Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Hasil perumusan bahasa Seminar
Politik Bahasa Nasional (1975) telah disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa
Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing supaya dapat memenuhi fungsi dan
kedudukannya.
a. Penumbuhan Sikap
Sikap bahasa adalah salah satu sikap dari berbagai sikap yang mungkin ada. Sikap adalah
kesiapan beraksi. Sikap adalah kesiapan mental dan saraf yang terbentuk melalui
pengalaman yang memberikan arah kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan
keadaan yang menyangkut sikap itu (Halim,1976:68). Sikap itu memiliki tiga komponen, yaitu
komponen kognitif, afektif, dan perilaku.
1. Komponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara keseluruhan sampai dengan
penggolongan serta hubungan-hubungan bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia, bahasa asing,
atau bahasa daerah.
2. Komponen afektif menyangkut perasaan atau emosi yang mewarnai atau menjiwai
pengetahuan yang terdapat di dalam komponen kognitif. Komponen afektif menyangkut nilai rasa,
baik atau tidak baik, suka atau tidak suka. Target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan”
bahasa yang amat penting adalah menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia.
Sikap positif tersebut tidak dapat diukur dengan angka-angka, tetapi dapat dilihat dalam komponen
perilaku.
3. Komponen perilaku terdapat nilai moral yang muncul dan berhubungan erat dengan
kecenderungan berbuat atau beraksi dengan cara tertentu. b.Meningkatkan Kegairahan Kegiatan
pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan berbahasa Indonesia.
c. Meningkatkan Keikutsertaan
Kegiatan pembinaan harus pula terlihat dalam kegiatan meningkatkan keikutsertaan khalayak
sasaran di dalam menjaga mutu bahasa Indonesia.
Dalam hal ini berhubungan erat dengan menjaga mutu bahasa para pendukung bahasa. Mutu
bahasa yang dimaksudkan itu berhubungan erat dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Pengajaran bahasa Indonesia yang akan mengajarkan anak terampil dan mahir berbahasa
Indonesia harus diartikan sebagai berikut:
1. Mengenalkan ciri-ciri berbagai bahasa Indonesia dan membangkitkan Bahasa Indonesia baku
maupun non baku.
2. Mengenalkan ciri-ciri fungsi berbagai variasi bahasa Indonesia sehingga pengajaran bahasa
Indonesia lebih relevan untuk anak didik.
3. Mengajar menggunakan bahasa Indonesia yang tepat untuk fungsi yang tepat. Komponen-
komponen yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan bahasa Indonesia adalah :
2. Proses pembinaan.
3. Hasil pembinaan
5. Keadaan masyarakat.
Kelima komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, jadi apabila ada satu
komponen Yang lemah maka akan mengganggu pencapaian tujuan. Komponen sasaran pembinaan
adalah:
1. Murid mampu mengungkapkan pikiran\pendapat dengan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Sasaran lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, sangat berpengaruh
terhadap pembinaan pembelajaran bahasa indonesia. Oleh karena ketiga lingkungan itu dapat
menunjang untuk pembinaan bahasa indonesia.
Sasaran Perencanaan Sasaran perencanaan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: bahasa yang pengembangan dan/atau pembinaannya jadi tujuan usaha dan khalayak di dalam
masyarakat yang diharapkan menerima dan memakai sasaran dan patokan yang diusulkan dan
ditetapkan.
Jika dilihat dari jurusan khalayak sasaran,tujuan arah perencanaan sasaran yaitu.
4. Kepada kalangan komunikasi media massa seperti majalah, penyiar, dan pewara (berita)
Peran Keluarga Sejak lahir manusia telah memiliki potensi bawaan untuk mampu berbahasa.
Potensi bawaan itu sering dikenal dengan Language Acquisition Device (LAD) atau Alat Pemerolehan
Bahasa. LAD dapat berfungsi bila sejak dilahirkan manusia itu berada di lingkungan manusia,
lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang terkecil adalah keluarganya. Oleh karena itu, keluarga
memiliki peran yang sangat besar dalam proses belajar seseorang (anak). Di antara anggota-anggota
keluarga itu, orang yang paling berperan adalah kaum ibu (wanita). Wanita yang secara tradisional
diakui memegang peranan penting dalam menentukan kedudukan sosial anak-anaknyaa, sudah
menjadi pengakuan umum.