Dosen Pengampu:
DONI SUBRATA,S.Pd,M.Pd
Oleh kelompok 2 :
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah upaya pengembangan kompetensi kepribadian berbahasa yang
berkarakter kuat dan cerdas?
2. Solusi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi bangsa
indonesia dalam pengembangan kompetensi kepribadian dalam berbahasa?
2. Untuk mendeskripsikan solusi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala
dalam pengembangan kompetensi kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Banyak pekerja Indonesia yang berada di luar negri dimana mereka menyebarkan
bahasa Indonesia
Bahasa Jawa memiki pengaruh besar dalam bahasa Indonesia.Hal ini disebabkan
sebagaian besar kultur masyarakat Indonesia adalah bahasa Jawa.Ada anggapan bahwa bahasa
Jawa tidak akan punah selagi ada orang jawa yang masih hidup.Kebenaran anggapan ini
didukung oleh kenyataan bahwa bahasa jawa masih selalu digunakan oleh masyarakat jawa
dimanapun mereka berada.Meskipun demikian ,dilain pihak ,ada pula anggapan yang
menyatakan bahwa bahasa Jawa pada saat ini rusak atau setidaknya memprihatinkan
keadaannya.Hal ini terjadi karena perkembangan dan perubahan zaman.Untuk itu dibutuhkan
kerjasama semua pihak agar bahasa Jawa dapat tetap berkembang dan terpelihara dengan baik.
Khususnya tenaga pendidik,pengajar dan para mahasiswa.
Di dalam perguruan tinggi terdapat dosen yang berperan sebagai pilar berbahasa lisan
dan tulis.Dosen adlah pendidik profesional di perguruan tinggi.Secara umum,mahasiswa di
perguruan tinggi terdiri atas berbagai wilayah,sosial,ekonomi, dan latar belakang yang berbeda
beda.Oleh karena itu,dosen yang profesional memiliki kesempatan luas untuk
menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesiayang baik dan benar,baik secara lisan dan
tulis.Untuk mewujudkan pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan
berbagai upaya strategis dalam pengajaran bahasa Indonesia.Salah satunya adalah melaui
dosen mata kuliah Bahasa dan sastra Indonesia di perguruan tinggi.Peluang berkembangan
bahasa Indonesia semakin terbuka lebar di perguruan tinggi setelah dikeluarkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep./2006.Guru dapat menjadi guru yang ideal jika memiliki
kompentensi utama yaitu paedologik,kepribadian,sosial dan profesional.Untuk mendukung
empat kompetensi tersebut guru harus memiliki tiga pilar utama yaitu :
1. guru harus memiliki tujuan atau visi yang jelas dan terarah dalam mengajar dan mendidik
siswa siswinya di sekolah,
2 .guru harus memiliki ilmu atau kompetensi paedagogik yang memadai agar mampu
mengajar dan membimbing peserta didiknya dengan benar dan jujur,
3. guru harus memiliki akhlak yang baik untuk menjadi guru yang berkarakter kuat dan
cerdas.
Apabila tiga pilar utama tersebut menjadi pegangan bagi guru dalam mengembangkan tugas
sekolah,Insyaallah pendidikan di Indonesia akan dapat tercapai sesuai yang diharapkan oleh
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.Akan tetapi tidak cukup hanya upaya para bapak/ibu
guru melainkan dinutuhkan juga upaya dari semua pihak.Harapan akhirnya adalah bahasa
Indonesia dan bahasa daerah dapat terus terpelihara,lestari dan terus berkembang ditengah
tuntutan perubahan zaman.
Menurut Moh. Roqib dan Nurfuadi Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang
berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur
sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Kompetensi kepribadian sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi
kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
para peserta didik. Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia, serta menyejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk Tuhan. Ia wajib
menguasai pegetahuan yang akan diajarkannya kepada peserta didik secara benar dan
bertanggung jawab. ia harus memiliki pengetahuan menunjang tentang kondisi fisiologis,
psikologis, dan pedagogis dari para peserta didik yang dihadapinya. Beberapa kompetensi
pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam
tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan
tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara
individual. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan,
khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi kepribadian sagat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian
ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan msyarakat,
kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
Pembinaan Akhlak
Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.19 Secara konseptual, pembinaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ’power’ (kekuasaan atau keberdayaan).
Karenanya, ide utama pembinaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan
seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan individu untuk membuat individu
melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Pembinaan
menunjuk pada kemampuan orang atau kelompok masyarakat, khususnya kelompok rentan dan
lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti
bukan saja bebas mengemukakan pendapat melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari
kesakitan.
a. Diri Sendiri (Individu) Maksud dari diri sendiri atau individu dalam hal ini adalah peserta
didik. Peserta didik menjadi komponen yang tidak dapat dipisahkan dari faktor faktor yang
mempengaruhi pembinaan, karena peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dari
pembinaan yang dilakukan. Pembinaan sangat dipengaruhi faktor dari peserta didik itu sendiri,
diantaranya: bakat, minat, sifat-sifat yang melingkupi, pengetahuan atau taraf inteligensi yang
ia miliki hingga keadaan jasmani dari peserta didik.
c. Lembaga Pendidikan Pendidikan atau sekolah merupakan tempat yang diidealkan bagi anak
untuk melakukan pembinaan akhlak. Disinilah guru mulai mencekoki peserta didik dengan
berbagai model pembinaan akhlak yang dilakukan.
Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memecahlan masalah yang
dihadapinya, pengembangan kepribadian dan pembentukan nilainilai bagi peserta didik,
dilakukan lewat tugas guru membimbing, mendidik, megarahkan dan melatih. Sedangkan hasil
proses pembelajaran yang telah berlangsung (diaksanakan), diketahui melalui pelksanaan tugas
guru mengevaluasi peserta didik. Kepribadian yang dimiliki guru agama adalah merupakan
salah satu faktor yang menentukan dan paling berpengaruh baik dan tidaknya, disiplin dan
tidaknya guru agama dalam melaksanakan tugasnya.
Ruang lingkup kompetensi kepribadian guru tidak lepas dari falsafah hidup, nilai-nilai
yang berkembang di tempat seorang guru berada, tetapi ada beberapa hal yang bersifat
universal yang mesti dimiliki oleh guru dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk
individu (pribadi) yang menunjang terhadap keberhasilan tugas pendidikan yang diembannya.
Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut:
a. Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Ynag Maha Esa berkewajiban untuk meningkatkan
iman dan ketaqwaannya kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
b. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan dari
peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa
dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta
didik maupun masyarakat.
d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berfikir
kritis di masyarakat.
e. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembhaaruan, baik dalam bidang
profesinya maupun dalam spesialisnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN
Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa ditentukan oleh efektifitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global) (Jakarta: Erlangga, 2013) hlm, 15
Barnawi & Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan cetakan I (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2012) hlm, 168.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), cet. III, hlm. 152