RSUP NTB
Oleh :
PARIJAN MAHMUD
082STYJ21
Usia ibu yang makin tua lebih dari 35 tahun dalam waktu
hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan kongenital pada
bayinya. Contohnya yaitu bayi sindrom down lebih sering ditemukan
pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa
menopause. Beberapa faktor ibu yang dapat menyebabkan deformasi
adalah primigravida, panggul sempit, abnormalitas uterus seperti
uterus bikornus dan kehamilan kembar. Selain itu faktor hormonal,
faktor radiasi, faktor gizi bisa juga mempengaruhi terjadinya kelaian
kongenital.
6. Faktor gizi ibu selama hamil
lobioskiziz
Kegagalan penyatuan
prosesus nasal medial dan
maksilaris
Terbelahnya bibir
Pola hidung pembedahan
Pada bibir
Ketidak ansietas Resiko infeksi
sempurnaan
pembentkan
Kemampuan rongga hidung
menghiap lemah
Kurang
pengetahuhan
Kegagalan Penumpukan
menghisap ASI sekret
a. Kelainan mayor
F. Kelainan kongenital
1. Spina bifida
6. Atresia esofagus
Salah satu obstruksi pada usus besar yang agak sering dijumpai
adalah gangguan fungsional pada otot usus besar yang dikenal sebagai
hirschsprung disease dimana tidak dijumpai pleksus auerbach dan
pleksus meisneri pada kolon. Umumnya kelainan ini baru diketahui
setelah bayi berumur beberapa hari atau bulan (Effendi, 2014).
9. Atresia ani
1. Pencegahan primer
a. Diagnosis
b. Pengobatan
a. Pengumpulan Data
1) Identitas klien
Identitas klien terdiri dari :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Diagnosa medis :
Tanggal masuk rumah sakit :
Tanggal pengkajian. :
2) Penanggung jawab
Identitas penanggung jawab terdiri dari :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan klien :
Alamat
:
b. Riwayat Kesehatan Klien.
1) Alasan Masuk Perawatan.
2) Keluhan Utama : Keluhan utama diambil dari data subjektif atau
objektif yang paling menonjol yang dialami oleh klien. Keluhan
utama pada klien peritonitis ialah nyeri di daerah abdomen, mual,
muntah, demam (Brunner & Suddarth, 2012).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
P (Paliatif) : Faktor pencetus /penyebab yang dapat
memperingan dan memperberat keluhan klien
Q (Qualitas) : Menggambarkan seperti apa keluhan dirasakan.
R (Region) : Mengetahui lokasi dari keluhan yang dirasakan,
apakah keluhan itu menyebar atau mempengaruhi
area lain.
S (Severity) : Merupakan skala/intensitas keluhan.
T (Time) : Waktu dimana keluhan itu dirasakan.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama,
riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-
obatan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
dengan pasien.
f. Pola Aktivitas Harian
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
3) Pola Istirahat dan Tidur
4) Pola Personal Hygiene
5) Pola Aktivitas
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan Fisik Persistem
a) Sistem Pernafasan : Kepatenan jalan nafas, kedalaman,
frekuensi dan karakter pernafasan, sifat dan bunyi nafas
merupakan hal yang harus dikaji pada klien dengan post operasi
(Brunner & Suddarth, 2012).
b) Sistem Kardiovaskuler : Pada klien post perasi biasanya
ditemukan tanda-tanda syok seperti takikardi, berkeringat, pucat,
ipotensi, dan penurunan suhu tubuh
c) Sistem Gastrointestinal : Ditemukan distensi abdomen, kembung
(penumpukan gas), mukosa bibir kering, penurunan peristaltik
usus juga biasanya ditemukan muntah dan konstipasi akibat
pembedahan.
d) Sistem Perkemihan : Terjadi penurunan haluaran urine dan
warna urine menjadi pekat/gelap, terdapat distensi kandung
kemih dan retensi urine.
e) Sistem Muskuloskeletal
f) Sistem Neurologi
3) Aspek Psikologis
a) Status Emosional
b) Konsep Diri
c) Body Image / Gambaran Diri
d) Peran
e) Aspek Spiritual
4) Data Penunjang
Data penunjang ini terdiri dari farmakotherapi/obat-obatan
yang diberikan kepada klien, serta prosedur diagnostik yang
dilakukan kepada klien seperti pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan Rontgen.
B. Analisa data
berdaya
ansietas
C. Diagnose keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang ditandai dengan
pasien pasien merasa binggung dengan kondisinya saat ini
D. Intervensi keperawatan
Dx Tujuan dan kreteria hasil Intervensi
1 Luaran 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
1. Toleransi aktivitas berubah
Kreteria hasil 2. Identifikasi kemampuan
1. Kemudahan dalam mengambilkeputusan
melakukan aktivitas sehari 3. Monitor tanda - tanda ansietas
hari menurun 4. Ciptakan suasanan terapeutik
2. Kecepatan berjalan menurun untukmenumbuhkankepercayaan
3. Kekuatan tubuh bagian 5. Temanin pasien untuk
bawah sedang mengurangi kecemasan
4. Perasaanlemah meningkat 6. Dengarkan dengan penuh
5. Tekanana darah membaik perhatian
6. Frekuensi nafas membaik 7. Gunakan pendekatann yang
tenang dan menyakinkan
8. motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
9. anjurkan keluarga untuk tetap
bersamapasien
10. latih tehnikrelaksasi
A. Impelementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari intervensi yang
sudah di tentukan sebelumnya. Setelah melakukan intervensi keperawatan,
tahap selanjutnya adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan
evaluasi respon klien ( Suhardi Mardiyanto, 2013).
B. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya (Suhardi Mardiyanto, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Usman. 2014. Asas-asas manajmen.Depok : Katalok Dalam (KDT).