1. Idiot
Taraf IQ paling rendah (dibawah 20), perkembangan jiwanya tidak akan lebih dari usia 3
tahun, sekalipun usia kalendernya remaja atau dewasa. Mereka tidak dapat bicara, tidak dapat
berjalan, terus ngompol dan harus ditolong selama hidupnya.
2. Imbesil
Mempunyai IQ 20 – 50, dapat mencapai taraf usia kejiwaan 3 sampai 7 tahun. Dapat diajari
memelihara diri sendiri dalam kebutuhan sederhana dan menjaga diri dari bahaya, misalnya
buang air, memakai baju, menghidari api, berteduh dari hujan dan sebagainya. Mereka juga
memerlukan bantuan orang lain seumur hidupnya.
Taraf IQ 50 – 70, mereka dapat mencapai taraf usia kejiwaan 7,5 – 10,5 tahun. Mereka masih
dapat diajari berhitung, menulis dan melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana, sekalipun
harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan waktu yang lama.
2. Intelligensi dapat terbentuk atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adanya intelligensi
sebagai berikut:
a. Pembawaan (segala kesanggupan yang telah dibawa sejak lahir dan berbeda pada setiap
individu)
b. Kemasakan (saat munculnya suatu daya jiwa yang kemudian berkembang dan mencapai pada
puncaknya)
c. Pembentukan (segala faktor luar yang mempengaruhi intelegensi di masa perkembangannya)
d. Minat (motor penggerak dari intelegensi setiap individu)
Juga terdapat pendapat menurut Kohnstamm dalam Sujianto bahwa intelegensi dapat
dikembangkan.
1. Jenis Kelamin
Anak laki-laki lebih kreatif dibandingkan dengan anak perempuan. Hal tersebut disebabkan
karena anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, bahkan didesak oleh teman
sebayanya untuk bertindak suatu hal yang beresiko, dan juga anak laki-laki didorong oleh para
orang tua dan guru untuk menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
Seseorang yang memiliki status sosioekonomi lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari yang lebih
rendah status sosioekonominya. Hal tersebut disebabkan karena status sosioekonomi yang
lebih tinggi memberikan lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
Anak dengan urutan kelahiran tengah, belakang dan anak tunggal, mungkin lebih kreatif
dari yang lahir pertama, karena pada umumnya anak.
4. Ukuran keluarga
Dalam ukuran keluarga yang kecil, lebih memungkinkan anak untuk lebih kreatif dibandingkan
ketika anak berada dalam ukuran keluarga yang besar, terlebih jika anak terdidik secara
otoriter dan kondisi sosio ekonomi yang rendah.
Lingkungan kota cenderung lebih memungkinkan anak untuk kreatif dibandingkan anak dari
lingkungan desa. Disebabkan, karena dalam lingkungan desa pada umumnya anak dididik
secara otoriter yang kurang merangsang kreativitas.
6. Inteligensi
Setiap anak yang pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar. Hal ini disebabkan,
karena mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menanganiih besar. Hal ini
disebabkan, karena mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana
konflik sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian pada konflik tersebut.
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga
merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif.
Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin
tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ
tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti.
Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat
kreativitas.