Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa Indonesia
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia

Abstrak Sub-CPMK

Pembinaan dan pengembangan 1. Menumbuhkan dan membina sikap


bahasa adalah cara atau bahasa yang positif.
kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan bahasa. Dalam 2. Meningkatkan kegairahan penggunaan
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
bahasa erat kaitannya dengan
3. Peningkatan mutu serta disiplin
pembinaan sikap berbahasa
penguasaan bahasa Indonesia dalam
Indonesia, sikap positif
segenap lapisan masyarakat.
terhadap bahasa Indonesia,
upaya meningkatkan
kegairahan penggunaan
bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, serta memahami
bagaimana meningkatkan mutu
dan disiplin penggunaan dan
penguasaan bahasa Indonesia.
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
INDONESIA

A. Hakikat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi untuk melakukan interaksi sosial individu antara
satu dengan yang lainnya. Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar merupakan syarat penting khususnya bagi generasi muda untuk mewujudkan
sebuah bangsa yang besar dan kokoh. Menyadari betapa pentingnya kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka hendaknya kita dapat memacu diri dan
berupaya mempelajarinya secara sungguh-sungguh. Dengan demikian, secara tidak
langsung kita sudah berupaya membina dan mengembangkan bahasa Indonesia.

Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang


dilakukan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah,
pengajaran bahasa asing supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya. Kedudukan
bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam
hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat
pertama dan utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Jadi bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama, alat
utama, dan alat pokok fundamental dalam proses pendidikan. Begitupun halnya dengan
bahasa daerah dan bahasa asing yang juga digunakan sebagai wahana komunikasi dan
memiliki fungsi dan kedudukan masing-masing (Balawa, 2010).

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilakukan meliputi usaha-


usaha pembakuan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, tetap dan efesien
dalam komunikasi. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa pembinaan
terutama ditujukan kepada penuturnya, yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia, dan
pengembangan terutama ditujukan kepada bahasa dalam segala aspeknya. Pembinaan
dan pengembangan mencakup dua arah yaitu: (1) pengembangan bahasa mencakup dua
masalah pokok, yakni masalah bahasa dan kemampuan/sikap; dan (2) pembinaan juga
mencakup dua arah, yakni masyarakat luas dan generasi muda (Suhender, 1997)

2021 BAHASA INDONESIA


2 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pembinaan bahasa merupakan upaya sadar, terencana dan sisitematis tentang

peningkatan mutu bahasa sehingga masyarakat pemakainya memiliki kebanggaan dan

kegairahan menggunakannya.Pengembangan bahasa adalah keseluruhan usaha dan

kegiatan yang dengan secara sadar ditujukan kepada penyesuaian struktur dan fungsi

bahasa dengan kebutuhan kemasyarakatan dan pembangunan kita, baik yang nyata

maupun yang mungkin ada (potensial) dalam hubungannya dengan perkembangan

keilmuan dan teknologi dunia sekarang ini serta dengan kemungkinan–kemungkina bagi

masa depan.

Upaya yang perlu dilakukan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia

Upaya dalam pembinaa bahasa antara lain, melalui pengajaran, pemasyarakatan, peran

media massa, dan jalur kepemimpinan. Pengembangan bahasa dilakukan melalui

pengembangan kosakata/istilah, perluasan pemekaian bahasa, pembinaan kepada

masyarakat, penelitian bahasa, dan pengembangan melalui media massa.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pembinaan dan  pengembangan bahasa

Indonesia.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan bahasa adalah Persoalan mendasar

adalah masih rendahnya sikap positif berbahasa Indonesia di masyarakat penutur bahasa

Indonesia. Kompetensi berbahasa Indonesia dianggap tidak penting dikuasai, sebaliknya

penguasaan bahasa asing sangat didambakan. Sikap meremehkan bahasa Indonesia ini

berakibat pada tidak dipelajarinya segala aturan kebahasaan Indonesia. Walhasil, bahasa

Indonesia yang yang digunakan cendrung salah. Awak media massa belum sepenuhnya

menyugukan bahasa Indonesia yang diharapkan. Penggunaan kalimat yang tidak efektif,

diksi yang tidak tepat, atau pengggunaan kata/istilah bahasa Indonesia yang tidak

konsisten banyak dtemukan di beragam media. Pejabat pun masih banya yang belum

konsisten menggunakan bahasa Indonesia.

2021 BAHASA INDONESIA


3 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan bahasa Indonesia adalah masih

banyak kosakata atau istilah. Mungkin juga kata-kata atau istilah-istilah tersebut sudah

diindonesiakan, tetapi kata atau pun istilah Indonesia-nya kalah populer dengan bentuk

asingnya. Sosialisasi pembinaan dan pembinaan bahasa masih minim.  Belum

dipahaminya pedoman pembentukan kata dan istilah dengan benar dapat memunculkan

kata atau istilah baru yang salah. Sikap positif berbahasa pun belum tertanam pada

masyarakata Indonesia.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengemukakan delapan permasalahan

dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yaitu: rendahnya kemahiran

membaca (reading skill) dalam pengukuran PISAOECDtahun 2012,rendahnya nilai UN

bahasa Indonesia,rendahnya jumlah penutur muda bahasa daerah, belum meratanya

dukungan bahasa daerah ke dalam lema bahasaIndonesia,belum terstandarnya

kemahiran berbahasa indonesia pendidik dantenaga kependidikan,terbatasnya akses

masyarakat terhadap layanan kebahasaan,terbatasnya keterlibatan publik dalam

penanganan kebahasaan,belum memadainya sarana dan prasarana layanan kebahasaan

didaerah.

 Solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan

bahasa Indonesia

Untuk meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia strategi yang ditempuh untuk

meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia maka strategi yang kiranya dapat ditempuh

adalah (1) menyadarkan diri pemakai bahasa akan pentingnya memiliki sikap positif

berbahasa Indonesia, (2) peningkatan penggunaan bahasa dengan baik dan benar di

kalangan pejabat dan awak media massa, (3) menghilangkan rasa “malu” dan “enggan”

dalam mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (4) pembatasan

2021 BAHASA INDONESIA


4 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
penggunaan bahasa Inggris, bahasa daerah, ataupun bahasa gaul dalam berkomunikasi

formal, (5) penanaman pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, (6)

menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa, (7) peningkatan mutu

sumber daya para pakar, dan (8) kegiatan penyuluhan bahasa di luar bulan bahasa dan

sastra.

Solusi terhadap problematik pengembangan bahasa Indonesia adalah memperkuat


ekosistem pendidikan, Pengembangan yang seimbang dan harmoni antara bahasa
nasional danbahasa daerah, dan Penguatan karakter dan jati diri bangsa.

B. Dasar Pembinaan Sikap Berbahasa Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Bahasa No. 24 Tahun 2009 pada pasal 44 ayat 1


dan disebutkan bahwa pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi
bahasa internasional secara bertahap, sistematis, serta berkelanjutan dan peningkatan
fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dikoordinasi oleh lembaga
kebahasaan. Lembaga kebahasaan yang dimaksud tentunya adalah Badan Bahasa. Hal
ini dikarenakan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa) yang
dahulu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Pusat Bahasa)
merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan yang sah karena di bawah
naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI)
untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang-orang yang berbahasa ibu yang
bukan bahasa Indonesia.

Selain itu, secara umum tujuan pengajaran bahasa di lembaga lembaga


pendidikan adalah untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Tujuan
tersebut jika ditinjau dari sudut pemakai dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) tercapainya
pemakaian bahasa Indonesia baku yang cermat, tepat, dan efesien dalam berkomunikasi;
(2) tercapainya pemilikan keterampilan berbahasa Indonesia baik dalam penggunaannya
sebagai alat komunikasi maupun dalam ilmu pengetahuan yang sahih; (3) tercapainya
sikap positif terhadap bahasa Indonesia, yaitu sikap yang erat kaitannya dengan rasa
tanggung jawab yang tampak dari perilaku sehari-hari.

2021 BAHASA INDONESIA


5 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kaitan antara fungsi bahasa dengan pendidikan nasional setidaknya terurai dalam
empat hal pokok. Keempat hal itu ialah: (1) sebagai mata pelajaran pokok, artinya bahasa
Indonesia yang diajarkan hendaknya adalah bahasa Indonesia dengan ciri serta syarat
ragam bahasa baku, baik lisan maupun tulis, dan sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang berfungsi sebagai bahasa modern; (2) sebagai bahasa pengantar di
semua jenis dan jenjang lembaga pendidikan,

Masyarakat Indonesia dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan


baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia serta lingkungan dan keadaan.
Hal itu, tentu saja tidak terlepas dari tujuan pembinaan bahasa Indonesia, yaitu:

1. Menumbuhkan dan membina sikap bahasa yang positif.


Target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa yang amat
penting adalah menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia.
Dalam mengukur keberadaan sikap positif ada beberapa pertanyaan yang dapat
dipakai, misalnya, seberapa jauh kita telah mencintai bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa persatuan? Jika Anda telah
dapat menumbuhkan rasa cinta, rasa memiliki, rasa berkewajiban untuk
mempertahankan, dan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia, berarti Anda
sudah berhasil melakukan pembinaan bahasa Indonesia terhadap khalayak yang
Anda hadapi.

2. Meningkatkan kegairahan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Kegiatan pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan
berbahasa Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan, seberapa
banyak seseorang itu secara konsisten bergairah memakai bahasa
Indonesia? Jika seseorang telah bergairah memakai bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi dengan orang lain maka orang tersebut harus meningkatkan lagi
kegairahannya dalam mempergunakan bahasa Indonesia.

3. Peningkatan mutu serta disiplin penguasaan bahasa Indonesia dalam segenap


lapisan masyarakat.
Kegiatan pembinaan harus pula terlihat dalam kegiatan meningkatkan
keikutsertaan khalayak sasaran di dalam menjaga mutu bahasa Indonesia. Jika

2021 BAHASA INDONESIA


6 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Anda bertanya, “Apakah bentuk frase ‘mengejar ketertinggalan’ sudah benar
dalam bahasa Indonesia?” maka Anda sudah membina bahasa, karena sudah
melibatkan diri dalam kegiatan pembinaan bahasa. Dengan demikian, target
mudah diukur, seberapa jauh orang bertanya tentang kebenaran kata, farse, dan
kalimat. Jadi, jika orang telah meragukan tentang bentuk-bentuk bahasa dan ingin
tahu bentuk yang benar dari suatu untaian kata, frase, atau kalimat berarti sudah
terbina bahasanya dengan baik.

C. Sikap Positif terhadap Bahasa Indonesia

Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia terungkap jika kita lebih suka memakai
bahasa Indonesia dan menjaga agar pengaruh asing tidak berlebihan. Sikap kebanggaan
berbahasa terungkap jika kita terdapat perasaan bahwa bahasa Indonesia dapat
mengungkapkan konsep yang rumit secara cermat dan dapat mengungkapkan isi hati
yang sehalus-halusnya. Hal ini perlu ditegaskan karena di kalangan masyarakat berbagai
sikap terhadap kemampuan berbahasa Indonesia, antara lain sebagai berikut: (1) sikap
menyangsikan kemampuan bahasa Indonesia mendukung dan mengembangkan ilmu
pengatahuan; (2) sikap memercayai sepenuhnya kemampuan bahasa Indonesia
mendukung dan pengembangan ilmu pengetahuan; (3) sikap positif bahasa Indonesia
tidak berarti sikap kebahasaan yang kaku, tertutup, menuntut kemurnian bahasa
Indonesia, dan yang menutup bahasa Indonesia dari hubungan saling pengaruh dengan
bahasa lain yaitu bahasa daerah dan bahasa asing. Indonesia terdapat kurang lebih 400
bahasa daerah (Badudu, 1985).
Pada konteks pendidikan tinggi, sikap bahasa dapat dipupuk melalui penggunaan
bahasa dalam kegiatan ilmiah akademik, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun
dalam kegiatan penulisan karya ilmiah, baik yang dilakukan oleh dosen maupun
mahasiswa. Berkaitan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah, secara formal sudah
ditetapkan pedoman yang dapat menjadi panduan dalam menghasilkan tulisan yang
berkualitas dengan didukung penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tinggal bagaimana fungsi kontrol dijalankan oleh para pemangku kepentingan yang
berwenang.

Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Umum (MKU) seyogyanya menyajikan


beragam kegiatan pembelajaran inovatif yang menghadapkan mahasiswa secara
langsung dengan praktik dan permasalahan penggunaan bahasa Indonesia baik yang
menyangkut penalaran maupun kesantunan. Kajian terhadap ambiguitas makna kalimat

2021 BAHASA INDONESIA


7 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang terdapat dalam karya tulis ilmiah serta contoh praktik berbahasa yang melanggar
prinsip-prinsip kesantunan, merupakan contoh upaya nyata yang dimungkinkan dapat
mendorong tumbuhnya kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai sarana
pengomunikasian ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai sarana komunikasi
dalam kepentingan yang lebih luas.

Peran bahasa Indonesia sebagai MKU tersebut juga merupakan bagian dari
upaya mencerdaskan bangsa. Lebih jauh, Ali (1987:322) menegaskan bahwa usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari cita-cita
kebangsaan merupakan kebijaksanaan dasar pengembangan kebudayaan. Sikap bahasa
diidentifikasi dari perilaku berbahasa. Pada sisi lain, perilaku berbahasa seseorang dapat
mendorong tumbuhnya sikap bahasa orang lain. Peran para pelaku dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi
pendorong tumbuh dan berkembangnya sikap bahasa yang positif sebagai penguat
budaya dan identitas bangsa.

D. Upaya Meningkatkan Kegairahan Penggunaan Bahasa Indonesia dengan


Baik dan Benar

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek berbahasa yang


komunikatif. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita
harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu,
unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil
dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa
untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat
disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan dengan
bahasa yang sama kepada seorang anak sekolah dasar dan kepada orang dewasa.
Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh
berbeda.

Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.
Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu
masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa
dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan
atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa
pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain

2021 BAHASA INDONESIA


8 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan bahasa. Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar
adalah kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi); (2) tata bahasa
(kata dan kalimat); (3) kosakata (termasuk istilah); (4) ejaan; dan (5) makna (Winaria
Lubis, 2019).

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata
bahasa). Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi (Charli, 1999), yaitu: (1)
fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan; (2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam
pergaulan dengan bangsa lain; (3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan
dan terpelajar; dan (4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul
tidaknya pemakaian bahasa.

Dapat disimpulkan penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan
yang disesuaikan dengan lingkungan dan pemakaian bahasa, diperoleh ragam bahasa,
baik lisan maupun tulis. Dalam ragam tulis, kaidah itu tertera pada buku: (1) Pedoman
Umum EYD/PUEBI; (2) Pedoman Umum Pembentukan Istilah; (3) Tatabahasa Baku
Bahasa Indonesia.

E. Peran Serta Kita dalam Meningkatkan Mutu dan Disiplin Pengunaan dan
Penguasaan Bahasa Indonesia

Sebagai masyarakat Indonesia kita dituntut berperan serta dalam meningkatkan


mutu dan disiplin penggunaan serta penguasaan bahasa Indonesia. Hal ini perlu
dilaksanakan agar penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan perkembangannya.

Upaya peningkatan mutu dan disiplin penggunaan bahasa Indonesia harus


merupakan kegiatan yang berkesinambungan, baik pada tingkat perorangan maupun
pada tingkat kemasyarakatan. Kita sebagai pemakai bahasa Indonesia hendaknya ikut
berperan dalam mencapai tujuan pembinaan bahasa Indonesia. Kita sebagai pengguna
bahasa Indonesia senantiasa menjaga, memelihara, dan mengembangkan agar
masyarakat atau generasi ke depannya tetap bisa menggunakana bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

F. Simpulan

2021 BAHASA INDONESIA


9 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
adalah cara atau kegiatan pemeliharaan dan pengembangan bahasa.
2. Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, erat kaitannya dengan
pembinaan sikap berbahasa Indonesia, sikap positif terhadap bahasa
Indonesia, upaya meningkatkan kegairahan penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, serta memahami bagaimana
meningkatkan mutu dan disiplin penggunaan dan penguasaan Bahasa
Indonesia.
3. Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa nasional yaitu
bahasa Indonesia, maka sudah selayaknya kita senantiasa tetap
memelihara bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia dengan
berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alek A dan H. Achmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Ali, Muhammad. (1987). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung:


Angkasa.

Badudu, J.S. (1985). Cakrawala Bahasa Indonesia I. Jakarta: Gramedia.

Balawa, La Ode. (2010). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kendari: FKIP Unhalu.

Charli, Lie. (1999). Bahasa Indonesia yang Baik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono. (2019). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Sahabat Pena. ISBN 978-623-7440-11-6

Suhender, M.E. (1997). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta:


Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

2021 BAHASA INDONESIA


10 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono dan Mochamad Rizki Sadikin. (2019). Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas.Jakarta: Mitra
Wacana Media.

.Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 5 No. 1 April 2019 (http://www.jurnalmudiraindure.com/wp-


content/uploads/2019/07/Dra.-Rosmini-Tarigan-M.Pd-2)

2021 BAHASA INDONESIA


11 Mahmud Suhermanto,S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai