Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAHASA INDONESIA

RAGAM,PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampuh : Yeni Setiati, S.Pd., M.Pd.

Dibuat Oleh :
Andre Sasongko Jati Pratama (4202114060)
Putri Salsabilla (4202114069)

D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Rumusan Masalah

1.3  Tujuan

BAB II: PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia

2.2  Tujuan Pembinaan Bahasa Indonesia

2.3  Sasaran Umum Pembinaan Indonesia

2.4  Proses Pengembangan dan Pembinaan Bahasa indonesia

BAB III: PENUTUP

3.1  Kesimpulan

3.1  Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anda mungkin sering mendengar bahkan juga menggunakan istilah pembinaan dan istilah
pengembangan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Kata pembinaan tentu saja
berhubungan erat dengan kegiatan membina, sedangkan kata pengembangan sangat
berhubungan dengan kegiatan mengembangkan bahasa. Oleh sebab itu, ada dua hal yang
harus dibedakan, yaitu usaha pembinaan bahasa dan usaha pengembangan bahasa.
Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia supaya dapat memenuhi fungsi dan
kedudukannya.
Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam
hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama
dan utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Bahasa Indonesia
merupakan alat pokok fundamental dalam proses pendidikan. Begitupun halnya dengan
bahasa daerah dan bahasa asing yang juga digunakan sebagai wahana komunikasi yang
memiliki fungsi dan kedudukan masing-masing
.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemahaman yang telah dipaparkan tersebut, maka beberapa rumusan masalah
yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan bahasa, yaitu :
1.      Apa pengertian pembinaan bahasa indonesia ?
2.      Apa tujuan pembinaan bahasa indonesia?
3.      Apa saja sasaran umum pembinaan bahasa indonesia?
4.      Bagaimana proses pengembangan dan pembinaan bahasa?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1.      Untuk memahami pengertian pembinaan Bahasa Indonesia.
2.      Untuk memahami tujuan pembinaan bahasa indonesia
3.      Untuk memahami sasaran pembinaan bahasa Indonesia
4.      Untuk memahami proses pengembangan dan pembinaan bahasa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia


Hasil perumusan bahasa Seminar Politik Bahasa Nasional (1975) telah disebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa
asing supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilakukan meliputi usaha-usaha pembakuan
agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, tetap dan efesien dalam komunikasi. Untuk
kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa pembinaan terutama ditujukan kepada
penuturnya, yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia, dan pengembangan bahasa dalam
segala aspeknya.
Usaha pembinaan bahasa berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan penyebaran bahasa
Indonesia ke khalayak sasaran dengan berbagai cara seperti usaha penyuluhan, penataran, dan
pendemonstrasian. Jika dipandang dari segi khalayak sebagai sasaran pembinaan tersebut,
khalayak tersebut dapat terdiri atas berbagai golongan, baik golongan penutur asli, maupun
golongan bukan penutur asli, orang yang masih bersekolah, ataupun orang yang sudah tidak
bersekolah lagi, khalayak guru pada semua jenis dan semua jenjang pendidikan, khalayak
orang yang berada di komunikasi media massa, seperti majalah, surat kabar, radio, dan
televisi, serta khalayak di bidang industri, perniagaan, penerbit, perpustakaan, dan pada
lingkungan sastrawan.
2.2  Tujuan Pembinaan Bahasa Indonesia
2.2.1  Penumbuhan Sikap
Sikap bahasa adalah salah satu sikap dari berbagai sikap yang mungkin ada. Sikap adalah
kesiapan beraksi. Sikap adalah kesiapan mental dan saraf yang terbentuk melalui pengalaman
yang memberikan arah kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan yang
menyangkut sikap itu (Halim,1976:68).
2.2.2        Meningkatkan Kegairahan
Kegiatan pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan berbahasa
Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan, seberapa banyak seseorang itu secara
konsisten bergairah memakai bahasa Indonesia? Jika seseorang telah bergairah memakai
bahasa Indonesia dalam berkomunikaasi dengan orang lain, orang itu harus meningkatkan
lagi kegairahannya itu dalam mempergunakan bahasa Indonesia.
2.3  Sasaran umum pembinaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan manusia, seperti bidang
kebudayaan, ilmu dan teknologi. Kebudayaan, ilmu dan teknologi berkembang sejalan
dengan perkembangan zaman. Perkembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi itu
membuat bahasa juga ikut berkembang. Selain itu, luas wilayah pemakaian bahasa
Indonesia yang tersebar di pulau pula yang secara geografis terpisahkan oleh laut
memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu,
perlu diadakan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yang berkesinambungan. Di
dalam hasil rumusan Seminar Politik Bahasa Nasional (1975) disebutkan bahwa yang
dimaksud pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa. Usaha-
usaha pembinaan ini mencakup upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berbahasa. Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran dan
pemasyarakatan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengembangan adalah upaya
meningkatkan mutu bahasa agar keperluan masyarakat terpenuhi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam  pembinaan Bahasa Indonesia adalah tujuan, siswa,
lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat  dan Sarana
kurikulum, guru, metode, alat pengajaran dan evaluasi. Tujuan maksudnya adalah tujuan
pengajaran harus mencakup tiga asfek yaitu : pemahaman, keterampilan dan sikap. Secara
operasional rumusan tujuan harus dapat dievaluasi sehingga dapat diketahui tujuan berhasil
atau tidak. Murid adalah murid sebagai subjek didik harus diperhatikan, karena bagi murid
yang baru pandai berbahasa Indonesia akan mempengaruhi stategi pembelajaran di kelas.
Bagi murid yang sudah mahir berbahasa Indonesia maka guru akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi ajar dan cepat dapat dipahami murid. Lingkungan maksudnya
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat mempengaruhi.

2.4.      Proses Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

2.4.1    Perencanaan

2.4.1.1  Perencanaan Bahasa

Pihak perencanaan bahasa dapat berupa badan pemerintah yang resmi, yang secara khusus ditugasi
memajukan dan mengembangkan bahasa dan pemakaiannya, atau pihak di luar pemerintah yang,
baik secara berkelompok maupun perorangan, berperan dalam perencanaan pengembangan atau
pembinaan bahasa. Di Indonesia pemerintah Belanda pada tahun 1908 mendirikan Cmmissie voor
de Volkslectuur yang pada tahun 1917 berubah menjadi Balai Poestaka yang lewat majalahnya Sari
Poestaka, Pandji Poestaka, dan Kedjawen dapat dianggap perencana dan pengembang bahasa.
Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang membentuk dua Komisi Bahasa Indonesia (di Jawa dan
Sumatara), yang masing-masing bertugas mengembangkan bahasa Indonesia lewat pembentukan
istilah keilmuan, penyusunan tata bahasa baru, dan penentuan kata pungutan yang baru. Sesudah
proklamasi, pemerintah RI membentuk Panitia Pekerdja Bahasa Indonesia pada tahun 1947 untuk
mengembangkan peristilahan, menyusun tata bahasa bahasa sekolah, dan mempersiapkan kamus
baru untuk keperluan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Sebagai gantinya, pada tahun 1948
pemerintah menetapkan pembentukan Balai Bahasa yang bertugas memperhatikan, meneliti, dan
mempelajari bahasa Indonesia dan semua bahasa daerah Nusantara, serta memberikan
pertimbangan, petunjuk, dan pimpinan kepada masyarakat tentang hal bahasa Indonesia dan bahasa
daerah Nusantara.

2.4.2        Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya dibedakan menjadi :

1.      Pengembangan Sandi Bahasa

Jika pelaksanaan menyangkut pengembangan bahasa, maka kegiatannya ialah kodifikasi norma yang
dinyatakan berlaku untuk tata ejaan, tata bahasa, kosa kata, dan norma berbagai ragam
fungsional  bahasa yang dipamerkan sehingga sandi bahasa itu dapat memenuhi syarat kepadanan
yang dituntut oleh berbagai jenis wacana. Bentuk kodifikasi itu berupa pernyataan eksplisit tentang
norma.

Proses kodifikasi di bidang pengembangan sandi bahasa dan pemekaran ragam fungsional itu berupa
pedoman ejaan, buku tata bahasa, pedoman pembentukan istilah, berbagai jenis kamus, seperti:
kamus umum, kamus baku, kamus sinonim dan antonim, kamus geografi, kamus istilah, pedoman
surat-menyurat, dan berbagai buku pedoman ragam wacana yang berhubungan dengan dunia ilmu,
jurnalistik, kesusastraan, dan sebagainya.

2.4.3        Penilaian

Penilaian atau evaluasi bertalian dengan pemonitoran dan penimbangan usaha perencanaan dan
hasil pelaksanaan. Termasuk juga di dalamnya pengumpulan data balikan (feedback) mengenai
perubahan bahasa yang terjadi, atau tidak terjadi, yang selanjutnya merupakan bahan masukan baru
untuk tahap perencanaan dan pelaksanaan yang berikut. Data balikan itu dapat mewajibkan para
perencana atau pengembang memodifikasi rancangannya atau kegiatannya (Karam 1974) via
Moeliono (1985: 30).

Teknik penilaian formal

Rubin (1971a) via Moeliono (1985: 30) mengajukan pendapat bahwa teknik penilaian formal dapat
mempermuda penimbangan kita terhadap berbagai sasaran, strategi, dan kekonsistenan antara
sasaran dan strategi, antara strategi dan hasil akhir yang diramalkan. Pada tahap pengumpulan data,
seorang penilai dapat membantu perencanaan bahasa mengidentifikasi masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya, pada tahap perencanaan, seorang penilai dapat membantu dalam penyusunan sasaran,
strategi, dan hasil yang harus dicapai. Di samping itu, ia dapat ikut merumuskan kriteria yang dapat
membandingkan pengaruh dan akibat berbagai sasaran dan strategi yang dipilih. Kriteria itu
selanjutnya berguna untuk menentukan urutan prioritas pada sasaran dan strategi yang dapat dipilih
itu.

Beberapa studi kasus

Usaha peninjauan yang kritis terhadap terhadap perencanaan dan pelaksanaan sangatlah penting
jika kita benar-benar mengharapkan keefektifan rancangan kita. Hanya lewat penilaian yang
merupakan bagian integral dan yang sambung menyambung dalam usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa, kita dapat mengubah dan memperbaiki program kita dan menyesuaikan diri
kita berdasarkan pengalaman yang sifatnya menyenangkan atau menggetirkan.

BAB III

PENUTUP

3.1  Simpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

1.      pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing
supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya.

2.      Tujuan bahasa Indonesia adalah memumbuhkan sikap,meningkatkan kegairahan,


meningkatkan keikutsertaan, dan meningkatkan mutu bahasa sedangkan

3.      Sasaran umum yaitu keluarga subjek, sekolah dan masyarakat

4.      Proses pembinaan dibedakan menjadi dua yaitu perencanaan lalu dilanjutkan dengan
pelaksanaan

3.2  Saran.

Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, maka sudah
selayaknya kita senantiasa tetap memelihara bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia dengan
berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta berusaha mengajarkannya agar
bangsa Indonesia lebih mengenal lagi bahasa pemersatu di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Balawa, La Ode. 2010. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kendari : FKIP Unhalu.

Suhender. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.


Jakarta : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Muslich, Mansur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan dan
Pengembangan.  Jakarta: Bumi  Aksara

Suryaningtyas,Ike.26 september 2016 http://ikesuryaning.blogspot.co.id/2014/04/makalah-


pembinaan-bahasa-indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai