Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU PATOFISIOLOGI

GANGGUAN SIRKULASI DAN CAIRAN TUBUH

Nama: Nella Riznanda R.


NIM: P17211221016

Secara umum dapat diartikan bahwa sistem sirkulasi darah merupakan suatu sistem organ
yang mempunyai fungsi memindahkan zat ke dalam dari sel.Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh. Gangguan pada sistem peredaran atau sirkulasi darah pada manusia
merupakan gangguan yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
Adapun terdapat kelompok yang mempunyai risiko mendapatkan gangguan sirkulasi
darah, yaitu:
a. Riwayat keluarga dengan penyakit sirkulasi darah
b. Penderita kolesterol tinggi
c. Stress
d. Penderita hipertensi
e. Obesitas
f. Penderita diabetes melitus
g. Minum alkohol dan merokok
h. Jarang berolahraga
Macam-macam gangguan pada sirkulasi dan cairan tubuh dibedakan atas:
a. Kongesti/hiperemia: Kongesti/hiperemia/ disebut pembendungan merupakan suatu
kondisi dimana terdapat darah yang secara berlebihan di pembuluh darah pada daerah
tertentu. Daerah dimana terjadi kongesti biasanya berwarna merah atau ungu, hal ini
disebabkan oleh bertambahnya darah di dalam jaringan. Jika diamati secara mikroskopis
akan terlhat bahwa kapiler di dalam jaringan hyperenia melebar dan penuh berisi darah.
Pada dasarnya, terdapat dua mekanisme yaitu kenaikan dan penurunan jumlah darah yang
mengalir ke daerah dimana kongesti dapat timbul.
- Kongesti aktif,yakni jika aliran darah bertambah dan menimbulkan kongesti
- Kongesti pasif, yakni tidak menyangku kenaikan jumlah darah yang mengalir ke
suatu daerah, akan tetapi lebih ke suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.
Contohnya pada varises.
Berdasarkan waktu serangannya, pada kongesti pasif dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Kongesti pasif akut: berlangsung secara singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan
yang terkena.
- Kongesti pasif kronis: berlangsung lama, dapat terjadi adanya perubahan-perubahan
yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
Ditinjau dari timbulnya, hiperemi dibedakan atas:
a. Hiperemi akut: tidak ada perubahan yang nyata.
b. Hiperei kronik: diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi.
b. Edema: pengumpulan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh. Faktor-faktor yang berhubungan dengan edema ada 3.
- Peningkatam tekanan hidrostatik: tekanan cairan yang mengalir di dalam pembuluh
darah. Peningkatan tekanan hidrostatik seperti pada penyakit liver dan gagal jantung
akan menyebabkan adanya hambatan terhadap cairan yang mengalir di dalam pembuluh
darah sehingga cairan berpindah ke ruang interstitial
- Penurunan tekanan onkotik plasma:tekana onkotik merupakan tekanan yang
mempertahankan cairan untuk tetap di pembuluh darah dan dipengaruhi oleh albumin.
Penurunan yang diakibatkan oleh gangguan pembentukan albumin ini akan menyebabkan
cairan cenderung berpindah ke ruang interstitial seperti pada penyakit liver.
- Obstruksi limfatik: hambatan pada aliran cairan limfa seperti pada tumor ganas stadium
lanjut dan dapat menyebakan cairan cenderung berpindah ke ruang interstitial.
Berikut patofisiologinya:
Peningkatan tekanan vena sentral mencegah darah kembali dari perifer ke ventrikel
kanan.Peningkatan tekanan vena menyebabkan darah mandek di vena dan kapiler, dan
peningkatan tekanan intrakapiler mendorong cairan ini ke dalam ruang interstisial.
Biasanya terjadi pada ekstremitas bawah pasien dengan gagal jantung kongestif. Tekanan
osmotik koloid plasma, dipertahankan oleh albumin, mencegah aliran cairan ke dalam
ruang interstitial. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan osmotik plasma,
yang memungkinkan cairan diserap di ruang interstisial pada kerusakan hati, sindrom
nefrotik, dan malnutrisi. Dalam kondisi normal, permeabilitas vaskular menjaga protein
plasma di dalam pembuluh darah. Pada proses inflamasi, permeabilitas pembuluh darah
meningkat, sehingga protein plasma dilepaskan ke jaringan interstisial. Tekanan osmotik
jaringan interstitial meningkat sehingga cairan memasuki jaringan interstitial
Ketidakseimbangan elektrolit juga dapat menyebabkan edema, mengakibatkan hipertensi,
yang memerangkap air di ruang interstitial.
c. Emboli: merupakan suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi
darah. Embolus dapat berupa:
- Benda padat yang berasal dari thrombus, sel kanker ataupun dari kelompok bakteri
dan jaringan.
- Benda cairyang berasal dari zat lemak maupun cairan amnion maupun benda asing
yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
- Benda gas, dapat berasal dari udara, nitrogen dan karbondioksia pathogenesis,
perjalanan dan akibat dari emboli.
Emboli dalam tubuh berasal dari thrombus vena yang terlepas dan terbawa aliran
darah masuk ke vena cava kemudian ke jantung kanan. Emboli arteri paling sering
ditemukan berasal dari thrombus intrakardium.

d. Thrombosis: merupakan proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam


suatu sistem vaskuler (pembuluh darah atau jantung) pada manusia. Thrombosis ini
memiliki nilai penting dalam kasus pendarahan. Koagulum atau bekuan darah
merupakan suatu massa yang tesusun atas unsur-unsur darah didalam pembuluh
darah. Ada tiga keadaan dasar yang menyebabkan terbentuknya bekuan (thombus)
yakni:
- Kelainan dinding dan lapisan pembuluh darah/ perubahan pada permukaan endotel
pembuluh darah.
- Kelainan aliran darah/perubahan pada aliran darah :Bila aliran darah berubah.
- Peningkatan daya koagulasi darah/perubahan pada konstitusi darah.
Daftar Pustaka:
Knott, L. Patient. (2018). Oedema. Swelling.
(https://patient.info/signs-symptoms/oedema swelling)
Elisa M. Lesmana (2014). Gangguan Cairan Tubuh dan Sirkulasi.
(https://www.scribd.com/document/236608767/Gangguan-Cairan-Tubuh-Dan-Sirkulasi)
Marsaid. (2023). MODUL GANGGUAN SIRKULASI &CAIRAN ELEKTROLIT

Anda mungkin juga menyukai