Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No.

x, 20xx: xxx - xxx

ANALISIS GAMBARAN TERAPI ANTIRETROVIRAL


PADA PASIEN HIV/AIDS PADA MASA COVID-19

NELLA RIZNANDA RACHMADANTI1)

1) Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Malang Poltekkes Kemenkes Malang

E - mail : nella_p17211221016@poltekkes-malang.ac.id

ANALYSIS OF THE OVERVIEW OF ANTIRETROVIRAL THERAPY IN HIV/AIDS


PATIENTS DURING THE COVID-19 PERIOD

Abstract: Type abstract in English here. (Times New Roman, 10, italic). Abstract should
be no longer than 200 words, giving a brief summary of the content covering objective,
method, result, conclusions, and suggestion. Do not include artwork, tables, elaborate
equations or references to other parts of the paper or to the reference listing at the end. If
article is written in Indonesian, the abstract should be typed in Indonesian and English.
Meanwhile, if article is written in English, the abstract should be typed in English only.
The abstract should be typed as concise as possible and should be composed of: problem
statement, method, scientific finding results, and short conclusion.

Keywords: author guidelines, medical journal, article template Describes the scope of
the study and the terms of the underlying implementation research

Abstrak: Ketik abstrak dalam bahasa Indonesia di sini. (Times New Roman, 10, italic).
Abstrak tidak lebih dari 200 kata, memberikan ringkasan singkat dari isi yang memuat
tujuan, metode, hasil, kesimpulan, dan saran. Jangan menyertakan gambar, tabel,
persamaan rumit atau referensi ke bagian lain dari kertas atau ke daftar referensi di
akhir. Jika artikel ditulis dalam bahasa Indonesia, abstrak harus diketik dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Sementara itu, jika artikel yang ditulis dalam bahasa
Inggris, abstrak harus diketik dalam bahasa Inggris. Abstrak harus diketik dengan
seringkas mungkin dan harus terdiri dari: pernyataan masalah, metode, hasil temuan
ilmiah, dan kesimpulan singkat.

Kata kunci: petunjuk penulisan, jurnal medis, template artikel Menggambarkan ranah
masalah yang diteliti dan istilah pokok yang mendasari pelaksanaan penelitian.

131
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

PENDAHULUAN masyarakat dengan total 16.500 kondom. Tujuan


adanya pemberian alat kontrasepsi ini sebagai
Acquired Immune Deficiency Syndrome
pencegahan juga memutus adanya rantai
(AIDS) menurut persepsi publik adalah penyakit
penularan.
akut yang sangat fatal akibat adanya penurunan
sistem kekebalan secara bertahap disebabkan Berdasarkan wawancara awal dengan
oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus kasie P2M dan pemegang program HIV/AIDS
(HIV). Penyakit akut ini adalah penyakit yang diterangkan bahwa golongan Lesbian, Gay,
berbahaya dan diperingati masyarakat karena Biseksual dan Transgender (LGBT) atau lebih
menyebar dengan cepat. Karena kewaspadaan tepatnya Lelaki suka lelaki (LSL) meningkat
masyarakat tersebut telah dibuktikan oleh setiap tahunnya hingga tahun 2022. Dinas
beberapa peneliti dalam literatur keperawatan dan Kesehatan Sumbar (2022) menyatakan bahwa
sosiologi medis pada awal 1991 dimana pada tahun ini, 139 jiwa terinfeksi HIV antara
membahas tentang HIV/AIDS sebagai penyakit bulan Januari dan April. Menariknya, penularan
kronis. HIV melalui seks bebas telah ditemukan dalam
jangka lima tahun terakhir, terutama pada kaum
Seperti yang diketahui, penyakit kronis
LSL sesama jenis dengan presentase sebesar
tidak bisa disembuhkan. Begitu pula dengan
67%. Berdasarkan paparan tersebut, kelompok ini
penyakit AIDS, AIDS telah memenuhi kriteria
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
sebagai penyakit kronis. Disamping itu,
paparan HIV/AIDS.
pengobatan yang tersedia dapat membuat viral
load tidak terdeteksi, mereka tidak dapat Masalah yang sering dialami ODHA
sepenuhnya membersihkannya dari tubuh, dan (Orang Dengan HIV-AIDS) salah satunya
jika tidak diobati, viral load akan terbentuk pulih. terdapat kecemasan. Kecemasan merupakan
Viral load adalah banyaknya virus HIV yang perasaan kekhawatiran yang tidak jelas dan
terdapat di dalam tubuh individu yang telah menyebar, berhubungan dengan perasaan tidak
terinfeksi HIV. berdaya dan tidak pasti. Terlebih lagi pada
kondisi pandemi yang melanda saat ini, banyak
Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
masyarakat merasa cemas terhadap penularan
telah mengeluarkan data terbaru terkait orang
COVID-19. COVID-19 adalah penyakit yang
dengan HIV di Indonesia. Ditemukan bahwa
disebabkan infeksi virus yang menyerang sistem
hingga bulan Juni 2022, total pengidap penyakit
pernapasan manusia. Virus ini disebut Severe
kronis ini sebanyak 519.158 jiwa. Total pengidap
acute respiratory syndromecoronavirus 2
penyakit tersebut salah satunya terdapat di Kota
(SARS-CoV-2).
Bekasi, Jawa Barat yang telah beredar di berita
baru-baru ini dengan menyumbang kasus HIV Berdasarkan data tahun dari World
554 Jiwa dalam 8 bulan, dengan rincian 65 kasus Health Organization (WHO) tdari 2013 hingga
pada bulan Januari, 69 kasus pada bulan Februari, 15 Mei 2020, terdapat 4.338.658 kasus
67 kasus di bulan Maret, April 62 kasus, Mei 45 terkonfirmasi COVID-19 dan 297.119 kematian
kasus, Juni 71 kasus, Juli 55 kasus, dan Agustus akibat COVID-19 tersebar di seluruh dunia.
dengan 120 kasus. Sedangkan di Indonesia, kasus terkonfirmasi
hingga 16.496 dan diantaranya 1.076 yang
Penderita HIV di Kota Bekasi didominasi
meninggal. Siapa yang dapat terinfeksi Virus
oleh mereka yang berusia 25-49 dengan 375 jiwa.
Corona? Tentunya virus ini dapat menyerang
Lalu disusul oleh rentang umur 20-24 tahun
siapapun tanpa pandang bulu dan tidak menutup
sebanyak 113 orang, usia diatas 50 tahun
kemungkinan mengintai Orang Dengan HIV-
sebanyak 44 kasus, 15-19 tahun sebanyak 14
AIDS (ODHA).
kasus, dan juga empat kasus usia di bawah 4
tahun. Oleh karena banyaknya kasus yang terjadi, ODHA memiliki sistem kekebalan tubuh
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat yang lemah. Hal ini karena kadar CD4 didalam
pun melakukan aksi bagi-bagi kondom kepada tubuh sudah menurun. Sistem kekebalan tubuh

132
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

inilah yang menjadi salah satu faktor ODHA memiliki kriteria sesuai dengan pemberian
mudah terjangkit virus COVID-19 ini. Banyak masing-masing juga sesuai dengan tahapan
pula yang dengan akhirnya muncul gangguan penyakit pada pasien serta kondisi. ODHA
psikosomatis yang disebabkan oleh kecemasan Indonesia saat ini menggunakan rejimen
yang meningkat dalam kondisi yang penuh kombinasi tenofovir, lamivudine, dan efavirenz
ketidakpastian. Termasuk kecemasan dan sebagai obat lini pertama.
ketakutan yang tidak dapat disangkal dapat
Hasil studi peneliti Dwi Retna
merasakan juga pada pasien ODHA.
Susilowati beserta koleganya terkait dengan
Perasaan-perasaan yang muncul tersebut efektivitas dan keamanan ARV lini pertama pada
dapat berdampak pada ODHA yang menjadi pasien HIV-AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah
putus asa untuk mengonsumsi obat Antiretroviral (RSUD) Ambarawa, Semarang pada 2018
(ARV). Dalam masa pandemi COVID-19 ini menunjukkan, kurva survival rejimen tenovofir,
mengakibatkan ODHA mengalami tantangan lamivudin, efavirenz memiliki peluang survival
yang baru. Terapi Antiretroviral pada salah satu yang paling besar dibandingkan dengan rejimen
rumah sakit menyatakan bahwa sulitnya yang lain.
mengakses fasilitas kesehatan merupakan sesuatu
Hadianti yang melakukan praktik di RS
yang menjadi kewaspadaan dan sorotan bagi
Pondok Indah – Bintaro Jaya tak menampik,
ODHA.
beberapa layanan memang terdampak pandemi
Pengobatan ODHA dalam memenuhi COVID-19 seperti konseling, pelayanan tes HIV,
kebutuhan juga mengalami ketidakteraturan layanan laboratorium, pendampingan,pemberian
disebabkan perdistribusian ARV yang terkendala terapi antiretroviral dan radiologi. Akan tetapi,
karena pandemi COVID-19 saat ini. Perawat pihak pada penyedia layanan seperti pendaftaran
tentu mempunyai peranan yang sangat penting secara online, pengambilan obat perbulan
dalam hal ini dan dimasa COVID-19 saat ini. menjadi 2-3 bulan sesuai status imun pasien.
Perawat menjadi edukator untuk memberikan
Pelayanan pada laboratorium yang tutup
edukasi tentang hal-hal yang harus dilakukan
diupayakan masih tetap bekerja sama dengan
ODHA guna meminimalisasikan orang dengan
laboratorium lain yang masih melayani. ARV
infeksi COVID-19.
yang perlu terus diberikan pada ODHA,
Peran perawat juga sebagai komunikator dipastikan pasokan obat dan kelancaran distribusi
dimana disini perawat menjadi teman bagi pasien pada pusat-pusat pelayanan HIV-AIDS di seluruh
dengan melakukan pendekatan psikososial dalam Indonesia.
menceritakan perasaan-perasaan sharing, cemas
PEMBAHASAN
dan mengurangi beban perasaan ODHA. Hingga
kini, HIV/AIDS belum bisa disembuhkan namun
replikasi dan infeksi HIV masih dapat dicegah Berdasarkan hasil praktik oleh RS
dengan obat. Pondok Indah – Bintaro Jaya, menyatakan bahwa
pengupayaan sistem pelayanan berbasis one stop
Obat ini dikenal sebagai pengobatan service perlu untuk diioptimalkan dengan standar
terapi antiretroviral. Antiretroviral Therapy ini pengendalian infeksi dan dapat dijangkau oleh
merupakan perawatan terapi yang individu semua pihak, termasuk evaluasi dan monitoring.
dengan HIV/AIDS Perawatan dilakukan dengan Jika membahas mengenai pemberian ARV dalam
mengonsumsi obat seumur hidup. Tujuannya dua tahun terakhir tepatnya bagi ODHA yang
adalah menekan replikasi HIV dalam tubuh. bertempat di kawasan episentrum COVID-19.
Terapi Antiretroviral ini juga dapat diartikan
kombinasi dari 3 jenis obat yang terbukti Hardianti juga menyatakan bahwa
bermanfaat unuk terapi AIDS sejak 1996. layanan kesehatan bagi ODHA tetap diberikan
dengan pemenuhan standar protokol kesehatan
Pemberian ARV terbagi atas ini pertama, guna menciptakan kondisi lingkungan yang aman
kedua, ketiga yang terdiri atas tiga kombinasi dan nyaman bagi pasien untuk berobat atau
kelas obat antireplikasi virus di mana setiap lini berkonsultan dengan teratur. Begitu pula dengan

133
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

pelayanan pada pasien HIV-AIDS yang tentunya pada 2017 dengan mengatakan bahwa gangguan
telah memerhatikan protokol kesehatan sesuai psikis dapat dialami oleh perempuan dan laki-laki
standar yang berlaju dengan berbagai upaya secara seimbang. Namun laki-laki lebih mampu
pengendalian dan pencegahan infeksi yang sudah atau lebih pandai dalam menyembunyikan
diterapkan. gangguan psikis.
Pada beberapa rumah sakit dapat Sedangkan, pada perempuan lebih
melakukan program pelayanan HIV-AIDS mampu dalam memperlihatkan kecemasan, dan
dimana dapat terjalin kerja sama dalam oleh karena itu, perempuan lebih mudah terkena
penyediaan obat pagi pasien HIV-AIDS yang gangguan psikis dibandingkan laki-laki. Padahal,
ingin berobat di rumah sakit yang tidak laki-laki secara keseluruhan juga mempunyai
menyediakan pengobatan ARV. Hadianti juga gangguan psikis yang dapat mengganggu
hendak menyarankan ODHA untuk jangan perasaan dan ketenangan hati.
sampai putus obat.
Selain dilakukan analisa berdasarkan
Saat ini, salah satu pengobatan terapi jenis kelamin, terdapat juga analisa yang
ARV yaitu dolutegravir pada prinsipnya dapat menunjukkan berdasarkan usia terhadap tingkat
dipakai untuk lini 1 yang putus obat atau gagal kecemasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
obat. Jadi, ODHA yang sejak awal mengonsumsi usia dengan tingkat dewasa dominan untuk
ARV disarankan oleh para dokter untuk tidak memiliki kecemasan atau bisa disebut juga pada
putus dalam meminum obat secara teratur guna usia dewasa kecemasan dapat sering terjadi.
mengobati infeksi HIV walaupun dalam masa
Pengobatan pada pasien HIV dengan
pandemi COVID-19 hadir.
Antiretroviral (ARV) dapat terlaksana dengan
Dolutegravir (DTG) merupakan rejimen salah satu metode melalui hubungan keluarga
lini pertama dengan kombinasi NRTI yang saat dalam kepatuhan minum obat ARV. Kepatuhan
ini direkomendasikan untuk ODHA yang baru merupakan suatu bentuk perilaku yang timbul
memulai ART. DTG juga dapat akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan
direkomendasikan sebagai alternatif bagi pasien dan pasien mengerti rencana dengan segala
ODHA yang gagal dalam pengobatan konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut
sebelumnya menggunakan non-DTG. serta melakukannya.
Setiap ARV mempunyai toksisitas sesuai Kepatuhan mengonsumsi obat ARV
dengan kandungan masing-masing, begitu juga berarti meminum obat sesuai dengan aturan yang
dengan DTG. Toksisitas dapat terjadi di beberapa telah disepakati, yaitu dosis yang benar dan juga
minggu pertama setelah inisiasi. Toksisitas DTG cara yang benar. Kepatuhan mengonumsi ARV
merupakan gangguan hipersensitivitas, pada ODHA diharapkan memuat 100% atau
hepatotoksisitas, gastrointertinal dan HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy)
neuropsikiatri, dan juga gangguan berat badan. yang artinya seluruh kombinasi pada ARV harus
dikonsumsi tepat dosesi tanpa ada yang terlewati
Sejalan dengan penelitian yang
sesuai dengan waktu dan cara yang benar.
dilakukan Lely dan Kurniawan pada 2021
tentang kesejahteraan spiritual orang dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
HIV/AIDS selama pandemi COVID-19. Hasil salah satu faktor adanya kepatuhan mengonsumsi
survei yang dilakukan, menunjukkan bahwa obat ARV pada ODHA yaitu peran serta keluarga
ODHA tidak mempunyai banyak kendala untuk dalam mengawasi, mengingatkan serta
akses pencegahan seperti kapasitas air bersih, mengambilkan obat ke layanan kesehatan.
antiseptik atau jumlah sabun, tisu, masker dan Mengacu pada hasil penelitian Ngara (2019),
ruangan terpisah dengan orang yang terdiagnosis kepatuhan terapi ARV memiliki hubungan yang
COVID-19. erat dan signifikan dengan dukungan dari
keluarga pasien.
Hasil penelitian yang lain oleh Taufan
dan Andi yang membahas pengaruh terapi doa Hasil penelitian pada Tahir et al, (2019)
terhadap skala kecemasan pasien pre operasi menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan

134
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

keluarga dengan kepatuhan mengonsumsi obat Ini termasuk dukungan sosial, dukungan
ARV pada ODHA. Oleh karena itu, adanya hasil keluarga, dukungan teman sebaya, kemudian
penelitian diatas diharapkan kepada keluarga faktor yang mengubah model pengobatan,
untuk mampu membantu ODHA dalam meningkatkan interaksi antara profesional
penyediaan informasi akurat tentang pengobatan kesehatan, pelanggan dan pengetahuan. Begitu
ARV dan membantu mengingatkan kepada juga dengan usia. Beberapa faktor yang membuat
ODHA untuk patuh mengonsumsi obat ARV. ODHA patuh menggunakan obat ARV adalah:
Secara ringkas, dapat dituliskan faktor
yang mempengaruhi dukungan keluarga dibagi Keterlibatan keluarga dalam memori,
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. pengawasan, atau asupan medis hingga
Faktor internal terdiri atas tahap perkembangan, pelayanan kesehatan. Dukungan keluarga adalah
pendidikan dan tingkat pengetahuan, faktor sikap, perilaku, penerimaan keluarga anggotanya.
emosional dan faktor spiritual. Sedangkan faktor keluarga jaga suporter selalu senang membantu.
ekstrnal terdiri dari praktik di keluarga, faktor Orang yang hidup dengan HIV/AIDS
sosial ekonomi dan latar belakang budaya. membutuhkan dukungan keluarga yang
maksimal.
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan,
antara lain Pendidikan, jenis kelamin, akomodasi, Dengan demikian diharapkan kepada
modifikasi faktor lingkungan dan sosial, keluarga agar tetap membantu ODHA dalam
perubahan model terapi, meningkatkan interaksi penyediaan informasi yang akurat tentang
professional kesehatan dengan klien, pengobatan ARV dan membantu mengingatkan
pengetahuan dan usia. ODHA untuk patuh minum obat ARV, karena
Dukungan keluarga dan kepatuhan orang keluarga orang terdekat penderita untuk
minum obat ARV selama pandemi Covid-19 memberikan dukungan dari segi dukungan
diuji dengan perbandingan dengan HIV/AIDS emosional, dukungan penghargaan, serta
menggunakan uji korelasi Spearmen Rho. Hasil dukungan informasi.
analisis uji signifikansi menghasilkan p-value
sebesar 0,000 (<α = 0,01). Artinya H1 diterima Sehingga kepatuhan minum obat ARV
dan H0 ditolak, jadi dapat menafsirkannya seperti pada orang dengan HIV/AIDS dapat berjalan
itu. dengan efektif (Adnan et al., 2021). Dari data
diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan
Selain itu, ada hubungan korelasi kuat keluarga pada orang dengan HIV/AIDS di LSM
antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum Laskar Tahun 2022 sebagian besar supportif,
obat antiretroviral. Dengan nilai r = 0,557 artinya sehingga berdampak pada kepatuhan minum obat
semakin kuat dukungan keluarga maka semakin ARV.
tinggi kecenderungan untuk patuh minum obat
ARV. Hasil dari penelitian ini adalah Studi Artinya semakin dukungan keluarga
Nagara (2019) menemukan hubungan yang supportif maka kepatuhan minum obat ARV juga
signifikan antara dukungan keluarga untuk akan semakin tinggi. Oleh karena itu, dukungan
kepatuhan minum obat ARV. p-value signifikansi keluarga berpengaruh untuk kepatuhan minum
0,01 (<α=0,05). obat ARV pada Orang dengan HIV/AIDS karena
keluarga sebagai orang terdekat bagi penderita
Kepatuhan terhadap pengobatan ARV yang selalu siap memberikan dukungan berupa
berarti meminum obat yang tepat. Aturan yang dukungan emosional, dukungan penghargaan,
disepakati, yaitu dosis yang tepat pada waktu dukungan informasi, serta dukungan
yang tepat dengan cara yang benar. Faktor-faktor instrumental, dan dukungan jaringan social.
yang mempengaruhi kepatuhan meliputi:
pendidikan, jenis kelamin, perumahan, perubahan Peran LSM dalam mengedukasi keluarga
faktor lingkungan, ODHA sangat berpengaruh sebagai Pengawas
Minum Obat (PMO) ARV yang terdekat dengan

135
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

klien sehingga dapat memberikan efek positif Nutritional Status of Bangladeshi Children” 66
dalam menjalani proses pengobatan mulai dari (11). Nature Publishing Group: 1242–46.
awal terdiagnosa HIV/AIDS sampai komitmen doi:10.1038/ejcn.2012.94.
dan terbiasa dalam pengobatan.
Rompré, Annie, Pierre Servais, Julia Baudart,
Marie Renée De-Roubin, and Patrick
Laurent. 2002. “Detection and Enumeration
of Coliforms in Drinking Water: Current
PENUTUP Methods and Emerging Approaches.”
Journal of Microbiological Methods 49 (1):
Dari pemaparan diatas, dapat 31–54. doi:10.1016/S0167-7012(01)00351-7.
disimpulkan bahwa ARV (Antiretroviral) dikenal
Milwati, Susi, Sugianto Hadi, and Ngesti W Utami.
sebagai pengobatan terapi yang ditujukan kepada 2015. “Penerapan Promosi Kesehatan Metode
ODHA. Antiretroviral Therapy ini merupakan Demonstrasi Dan Keterampilan Pemeriksaan
perawatan terapi individu yang dilakukan dengan Payudara Sendiri (SADARI) Bagi Ibu-Ibu PKK
mengonsumsi obat seumur hidup. Tujuannya Di Kota Malang.” Jurnal Informasi Kesehatan
adalah menekan replikasi HIV dalam tubuh. Indonesia 1 (2): 142–47.

O’connor CT, Soepanto A. 1999. Kunci Bergambar


untuk Anopheles Betina dari Indonesia. Ditjen
DAFTAR PUSTAKA
P2M & PL Depkes. Jakarta.

Islam, M A, T Ahmed, A S G Faruque, S Rahman, S Baroji dan Federick. 1997. Fauna Anopheles di
K Das, D Ahmed, V Fattori, R Clarke, H P Daerah Endemis Malaria Kabupaten Jepara,
Endtz, and A Cravioto. 2012. “Microbiological Jawa Tengah. Bull. Penelit. Kesehatan. 20(3): h:
Quality of Complementary Foods and Its 34-42
Association with Diarrhoeal Morbidity and

Catatan:
- Untuk Daftar Rujukan sangat disarankan menggunakan aplikasi reference manager seperti Mendeley,
Zotero, EndNote, atau yang lain dengan menggunakan Vancouver style.
- Jika Anda mengalami kesulitan dalam menempatkan gambar atau tabel pada manuskrip ini, Anda dapat
menyisipkannya pada bidang di bawah ini disertai keterangan letak gambar baik di manuskrip maupun
pada bidang di bawah ini.
https://drive.google.com/open?id=16B3y1UBy9nkwypmim3-rREK3iKkr_1eN  GANTI BARU

136

Anda mungkin juga menyukai