Anda di halaman 1dari 5

SIKAP MAHASISWA PULAU BANGKA TERHADAP

BAHASA INDONESIA

NELLA RIZNANDA RACHMADANTI


P17211221016

Bahasa Indonesia disebut sebagai identitas negara Indonesia karena


merupakan identitas sekaligus bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tentunya harus
mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anaknya sejak dini agar dapat
memelihara dan menularkannya. Penggunaan bahasa Indonesia menandakan rasa
nasionalisme yang kuat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua pihak,
termasuk pemerintah, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas, harus terus
mendukung dan mengembangkan bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai
bahasa resmi bangsa dan bahasa negara. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai
mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan resmi, dari sekolah dasar
hingga universitas, adalah salah satu cara pemerintah mempromosikan dan
mengembangkan bahasa Indonesia.
Pada jenjang perguruan tinggi, mahasiswa diberikan kelas atau kursus
bahasa Indonesia dengan harapan selain mengembangkan kemampuan bahasa
Indonesia lisan dan tulisan, mereka juga akan mengembangkan rasa bangga dan
cinta terhadap bahasa sebagai representasi bangsa yang luhur.Pergerakan nasional
harus tetap menggunakan bahasa Indonesia karena telah meningkatkan persatuan
dan kesatuan negara. Agar dapat digunakan sebagai bahasa komunikasi modern
dalam berbagai disiplin ilmu kehidupan dan ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia
perlu dilestarikan dan dikembangkan lebih lanjut. Penutur yang memiliki sikap
yang baik terhadap bahasa Indonesia diperlukan untuk mendukung tujuan
tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang bahasa Indonesia di
pulau Bangka terkait dengan kinerja mereka pada Tes Kemampuan Bahasa
Indonesia, dilakukan penelitian (UKBI). Penelitian ini bersifat kuantitatif dan
menggunakan model Trustone dan kuesioner skala Likert. 386 mahasiswa dari
delapan universitas di Pulau Bangka menjadi responden penelitian. Temuan lain
dari penelitian ini adalah bahwa skor UKBI seseorang meningkat sebanding
dengan seberapa antusias mereka belajar bahasa Indonesia. Miliknya. UKBI (Uji
Kecakapan Bahasa Indonesia) adalah kerangka pengujian yang fleksibel. Ini
digunakan untuk mengukur kemahiran bahasa tidak hanya oleh siswa tetapi juga
oleh penutur asli bahasa Indonesia yang bekerja di lapangan. Selain itu untuk
penutur non-Inggris
Keterampilan produktif aktif peserta tes dalam menulis diukur dengan
UKBI, demikian juga keterampilan reseptif aktif mereka dalam membaca. UKBI
menguji pemahaman peserta tes tentang bagaimana menerapkan aturan bahasa
Indonesia selain menekankan pada pengukuran empat kemampuan bahasa mikro.
Berdasarkan penelitian ini juga ditemukan bahwa sikap dan motivasi sejumlah
responden berkorelasi dengan hasil UKBI. Temuan yang paling signifikan dalam
penjelasan penelitian ini tentang sikap bahasa dan motivasi belajar siswa adalah
bahwa semua responden setuju bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
komunikatif yang memudahkan mereka untuk menambah pengetahuan dan
informasi.
Kita patut bersyukur bahwa siswa menyadari bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa komunikasi yang memudahkan penambahan informasi dan
pengetahuan. Bahkan siswa mengaku lebih sering menggunakan bahasa
Indonesia, terutama saat melakukan panggilan, mengirim pesan SMS, atau
bercakap-cakap. Semua responden yang termasuk dalam kategori pelajar merasa
bahwa berbicara dan mencintai bahasa Indonesia harus menjadi kebanggaan bagi
semua orang Indonesia untuk mengidentifikasi seperti itu. Selain itu, deklarasi ini
menunjukkan dedikasi siswa untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia.
Temuan paling signifikan dalam penjelasan penelitian ini tentang sikap bahasa
dan motivasi belajar siswa adalah bahwa semua responden setuju bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa komunikatif yang memudahkan mereka untuk menambah
pengetahuan dan informasi.
Kita patut bersyukur bahwa siswa menyadari bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa komunikasi yang memudahkan penambahan informasi dan
pengetahuan. Bahkan siswa mengaku lebih sering menggunakan bahasa
Indonesia, terutama saat melakukan panggilan, mengirim pesan SMS, atau
bercakap-cakap. Semua responden yang termasuk dalam kategori pelajar merasa
bahwa berbicara dan mencintai bahasa Indonesia harus menjadi kebanggaan bagi
semua orang Indonesia untuk mengidentifikasi seperti itu. Selain itu, deklarasi ini
menunjukkan dedikasi siswa untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia.
Mengenai motivasi belajar siswa, sebelumnya dilaporkan bahwa sebagian besar
responden (83,47%) mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Indonesia
dan menganggapnya penting untuk dilakukan.
Selain itu, mereka mengatakan bahwa belajar bahasa Indonesia akan
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang Indonesia dan memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan sosial mereka, serta orang-orang
lain yang tinggal di nusantara dan budaya lain. etnis yang berbeda. Semua pihak,
termasuk pemerintah, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas, harus terus
mendukung dan mengembangkan bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai
bahasa resmi bangsa dan bahasa negara. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai
mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan resmi, dari sekolah dasar
hingga universitas, adalah salah satu cara pemerintah mempromosikan dan
mengembangkan bahasa Indonesia. Pada jenjang perguruan tinggi, mahasiswa
diberikan kelas atau kursus bahasa Indonesia dengan harapan selain
mengembangkan kemampuan bahasa Indonesia lisan dan tulisan, mereka juga
akan mengembangkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa sebagai representasi
bangsa yang luhur.
Dalam studi mereka tahun 2013, Sobara dan Ardiyani menggambarkan
sikap bahasa di kalangan siswa laki-laki dan perempuan yang dicirikan oleh tiga
ciri. Menurut KBBI (2016), sikap adalah seperangkat perilaku atau perilaku lain
yang dimotivasi oleh keyakinan atau pandangan. Rokeach (dalam Sumarsono,
2002) menegaskan bahwa sikap adalah sesuatu yang bertahan untuk waktu yang
cukup lama daripada hanya bersifat sementara. Sikap seseorang adalah jaringan
nilai-nilai dan ide-ide yang memungkinkan dia untuk bertindak atau menanggapi
suatu hal dengan cara yang dia anggap menyenangkan. (1) komitmen terhadap
bahasa (kesetiaan bahasa), (2) kebanggaan dalam bahasa, dan (3) pengetahuan
akan kehadiran bahasa. norma bahasa (kesadaran akan norma).
Dari perspektif (1) konatif, (2) afektif, (3) kognitif, dan (4) elemen yang
mempengaruhi pengaruh sikap bahasa siswa program Cambridge Dyatmika
School. Berbicara dan budaya generasi sangat erat terjalin. Bahasa Indonesia
semakin menghilang seiring bertambahnya usia generasi negeri ini; mungkin
bahasa Indonesia akan semakin berjuang untuk memenuhi perannya sebagai
bahasa resmi negara dan sumber identitas nasional. Dalam keadaan seperti ini,
pengawasan dan pemupukan sejak dini bagi generasi muda sangat diperlukan
untuk mencegah mereka mengadopsi penggunaan bahasa asing. Masyarakat yang
mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul
menunjukkan pengaruh globalisasi terhadap identitas bangsa dalam perilakunya.
Hari ini, terbukti bahwa bahasa gaul banyak digunakan di masyarakat, dan
khususnya generasi muda Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan anak
belajar bahasa adalah potensi pertumbuhannya, yaitu dari lahir sampai lulus SMA
basis. Ketika anak-anak masih kecil, bahasa mereka berkembang.memasuki
Sekolah Dasar (SD). Pada tingkat kelas ini, anak-anak mulai mempelajari
pedoman dan aturan tata bahasa. anak-anak di Indonesia pada umumnya telah
memperoleh lebih dari satu Bahasa bahasa daerah atau bahasa ibu yang berasal
dari dari lingkungan atau keluarganya.
Dari apa yang dipaparkan tentang penggunaan Bahasa Indonesia pada
masyarakat Indonesia dan bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta dan bangga
terhadap Bahasa Iindonesia, tentu akan sejalan dengan perkembangan zaman,
karena sebagai masyarakat Indonesia harus memperkaya khazanah Bahasa
Indonesia, terlebih dalam bidang kosakata dan peristilahan sehingga wawasan
atau pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan yang demikian luas dan
multidimensi dapat diteruskan ke masyarakat Indonesia.Sakri menyampaikan
bahwa setiap Bahasa alamiah mempunyai kemampuan berkembang ke seluruh
arah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan komunikasi. Menurut Dutton
mengatakan bahwa pemekaran kosa kata diperlukan untuk memungkinkan
perlambangan konsep dan gagasan kehidupan modern. (1976)
Terdapat dua hal yang berkaitan dengan pemekaran kosa kata, yakni;
1. Masalah sumber bagi unsur leksikal yang baru
2. Bertalian dengan cara membentuk unsur yang baru dan memadukannya
dengan kosakata yang sudah ada.
Sementara menurut Moeliono mengatakan bahwa pemekaran kosakata
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni:
1)menggalisumberdaribahasaitusendiri;
2) mengambil dari bahasa serumpun;
3) mengambil dari sumber bahasa asing

Daftar Pustaka:
Hariyanto, Prima Unknown. "SIKAP MAHASISWA PULAU BANGKA
TERHADAP BAHASA INDONESIA, BAHASA DAERAH, DAN BAHASA
ASING (Attitude of Bangka Island Students towards Indonesian, Local Language,
and Foreign Language)."
Rohmandi, Muhammad. 2015. Artikel. "Speaking one Indonesian is the promise
and commitment of all Indonesians. Carry it out!". Dalam https://uns.ac.id/id/uns-
berkarya/cinta-dan-bangga-menggunakan-bahasa- indonesia-wujud-nasionalisme-
kita.html. diakses 4 Agustus 2022 pada pukul 12.00
Mulyaningsih, Indrya. “ SIKAP MAHASISWA TERHADAP BAHASA
INDONESIA” Journal Indonesian Language Education and Literature. 3, no. 1
(2017): 9. diakses 4 Agustus 2022 pada pukul 17.45
Puspitasari, Andi, “Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Dalam Pendidikan Dan Pengajaran” Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya. 16 no. 2
(2017): 7. Diakses 4 Agustus 2022 pada pukul 19.00
Mansyur, Umar. 2018. Artikel. “SIKAP BAHASA DAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI”. Dalam INA-Rxiv Papers | Sikap
Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (osf.io). diakses pada 5
Agustus 2022 pada pukul 13.25

Zenab, Ai Siti, “KEDWIBAHASAAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN


IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”
Jurnal Riksa Bahasa. 2, no. 1 (2016):9. Diakses 5 Agustus pada pukul 18.00
Kompasiana.com. (2018, 25 Desember), Prospek Bahasa Indonesi di Masa Depan.
Diakses pada 7 Agutus pada pukul 18.34. dari
https://www.kompasiana.com/nendahsusilawati/5c22539caeebe106c121cc62/
prospek-bahasa-indonesia-di-masa-depan.
Mansyur, Umar. “SIKAP BAHASA MAHASISWA DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN
TINGGI” Jurnal Geram (Gerakan Aksi Menulis). 7 no. 2 (2019). Diakses 7
Agutus pada pukul 21.30
Mulyaningsih, Indra. 2017. Artikel. “SIKAP MAHASISWA TERHADAP
BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI PERGURUAN TINGGI SE-
CIREBON)”. Dalam file:///C:/Users/USER/Downloads/sikap%20mahasiswa
%20ke%20OSF.pdf. Diakses pada 10 Agutus pada pukul 09.56
MLA: :kamus”. KBBI Daring. 2016. 14 Agutus pada pukul 22.10

Anda mungkin juga menyukai