MODUL PERKULIAHAN
(U002100009)
Bahasa Indonesia
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia
Abstrak Sub-CPMK
Bahasa adalah alat komunikasi untuk melakukan interaksi sosial individu antara
satu dengan yang lainnya. Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar merupakan syarat penting khususnya bagi generasi muda untuk mewujudkan
sebuah bangsa yang besar dan kokoh. Menyadari betapa pentingnya kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka hendaknya kita dapat memacu diri dan
berupaya mempelajarinya secara sungguh-sungguh. Dengan demikian, secara tidak
langsung kita sudah berupaya membina dan mengembangkan bahasa Indonesia.
kegiatan yang dengan secara sadar ditujukan kepada penyesuaian struktur dan fungsi
bahasa dengan kebutuhan kemasyarakatan dan pembangunan kita, baik yang nyata
keilmuan dan teknologi dunia sekarang ini serta dengan kemungkinan–kemungkina bagi
masa depan.
Upaya yang perlu dilakukan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
Indonesia.
adalah masih rendahnya sikap positif berbahasa Indonesia di masyarakat penutur bahasa
penguasaan bahasa asing sangat didambakan. Sikap meremehkan bahasa Indonesia ini
berakibat pada tidak dipelajarinya segala aturan kebahasaan Indonesia. Walhasil, bahasa
Indonesia yang yang digunakan cendrung salah. Awak media massa belum sepenuhnya
menyugukan bahasa Indonesia yang diharapkan. Penggunaan kalimat yang tidak efektif,
diksi yang tidak tepat, atau pengggunaan kata/istilah bahasa Indonesia yang tidak
konsisten banyak dtemukan di beragam media. Pejabat pun masih banya yang belum
banyak kosakata atau istilah. Mungkin juga kata-kata atau istilah-istilah tersebut sudah
diindonesiakan, tetapi kata atau pun istilah Indonesia-nya kalah populer dengan bentuk
dipahaminya pedoman pembentukan kata dan istilah dengan benar dapat memunculkan
kata atau istilah baru yang salah. Sikap positif berbahasa pun belum tertanam pada
masyarakata Indonesia.
didaerah.
bahasa Indonesia
Untuk meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia strategi yang ditempuh untuk
meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia maka strategi yang kiranya dapat ditempuh
adalah (1) menyadarkan diri pemakai bahasa akan pentingnya memiliki sikap positif
kalangan pejabat dan awak media massa, (3) menghilangkan rasa “malu” dan “enggan”
dalam mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (4) pembatasan
formal, (5) penanaman pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, (6)
menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa, (7) peningkatan mutu
sumber daya para pakar, dan (8) kegiatan penyuluhan bahasa di luar bulan bahasa dan
sastra.
Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia terungkap jika kita lebih suka memakai
bahasa Indonesia dan menjaga agar pengaruh asing tidak berlebihan. Sikap kebanggaan
berbahasa terungkap jika kita terdapat perasaan bahwa bahasa Indonesia dapat
mengungkapkan konsep yang rumit secara cermat dan dapat mengungkapkan isi hati
yang sehalus-halusnya. Hal ini perlu ditegaskan karena di kalangan masyarakat berbagai
sikap terhadap kemampuan berbahasa Indonesia, antara lain sebagai berikut: (1) sikap
menyangsikan kemampuan bahasa Indonesia mendukung dan mengembangkan ilmu
pengatahuan; (2) sikap memercayai sepenuhnya kemampuan bahasa Indonesia
mendukung dan pengembangan ilmu pengetahuan; (3) sikap positif bahasa Indonesia
tidak berarti sikap kebahasaan yang kaku, tertutup, menuntut kemurnian bahasa
Indonesia, dan yang menutup bahasa Indonesia dari hubungan saling pengaruh dengan
bahasa lain yaitu bahasa daerah dan bahasa asing. Indonesia terdapat kurang lebih 400
bahasa daerah (Badudu, 1985).
Pada konteks pendidikan tinggi, sikap bahasa dapat dipupuk melalui penggunaan
bahasa dalam kegiatan ilmiah akademik, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun
dalam kegiatan penulisan karya ilmiah, baik yang dilakukan oleh dosen maupun
mahasiswa. Berkaitan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah, secara formal sudah
ditetapkan pedoman yang dapat menjadi panduan dalam menghasilkan tulisan yang
berkualitas dengan didukung penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tinggal bagaimana fungsi kontrol dijalankan oleh para pemangku kepentingan yang
berwenang.
Peran bahasa Indonesia sebagai MKU tersebut juga merupakan bagian dari
upaya mencerdaskan bangsa. Lebih jauh, Ali (1987:322) menegaskan bahwa usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari cita-cita
kebangsaan merupakan kebijaksanaan dasar pengembangan kebudayaan. Sikap bahasa
diidentifikasi dari perilaku berbahasa. Pada sisi lain, perilaku berbahasa seseorang dapat
mendorong tumbuhnya sikap bahasa orang lain. Peran para pelaku dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi
pendorong tumbuh dan berkembangnya sikap bahasa yang positif sebagai penguat
budaya dan identitas bangsa.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.
Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu
masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa
dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan
atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa
pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata
bahasa). Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi (Charli, 1999), yaitu: (1)
fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan; (2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam
pergaulan dengan bangsa lain; (3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan
dan terpelajar; dan (4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul
tidaknya pemakaian bahasa.
Dapat disimpulkan penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan
yang disesuaikan dengan lingkungan dan pemakaian bahasa, diperoleh ragam bahasa,
baik lisan maupun tulis. Dalam ragam tulis, kaidah itu tertera pada buku: (1) Pedoman
Umum EYD/PUEBI; (2) Pedoman Umum Pembentukan Istilah; (3) Tatabahasa Baku
Bahasa Indonesia.
E. Peran Serta Kita dalam Meningkatkan Mutu dan Disiplin Pengunaan dan
Penguasaan Bahasa Indonesia
F. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Alek A dan H. Achmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Balawa, La Ode. (2010). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kendari: FKIP Unhalu.
Charli, Lie. (1999). Bahasa Indonesia yang Baik. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono. (2019). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Sahabat Pena. ISBN 978-623-7440-11-6