Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rumi Fasabrun Jamil

NIM : 22112141051
Kelas : Psikologi 1C
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Nurvita Anjarsari, M.Hum.

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Apa maksud slogan “Gunakanlah bahasa Indonesia dengan baik, benar, dan
tepat”?
Kita sebagai warga negara Indonesia harus dan wajib untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik, benar, dan tepat. Maksud dari itu adalah kita sebagai orang Indonesia
harus menggunakan bahasa kesatuan kita yaitu bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya
dalam berbagai aspek kehidupan. Kita sebagai rakyat memiliki kewajiban untuk
menggunakan, mempertahankan, dan mengajarkan bahasa kesatuan tanah air kita. Berbahasa
Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah formal,
memperhatikan aspek tanda baca dan ejaan, juga yang paling penting yaitu berbahasa dengan
sopan dan santun. Suatu pengetahuan akan menjadi tidak berharga jika tidak dibarengi
dengan etika dan adab. Jadi kita sebagai pemuda harus selalu bangga dan senantiasa
mempelajari bahasa Indonesia. Agar ini bisa terus diwariskan kepada generasi-generasi
mendatang.

2. Bagaimana pendapat Anda bila bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di


ASEAN?
Saya memiliki pandangan mengenai isu ini. Saya pribadi setuju dan mendukung jika
Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi di lingkup ASEAN. Pertama-tama,
Indonesia merupakan negara yang cukup berpengaruh di lingkup ASEAN. Dengan berbagai
kontribusi yang telah diberikan NKRI pada dunia internasional khususnya ASEAN, saya rasa
cukup adil jika Indonesia dijadikan sebagai salah satu figur negara-negara lain dengan cara
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Pertimbangan yang kedua, yaitu perihal
dominasi penduduk. Wilayah ASEAN di Asia Tenggara merupakan wilayah yang didominasi
oleh suku dan rumpun yang sama, yaitu Malayan-Mongoloid. Kesamaan ini juga
menciptakan bahasa yang hampir mirip-mirip jika dibandingkan. Dengan negara Indonesia
sebagai negara Melayu terbesar di ASEAN maka menurut saya pantas-pantas saja jika
Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi ASEAN. Dengan pertimbangan tersebut, saya
setuju dan mendukung jika bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi.

3. Perbaikan kalimat efektif.


a. Berdasarkan surat undangan pada acara seminar sehari dengan tema
“Membentuk Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0”. Dengan ini,
mengutus Selma Mutiara mahasiswa Program Studi Ilmu Psikologi untuk
menghadiri acara tersebut
b. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang melimpahkan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
c. Warisan budaya merupakan produk atau hasil budaya fisik dari tradisi yang
berbeda-beda dan prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang
menjadi elemen pokok dalam jati diri suatu bangsa.
d. Dia tetap berangkat ke kantor untuk menyelesaikan tugas meskipun badannya
terasa kurang sehat
e. Tidak sedikit orang Belanda tinggal di Jepara bertujuan untuk menjalankan
fungsi administratif dan perdagangan.

4. Telaah dan analisis paragraf

Paragraf dikembangkan dengan aliran koheren dan kohesi yang baik, maksudnya pola
paragraf runtut dan urut sesuai topik yang dibahas. Problem yang saya temukan disini
mengenai ejaan dan penggunaan kata yang berimbuhan. Terdapat penggunaan kata
berimbuhan di- yang tidak menggunakan spasi yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Saya
juga menemukan kalimat yang boros pada paragraf tersebut sehingga menjadikan suatu
kalimat menjadi tidak efektif. Kalimat utamanya sendiri terletak pada paragraf ke-6.

5. Pengembangan paragraf: pola pengembangan definitif

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat melekat dalam kehidupan manusia.
Setiap tahapan perkembangan manusia, pasti terdapat proses pendidikan terlepas dari formal
atau tidaknya aktivitas pendidikan tersebut. Pada masa bayi hingga kanak-kanak, proses
pendidikan berfokus dan berpusat pada lingkungan keluarga. Bobot pendidikan yang dibahas
yaitu mengenai keterampilan dasar, seperti berjalan, makan, berlari hingga kemampuan
kognitif dasar seperti membaca. Kemudian pada fase remaja tingkat pendidikan seseorang
meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan kapasitas intelektual, hingga masuk ke
perguruan tinggi dan memasuki fase dewasa. Proses pendidikan tersebut tidak akan pernah
berhenti selagi manusia masih hidup. Pendidikan itu sendiri bertujuan untuk membangun
manusia yang berkarakter dan mampu hidup adaptif serta memberikan kontribusi pada
lingkungan.

Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang bisa membina karakter mulia manusia juga
mengembangkan potensi kehidupannya. Sebuah sistem pendidikan juga tenaga pengajar yang
baik harusnya bisa menghasilkan output yang sesuai pula dengan kualitas pendidikannya. Di
Indonesia sendiri kurikulum pendidikan selalu berubah-ubah mengikuti menteri pendidikan
yang merancang program pendidikan di Indonesia. Hal ini jika dianalisa bukanlah hal yang
benar-benar diperlukan. Wacana pendidikan yang selalu berubah-ubah pada tahun ke tahun
menyebabkan inkonsistensi sistem pendidikan di Indonesia sehingga performa guru dan
murid menjadi tidak optimal. Harus ada suatu kejelasan dan proyek bersama oleh pemegang
kepentingan maupun rakyat mengenai kurikulum pendidikan yang semestinya.

Sifat alamiah manusia untuk belajar merupakan suatu potensi yang luar biasa. Tetapi,
potensi itu juga perlu adanya wadah sebagai media untuk bertumbuh bagi manusia itu sendiri,
yaitu sebuah kurikulum pendidikan. Perlu adanya kurikulum yang sifatnya lebih universal
sehingga bisa memayungi tujuan pembelajaran peserta didik serta diperlukan adanya
konsistensi.

Anda mungkin juga menyukai