Anda di halaman 1dari 15

Pengembangan bahasa anak usia dini dari motorik, sosial, dan

komunikasi
Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi
dan berkomunikasi mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikan perasaannya.
Dengan bahasa orang dapat membuka cara berfikir dan mengmbangakan wawasannya. Anak-
anak belajar bahasa melalui interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan rumah,sekolah,
atau masyrakat. Di sekolah anak belajar bahsa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan
orang dewasa lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami tentang
perkembangan dan pengembangan bahasa anak.

B. Perkembangan Bahasa Anak

Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan
perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa sejak masa
bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan, senyuman dan gerakan
badan.

Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum enam tahun. Oleh karena itu
pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan
bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi pengembangan ketrampilan berbahasa pada
anak usia dini. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga.
Dengan kosa kata yang mereka miliki pertumbuhan kosa kata anak akan tumbuh dengan cepat
seperti dikemukan oleh Sroufe(1996) pertumbuhan kosa kata anak akan lebihcepat setelah
mereka mulai berbicara.

C. Tujuan Pengembangan Bahasa bagi Anak Usia Dini

Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkunagn di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain,orang dewasa, baik yanga da
di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
Kemampuan bahasa Anak Usia Dini diperoleh dan dipelajari anak secara alami untuk

1
menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga anak akan ammpu bersosialisasi, berinteraksi
dan merespon orang lain.

D. Fungsi Bahasa bagi anak

Fungsi bahasa bagi Anak Usia Dini adalah sebagai alat untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Secara khusus Gardner mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia Dini adlah untuk
mengembangkan ekspresi,perasaan. Imajinasi dan pikiran.
DEPDIKNAS (2000) menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak Usia
Dini anatara lain:
1. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan.
2. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak.
3. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak.
4. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.

Tujuan khusus komunikasi bagi anak meliputi : Bahasa reseftif, bahasa ekspresif,
komunikasi verbal,mengingat dan membedakan.
1, Bahasa Reseftif

Yang dimaksud dengan bahasa reseftif adalah bahasa pasif. Tujuan khusus bahasa reseftif

a. Membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan,contohnya


mendengarkan cerita, nyanyian dan sebagainya.
b. Membantu anak mengindentifikasi konsep melalui pemahaman pelabelan kata-kata.
c. Meningkatkan kemampuan untuk merespon pembelajaran langsung contohnya bagaiman anak
dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru.
d. Membantu anak untuk mereaksi setiap komunikasi lainnya contohnya anak dapat memberi
respon atau reaksi ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan guru, orang tua atau
teman sebayanya.
2. Bahasa ekspresif
a. Membantu anak mengekspresikan kebutuhan, keinginan dan perasaan secara verbal.
b. Mendorong anak untuk berbicara secara lebih jelas dan tegas sehingga mudah dipahami.
c. Mendorong kepasihan berbahasa. Anak harus belajar bahasa yang pasih baik ucapan maupun

2
susunan kalimatnya sehingga mudah dimengerti oleh orang lain melalui pemberian contoh guru
sendiri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Membantu anak memahami bahwa komunikasi tesebut dapat berpengaruh secara lebih efektif
terhadap lingkungan sosial dan lingkungan anak.
3. Komunikasi non verbal
a. Membantu anak untuk mengeksresikan perasaan dan emosinya melalui ekspresi wajah.
b. Membantu anak mengeksresikan keinginan dan kebutuhannya melalui gerak tubuh dan
tangan.
c. Mendorong anak untuk menggunakan kontak mata ketika berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengingat dan membedakan
a. Mengajar anak untuk membedakan antara tipr/nada/kerasnya bunyi,
b. Membantu anak untuk mengulang dan meniru pola mimik.
c. Membantu anak mengirim pesan verbal yang kompleks
d.Meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat, membangun dan mengurutkan

E. Prinsip Pengembangan Bahasa

Dalam mengembangkan bahasa Anak Usia Dini perlu memperhatikan prinsip sebagai
berikut:

Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat. Misalnya tentang jenis-jenis
kendaraan,bagian-bagian kendaraan, gunanya,warnanya dll.
1. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak.
Misalnya anak dapat menyebutkan makanan khas kota Bandung,
2. Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dikaitkan dengan
spontanitas. Misalnya anak dapat mengungkapkan pengalamannya yang berkaitan dengan naik
kendaraan.
3. Diberikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hatinya. Apabila anak sulit untuk
mengungkapkan pikirannnya dengan kata-kata bisa dilakukan melalui tulisan atau gambar.
4. Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan
5. Guru menguasai pengembangan bahasa
6. Guru bersikap normatif, model, contoh pengguna bahasa Indonesia yang baik dan benar

3
7. Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar anak
8. Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal.

F. Konteks Pengembangan Bahasa

Konteks Pengembangan bahasa atau yang dikenal dengan ketrampilan berbahasa


meliputi:
1.Mendengarkan
2.Berbicara
3.Membaca
4. Menulis

. Metode Pengembangan bahasa Anak Usia Dini

Metode yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia
dini.
a. Metode bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi Anak Usia
Dini dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus
menarik dan mengundang perhatian anak. Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi
pembelajaran untuk Anak Usia Dini, haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak, sehingga anak memahami isi cerita
tersebut
2. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira.lucu dan mengasyikan
sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita.
3. Kegiatan bercerita diusahakan menjadi pengalaman yang bersifat unik dan menarik bagi anak.

Untuk dapat bercerita dengan baik, pendidik harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Menguasai isi cerita secara tuntas
2. Memiliki ketrampilan bercerita
3. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus
4. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
5. Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutan cerita.

4
Teknik-teknik yang bisa digunakan guru dalam membacakan cerita:
1. Membaca langsung dari buku cerita
2. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
3. Menceritakan dongeng
4. Bercerita dengan papan flannel
5. Bercerita dengan menggunakan media boneka
6. Dramatisasi suatu cerita
7. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
b. Manfaat bercerita bagi anak:
1. Bagi Anak Usia Dini mendenganrkan cerita yang menarik yang dekat dengan lingkungannya
merupakan kegiatan yang mengaksyikan.
2. Guru dapat menanmkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran,
keberanian,kesetiaan, keramahan,ketulusan,dan sikap-sikap positif yang lain daalm kehidupan
lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah.
3. Memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.
4. Memberikan pengalaman untuk belajar dan berlatih mendengarkan
5. Memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif, efektif maupun
psikomotorik.
6. Memungkinkan dimensi perasaan anak.
7. Memberika informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
8. Membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih anak, dan bermacam
layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
c. Tujuan Kegiatan Bercerita bagi Anak Usia Dini :
1. Menanamkan pesan-pesan atau nila-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam
sebuah cerita.
2. Guru memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang perlu
diketahui oleh anak.
d. Tema Kegiatan bercerita bagi Anak Usia Dini

Tema yang dipilih sebagai materi sangatlah banyak dan beragam, diantaranya adalah tematema
yang berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari.

5
e. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Bercerita:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4. Menetapkan langkah-langkah kegiatan bercerita
2.Metode Bercakap-cakap
a. Pengertian Metode

Metode bercakap-cakap merupakan suatu penyampaian pengembangan yang


dilaksanakan melalui bercakap-cakap antara guru dengan anak.

Tujuan meroda bercakap-cakap menurut Moeslihatun (1999) adalah:


1. Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapat kepada
siapapun.
2. memberi kesempatan pada anak untuk berekspresi secara lisan
3. Memperbaiki lafal dan ucapan anak
4. Mengembangka intelegensi anak
5. Menambah perbendaharaan kosa kata
6. Melatih daya tangkap
7. Melatih daya fikir dan fantasi anak
8. Menambah pengetahuan dan pengalaman anak
9. Memberikan kesenangan pada anak
10. Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis

b. Bentuk metoda bercakap-cakap


1). Bercakap-cakap bebas
2). Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
3). Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri
3. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab biasanya dapat digunakan dengan metoda lain yang disebut metoda
bantu. Menurut Depdikbud (1998) adalah suatu metoda dalam pengembangan bahasa yang dapat
memberi rangsangan agar anak aktif untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyan guru, anak

6
akan berusaha memahaminya dan menenukan jawabannya.
4. Metode bermain Peran

Metode bermain peran merupakan salah satu metoda yang dapat digunakan dalam
mengmbangkan kemampuan bahasa dimana diupayakan untuk membantu anak dalam
menemukan makna dari lingkungan yang bermanfaat dan memecahkan masalah yang dihadapi
dengan kelompok sebayanya.

H. Teori Perkembangan Bahasa Anak


Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa aank tentunya tidak terlepas
dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah telah mencatat
adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak. Teori tersebuat adalah
sebagai berikut:

A. Teori Nativis
Pandangan ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa penguasaan
bahasa pada anak-anak bersifat alamiah atau nature. pandangan ini tidak berpendapat bahwa
lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa
merupakan pemberian biologis, sejalan dengan terbukanya kemampuan lingual yang secara
genetis telah di programkan.
Para ahli nativis berpendapat bahwa bahasa merupakan pembawaan dan bersifat alamiah
dan meyakini bahwa kemampuan berbahasa sebagaimana halnya kemampuan berjalan,
merupakan bagian dari perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak,
beberapa bagian neurologis tertentu dari otak manusia memiliki hubungan dengan perkembangan
bahasa, sehingga kerusakan pada bagian tersebut dapat menyebabkan hambatan bahasa
Menurut Chomsky , Howe, Maratsos (dalam miller, 1981) berpandangan bahwa ada
keterkaitan antara faktor biologis yang menekankan membentuk individu menjadi makhluk
linguistik dan perkembangan bahasa. Chomsky (dalam dworetzky, 1984) mengembangkan toeri
yang komplek tentang bahasa yang disebut transformation grammer theory. Menurut Chomsky,
arti dari kalimat atau kandungan semantik dalam kalimat berkaitan dengan struktur yang lebih
dalam yang merupakan bagian alat penguasaan bahasa. Chomsky (1974) mengatakan bahwa
individu dilahirkan dengan alat penguasaan bahasa (Language Acquisition Device) LAD dan

7
menemukan sendiri cara kerja bahasa tersebut. Dalam belajar bahasa, individu memiliki
kemampuan tata bahasa bawaan untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu seperti fonologi,
sintaksis dan sematik.
B. Teori Behavioristik
Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan
bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu
menyiratlan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan, dan sesuatu yang di lakukan.
Padahal bahasa itu merupakan salah satu perilaku-perilaku manusia lainnya.
C. Teori Kognitif
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada
perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan
perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
Menurut Piaget (Hergenhahn, 1982), berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus
berkembang secara progresif dan terjadi pada setiap tahap perkembangan sebagai hasil dari
pengalaman dan penalaran. Perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal
anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak , objek, dan kejadian yang mereka alami dan
menyentuh, mendengar, melihat, merasa, dan membau.
C. Teori Kognitif
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada
perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan
perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
Menurut Piaget (Hergenhahn, 1982), berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus
berkembang secara progresif dan terjadi pada setiap tahap perkembangan sebagai hasil dari
pengalaman dan penalaran. Perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal
anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak , objek, dan kejadian yang mereka alami dan
menyentuh, mendengar, melihat, merasa, dan membau.

8
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa:
1. Kesehatan 
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena
motivasinya lebih kuat untuk menjadianggauta kelompok sosial dan berkomunikasi dengan
anggauta kelompok tersebut. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus
menerus, maka anak tersebut cenderungakan mengalami kelambatan atau kesulitan dala
perkembangan bahasannya. 
2. Intelegensi
Anak yang memiki kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan
penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang anak yang tingkat kecerdasannya rendah. 
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan hal ini
menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam
perkembangan bahasanya dibandingkan anak yang berasal dari keluargayang lebih baik. Kondisi
ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga
kurang memperhatikan)perkembangan bahasa anaknya atau kedua-duanya (Hetzer & Raindrorf
dalam E. Hurlock, 1956).
4. Jenis Kelamin
Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan vokalisasi antara laki-laki dan
perempuan. Namun mulai usia dua tahun, anak perempuan menunjukkan perkembangan yang
lebih cepat dari pada anak pria. Pada setiap jenjang umur, anak laki-laki lebih pendak dan kurang
betul tatabahasanya, kosa kata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang tepat
ketimbang anak perempuan.
5. Hubungan Keluarga 
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang mengajar, melatih dan
memberikan contoh berbahasa dengan anak. Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak
memfasilitasi perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat menakibatkan
anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya.
6. Keinginan Berkomunikasi 

9
Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain, semakin kuat motivasi
anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang
diperlukan untuk belajar. 
7. Dorongan 
Semakin banyak anak didorong untuk berbicara, dengan mengajaknya bicara dan
didorong menanggapainya, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik
kualitas bicaranya. 
8. Ukran Keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya berbicara lebih awaldan lebih baik
ketimbang anak dari keluarga besar. Karena orang tua dapat menyisahkan waktu yang lebih
banyak untuk mengajarkan anaknya berbicara. 
9. Urutan Kelahiran 
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang anak yang lahir
kemudia. Hal ini karena orang dapat menyisihkan waktunya lebih banyak untuk mengajar dan
mendorong anak yang lahir pertama dalam belajar berbicara ketimbang untuk anak yang lahir
kemudian. 
10. Metode Pelatihan Anak
Anak-anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa ”anak harus dilihat dan
didengar” merupakan hambatan belajar. Sedangkan pelatihan yang memberikan keleluasan dan
demokratis akan mendorong anak untuk belajar.
11. Kelahiran Kembar
Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembanga bicaranya
terutamakarena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya
memahamilogat khusus yang mereka miliki. Hal ini melamahkan motivasi mereka untuk belajar
berbicara agar orang lain dapat memahami mereka.
12. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya, dan semakin besar keinginan
mereka untuk diterima sebagai anggauta kelompok sebayanya akan semakin kuat motivasi
mereka untuk belajar berbicara. 
13. Keperibadian 

10
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderungkemampuan bernicaranya
lebih baik , baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. 
D. Gangguan Dalam Perkembangan Berbicara
Disamping faktor tersebut terdapat beberapa gangguan yang harus diatasi oleh anak
dalam rangka belajar berbicara, antara lain:
• Tangisan yang berlebihan
Tangisan yang berlebuhan dapat menimbulkan gangguan pada fisik, antara lain berupa
kurangnya energi, sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Dan
gangguan psikis anak yaitu berupa perasaan ditolak atau tidak dicintai.
• Anak sulit memahami pembicaraan orang lain
Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan. Hal ini disebabkan kurangnya
perbendaharaan kata pada anak dan orang tua yang sering kali berbicara sangat cepat dengan
mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Bagi keluarga yang menggunakan dua
bahasa, anak akan lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang
tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu rumah
Oleh karena itu, bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga
birfungsi nntuk mencapai tujuannya, misalnya:
1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus
menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian
kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau
lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan
melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya
mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila
anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan social
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat
menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-
anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih

11
banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan
anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4) Scbagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang
tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan
bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri mclalui
orang lain.
5) Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain
Anak yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak
menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi
lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan
dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpat’ dari
lingkungannya.
6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat
mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang
bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan
modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebryanya
menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
Potensi Anak Berbicara Diditkung oleh Beberapa Hal
1) Kematangan alat berbicara
Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya
tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan
berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat
membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2) Kesiapan berbicara
Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan
dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable
moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar.
bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara

12
sekalipun belum jelas maksudnya.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata dengan tepat
untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti.
Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang
sering didengarkan atau dari TV, atau actor film yang bicaranya jelas dan berarti. ^Anak akan
mengalami kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan
diatas.Dengan scndirinya potcnsi anak tidak dapat berkembang scbagaimana mcstinya.
4) Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan
bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya:
Pada gilirannya anak kurang memperoleh moUvasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya
disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5) Motivasi untuk belajar dan berlalih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena
untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. O’-ang tua hendaknya selalu
berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan
pengarahan.
6) Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu
hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan
yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila
dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan
secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara
dengan orang lain.
M. Haliday(dalam Rita Kurnia, 2009:68) mengemukakan “beberapa fungsi bahasa bagi
anak, fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1.Fungsi instrumental; bahasa di gunakan sebagai alat perpanjangan tangan”tolong ambilkan
pensil’’.
2. Fungsi regulative; bahasa di gunakan untuk mengatur orang lain” jangan ambil buku ku!”
3. Fungsi interaksional; bahasa di gunakan untuk bersosialisasi “ apa kabar?”

13
4. Fungsi personal; bahasa di gunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
sebagainya. “saya senamg sekali!”
5. Fungsi heuristic / mencari informasi; bahasa di gunakan untuk bertanya. “Apa itu?”
6. Fungsi imajinatif; bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan, misalnya, bermain-main
dengan bunyi, irama.
7. Fungsi representative; bahasa di gunakan untuk memberikan informasi atau fakta. “sekarang
hujan”.
Aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia taman kanak-kanak
Anak usia taman kanak-kanak berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal
ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginananya, penolakannya, maupun
pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat di gunakan anak
sebagai alat berkomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak
tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kosa kata
Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya,
kosa kata anak berkembang dengan pesat.
2. Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa
yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan
dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan “kucing
Rita makan memberi”.
3.      Semantik
Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak
sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-
kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan.
4.      Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)
Anak di taman kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di
dengarnya menjadi satu kata yang mengabdung arti.
prinsip-prinsip perkembangan bahsa anak usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:
1. Interaksi

14
Interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, membantu anak memperluas kosa katanya dan
memperoleh contoh dalam menggunakan kosa kata tersebut secara tepat.
2. Ekspresi
Mengekspresikan kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak dapat di salurkan
melalui pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
secara tepat.
Karakteristik kemampuan bahasa anak usia taman kanak-kanak:
1. Karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4 tahun
a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahsa anak. Ia telah dapat menggunakan
kalimat dengan baik dan benar.
b. Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di gunakannya.
c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain
berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
2. Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun
a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
b. Lingkup kosa kata yang dapat di ucapkan anak menyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa, bau,
keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar halus)
c. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.
d. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain
berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
e. Percakapan yang di lakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya
terhadap apa yang di lakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang di lihatnya.
Anak pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi diri,menulis, membaca dan bahkan
berpuisi.

15

Anda mungkin juga menyukai