Dibuat Oleh :
Andre Sasongko Jati Pratama (4202114060)
Putri Salsabilla (4202114069)
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3.1 Kesimpulan
3.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk memahami pengertian pembinaan Bahasa Indonesia.
2. Untuk memahami tujuan pembinaan bahasa indonesia
3. Untuk memahami sasaran pembinaan bahasa Indonesia
4. Untuk memahami proses pengembangan dan pembinaan bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.4.1 Perencanaan
2.4.1.1 Perencanaan Bahasa
Pihak perencanaan bahasa dapat berupa badan pemerintah yang resmi, yang secara khusus ditugasi
memajukan dan mengembangkan bahasa dan pemakaiannya, atau pihak di luar pemerintah yang,
baik secara berkelompok maupun perorangan, berperan dalam perencanaan pengembangan atau
pembinaan bahasa. Di Indonesia pemerintah Belanda pada tahun 1908 mendirikan Cmmissie voor
de Volkslectuur yang pada tahun 1917 berubah menjadi Balai Poestaka yang lewat majalahnya Sari
Poestaka, Pandji Poestaka, dan Kedjawen dapat dianggap perencana dan pengembang bahasa.
Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang membentuk dua Komisi Bahasa Indonesia (di Jawa dan
Sumatara), yang masing-masing bertugas mengembangkan bahasa Indonesia lewat pembentukan
istilah keilmuan, penyusunan tata bahasa baru, dan penentuan kata pungutan yang baru. Sesudah
proklamasi, pemerintah RI membentuk Panitia Pekerdja Bahasa Indonesia pada tahun 1947 untuk
mengembangkan peristilahan, menyusun tata bahasa bahasa sekolah, dan mempersiapkan kamus
baru untuk keperluan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Sebagai gantinya, pada tahun 1948
pemerintah menetapkan pembentukan Balai Bahasa yang bertugas memperhatikan, meneliti, dan
mempelajari bahasa Indonesia dan semua bahasa daerah Nusantara, serta memberikan
pertimbangan, petunjuk, dan pimpinan kepada masyarakat tentang hal bahasa Indonesia dan bahasa
daerah Nusantara.
2.4.2 Pelaksanaan
Jika pelaksanaan menyangkut pengembangan bahasa, maka kegiatannya ialah kodifikasi norma yang
dinyatakan berlaku untuk tata ejaan, tata bahasa, kosa kata, dan norma berbagai ragam
fungsional bahasa yang dipamerkan sehingga sandi bahasa itu dapat memenuhi syarat kepadanan
yang dituntut oleh berbagai jenis wacana. Bentuk kodifikasi itu berupa pernyataan eksplisit tentang
norma.
Proses kodifikasi di bidang pengembangan sandi bahasa dan pemekaran ragam fungsional itu berupa
pedoman ejaan, buku tata bahasa, pedoman pembentukan istilah, berbagai jenis kamus, seperti:
kamus umum, kamus baku, kamus sinonim dan antonim, kamus geografi, kamus istilah, pedoman
surat-menyurat, dan berbagai buku pedoman ragam wacana yang berhubungan dengan dunia ilmu,
jurnalistik, kesusastraan, dan sebagainya.
2.4.3 Penilaian
Penilaian atau evaluasi bertalian dengan pemonitoran dan penimbangan usaha perencanaan dan
hasil pelaksanaan. Termasuk juga di dalamnya pengumpulan data balikan (feedback) mengenai
perubahan bahasa yang terjadi, atau tidak terjadi, yang selanjutnya merupakan bahan masukan baru
untuk tahap perencanaan dan pelaksanaan yang berikut. Data balikan itu dapat mewajibkan para
perencana atau pengembang memodifikasi rancangannya atau kegiatannya (Karam 1974) via
Moeliono (1985: 30).
Rubin (1971a) via Moeliono (1985: 30) mengajukan pendapat bahwa teknik penilaian formal dapat
mempermuda penimbangan kita terhadap berbagai sasaran, strategi, dan kekonsistenan antara
sasaran dan strategi, antara strategi dan hasil akhir yang diramalkan. Pada tahap pengumpulan data,
seorang penilai dapat membantu perencanaan bahasa mengidentifikasi masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya, pada tahap perencanaan, seorang penilai dapat membantu dalam penyusunan sasaran,
strategi, dan hasil yang harus dicapai. Di samping itu, ia dapat ikut merumuskan kriteria yang dapat
membandingkan pengaruh dan akibat berbagai sasaran dan strategi yang dipilih. Kriteria itu
selanjutnya berguna untuk menentukan urutan prioritas pada sasaran dan strategi yang dapat dipilih
itu.
Usaha peninjauan yang kritis terhadap terhadap perencanaan dan pelaksanaan sangatlah penting
jika kita benar-benar mengharapkan keefektifan rancangan kita. Hanya lewat penilaian yang
merupakan bagian integral dan yang sambung menyambung dalam usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa, kita dapat mengubah dan memperbaiki program kita dan menyesuaikan diri
kita berdasarkan pengalaman yang sifatnya menyenangkan atau menggetirkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing
supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya.
4. Proses pembinaan dibedakan menjadi dua yaitu perencanaan lalu dilanjutkan dengan
pelaksanaan
3.2 Saran.
Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, maka sudah
selayaknya kita senantiasa tetap memelihara bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia dengan
berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta berusaha mengajarkannya agar
bangsa Indonesia lebih mengenal lagi bahasa pemersatu di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Mansur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan dan
Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara