PENGEMBANGAN BAHASA
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan
bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoedjoeng tinggi bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.” Dan pada Undang-Undang Dasar 1945 kita yang di dalamnya tercantum pasal
khusus yang menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Namun, di samping
itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang
terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi
penuturnya sebagai bahasa ibu. Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan
seperti jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan
pengungkap budaya (Alwi dkk., 2003: 1).
Bahasa menjadi sangat penting bagi kelangsungan eksistensi satu bangsa, baik sebagai
lambang jati diri maupun sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Bahkan, bahasa Indonesia memiliki potensi sebagai bahasa
perhubungan luas karena bahasa itu digunakan oleh penduduk besar di kawasan Asia
Tenggara.
1.2 Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengembangan bahasa Indonesia
di zaman sekarang.
1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana pengembangan bahasa di Indonesia.
PENGEMBANGAN BAHASA
Pengembangan ditujukan pada upaya peningkatan mutu daya ungkap bahasa Indonesia.
Peningkatan mutu daya ungkap itu meliputi perluasan kosakata bahasa Indonesia dan
pemantapan kaidah-kaidahnya sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi
serta kebudayaan yang amat pesat. Sugono (2008) dalam makalahnya mengemukakan
perkembangan kosakata dapat diketahui dari pertambahan kata yang terdapat dalam kamus
bahasa Indonesia. Dalam penambahan pada kamus bahasa Indonesia, setiap pertambahan kata
menunjukkan perubahan. Misalnya, kamus W.J.S. Poerwadarminta yang terbit tahun 1953
memuat sekitar 23.000 lema bahasa Indonesia. Pada tahun 1976 kamus itu diolah kembali
oleh Pusat Bahasa dan ditambahkan 1.000 lema baru (kata umum). Gambaran itu
memperlihatkan dalam kurun waktu 29 tahun seolah-olah hanya terjadi penambahan 1.000
kata saja. Minimnya penambahan jumlah kata, menunjukan pengembangan suatu bahasa.
Sementara dalam waktu 12 tahun berikutnya, tepatnya tahun 1988, telah terjadi penambahan
49.000 kata baru yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Pertama. Terjadi
penambahan kata yang cukup banyak dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kini kamus itu
telah mernuat 78.000 lema (kata umum) dan dalam pengembangan istilah telah diperoleh
265.000 istilah dalam berbagai bidang ilmu. Kondisi itu menunjukkan bahwa perkembangan
kosakata bahasa Indonesia amatlah cepat, terutama dalam waktu 25 tahun menjelang
pergantian abad ke-20.
Meskipun demikian, kekurangan kosakata bahasa Indonesia masih saja terasakan jika
digunakan untuk mengungkapkan ilmu dan teknologi, termasuk teknologi komunikasi
melalui media massa. Pengembangan kosakata dalam berbagai bidang itu lebih didominasi
oleh sumber bahasa asing, terutama dalam dua dasawarsa terakhir ini. Sumber pengembangan
kosakata itu perlu diimbangi dengan pemanfaatan bahasa daerah. Keragaman bahasa daerah
(726 bahasa) merupakan kekayaan yang perlu digali sebagai sumber pengayaan kosakata
bahasa Indonesia.
Langkah utama yang perlu dilakukan ialah pengembangan bahasa Indonesia, terutama
kosakata, dan pemantapan sistem bahasa serta peningkatan mutu penggunaannya secara baik
dan benar dalam berbagai keperluan. Oleh karena itu, perlunya tujuan dan kriteria dalam
pengembangan bahasa.
Fokus Pembinaan Bahasa dan Pengembangan Bahasa
1. Perluasan Pemakai Bahasa.
Perluasan pemakaian bahasa adalah salah satu cara efektif pada pengembangan suatu bahasa.
Semakin banyak penutur suatu bahasa akan mengalami pengembangan dan peningkatan yang
baik. Bahasa Indonesia akan tetap pada kedudukan dan fungsinya yang sebenarnya yaitu
sebagai bahasa negara dan sebagai bahasa resmi kenegaraan, karena fungsi dan
pemakaiannya digunakan pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2. Pembinaan Kepada Masyaakat.
Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa kepada masyarakat akan menjaga fungsi
dan peranan suatu bahasa. Sikap bahasa yang positif terhadap bahasa akan menjaga
kelestarian suatu bahasa tersebut. Bahasa mendapatkan kedudukan dan perhatian yang
seharusnya, sehingga meningkatnya mutu pada pengunaan bahasa Indonesia.
3. Penelitian Bahasa.
Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk pengembangan bahasa. Melalui penelitian yang
seksama dan program penggunaan bahasa akan membantu proses pengembangan bahasa
yang diharapkan. Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk dari perencaan pada
pengembangan bahasa. (dalam onno.vlsm.org/…/ppt-teknologi-informasi-bagi-pembinaan-
pengembangan-bahasa-in.ppt)
Pengembangan bahasa amat berpengaruh pada penutur dan pengguna bahasa. Penutur
merupakan subjek utama pada pengembanganya. Namun, pada pengembangan bahasa pada
era reformasi ini, bahasa Indonesia makin goyah karena goyahnya budaya nasional dan
budaya suku. Kurangnya perhatian akan sikap bahasa yang baik, pada era dimana saat ini
bebas bicara dan bebas berekspresi, pada era globalisasi. Akibatnya, bahasa Indonesia kurang
mendapat perhatian.
Selanjutnya dalam Media Indonesia (2007) menyatakan pemakaian bahasa gaul yang
digunakan anak muda termasuk dalam sinetron di televisi merupakan tantangan berat
pengembangan bahasa Indonesia, kata pengamat bahasa dan sastra Indonesia. Padahal
seharusnya siapa saja yang berkomitmen dengan sumpah pemuda harus menjunjung tinggi
penggunaan Bahasa Indonesia yang baku sebagai bahasa persatuan. Dalam sarasehan
‘Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia’ dalam rangkaian Bulan Bahasa dan Sastra 2009 yang
diselenggarakan Balai Bahasa Yogyakarta, seorang pengamat mengatakan lembaga
kebahasaan yang ada termasuk di dalamnya media massa harus ikut menjunjung tinggi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Meski pengembangan Bahasa Indonesia menghadapi tantangan berat tetapi diyakini pasti ada
generasi muda yang peduli dan berkomitmen untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan baku. Pelembagaan Bahasa Indonesia selama ini harus menjadi bahasa ilmu dan
sastra. Jika masih banyak ditemui bahasa gaul itu berarti generasi muda telah kehilangan
kesempatan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan sastra.
KESIMPULAN
Pengembangan bahasa Indonesia amatlah cepat, terutama dalam waktu 25 tahun menjelang
pergantian abad ke-20. Pengembangan bahasa Indonesia peranannya tidak hanya sebagai
sarana ilmu, seni sastra, serta pengungkap budaya di mana menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu
pengetahuan serta media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga
Indonesia. Dalam pengembangan bahasa Indonesia, juga terdapat tantangan yang cukup berat
dalam pengembangannya. Namun, sekarang telah dibentuk Undang-Undang Bahasa No. 24
tahun 2009 sebagai pedoman masyarakat Indonesia untuk mengatasi tantangan itu.
makalah pembinaan bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
Anda mungkin sering mendengar bahkan juga menggunakan istilah pembinaan dan istilah
pengembangan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Kata pembinaan tentu saja berhubungan
erat dengan kegiatan membina, sedangkan kata pengembangan sangat berhubungan dengan
kegiatan mengembangkan bahasa. Oleh sebab itu, ada dua hal yang harus dibedakan, yaitu usaha
pembinaan bahasa dan usaha pengembangan bahasa.
Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang dilakukan
untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia supaya dapat memenuhi fungsi dan
kedudukannya.
Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam
hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan
utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Bahasa Indonesia merupakan alat
pokok fundamental dalam proses pendidikan. Begitupun halnya dengan bahasa daerah dan bahasa
asing yang juga digunakan sebagai wahana komunikasi yang memiliki fungsi dan kedudukan masing-
masing.
PEMBAHASAN
1. Komponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara keseluruhan sampai dengan
penggolongan serta hubungan-hubungan bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia, bahasa asing,
atau bahasa daerah.
2. Komponen afektif menyangkut perasaan atau emosi yang mewarnai atau menjiwai pengetahuan
yang terdapat di dalam komponen kognitif. Komponen afektif menyangkut nilai rasa, baik atau tidak
baik, suka atau tidak suka.
Target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa yang amat penting adalah
menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif tersebut tidak dapat
diukur dengan angka-angka, tetapi dapat dilihat dalam komponen perilaku.
3. dalam Komponen perilaku terdapat nilai moral yang muncul dan berhubungan erat dengan
kecenderungan berbuat atau beraksi dengan cara tertentu.
B. Meningkatkan Kegairahan
Kegiatan pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan berbahasa
Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan, seberapa banyak seseorang itu secara
konsisten bergairah memakai bahasa Indonesia? Jika seseorang telah bergairah memakai bahasa
Indonesia dalam berkomunikaasi dengan orang lain, orang itu harus meningkatkan lagi
kegairahannya itu dalam mempergunakan bahasa Indonesia.
Contoh
Dalam suatu rapat resmi seorang pejabat menyampaikan pidatonya sebagai sambutan resmi sebagai
berikut:
Saudara-saudara,
Seperti hal yang saya sampaikan tadi bahwa untuk mendrop beberpa spare part yang kita
pesan dari luar negeri di airport sore ini, saya menganjurkan dan meminta agar tenaga-tenaga yang
telah di-upgradinglah yang harus berangkat ke sana. Jika policy ini disalahgunakan, saya akan
melakukan feedback terhadap tindakan itu. Perlu juga saudara ketahui bahwa apa yang saya katakan
terakhir itu bersifat off the record.
Kutipan pidato di atas, memperlihatkan bahwa pejabat yang berbicara itu tidak bergairah
memakai bahasa Indonesia. Pejabat tersebut harus dibina pemakaian bahasanya sehingga dia tidak
menggunakan kata-kata asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Jika Anda
berhasil meyakinkan pejabat itu bahwa semua kata asing tersebut sudah ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, berarti Anda telah berhasil melakukan pembinaan bahasa dengan baik. Dengan
jelas sekali Anda melihat beberapa kata asing dipakai dalam teks. Kata-kata yang dimaksudkan
adalah mendrop, spare part, air port, upgrading, policy, feedback, off the record. Bukankah kata-kata
tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia? Kata mendrop sama dengan menurunkan,
mengantarkan; kata spare part berpadanan dengan kata suku cadang; kata air port berpadanan
dengan kata bandar udara; kata upgrading berpadanan dengan kata penataran; kata policy
berpadanan dengan kata kebijaksanaan; kata feedback berpadanan dengan kata umpan balik; dan
kata off the record berpadanan dengan kata cegah siar.
C. Meningkatkan Keikutsertaan
Kegiatan pembinaan harus pula terlihat dalam kegiatan meningkatkan keikutsertaan khalayak
sasaran di dalam menjaga mutu bahasa Indonesia. Apa yang disebut dengan “mutu” bahasa itu
harus dihubungkan dengan bermacam-macam persoalan, seperti persoalan hubungan kata tabu,
persoalan kependengaran yang tidak menyinggung perasaan, dan ketidaklaziman yang agak
mencolok. Kalau Anda telah menyangsikan suatu bentuk bahasa, baik kata dan frase, maupun
kalimat berarti Anda telah ikut serta menjaga mutu bahasa. Jika Anda bertanya, “Apakah bentuk
frase mengejar ketinggalan sudah benar dalam bahasa Indonesia,” maka Anda sudah membina
bahasa, Anda sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembinaan bahasa. Dengan demikian, target
mudah diukur, seberapa jauh orang bertanya tentang kebenaran kata, frase, dan kalimat. Jadi, jika
orang telah meragukan tentang bentuk-bentuk bahasa dan ingin tahu bentuk yang benar dari suatu
untaian kata, frase, atau kalimat berarti sudah terbina bahasanya dengan baik.
Kegiatan pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia telah dikumandangkan pada
berbagai kesempatan dan telah dilaksanakan dengan baik. Pemantapan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia itu disertai pula dengan pembenahan aksara bahasa Indonesia yang dalam
kegiatan-kegiatan tertentu harus dibina dengan menularkannya kepada orang-orang atau kelompok-
kelompok masyarakat yang belum tahu membaca dan menulis yang disebut dengan buta aksara.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia tentulah akan mencerminkan nilai-
nilai sosial budaya yang dapat mendasari rasa kebanggaan kita. Rasa kebanggaan tidak mudah dibina
di dalam masyarakat yang sudah tercemar oleh pengaruh budaya asing. Namun, ada rasa
kebanggaan tersendiri karena dapat melestarikan bahasa Indonesia. Dengan rasa kebanggaan ini
pula, bahasa Indonesia akan tetap dipakai dalam semangat kebangsaan.
Bagaimana halnya dengan bahasa Indonesia yang mempunyai fungsi sebagai lambang jatidiri
kebangsaan atau lambang identitas nasional kita dilecehkan orang? Agak sulit rasanya untuk
mengukur seberapa jauh ketersinggungan kita jika dibandingkan dengan ketersinggungan kita
karena pelecehann terhadap bendera merah putih. Yang jelas reaksi kita merasa tersingung.
Ketersinggungan itu menunjukkan bahwa kita memiliki sikap positif terhadap bahasa nasional itu.
Kita akan merasa tidak senang apabila melihat pengutamaan pemakaian bahasa Inggris di atas
bahasa Indonesia seperti tampak dalam dunia niaga. Kalau rasa tidak senang itu berkembang
menjadi keprihatinan, kadar sikap positif terhadap bahasa nasional kita itu makin bertambah,
berkembang lebih jauh menjadi tindakan dalam bentuk keterlibatan langsung dalam upaya nyata
penertiban pemakaian bahasa asing, kadar sikap positif makin bertambah lagi. Begitulah seterusnya.
Sikap positif yang dijabarkan tersebut pada dasarnya merupakan perwujudan dari sikap
menjunjung bahasa nasional. Kita menjunjung bahasa nasional kita karena kita menyadari akan
fungsi bahasa nasional sebagai lambang jatidiri bangsa. Tentulah bahasa Indonesia memiliki
jatidirinya sendiri pula sehingga serasi dengan lambang jatidiri bangsa kita yang lainnya. Bahasa
Indonesia akan memiliki identitasnya sendiri kalau kita sebagai pemakai membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia itu bersih dari
unsur-unsur bahasa lain. Namun, kalau unsur asing itu diperlukan, tentulah kita dapat menerimanya
sepanjang bermanfaat bagi pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
c. Alat Penyatuan
Fungsi ketiga dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah menjadi alat yang
memungkinkan terwujudnya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Dalam kata-
kata Sumpah Pemuda 1928 bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan. Dengan bahasa
Indonesia, orang Jawa dapat berkomunikasi dengan orang Batak, misalnya. Demikan juga dengan
orang Bali dapat berkomunikasi dengan orang dari daerah lainnya, dan seterusnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia menjadi alat yang memungkinkan berbagai suku
bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa perlu menanggalkan identitas
kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan.
d. Alat Penghubung
Fungsi keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahwa bahasa Indonesia itu
berfungsi sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Anda dapat membayangkan
bagaimana seandainya berbagai suku bangsa yang ada di Nusantara ini yang bertebaran di berbagai
daerah tidak mempunyai bahasa Indonesia yang menjembatani keberagaman bahasa ibu. Di sini
dapatlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia itu menjadi jembatan budaya di antara suku-suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan latar belakang kebahasaan yang berbeda-beda.
Sebagai jembatan budaya, bahasa Indonesia dapat memperkenalkan kita berbagai kreasi
budaya dari berbagai suku bangsa. Dengan bahasa Indonesia, seni pertunjukan wayang yang
biasanya menggunakan bahasa daerah, bahasa Jawa, Sunda atau Bali misalnya, dapat dinikmati oleh
kelompok suku bangsa di luar suku-suku bangsa itu. Jadi, fungsi penghubung antarbudaya yang
diemban pada gilirannya akan memperkaya bahasa Indonesia itu dengan kekayaan budaya yang
terkandung dalam bahasa daerah. Makin berperan fungsi itu, maka kayalah bahasa Indonesia itu dan
sekaligus makin berkembanglah bahasa Indonesia . Dalam hubungannya dengan kreasi budaya asing,
bahasa Indonesia juga dapat berperan memperkenalkan kita dengan nilai budaya asing. Dalam
konteks ini bahasa Indonesia makin diperkaya lagi. Chairil Anwar yang kita kenal sebagai penyair
utama kita telah mencoba menjadi penerjemah pikiran konsep Barat dengan kerja keras menyadur
beberapa sajak dari sastra Belanda dan Inggris. Hasilnya adalah bahasa Indonesia menjadi lebih
berkembang lagi, bahasa Indonesia yang modern. Demikian pula halnya dengan beberapa upaya
yang telah dilakukan oleh para pengarang yang mengindonesiakan karya asing.
Berfungsinya bahasa Indonesia sebagai lambang dan sebagai alat tersebut amat bergantung kepada
sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia itu.
Kegiatan Bulan bahasa dan Sastra merupakan rangkaian acara kebahasaan dan kesastraan,
berlangsung selama satu bulan, bertujuan meningkatkan pemasyarakatan bahasa dan apresiasi
sastra di Indonesia, yaitu menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Oleh sebab itu, sasaran kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra adalah para peminat bahasa dan sastra,
para guru,mahasiswa, siswa, dan masyarakat umum. Kegiatan yang dilaksanakan dalam Bulan
Bahasa dan Sastra meliputi kegiatan kebahasaan dan kegiatan kesastraan.
Kegiatan kebahasaan meliputi ;
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di
pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang
santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi, seperti dalam kuliah,
dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa
Indonesia yang resmi, yang selalu memperhatikan norma bahasa.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah
atau aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan,
kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah
penataan penalaran. Jika ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan
dengan saksama, dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, sehingga pemakaian bahasa
Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian
bahasa tersebut dianggap tidak benar.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku.
Pemakaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Batak dalam berbahasa
Indonesia pada situasi resmi sebaiknya dikurangi. Kata memuaskan yang diucapkan memuasken
bukanlah lafal bahasa Indonesia.
Pemakaian lafal asing sama saja salahnya dengan pemakaian lafal daerah. Ada orang yang
sudah biasa mengucapkan kata logis dan sosiologi menjadi lohis dan sosiolohi. Ada lagi pemakai
bahasa yang mengucapkan kata sukses menjadi sakses. Kesemuanya itu merupakana pengucapan
yang perlu dibenahi jika kita berbicara dengan bahasa Indonesia dalam situasi resmi.
Kalimat yang diucapkan atau dituliskan haruslah kalimat yang benar. Artinya, kalimat tersebut
harus dilandasi suatu pemikiran yang jernih, harus ditunjang oleh bahan bukti atau data yang benar.
Sebaliknya, jika kalimat ditulis berawal dari pemikiran yang kusut atau alasan yang sesat, kalimat
yang lahir adalah kalimat yang salah nalar, yakni kalimat yang disebabkan oleh ketidaktepatan orang
mengikuti tata cara pikirannya. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang salah nalar.
1. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, maka selesailah penyusunan skripsi ini tepat pada
waktunya.
Kalimat di atas merupakan kalimat yang salah nalar. Tidak mungkin penyusunan skripsi akan
selesai hanya dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. Makalah harus dikerjakan dengan
tekun, teliti, dan sabar. Penyusun skripsi harus berani mengatasi segala rintangan dan hambatan
yang dihadapinya dalam penyusunan itu. Jika hal-hal itu dapat dilalui, mudah-mudahan penyusunan
skripsi itu selesai.
Tentu kita percaya betul bahwa Tuhan selalu melimpahkan karunia-Nya kepada hamba-Nya,
termasuk kepada penyusun skripsi. Dengan karunia Tuhan yang diterimanya, penyusun skripsi dapat
bekerja dengan tekun dan sabar, dapat mengatasi segala hambatan yang dihadapinya. Untuk itulah,
ia memanjatkan puji syukur kepada Tuhan atas keberhasilannya. Berdasarkan uraian di atas, kita
dapat menggunakan kalimat berikut agar penalaran kita tidak sesat.
a. Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan
kepada penyusun sehingga skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
b. Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kekuatan yang diberikan-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
2. Sekarang kita tiba pada acara berikut, yaitu sambutan dari bapak X. Waktu dan tempat kami
persilakan.
Seorang teman sejawat saya hadir dalam sebuah pertemuan karena beliau memang diminta
berbicara pada kesempatan itu. Setelah tiba saatnya, pembawa acara berkata, “Sekarang kita tiba
pada acara berikut, yaitu sambutan dari Bapak X. Waktu dan tempat kami persilakan” Ketika itu,
bapak X itu tetap duduk di kursinya, tidak juga memperlihatkan sikap akan meninggalkan tempat
duduknya. Pembawa acara mengulang kembali permintaannya, “Bapak X, kami persilakan tampil ”.
Barulah teman saya itu meninggalkan tempat duduknya, berjalan ke arah podium, berdiri di sana,
dan sejenak kemudian memulai pembicaraannya.
Kata bapak itu, “ Saya tadi tidak berdiri dan melakukan apa yang diminta oleh Saudara
pembawa acara karena tadi saya dengar bukan saya yang dipersilakan. Tetapi, yang dipersilakan itu
adalah waktu dan tempat. Hadirin tertawa, Gerrr,,,
Ini bukan sebuah lelucon, tetapi benar-benar terjadi. Nah, Anda melihat bahwa apa yang
dikatakan oleh pembawa acara itu juga diucapkan oleh sebagian besar orang yang ditugasi menjadi
pembawa acara dalam pertemuan-pertemuan. Mereka tidak lagi berpikir bahwa kalimat itu salah,
tidak logis. Di mana ada waktu dan tempat yang dapat dipersilakan.
BAB III
PENUTUP
2.8. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembinaan bahasa adalah cara atau kegiatan pemeliharaan bahasa. Dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa erat kaitannya dengan pengertian pembinaan bahasa indonesia, tujuan
pembinaan bahasa indonesia, kegiatan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan bahasa
indonesia, kalimat tidak logis atau tidak bernalar.
2.9. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, maka
sudah selayaknya kita senantiasa tetap memelihara bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
A. Latar Belakang
Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia., bahasa daerah, pengajaran bahasa asing
supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya.
Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam
hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama
dan utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Jadi bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama, alat utama, dan alat
pokok fundamental dalam proses pendidikan. Begitupun halnya dengan bahasa daerah dan
bahasa asing yang juga digunakan sebagai wahana komunikasi dan memiliki fungsi dan
kedudukan masing-masing.
Jadi, pembinaan dan pengembangan bahasa tidak hanya berfokus pada lingkup bahasa
Indonesia, namun juga mencakup bahasa daerah dan juga bahasa asing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemahaman yang telah dipaparkan tersebut, maka beberapa rumusan masalah
yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan bahasa, yaitu :
1. Apa hakikat pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana pembinaan sikap berbahasa Indonesia ?
3. Bagaimana sikap positif terhadap Bahasa Indonesia ?
4. Bagaiamana upaya meningkatkan kegairahan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar ?
5. Bagaimana peran serta kita dalam meningkatkan mutu dan disiplin penggunaan dan
penguasaan Bahasa Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk memahami hakikat pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia.
2. Untuk memahami pembinaan sikap berbahasa Indonesia.
3. Untuk memahami sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
4. Untuk memahami upaya meningkatkan kegairahan penggunaan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
5. Untuk memahami bagaimana meningkatkan mutu dan disiplin penggunaan dan
penguasaan Bahasa Indonesia.
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa adalah cara atau kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan bahasa. Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa erat kaitannya dengan
pembinaan sikap Berbahasa Indonesia, sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, upaya
meningkatkan kegairahan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta
memahami bagaimana meningkatkan mutu dan disiplin penggunaan dan penguasaan Bahasa
Indonesia.u
B. Saran.
Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, maka
sudah selayaknya kita senantiasa tetap memelihara bahasa nasional kita, yaitu bahasa
Indonesia dengan berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi verbal merupakan bentuk produk kreatifitas manusia
.Dengan demikian, manusia merupakan pakan makhluk yang berbahasa .Sedangkan, makhluk lain
tidak dapat berbahasa, misalnya binatang .Oleh karena itu bersifat murni manusiawi sehingga
banyak orang mereka-reka bagaimana awal mula manusia berbahasa .
bahasa indonesia sebagai wahana komunikasi dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan
formal. Pemakaian bahasa indonesia sejak tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat
perguruan tinggi menunjukkan kemantapan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
Pendidikan dan pengajaran bahasa indonesia bertujuan membina ketrampilan siswa berbahasa
indonesia dengan baik dan benar dalam upaya meningkatkan mutu manusia indonesia sebagai
bekal menghadapi kehidupan masa kini dan mendatang. Bahasa adalah alat pertama dan utama
untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Bahasa indonesia merupakan alat
pertama, utama, dan alat pokok fundamental dalam proses pendidikan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini antar lain :
Bertolak pada latar belakang di atas, maka hal-hal yang menjadi permasalahan adalah sebagai
berikut :
1.4 Manfaat
2) Makalah ini diharapkan sebagai bahan masukan untuk ilmu pengetahuan di masa yang akan
datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi bahasa adalah sebagai alat kamunikasi dan bermasyarakat karena bahasa hanya dimiliki
oleh manusia yang merupakan sebuah anugrah dari Maha Pencipta. Dalam kegiatan berbahasa
baik secara lisan maupun tulisan keduanya mempunyai kedudukan yang sejajar. dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi yang sering
dipengaruhi bahasa daerah. Seperti suku sasak, secara otomatis dalam kehidupan atau cara
bergaul dengan teman atau rekan sedaerah akan menggunakan bahasa sasak sebagai alat
komunikasinya.
Hal ini berbeda dengan lingkungan formal, seperti lembaga sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya. Bahasa lisan yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa
Indonesia sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa. Adapun tujuan Bahasa Indonesia diberikan
kepada siswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lain halnya dengan
lingkung masyarakat dikeluarga bahwa orang yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam
pergaulannya di anggap sombong.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling vital bagi umat manusia. Bahasa memiliki sifat
yang dinamis sesuai dengan perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Kedinamisan bahasa menuntuut dilakukannya upaya pembinaan bahasa Indonesia. Pembinaan
bahasa merupakan upaya sadar, terencana dan sisitematis tentang peningkatan mutu bahasa
sehingga masyarakat pemakainya memiliki kebanggaan dan kegairahan menggunakannya.
Batasan tersebut tampak sejalan dengan peningkatan jumlah pemakai bahasa lewat penyebaran
hasil pembakuan, penyuluhan, pembimbingan serta penetapan kedudukan dan fungsi bahasa.
Pembinaan bahasa Indonesia sebagai sebuah proses, dilaksanakan dalam berbagai usaha seperti
pengajaran bahasa Indonesia. Pembinaan bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki peran :
1. Memperkenalkan ciri – ciri dan dan membangkitkan penghargaan pada bahasa Indonesia
baku dan bahasa Indonesia non – baku.
2. Memperkenalkan ciri – ciri fungsi berbagai varian bahasa yang ada sehingga pengajaran
bahasa Indonesia lebih relevan untuk anak didik dan memperkecil jarak antara sekolah dan
masyarakat.
3. Memandu siswa mempergunakan ciri bahasa yang tepat sesuai dengan fungsinya.
Khalayak sasaran dan target yang hendak dicapai. Khalayak sasaran dapat terdiri atas berbagai
golongan misalnya :
1. Penutur asli
3. Masih bersekolah
4. Tidak bersekolah
5. Guru
6. Karyawan
Target yang hendak dicapai dalam usaha pembinaan bahasa Indonesia adalah :
Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran dan pemasyarakatan.
Sedangkan, yang dimaksud dengan pengembangan adalah upaya meningkatkan mutu bahasa agar
dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat. Upaya pengembangan
itu, antara lain, meliputi penelitian, pembakuan, dan pemeliharaan. Usaha pembinaan melalui
pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem persekolahan dilakukan dengan mempertimbangkan
bahasa sebagai satu keseluruhan berdasarkan kontekspemakaian yang ditujukan untuk
peningkatan mutu penguasaan dan pemakaian bahasa yang baik dengan tidak mengabaikan
adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang hidup dalam masyarakat. Peningkatan mutu
pendidikan bahasa itu dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
2. pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan
metodologi pengajaran bahasa.
4. pengembangan sarana pendidikan bahasa yang memadai, terutama sarana uji kemahiran
bahasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi hal-hal yang dapat disimpulkan pada penyusunan makalah ini antaralain :
1) Bahasa indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
c. Alat pemersatu seluruh warga negara yang mempunyai ragam bahasa dan kebudayaan.
b. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembanngunan serta pemerintahan.
c. Bahasa resmi didalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) Bahasa sebagai bagian atau alat pendidikan nasional, pengajaran bahasa indonesia.