Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN BAHASA BERBICARA PADA ANAK

USIA DINI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia Semester VI
Pengampu: Najma Thalia, S.S., M.Hum.

MAKALAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA

Disusun Oleh:
AGUSTANIA SETYA ADYA KIRANA
B200160039

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional yang wajib digunakan
oleh acara formal. Oleh karena itu penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar harus diterapkan sejak usia dini,supaya anak anak nantinya terbiasa
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesuai dengan UU No 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
ini disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki 9 Bab
dan 74 pasal yang pada pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan
tata cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan berikut ketentuan – ketentuan pidananya. Setidaknya ada tiga hal
tujuan dari dibentuknya UU No 24 Tahun 2009 ini adalah untuk (a)
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia; (b) menjaga kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan (c) menciptakan ketertiban,
kepastian, dan standarisasi penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara,
serta lagu kebangsaan. Perkembangan bahasa juga mulai megalami
kemajuan,karena bahasa Indonesia digunakan sehari hari,karena anak juga
menirukan digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman
temanya.

Semua orang setuju, bahwa bahasa mempunyai peran penting dalam


berbagai hal. Bahasa menjadi alat yang paling mudah untuk melakukan kegiatan
komunikasi terhadap sesama. Bahasa sangat diperlukan manusia untuk
menyampaikan hal-hal yang ingin disampaikan. Bahasa sangat beragam, dalam
pemakaiannya. Keragaman dari bahasa bergantung terhadap apa tujuan dari
komunikasi dan kebutuhannya. Bahasa, baik lisan maupun tulisan adalah
ekspresi atas apa yang dirasakan, dialami pemakainya.
Untuk itu tujuan dalam berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat
menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicaraan betul betul
memahami isi pembicara. Dalam kegiataan pembelajaran diperlukan bahasa
yang baik dan benar,maka dari itu dalam kegiatan belajar guru juga harus
berkomunikasi dengan anak didik.
Dalam kegiatan belajar mungkin anak masih menggunakan bahasa Daerah
mereka,contohnya bahasa jawa,bahasa dayak dll. Maka dari itu ada anak yang
kesulitan dalam mengambil pelajaran yang mereka terima. Ada beberapa aspek
perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan program di
Taman Kanak-kanak, karena anak usia dini memiliki karakteristik yang khas
baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut
yaitu perkembangan fisik/motorik, perkembangan kognitif, perkembangan
bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral dan nilai agama,
dan perkembangan seni.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia untuk anak usia dini?
3. Bagaimana tahap tahap perkembangan bahasa Indonesia untuk anak anak
usia dini?
C. Tujuan
Berdasarkan kajian penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja ada 5
tujuan:
1. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia dikalangan anak usia dini
3. Mengetahui tahap perkembangan bahasa Indonesia untuk anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat
komunikasi,bahasa juga harus disampaikan dengan kalimat efektif agar
lawan bicara kita menerima yang kita sampaikan.
Penggunaan bahasa yang menekan aspek komunikatif bahasa. Hal itu
berate kita harus memperhatikan sasaran bahasa. Kita harus memperhatikan
kepada siapa kita akan menyampaikan komunikasi tersebut. Oleh sebab itu
unsur umur, agama, status social, lingkungan social, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh diacuhkan. Menggunakan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dengan baik dan benar memiliki aturan terkait
pemakaiannya yang harus sesuai dengan situasi pada saat itu. Pada suatu
situasi, ketika dalam situasi yang formal, penggunaan bahasa Indonesia yang
benar sesuai kaidah menjadi pilihan yang wajib atau prioritas utama untuk
digunakan untuk berkomunikasi. Kriteria yang digunakan untuk penggunaan
bahasa Indonesia yang benar meliputi 6 aspek, antara lain:
1. Tata bunyi
2. Tata bahasa
3. Kosakata
4. Ejaan
5. Makna
6. Kelogisan

B. Penggunaan bahasa Indonesia untuk anak usia dini


Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap
orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan
kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan
kemampuan social harus mempunyai ketrampilan dalam berbahasa karena
tanpa bahasa seseorang tidak akan bias berkomunikasi dengan lawan bicara
mereka. Anak dapat mengekspresikanperasaan mereka melalui pikiran serta
dapat diungkapkan kepada orang lain,komunikasi antar anak dapat berjalan
dengan baik berate mereka memang benar bias berbahasa yang mudah
dimengerti oleh lawan bicaranya. Maka dari itu indicator kesuksesan anak
adalah jika mereka dapat berbicara dengan lawan bicara mereka sehingga
kata kata anak tersebut dapat dipahami olehlingkungan sekitarnya. Banyak
orang yang mengatakan bahwa anak yang pandai berbicara tersebut
biasanya anak tersebut adalah anak yang cerdas.

Implementasi pengembangan bahasa pada anak tidak terlepas dari


berbagai teori yang dikemukakan para ahli. Berbagai pendapat tersebut tentu saja
tidak semuanya sama, namun perlu dipelajari agar pendidik dapat memahami apa
saja yang mendasari dalam penerapan pengembangan bahasa pada anak usia dini.
Pemahaman akan berbagai teori dalam pengembangan bahasa dapat mempengaruhi
dalam menerapkan metoda yang tepat bagi implementasi terhadap pengembangan
bahasa anak itu sendiri sehingga diharapkan pendidik mampu mencari dan
membuat bahan pengajaran yang sesuai dengan tingkat usia anak. Adapun beberapa
teori yang dapat dijadikan rujukan dalam implementasi pembelajaran bahasa
adalah:

1) Teori behaviorist oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran


dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya
pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui
pengkondisian stimulus yang menimbulkan respon. Perubahan lingkungan
pembelajaran dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara
bertahap. Perilaku positif jika diperkuat cenderung untuk diulangi lagi karena
pemberian penguatan secara berkala dan disesuaikan dengan kemampuan anak
akan efektif untuk membentuk perilaku anak. Latihan yang diberikan kepada anak
harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respon) yang dikenalkan
anak melalui tahapan-tahapan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih
rumit contoh: sistem pembelajaran drilling. Anak akan memberikan respon pada
setiap pembelajaran dan dapat segera memberikan balikan. Di sini Pendidik perlu
memberikan penguatan terhadap hasil kerja anak yang baik dengan pujian atau
hadiah.

2) Teori Nativist oleh Chomsky, mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalam
diri anak. Pada saat seorang anak lahir, dia telah memiliki seperangkan kemampuan
berbahasa yang disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’.
Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak mendapatkan banyak
rangsangan, anak akan tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru
bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang
ada, hal ini karena anak memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan
Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD). Teori ini berpengaruh pada
pembelajaran bahasa dimana anak perlu mendapatkan model pembelajaran bahasa
sejak dini. Anak akan belajar bahasa dengan cepat sebelum usia 10 tahun apalagi
menyangkut bahasa kedua (second language). Lebih dari usia 10 tahun, anak akan
kesulitan dalam mempelajari bahasa.

3) Teori Constructive oleh Piaget, Vigotsky dan Gardner, menyatakan bahwa


perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain
sehingga pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak memiliki
perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi melalui interaksi
sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir. Pengaruhnya dalam
pembelajaran bahasa adalah anak akan dapat belajar dengan optimal jika diberikan
kegiatan sementara anak melakukan kegiatan perlu didorong untuk sering
berkomunikasi. Adanya anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang
mendampingi pembelajaran dan mengajak bercakap-cakap akan menolong anak
menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi atau melejitkan potensi
kecerdasan bahasa yang sudah dimiliki anak. Oleh karena itu pendidik perlu
menggunakan metode yang interaktif, menantang anak untuk meningkatkan
pembelajaran dan menggunakan bahasa yang berkualitas.
C. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode
Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik
inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang
merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi
dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan
pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau
temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak
dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti
“mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa
yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa
kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta
bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh
anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata
kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase
ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata.
Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat,
kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak
benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh
empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh
anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah
mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai
melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai
dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah
kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu
mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam
pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan
kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan
kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar
lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab,
memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum
untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada
anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1. Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan
pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki
suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan
mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal
tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik
bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya.
Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai
berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan
tctapi juga berfungsi untuk mencapni tujuannya, misalnya:
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.Dengan berbicara anak mudah
untuk mcnjclaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu
orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan
demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang
disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang
dimaksudkan oleh anak.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain. Pada umumnya setiap
anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui
keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain
terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan
kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata
yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan
berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan
bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat
mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak
dengan teman bicaranya.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak
berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat
menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan
berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya
dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran
sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak
yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pernyataan orang lain
anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut
terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat
kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat
mengevaluasi diri melalui orang lain.
5. Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain. Anak yang
suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak
menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer
atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka
mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal
utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kemampuan berbicara
dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang
lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang
bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga
dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di
lingkungan karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik
kepadanya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perekmbangan bahasa dapat dilakukan pada anak usia dini dan
pembelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah bias diterapkan
dalam keluarganya. Jadi pendidikan pertama bagi anak usia dini adalah
orang tuanya,jika orang tua anak sudah sering berbahasa Indonesia yang
baik dan benar maka biasanya anak tersebut juga mengikuti perkataan kedua
orang tuanya tersebut. Anak harus sering dilatih bahasanya dan berfikir
untuk menyelesaikan masalah lewat bahasanya tersebut. Untuk melatih
bahasa anak harus di gali potensinya,orang tua juga harus menggali
kemampuan potensi mereka dengan cara begitu nantinya anak akan
mendapatkan pengalaman serta meningkatkan kemampuan dimana
pembelajaran yang menyenangkan akan menjadi bagian hidup dari mereka.
Mereka akan sangat menyenangi pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikananak2.blogspot.com/2012/04/bahasa-anak-usia-dini.html
http://eprints.uny.ac.id/8988/2/bab%201%20-%2009111247039.pdf
https://adeirmasuryani.wordpress.com/2010/11/29/makalah-
perkembangan-bahasa-berbicara-pada-anak-usia-dini/
kutipan langsung panjang lebih dr 4 baris
langsung pendek : langsung dari teksnya
jika kutipan lgsg pendek harus ada “()
pengutipan adalah “proses peminjaman kalimat yang sedang ditulis”
(Nasucha, 2017:83)
jika diawal kalimat : Menurut Nasucha (2017:83), pengutipan adalah “……
ditulis”.
Jika ada kutipan dalam kutipan seperti hal 61 ex : Jujun S. suriasumantri
dalam Nasucha (2017:61) antara lain :
Tulisan masuk kana kiri, spasi single
Mistar 4,12
Daftar Pustaka :
3 dari buku 2 dari internet
Daftar pustaka harus spasi single
Semua gelar tidak perlu ditulis
Nama. Tahun. Judul buku (cetak miring). Kota. Penerbit (hal 89)
Nama. Tahun. “judulartikel”. Jurnal EO volume 6 Nomor 4 2017.
Internet :
.com
.id
.net
.org (diakses 29 Mei 2019 pukul 08.40).

Anda mungkin juga menyukai