Anda di halaman 1dari 6

Nama: Rohmatul Laila

Prodi : D III kebidanan

NIM : 21.01.0010

Pendidikan bahasa Indonesia pada anak

A.Ringkasan permasalahan

Pendidikan merupakan fenomena dan usaha manusiawi yang terselenggarakan di manapun manusia
ada dan berada. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan individu dan umat
manusia secara keseluruhan dan dalam usaha membudidayakan manusia baik sebagai individu maupun
sebagai masyarakat. Pendidikan merupakan proses seseorang dalam mengembangkan kemampuan,
sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya dari sekolah). Bahasa sebahai alat komunikasi, alat komunikasi memegang
peranan apenting dalam proses belajar aberbahasa (pemerolehan bahasa) baik yang bersifat formal
maupun non formal. Maka itu perlu pendidikan bahasa Indonesia yang baik untuk anak agar anak bisa
melafalkan bahasa Indonesia dengan benar.

Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadapkualitas pendidikan di Negara-
negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk
kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14dari 14 negara berkembang.Salah satu faktor
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para gurudalam menggali potensi
anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernahmemperhatikan kebutuhan,
minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali
masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnyamemperhatikan kebutuhan anak bukan malah
memaksakan sesuatu yang membuat anak kurangnyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan
yang baik adalah dengan memberikankesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab
pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam
membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum
hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih
parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di
Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja
dan tidak

Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah poses mengajar atau mengajarkan ilmu bahasa
Indonesia. Ilmu Bahasa Indonesia berarti mempelajari semua hal yang terkandung dalam pencapaian
tujuan bahasa Indonesia. Tujuan utama dari pengajaran bahasa Indonesia sendiri yaitu siswa mampu
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Secara lisan berarti
mencakup aspek berbicara dan membaca, sedangkan secara tulis berarti aspek menulis siswa. Seperti
yang diterangkan oleh Ngalim Purwanto dan Djeniah Alim (1997:19) bahwa penguasaan

B. Pembahasan

Hakikat Pembelajaran Bahasa

Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap melalui pengalaman dan bahasa
yangdilakukan secara aktif. Hasil belajar atau perubahan tingkah laku itu berkaitan dengan pengetahuan,
sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah dipahamiatau dikuasi
sebelumnya. Tugas guru dalam pembelajaran adalah menciptakan kegiatann danlingkungan belajar yang
dapat merangsang dan mendorong siswa secara aktif. Sesibuk apapunguru kalau siswa tidak mengalami
proses belajar maka pembelajaran sebenarnya tidak pernahterjadi. Dalam prespektif ini, siswa adalah
subjek belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagaifasilotator, motivator, desainer dan organisator.a.

Konsep BelajarSiswa belajar menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan dan
bahasa. Guruhendaknya mengupayakan agar pembelajaran pembelajaran bertolak dari apa yang
telahdiketahui siswa. Guru perlu melakukan, seperti memilih, merancang dan
mengorganisasikankegiatan/pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Menarik yaitu kegiatan
yangdilakukan menantang sehingga siswa merasa tidak terbebani. Bermakna artinya kegiatan belajar itu
sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan pembelajaran.

b.Belajar BahasaAnak belajar bahasa dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi
diajarisecara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut:

1) Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu

2) Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.

3) Belajar bahasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya

4) Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya

c. Pembelajaran BahasaTipe-tipe belajar yang melibatkan bahasa (Halliday, 1979, dalam Goodman, dkk.

Belajar bahasa2)
Belajar melalui bahasa3)

Belajar tentang bahasaApabila kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara
lain adalah:

1)Kemampuan menyimak atau mendengarkan

2) Kemampuan berbicara

3) Kemampuan membaca

4) Kemampuan menulisParadigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar adalah
sebagai berikut:

a. Imersi

Pembelajaran bahasa dilakukan dengan “menerjunkan” siswa secara langung dalam kegiatan

berbahasayang dipelajarinya.

b.Pengerjaan (Employment)Pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada


siswa untuk terlibataktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik.c.

DemonstrasiSiswa belajar bahasa melalui demonstrasi

– dengan pemodelan dan dukungan

– yangdisediakan guru.

d. Tanggung jawabPembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
aktifitas berbahasa yang akan dilakukannnya

e. Uji cobaPembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatandari prespektif atau sudut pandang siswa

f. Pengharapan (Expectation)Siswa berupaya untuk suskses atau berhasil dalam belajar, jika merasa
bahwa gurunyamengharapkan dia menjadi sukses.Paradigma pembelajaran bahasa tersebut merupakan
rambu bagi guru untuk memilih danmenerapkan strategi pembelajaran di SD.

C. Kesimpulan

Kesimpulan
Kemampuan berbahasa anak tunarungu dapat berkembang dengan baik

atau sebaliknya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Khususnya faktor di

luar diri anak yaitu orang tua. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama

memberikan pengaruh yang sangat besar terutama dalam mengembangkan

kemampuan bahasa anak Orang tua dituntut untuk dapat mengajarkan anaknya secara realistis, positif
serta mampu menjalankan peran dalam mengembangkan bahasa anak. Peran orang tua dalam hal ini
yaitu mencakup pada penerimaan terhadap anak, memahami perkembangan bahasa anak, serta
terampil dalam menciptakan dan memberikan kesempatan berbahasa kepada anak sejak dini. Karena,
keterampilan berbahasa didapat oleh anak dengan cara proses meniru, peniruan terjadi apabila ada
motivasi dari anak untuk mau berbahasa/bicara dan motivasi tersebut akan muncul apabila orang tua
dapat menjalankan perannya dengan baik.

D. Saran

Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada orang tua
yang memiliki anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Hasil penelitian ini diperoleh
gambaran hambatan yang ditemui sekaligus upaya yang dilakukan orang tua anak dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa. Adapun hal yang dapat dilakukan orang tua adalah sebagai
berikut :

1) Orang tua dapat dan mampu menerima kehadiran anak dan keberadaan diri anak dengan penuh kasih
sayang yang sama seperti terhadap kaka/adik yang normal

2) Kesediaan dan kesabaran orang tua diharapkan untuk memberi/membina bahasa dengan cara
berulang-ulang, menggunakan bahasa yang mudah dan contoh ucapan yang jelas.

3) Menyediakan waktu atau kesempatan memberi dan menerima bahasa/bicara dimana saja dan dalam
situasi apapun.

4) Kesempatan menerima bahasa dari anak, artinya apabila telah memahami bahasa ia akan selalu
bertanya, maka saat itu orang tua sebaiknya membahasakan bahasa tersebut dan memberi makna dari
bahasa anak.
5) Perlu adanya peningkatan komunikasi/kerjasama orang tua dengan ahli dan lembaga pendidikan
sebagai sumber referensi orang tua
2. Bagi Guru
Tugas seorang guru bukan hanya menstransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik namun lebih
dari itu guru hendaknya juga mendorong, membimbing, dan memotivasi agar anak didik nya mampu
berkembang seoptimal mungkin terutama dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak dalam
ruang lingkup pembelajaran di kelas. Guru juga sebaiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus dalam memberikan pelayanan yang sesuai untuk anak. Selain itu, untuk membantu berhasilnya
proses pengembangan kemampuan anak dalam pengembangan kemampuan berbahasa, maka perlu
adanya komunikasi juga kerjasama antara guru dan orang tua

3. Bagi Peneliti Selanjutnyap

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaranmengenai peran orang tua dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa anak tunarungu yang didalamnya terdapat hambatan dan
upaya yang dilakukan orang tua. Peneliti mengharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat diungka

E Daftar pustaka

Amilia Wahyuni, 2014 Analisis kemampuan berbahasa anak tunarungu ditinjau dari peran orang
tuaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

https://www.kozio.com/contoh-artikel-ilmiah/

[http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/index.php/Riset_Konseptual/article/download/108/150

https://id.scribd.com/document/361398467/Pendidikan-Bahasa-Indonesia-Di-

http://repositorpy.upi.edu/19695/4/s_pgsd_kelas_1101426_chapter2.pdf

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan kApresiasi Sastra.
Malang: YA3 Malang.Angling, Leo & Goldman, Richard. 1990. Teaching: What it’s All About. New York:
Harpen & Row Publisher.Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Arsjad, Maidar. G. 1993. Permainan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga

Mahmudin. 2009. Pembelajaran BerbasisPeta Pikiran.

(http://mahmmudin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasispetapikiran- mind-mapping/)
Diakses: tanggal 10-11-2011, pukul 15.47

Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.


Nunan, David. 1989. Defigning Task for The Communicative Classroom.
Cambridge: Cambridge University Press.Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.Porter, De Bobby & Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung.
Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Purwanto, Ngalim M. & Alim, Djeniah. 1997. Metodologi Pangajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT. Rosda Jayapura.Rahmawati, Riana. 2007. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Ramendra, Dewa Putu & Barustyawati, AA. Sri. 2007. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa
dalam Perkuliahan Speaking 2 dengan Task-Based Activity Berbantuan Audio-Video Recording (AVR).
Jurnal p
Forum Sprache Lerntechniken im Fremdsprachenunterricht Handbuch. München: Hueber.

Reichling, Anton. 1971. Bahasa Hukum-hukum dan Hakikatnya. Yogyakarta: Nusa Indah.
Rombepajung, J.P. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Schriffler, L. 1987. Interaktiv
Fremdsprachunterricht. Stuttgart: Gmbh. Co. KG.

Anda mungkin juga menyukai