Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KETERAMPILAN BERBICARA DALAM


PENGAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV
SDN NIKAN OKU TIMUR

Disusun oleh :
AWALIA
(2021143302)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, karena pendidikan adalah suatu bidang yang
dapat menciptakan kecerdasan dan bekal manusia dalam melangsungkan
kehidupannya. Pendidikan bukan hanya semata-mata hanya sebagai sarana
untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak
sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ketingkat
kedewasaannya. Setiap orang mendapatkan pendidikan mulai dari usia
dini sampai dewasa. Dari awal mengenal huruf, sampai mengenal kata dan
kemudian mengenal bahasa.
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang. Dengan
bahasa seseorang dapat menyerap informasi dan berinteraksi dengan
seseorang. Dalam berinteraksi diperlukan keterampilan berbahasa yang
baik agar komunikasi berjalan dengan lancar. Dalam kehidupan,
keterampilan berbahasa menjadi suatu hal yang penting termasuk bagi para
siswa ketika mengikuti pembelajaran diberbagai jenjang pendidikan.
Pembelajaran bahasa indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
yang memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual, sosial,
emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua mata pelajaran. Pembalajaran Bahasa Indonesia di SD
saat ini telah mencakup seluruh aspek komponen keterampilan berbahasa,
hal ini sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, dinyatakan
bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menunjukan suasana
belajar dan proes pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara. Oleh sebab itu guru senantiasa berkewajiban untuk dapat
mencerdaskan peserta didik.
Pendidikan bisa didapatkan baik secara formal maupun non formal,
pendidikan formal merupakan pendidikan yang didapat dari sekolah-
sekolah pada umumnya. Jenjang sekolah ini mulai dari pendidikan sekolah
dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah
atas (SMA), sampai perguruan tinggi. Dalam proses pendidikan, tingkat
persatuan pendidikan yang dianggap sebagai tahap awal adalah sekolah
dasar. Pada masa sekolah dasar siswa mengalami proses pendidikan dan
pembelajaran, sekolah dasar merupakan tempat yang dibekali ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bahasa indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Melalui pelajaran
Bahasa indonesia siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam
berkomunikasi dengan baik dan benar, serta meningkatkan potensi yang
dimilikinya. Perkembangan bahasa sangat penting bagi anak,
perkembangan bahasa terbagi menjadi empat komponen diantaranya
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Perkembangan bahasa dan
bicara tidak berjalan bersama. Pada awalnya anak telah lebih dulu
mengembangkan aspek bahasanya, baru kemudian mereka mulai
menguasai bicara. Kemampuan berbicara hal yang penting karena dengan
berbicara tersebut anak dapat berkomunikasi dengan teman-teman dan
orang orang disekitarnya.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek terpenting dalam
berkomunikasi untuk menjalin interaksi dengan orang sekitar. Berbicara
adalah sarana komunikasi yang digunakan oleh setiap orang. Dalam
menyampaikan materi guru menggunakan Bahasa Indonesia sehingga
siswa mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Berbicara tidak hanya
guru dengan siswa, tetapi juga siswa dengan siswa. Dalam keseharian
sebagian waktu yang dimiliki siswa digunakan untuk menjalin interaksi
dengan sesama siswa lainnya. Pelaksanaan pembelajaran disekolah harus
benar-benar dapat melatih dan membiasakan siswa agar memiliki
keterampilan berbicara yang baik.
Mempunyai keterampilan berbicara tidaklah semudah yang
dibayangkan. Banyak orang yang pandai menulis, tetapi ketika diminta
menyampaikan tulisannya dalam bentuk lisan hasilnya tidak begitu bagus.
Begitu pula sebaliknya banyak orang yang dapat berbicara dengan baik,
tetapi menemui kendala ketika mempunyai kendala ketika diminta untuk
menuliskan idenya. Oleh karena itu keterampilan berbicara harus terus
dilatih. Keterampilan berbicara ketampilan yang mekanistik. Semakin
banyak berlatih berbicara, semakin dikuasai keterampilan berbicara itu.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran Bahasa Indonesia terkait
keterampilan berbicara banyak sekali kesulitan dan masih belum
terlaksana 4 secara optimal. Ada peserta didik yang menempuh kegiatan
belajarnya secara lancar dan keberhasilan tanpa mengalami kesulitan,
namun di sisi lain tidak sedikit pula peserta didik yang justru dalam
belajarnya mengalami berbagai kesulitan belajar yang ditunjukkan oleh
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kenyataan ini
juga terjadi pada siswa kelas IV SDN Nikan Oku Timur. Ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar keterampilan berbicara
bahasa indonesia. Hal ini dibuktikan dari data awal yang diperoleh dari
hasil wawancara terhadap guru kelas diantaranya kesulitan dalam
menyampaikan pikiran dalam bentuk bahasa lisan, kesulitan berbicara
sekaligus kesulitan dalam bentuk dan penggunaan bahasa, kesulitan
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru.
Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN Nikan Oku Timur
menunjukkan bahwa banyak sekali kesulitan belajar siswa dalam
keterampilan berbicara. Pertama yaitu kesulitan dalam menyampaikan
pikiran dalam bentuk bahasa lisan, rasa percaya diri saat berbicara di
depan guru dan teman-temannya. Kurangnya rasa percaya diri membuat
siswa tersendat-sendat dalam berbicara. Penguasaan materi juga harus
dilakukan oleh siswa agar siswa memahami materi yang menjadi
pembicaraan. Hal tersebut merupakan salah satu masalah yang dapat
menghambat keaktifan siswa dalam keterampilan berbicara bahasa
indonesia. Masalah selanjutnya yaitu kesulitan berbicara sekaligus
kesulitan dalam bentuk dan penggunaan bahasa, mengenai kata-kata yang
digunakan terkadang kurang jelas. Ketika siswa berbicara, terkadang
gagasan yang disampaikan belum dapat dipahami oleh pendengar.
Kurangnya pembendaharaan kata menyebabkan siswa bingung dan sulit
dalam membuat sebuah kalimat. Ketika memberikan pendapat atau
komentar siswa hanya bisa berbicara satu kalimat saja. Selanjutnya yaitu
kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, banyak Siswa yang
sering memilih diam ketika diberi kesempatan untuk bertanya, tidak
bersedia mengemukakan pendapat usul, saran atau tanggapan. Ketika guru
meminta siswa untuk berpendapat, hanya ada 5 sampai 10 orang yang
berani mengemukakan pendapatnya secara lisan atau untuk menjawab
pertanyaan. Kebanyakan dari mereka memilih diam dari pada berbicara
karena berbagai alasan, misalnya takut salah, malu ditertawakan teman
atau tidak ada keberanian untuk mengungkapkan walau sebenarnya siswa
mengetahui.Oleh karena itu, berdasarkan pemikiran di atas maka dalam
penelitian ini peneliti berusaha untuk mengungkapkan tentang kesulitan
belajar siswa dalam keterampilan berbicara di SDN Nikan Oku Timur.
Melihat banyaknya faktor yang mengakibatkan kesulitan belajar siswa
dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Tampaknya perlu dilakukan
sebuah penelitian mengenai faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam
pembelajaran keterampilan berbicara. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa dalam upanya meningkatkan keterampilan berbicara
siswa.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui oleh peneliti di atas ,
peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dalam suatu
penelitian dengan judul “ Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keterampilan Berbicara 6 Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas IV SDN Nikan Oku Timur”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
masalah antara lain :
1. Kesulitan belajar keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas IV SDN Sarakan II Kab. Tangerang.
2. Faktor penyebab Kesulitan Keterampilan berbicara pada pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN Sarakan II Kab. Tangerang.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah kesulitan belajar keterampilan berbicara pada pembelajaran
Bahasa Indonesia yang dialami siswa ?
2. Apa saja faktor penyebab kesulitan yang terjadi pada keterampilan
berbicara pada mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas IV SDN
Nikan Oku Timur ?

a. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan
belajar keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa indonesia yang
dialami siswa kelas IV SDN Nikan Oku Timur.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus pada penelitian ini yaitu untuk Mendeskripsikan faktor
penyebab kesulitan belajar keterampilan berbicara yang dialami siswa
kelas IV SDN Nikan Oku Timur.

D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang akan hendak dicapai dalam penelitian, penelitian juga
memiliki manfaat untuk tercapainya suatu tujuan penelitian tersebut,
Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan di bidang
Pendidikan Dasar tentang penyebab kesulitan belajar keterampilan
berbicara yang berguna untuk meningkatkan keterampilan berbicara.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus pada penelitian ini yaitu untuk Mendeskripsikan faktor
penyebab kesulitan belajar keterampilan berbicara yang dialami siswa
kelas IV SDN Nikan Oku Timur.

E. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang akan hendak dicapai dalam penelitian, penelitian juga
memiliki manfaat untuk tercapainya suatu tujuan penelitian tersebut,
Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan di bidang
Pendidikan Dasar tentang penyebab kesulitan belajar keterampilan
berbicara yang berguna untuk meningkatkan keterampilan berbicara.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
1) Memberikan gambaran mengenai kesulitan pembelajaran
khususnya keterampilan berbicara serta memberikan
emahaman akan pentingnya hal tersebut.
2) Memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemauan
siswa dalam proses pembelajaran.
3) Menginspirasi guru supaya menggunakan model yang
bervariasi.
b. Bagi Siswa
1) Dapat dijadikan sebagai bahan upaya meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, dan mengatasi kesulitan yang
dialami siswa dalam keterampilan berbicara.
2) siswa memperoleh pengalaman belajar yang mengesankan dan
melatih keterampilan berbicara yang dimilikinya.
3) Meningkatkan rasa berani dan percaya diri kepada siswa dan
lebih aktif dalam kegiatan belajar.
c. Bagi Guru
1) Memberikan informasi tentang penyebab kesulitan belajar
keterampilan berbicara yang sering dialami oleh siswa,
sehingga dapat melakukan upaya untuk mengurangi kesulitan
dalam keterampilan berbicara.
2) Menambah pengetahuan dan menumbuhkan tentang tentang
cara meningkatkan keterampilan berbicara siswa terhadap
pelajaran bahasa indonesia.
3) Memberikan bahan masukkan bagi guru untuk meningkatkan,
merefleksi, dan memperbaiki kepekaan serta tanggung

jawabnya kepada siswa akan manfaat keterampilan berbicara.


d. Bagi Sekolah
1) penelitian ini setidaknya bisa dijadikan sebagai referensi untuk
menambah dan memperkaya dunia kepustakaan pendidikan.
2) Dapat dijadikan bahan masukkan dalam pertimbangan
pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan
peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
e. Bagi Institusi
1) Dapat menjadi pertimbangan untu diterapkan dalam dunia
pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di
indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan
yang ada.
2) Bagi instusi yang terkait tulisan ini diharapkan dapat menjadi
salah satu acuan ataupun referensi untuk mahasiswa khususnya
dilembaga Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang dalam meningkatkan prestasi
berbicara siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Rumini dkk (2013) mengemukakan bahwa “kesulitan
belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan
tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil
belajar secara optimal” (h.254). Dalam hal ini kesulitan belajar
menjadi gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya
menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar siswa.
Kesulitan belajar menggambarkan kondisi atau serangkaian kondisi
tertentu yang menghalangi proses belajar. Sehingga anak yang
berkesulitan belajar dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar
rendah.
Menurut Sugihartono dalam Anzar (2017) mengemukakan bahwa
“kesulitan belajar sebagai suatu gejala yang nampak pada peserta didik
yang ditandai dengan adanya hasil belajar yang rendah atau di bawah
norma yang telah ditentukan”(h.149). Dalam hal ini menunjukan
bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar, hasil belajarnya lebih
rendah bila dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa yang
mendapat nilai di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal dapat
disebut juga mengalami kesulitan belajar. Setiap siswa mempunyai
kadar kesulitan tertentu, hal ini merupakan tugas guru sebagai pendidik
dan pengajar untuk mencari solusi agar kesulitan belajar siswa dapat
diatasi.
Menurut Abdurrahman (2010) mengemukakan bahwa “kesulitan
belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih
bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti
membaca, menulis, berbicara, matematika”(h.9). dalam hal ini
kesulitan belajar merupakan hambatan yang dialami oleh siswa untuk
mencapai prestasi akademik secara optimal yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan. Dengan mencakup gangguan motorik persepsi,
kesulitan belajar bahasa dan komunikasi.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-
hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran, hambatan
yang dialami siswa untuk mencapai prestasi akademik secara optimal
yang disebabkan oleh beberapa faktor. Gangguan yang dimiliki anak
terkait dengan faktor internal dan faktor eksternal. pada anak yang
menyebabkan kesulitan otak dalam mengikuti proses pembelajaran
secara normal. Dalam hal ini menerima, memproses, dan menganalisis
informasi yang didapat selama pembelajaran. Suatu kondisi dalam
suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai tujuan belajar.

b. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Menurut Slameto dalam Anzar (2017) Faktor penyebab kesulitan
belajar yaitu sebagai berikut :
1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri dalam mencapai tujuan belajar.
Faktor internal ini sangat besar pengaruhnya tetapi tidak disadari
karena dianggap suatu hal yang biasa, sebenarnya faktor ini dapat
dibagi dua bagian yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang bersumber dari
dalam individu yang erat hubungannya dengan masalah
kerjasama terutama tentang fungsi alat-alat panca indera,
karena panca indera ini merupakan pintu masuk perangsang
dari luar kedalam individu yang diolah untuk diterima atau
tidak pengaruh tersebut.
b. Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi
proses belajar siswa antara lain :
1) Kecerdasan (intelegensi) 13
2) Bakat
3) Minat
4) Cara belajar
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang dapat mempengaruhi prestasi siswa. Faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi prestasi seseorang ada tiga yaitufaktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (h. 56).
Menurut pendapat Ahmadi dan Supriyono (2013) juga
mengungkapkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar dapat
digolongkan dalam dua golongan, yakni :
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa)
a. Faktor fisiologi yang dapat menyebabkan munculnya
kondisi kesulitan belajar pada siswa yang sedang sakit
kurang sehat, adanya kelemahan dan cacat tubuh dan
sebagainya.
b. Faktor psikologi yang dapat menyebabkan munculnya
kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensia
(kecerdasan) yang pada umumnya rendah bakat yang
tidak sesuai dengan mata pelajaran, minat belajar yang
kurang, motivasi yang rendah, kondisi kesehatan mental
yang kurang, serta tipe belajar yang berbeda
2) Faktor eksternal (faktor luar diri siswa)
a. Faktor non sosial yang dapat menyebabkan kesulitan
belajar pada siswa dapat berupa media belajar yang
kurang lengkap, gedung sekolah yang kurang layak,
kurikulum yang sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai
oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran
yang kurang disiplin, dan sebagainya.
b. Faktor sosial yang dapat menyebabkan munculnya
kesulitan belajar seperti faktor keluarga, faktor sekolah,
teman bermain, dan faktor lingkungan masyarakat yang
lebih luas. Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap
proses belajar seperti hubungan orang tua dan anak,
suasana rumah, bimbingan orang tua, keadaan ekonomi
keluarga (h. 78-93).

Menurut Kirk Gallagher dalam Kandau (2014)


mengemukakan empat faktor penyebab kesulitan belajar
sebagai berikut :

1. Faktor kondisi fisik Kondisi fisik yang tidak menunjang


anak belajar meliputi kurang penglihatan, kurang
pendengaran, kurang dalam berorientasi, dan terlalu
aktif.
2. Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang tidak
menunjang anak dalam belajar, antara lain dalam
keluarga masyarakat dan pengajaran di sekolah yang
tidak memadai. Kondisi lingkungan yang mengganggu
proses psikologis misalnya kurang perhatian dalam
belajar yang menyebabkan anak sulit dalam belajar.
3. Faktor motivasi dan sikap Kurangnya motivasi belajar
dapat menyebabkan ank kurang percaya diri dan
menimbulkan perasaan-perasaan negatif terhadap
sekolah.
4. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang dapat menyebabkan terjadinya
kesulitan dalam bidang akademik yaitu persepsi,
ketidakmampuan kognitif, dan lamban dalam bahasa (h.
22).
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini tidak
semua faktor internal dan eksternal digunakan dalam
penelitian. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam siswa meliputi : sikap, motivasi belajar,
kesehatan fisik, serta kemampuan pengindra.
a) Sikap
Sikap individu dapat mempengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala
internal yang internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara
relatif terhadap objek, orang, peristiwa, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasi mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Dari sudut sumbernya, mtivasi
dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah semua
faktor yang berasal dari dalam individu dan
memerikan dorongan untuk memberikan sesuatu
dalam proses pembelajran.
c) Keadaan fisik
Keadaan jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan berpengaruh positif
terhadap kegiatan indivu, sebaliknya kondis fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh
karena itu, perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan
jasmani.
d) Kemampuan pengindraan
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi
hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra
yang berfunsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses
belajar, panca indra merupakan pintu masuk bagi
segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusi. Panca indra memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik secara priventif maupun yang
bersifat kuratifdengan menyiapkan sarana belajar
yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik,
mengonsumsi makanan yang bergizi dan
sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar yang meliputi guru, lingkungan
sekolah, sarana dan prasarana, serta lingkungan
keluarga.
1. Guru
Menurut Subini (2011) menjelaskan bahwa guru
dan cara mengajarnya merupakan faktor penting
dalam menentukan keberhasilan anak dalam
belajar. Dalam kegiatan belajar guru berperan
sebagai pembimbing yang harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar
terjadi proses interaksi yang kondusif.dengan
demikian cara mengajar guru harus efektif, baik
dalam menggunakan model, teknik, ataupun
metode dalam proses belajar mengajar dan
disesuaikan dengan konsep yang diajarkan
berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses
belajar mengajar (h. 34).
Selanjutnya Ahmadi dan Supriyono (2013)
menjelaskan kondisi guru yang dapat menjadi
penyebab kesulitan belajar yaitu:
1. Faktor kondisi fisik
Kondisi fisik yang tidak menunjang anak
belajar meliputi kurang penglihatan, kurang
pendengaran, kurang dalam berorientasi, dan
terlalu aktif.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang tidak menunjang
anak dalam belajar, antara lain dalam
keluarga masyarakat dan pengajaran di
sekolah yang tidak memadai. Kondisi
lingkungan yang mengganggu proses
psikologis misalnya kurang perhatian dalam
belajar yang menyebabkan anak sulit dalam
belajar.
3. Faktor motivasi dan sikap
Kurangnya motivasi belajar dapat
menyebabkan ank kurang percaya diri dan
menimbulkan perasaan-perasaan negatif
terhadap sekolah.

Anda mungkin juga menyukai