Anda di halaman 1dari 10

Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia

yang Baik dan Benar di Lingkungan Pendidikan

Disusun Oleh :

Nurulita Fadilah Dewi 3211421212

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas artikel yang berjudul “Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang
Baik dan Benar di Lingkungan Pendidikan”.

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Selain itu, artikel ini
bertujual menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman
dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang
membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Probolinggo, 13 Maret 2022

(Penulis)
Pendahuluan

Jati diri bangsa adalah salah satunya bahasa, yaitu bahasa Indonesia yang digunakan
sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam
aspek kehidupan sehari-hari warga Negara Indonesia dalam hal berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang-orang menggunakan bahasa Indonesia tidak baik dan benar sehingga perlu
adanya aturan dalam penggunaan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia tetap terjaga
mengingat banyak pengaruh yang disebabkan oleh globalisasi, salah satunya di bidang
pendidikan. Peningkatan pendidikan Bahasa Indonesia di SD, SMP, SMA, hingga perguruan
tinggi sangat penting dimulai dari peningkatan kemampuan berbahasa para tenaga pengajar yang
dijadikan contoh untuk peserta ajarnya.

Fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai lambang kebangsaan nasional dan pemersatu
berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budayanya. Namun seiring
perkembangan zaman, bahasa Indonesia mengalami perkembangan baik ke arah positif maupun
ke arah negatif. Sehingga keadaan sekarang, fungsi bahasa Indonesia mulai tergeser ataupun
tergantikan dengan bahasa asing karena adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah
asing. Padahal, padaan dalam bahasa Indonesia ada, karena sikap yang merasa bahwa akan
terlihat modern dan terpelajar apabila menggunakan istilah atau bahasa asing dlaam
berkomunikasi pada pergaulan sehari-hari. Hal itu berdampak pada eksistensi bahasa Indonesia.

Generasi milenial ialah masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan
komunikasi, media dan teknologi digital seperti sekarang ini. Generasi yang hidup di era milenial
ini memiliki karakter yang khas. Sejak di bangku sekolah sudah menggunakan gawai dan
menjadikan internet sebagai kebutuhan pokok, selalu terhubung dengan internet, supaya dapat
mengakses hal-hal baru atau sekedar bersosialisasi dalam media sosial. Generasi saat ini disebut
dengan generasi milenial, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000-an.

Selain itu, tergantikannya bahasa Indonesia saat proses pembelajaran atau sebagai bahasa
sehari-hari tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan mental psikologi siswa. Hal itu
dikarenakan misalnya, perasaan malu dan enggan berkomunikasi dengan siswa dari kota atau
pedesaan biasa menggunakan bahasa Indonesia sebab kurangnya kemampuan berbahasa
Indonesia, salah menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan yang paling parah adalah
menggunakan kalimat dalam bahasa Indonesia yang salah. Lalu, mendapatkan ejekan
dikarenakan mengubah bahasa daerah menjadi bahasa Indonesia versi daerah setempat.

Dengan adanya pendidikan bahasa Indonesialah seharusnya bahasa yang setiap hari
digunakan mampu menjadi bahasa yang baik dan benar pada saat digunakan untuk
berkomunikasi. Hal kecil yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan pengembangan bahasa
Indonesia saat ini salah satunya ketika kita melakukan diskusi dalam lingkungan formal maupun
non formal sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga mampu
meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Hal ini sebaiknya harus sangat diperhatikan,
sehingga dunia pendidikan tidak terlena dengan zaman yang semakin maju namun bahasa
Indonesia semakin ditinggalkan.

Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang dilakukan
untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia., bahasa daerah, pengajaran bahasa
asing supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya. Kedudukan bahasa Indonesia kini
semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam
hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama untuk membangun arus
pemikiran yang jelas dan teliti. Jadi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia
merupakan alat pertama, alat utama, dan alat pokok fundamental dalam proses pendidikan.
Begitupun halnya dengan bahasa daerah dan bahasa asing yang juga digunakan sebagai wahana
komunikasi dan memiliki fungsi dan kedudukan masing-masing (Balawa, 2010).

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilakukan meliputi usaha usaha


pembakuan agar tercapai pemakaina bahasa yang cermat, tetap dan efesien dalam komunikasi.
Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa pembinaan terutama ditujukan kepada
penuturnya, yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia, dan pengembangan terutama ditujukan
kepada bahasa dalam Pembinaan mencakup pengembangan bahasa mencakup dua masalah
pokok (masalah bahasa dan kemampuan/sikap) dan pembinaan juga mencakup dua arah
(masyarakat luas dan generasi muda) (Suhender, 1997).
Pembahasan

Menurut Surahman (1994 : 11), Bahasa adalah salah satu media yang digunakan untuk
menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran dan pendapat. Secara garis besar bahasa dapat
dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet,
1987). Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai
sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya
dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa
yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh
semua bahasa di dunia.

Bahasa adalah alat komunikasi untuk melakukan interaksi sosial individu yang satu
dengan yang lainnya. Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
merupakan syarat penting khususnya bagi generasi muda untuk mewujudkan sebuah bangsa
yang besar dan kokoh. Menyadari betapa pentingnya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka hendaknya kita dapat memacu diri dan berupaya mempelajarinya secara
sungguh-sungguh.

Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik
dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat
pertama dan utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Jadi bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama, alat utama, dan alat pokok
fundamental dalam proses pendidikan. Begitupun halnya dengan bahasa daerah dan bahasa asing
yang juga digunakan sebagai wahana komunikasi dan memiliki fungsi dan kedudukan masing-
masing.

Masyarakat Indonesia dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar sesuai dengan lingkungan dan keadaan yang dihadapi benar sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.hal itu, tentu saja tidak terlepas dari tujuan pembinaan bahasa gIndonesia, yaitu :

1. Menumbuhkan dan membina sikap bahasa yang positif.


Target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa yang amat penting
adalah menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Dalam mengukur
keberadaan sikap positif ada beberapa pertanyaan yang dapat dipakai, misalnya,
seberapa jauh kita telah mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa persatuan? Jika Anda telah dapat menumbuhkan rasa cinta, rasa
memiliki, rasa berkewajiban untuk mempertahankan, dan rasa bangga terhadap
bahasa Indonesia, berarti Anda sudah berhasil melakukan pembinaan bahasa
Indonesia terhadap khalayak yang Anda hadapi.

2. Meningkatkan kegairahan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Kegiatan pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan
berbahasa Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan,

3. Seberapa banyak seseorang itu secara konsisten bergairah memakai bahasa Indonesia.
Jika seseorang telah bergairah memakai bahasa Indonesia dalam berkomunikaasi
dengan orang lain, orang itu harus meningkatkan lagi kegairahannya itu dalam
mempergunakan bahasa Indonesia. Peningkatan mutu serta disiplin penguasaan
bahasa Indonesia dalam segenap lapisan masyarakat.

Kegiatan pembinaan harus pula terlihat dalam kegiatan meningkatkan keikutsertaan


khalayak sasaran di dalam menjaga mutu bahasa Indonesia. Jika Anda bertanya, “Apakah bentuk
frase mengejar ketinggalan sudah benar dalam bahasa Indonesia,” maka Anda sudah membina
bahasa, karena sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembinaan bahasa. Dengan demikian,
target mudah diukur, seberapa jauh orang bertanya tentang kebenaran kata, farse, dan kalimat.
Jadi, jika orang telah meragukan tentang bentuk-bentuk bahasa dan ingin tahu bentuk yang benar
dari suatu untaian kata, frase, atau kalimat berarti sudah terbina bahasanya dengan baik.

Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia berungkap jika kita lebih suka memakai bahasa
Indonesia dan menjaga agar pengaruh asing tidak berlebihan. Sikap kebanggaan berbahasa
terungkap jika kita terdapat perasaan bahwa bahasa Indonesia dapat mengungkapkan konsep
yang rumit secara cermat dan dapat mengungkapkan isi hati yang sehalus-halusnya. Hal ini,
perlu ditegaskan karena dikalangan masyarakat berbagai sikap terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia, antara lain sebagai berikut (Badudu, 1985) :
1) Sikap menyangsikan kemampuan bahasa Indonesia mendukung dan mengembangkan
ilmu pengatahuan.
2) Sikap mempercayai sepenuhnya kemampuan bahasa Indonesia mendukung dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
3) Sikap positif bahasa Indonesia tidak berarti sikap kebahasaan yang kaku dan tertutup dan
menuntut kemurnian bahasa Indonesia dan yang menutup bahasa Indonesia dari
hubungan saling pengaurh dengan bahasa lain yaitu bahasa daerah dan bahasa asing di
Indonesia terhadap kurang lebih 400 bahasa daerah.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan
ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia
(seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa). Bahasa yang baik
dan benar memiliki empat fungsi (Charli, 1999):

- Fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas


kedaerahan
- Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan
dengan bangsa lain
- Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar
- Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian
bahasa.

Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata
yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau
sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (sepert: sesuai dengan
lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata yang baku merupakan kata
yang sesuai dengan ejaan (yakni: EYD). Kalimat yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah
kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus (Slamet dan Amir, 1996) :

1. Mudah dipahami oleh orang lain


2. Memenuhi unsur penting kalimat (minimal ada subjek dan predikat,terutama untuk
ragam tulis).
3. Menggunakan kata yang tepat dan serasi.
4. Gramatikal (seperti: menggunakan pungtuasi dan kata yang baku, menggunakan
struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang morfologis,
menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/kedudukannya).
5. Rasional (yakni, menggunakan gagasan yang dapat dicerna oleh akal sehat).
6. Efisien (menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh berlebihan),
7. Tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan).

Penggunaaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah penggunaan yang sesuai dengan
lingkungan dan pemakaian bahasa, diperoleh ragam bahasa, baik lisan maupun tulisan. Jika
berkomunikasi secara lisan maka digunakan ragam lisan dan jika berkomunikasi secara tulisan
maka digunakan ragam tulis. Demikian pula jika berkomunikasi secara lisan dalam keadaan
tidak resmi, digunakan ragam lisan tidak resmi, jika berkomunikasi secara lisan dalam keadaan
resmi seperti pada suatu seminar atau upacara resmi, maka digunakan ragam lisan resmi.
Penggunaan ragam lisan resmi tergantung pada lingkungan dan situasi berbahasa. Dengan
perkataan lain, penggunaa bahasa Indonesia dengan baik adalah penggunaan ragam-ragam
bahasa Indonesia sesuai dengan kadaaan atau lingkungan komunikasi. Bahasa Indonesia daam
komunikasi resmi terutama pada situasi formal, kedinasan, ilmiah dan kependidikan, adalah
bahasa Indonesia baku adalah suatu ragam bahasa yang dikembangakan yang mempunyai kaidah
yang mantap yang oleh masyarakat pemakai baasa dipakai sebagai acuan dalam penggunaannya.

Penguanaan bahasa Indonesia dengan benar adalah penggunaan yang disesuaikan denga kaidah
bahasa Indonesia. Dalam ragam tulis, kaidah itu tertera pada buku (1) Pedoman umum Ejaan
bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (2) Pedoman umum pembentukan istilah, (3) Tatabahasa
baku Bahasa Indonesia.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan Bahasa Indonesia adalah tujuan, siswa,
lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dan Sarana kurikulum,
guru, metode,alat pengajaran dan evaluasi Tujuan maksudnya adalah tujuan pengajaran harus
mencakup tiga asfek yaitu : pemahaman,keterampilan dan sikap. Secara operasional rumusan
tujuan harus dapat dievaluasi sehingga dapat diketahui tujuan berhasil atau tidak. Murid adalah
murid sebagai subjek didik harus diperhatikan, karena bagi murid yang baru pandai berbahasa
Indonesia akan mempengaruhi stategi pembelajaran di kelas. Bagi murid yang sudah mahir
berbahasa Indonesia maka guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar dan cepat
dapat dipahami murid. Lingkungan maksudnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
sangat mempengaruhi.

Pengajaran Bahasa Indonesia yang akan mengajarkan anak terampil dan mahir berbahasa
Indonesia harus diartikan sebagai berikut:

1. Mengenalkan ciri-ciri berbagai bahasa Indonesia dan membangkitkan Bahasa


Indonesia baku maupun non baku.
2. Mengenalkan ciri-ciri fungsi berbagai variasi bahasa Indonesia sehingga pengajaran
bahasa Indonesia lebih relevan untuk anak didik.
3. Mengajar menggunakan bahasa Indonesia yang tepat untuk fungsi yang tepat.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas dapat di simpulkan bahwa pembinaan dalam
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar merupakan suatu perbuatan yang positif karena dapat
meningkatkan mutu dan disiplin dalam penggunaan bahasa Indonesia dan penugasan Bahasa
Indonesia. Dengan menggunakan pendidikan dapat mengajarkan kepada anak -anak sejak dini
tentang pengguaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menimbulkan keterbiasaan
kepada anak seja dini mengunakan ejaan berbahasa dengan benar.
Daftar Pustaka

Azizah, A. R. A. (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja.
Jurnal Skripta, 5(2).

Benar, Dan. "PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN DALAM PENGGUNAAN BAHASA


INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR." Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol 5.1 (2019).

Dwijayanti, I. A. M. O., Suandi, I. N., & Sudiara, I. N. S. (2014). Upaya Meningkatkan Kualitas
Berbahasa Indonesia Melalui Aktivitas Analisis Kesalahan Dalam Pengajaran Menulis
Siswa di Kelas VIIIA SMP Katolik Santo Paulus Singaraja. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Undiksha, 2(1).Isnanda, R., & Setiawati, M. (2019). Upaya
Pengembangan Bahasa Indonesia di Lingkungan Pendidikan Sebagai Upaya Pembentukan
Karakter Generasi Era Milenial. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 7(1), 58-64.

Nurjanah, F. (2018). Pengembangan Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar


Desa Terpencil Melalui Metode Karyawisata Berbasis Potensi Lokal. FKIP e-
PROCEEDING, 167-176.

Rahaningmas, S. A., Wahyuni, S., & Mahendra, M. I. Penggunaan Bahasa Indonesia di


Kalangan Generasi Milenial.

Anda mungkin juga menyukai