo jika
korona itu terjadi.
2
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini mendapatkan hasil yang maksimalserta terfokus pada judul dan
bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang
akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam tugas ini adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan effect korona pada pada transformator
2. Mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya korona.
1.5. SistematikaPenulisan
Tugas ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, batasan masalahdan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian tegangan tinggi secara umum, macammacam
tegangan tinggi dan sedikit menyinggung tentang permasalahan mengenai gangguan
transmisi tegangan tinggi yaitu gangguan karena efek korona.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengertian efek korona, mekanisme korona, factor ynag
menyebabkan terjadinya efek korona dan dampak akibat efek korona.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ataupun dari analisis
data–data yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan sebagai bahan acuan
dalam penulisan karya ilmiah.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektrode be
potensiatinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara,
dengan fluida hingga menciptakan di sekitar elektrode. Ion-
ion yang dihasilkan akhirnya akan melampaui menuju area-area
berpotensi rendah terdekat, atau bergabung
embali untuk
k membentuk moleku
l-
molekul gas netral.
4
Jika wilayah terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius tertentu,
terbentuklah jalur yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat
pada terciptanya latu elektrik yang muncul sekejap atau busur elektrik yang
berkesinambungan.Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris;
elektrode yang satu memiliki permukaan yang sangat melengkung (seperti ujung sebuah
jarum atau kawat berdiameter kecil) dan elektrode satunya lagi memiliki kelekukan yang
rendah (seperti piring atau permukaan tanah). Kelengkungan yang tinggi memastikan
potensial gradien yang tinggi di sekitar sebuah elektrode, untuk menciptakan sebuah
plasma.Korona bisa bermuatan positif atau negatif.Hal ini ditentukan oleh polaritas
tegangan di elektrode yang kelengkungannya tinggi.Jika elektrode melengkung
bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata
terciptalah korona positif, tetapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif.
Ketidaksamaan sifat korona positif dengan korona negatif yang amat berbeda
disebabkan oleh jauh berbedanya massa elektron dengan ion bermuatan positif, dengan
hanya elektron memiliki kemampuan mengalami tingkat benturan taklenting pengion
yang signifikan pada temperatur dan tekanan bersama. Fungsi lucutan korona yang
utama adalah terciptanya ozon di sekitar konduktor yang mengalami proses korona.
Korona negatif menghasilkan ozon jauh lebih banyak daripada korona positif.
Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat
tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah
tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan terjadi korona secara bertahap.
Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan suara
berdesis ( hissing ) dan berbau ozon. Jika tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik
diatas akan terlihat semakin jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor
serta cahaya bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan
terjadi busur api. Dalam keadaan udara lembab, korona menghasilkan asam nitrogen
yang menyebabkan kawat menjadi berkarat bila kehilangan daya yang cukup
besar.Apabila tegangan searah yang diberikan, maka pada kawat positif korona
menampakkan diri dalam
bentuk cahaya yang seragam pada permukaan kawat, sedangkan pada kawat negatifnya
hanya pada tempat-tempat tertentu saja.Korona terjadi karena adanya
ionisasi dalam udara, yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul udara. Oleh karena
lepasnya elektron dan ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-
elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadilah
5
tabrakan dengan molekul lainnya. Akibatnya timbul elektron dan ion yang baru. Proses
ini berjalan terus-menerus bila gradien tegangan cukup
besar, peristiwa ini dinamakan dengan korona. Jika gradien udara diantara dua kawat
lebih besar dari gradien udara normal, maka akan terjadi lompatan api, bila hanya
sebagian saja udara diantara dua kawat terionisasikan, maka korona merupakan sampul
mengelilingi kawat. Gradien tegangan seragam yang dapat
Gejala Korona
Dengan semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat transmisi, maka
makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan dengan menaikkan
tegangan dari kawat tersebut, seperti telah dijelaskan pada artikel tegangan transmisi dan
rugi-rugi daya di sini. Akan tetapi dengan menaikkan tegangan kerja transmisi, akan
timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya belum kelihatan dan masih diabaikan.
6
Semua hal tersebut diatas, mengakibatkan kenaikan investasi yang lebih tinggi
sehingga diperlukan penyelidikan, penyesuaian konstruksi, operasi dan
lainlain.Sedangkan
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal dari radiasi radio-aktif yang
terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya sinar kosmik. Elektronelektron yang
posisinya dekat dengan kawat trasnmisi dipengaruhi oleh adanya medan listrik yang
menuju ke atau menjauhi kawat tersebut.
Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient medan listrik akan
bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian terjadi ionisasi pada molekul
tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka akan terdapat ion positif dan elektron
yang bebas, yang akan akan mendorong terjadinya ionisasi lanjutan.
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat yang sejajar, maka ia akan
menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient tegangan-tegangan dari udara
diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali dari gradient ini dapat menyebabkan
harga tegangannya melampaui kekuatan (tegangan breakdown) dari udara. Ini akan
menyebabkan terjadinya kegagalan dari sifat isolasi yang dimiliki oleh udara yang
terletak disekitarnya.
terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala
7
macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi
tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akanterjadi bila tegangan antara
terjadinya korona sudah terpenuhi. persoalan yang akan dibahas disini hanyalah masalah
yang pertama, yaitu timbulnya gejala korona.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Terjadinya ionisasi dibawah pengaruh medan listrik dapat terjadi pada setiap gas
yang memiliki kekuatan dielektrik yang relatif rendah. Dalam gas elektronegatif, seperti
sulfohexafluoride atau freon, ionisasi terjadi pada kuat medan listrik yang lebih
tinggi.Mekanisme terjadinya korona di udara (gas) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Elektron bebas yang terdapat di udara terakselerasi menuju anoda akibat adanya
gaya yang ditimbulkan oleh medan listrik hadir diantara dua elektroda yang diberi
tegangan. Dalam perjalanannya menuju anoda, elektron bebas tersebut membentur atom
atau molekul netral dengan energi kinetis yang besar (melebihi energi ikat muatan atom
atau molekul bebas) yang menyebabkan terlemparnya elektron atom atau molekul bebas
tersebut dari lintasan atomnya sehingga menghasilkan elektron bebas baru dan ion
positif.
Peristiwa ini terjadi selama medan listrik berlangsung, sehingga menyebabkan
terjadinya banjiran elektron ataupun ion positif pada
dielektrik.Akibat salah satu elektroda lebih runcing dibandingkan yang lain, maka
kuat medan listrik (Er) dibagian elektroda yang runcing akan lebih tinggi dibandingkan
kuat medan listrik ditempat (E) lain. Apabila kuat medan listrik (Er) ini lebih tinggi
dibandingkan kekuatan dielektrik (KD) udara, maka akan terjadi tembus listrik.
Tetapi karena medan listrik Er hanya terjadi didaerah yang runcing, maka
tembus listrik hanya akan terjadi di daerah ini, sedangkan daerah lain belum mengalami
tembus listrik (E lebih kecil daripada KD). Peristiwa inilah yang disebut dengan korona
Apabila udara tersebut digabungkan dengan minyak sebagai bahan isolasi, maka KD
udara akan lebih tinggi disatu pihak, sedangkan dilain pihak KD minyak akan menjadi
lebih rendah. Dalam perancangan sistem isolasi, pengaturan antara pemakaian jenis
dielektrik sering menjadi perhatian, karena disamping dapat menguntungkan pemakaian
peralatan dapat juga menjadi kerugian sistem.
9
3.2 Mekanisme lucutan Korona
10
11
zzz
12
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya efek
korona pada transformator tidak bisa kita hindari , tetapi dapat kita minimalisir dengan
melakukan perbaikan pada isolasi trafo. Sehingga jika terjadi korona pada trafo maka
isolator trafo bisa menghambat korona menyerang transformator langsung. Karena
sudah di lindungi oleh isolasi yang baik. Dan korona itu sendiri sangat berpengaruh
kepada kondisi cuaca di sekitar konduktor .
4.2. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebihbanyak. Kritik dan saran terhadap makalah ini akan sangat membantu
penulis dalam menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://edoc.site/queue/efek-korona-medan-tinggi
http://solusiindustri.com/fungsi-dan-berbagai-macam-jenis-trafo/
https://direktorilistrik.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki
13