Kelainan kongenital merupakan kelainan yang telah ada sejak lahir yang dapat
disebabkan adanya faktor genetik dan non genetik. Kelainan kongenital disebabkan karena
proses terbentuknya tubuh manusia atau morfogenesis yang sangat kompleks dan lebih banyak
dipahami, termasuk faktor genetic, morfogenesis yang tidak berjalan sesuai yang seharusnya.
a. Insidensi abnormalitas
Diperkirakan sekitar 50% hasil konsepsi berada pada masa pra-implantasi, atau
sekitar 5-6 hari setelah pembuahan, sebelum wanita menyadari dirinya hamil untuk
melakukan aborsi spontan. Pada saat yang sama, kehamilan berhasil dideteksi setidaknya
dalam 15 bulan terakhir, aborsi spontan sebelum 12 minggu kehamilan atau trimester
pertama. Meskipun sangat sulit untuk mengetahui penyebab abortus spontan dari struktur
sisa-sisa kehamilan, studi populasi menunjukkan bahwa 80-85% kasus disebabkan oleh
kelainan struktur embrio. bentuk anomali berkisar dari pembentukan embrio (telur keruh)
hingga bentuk tubuh tidak lengkap atau anomali spesifik pada sistem tubuh embrio. Pada
saat yang sama, kelainan kromosom seperti trisomi, monosomi atau triploidi ditemukan
pada 50% dari semua aborsi spontan. Frekuensi meningkat menjadi 60% bila dikaitkan
dengan kelainan struktur embrio.
b. Kelainan kongenital dan kematian bayi baru lahir
Sebuah penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika Utara menunjukkan
bahwa 25-30% kematian bayi baru lahir disebabkan oleh kelainan struktural yang parah.
80% di antaranya disebabkan kelainan genetik dengan risiko kekambuhan 1% atau lebih.
Pada saat yang sama, faktor lingkungan menyebabkan anomali struktural yang lebih
serius di negara berkembang.
c. Kematian pada masa kanak-kanak
Cacat lahir memainkan peran utama dalam kematian anak. Sekitar 25% kematian
dalam tahun pertama disebabkan oleh anomali struktural utama. Insiden itu menurun dari
menjadi 20% antara usia 1 dan 10 tahun. Dan untuk anak usia 10-15 tahun adalah 7,5 %
pada anak usia 10-15 tahun.