Abstrak – Pada desain sistem kontrol yang baik harus idealnya. Ukuran ini biasanya ditetapkan berdasarkan
memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu yang telah indeks unjuk kerja sistem yang bersangkutan.
ditetapkan. Persyaratan yang harus dipenuhi sistem kontrol Pada Tugas Akhir ini digunakan motor dc
disebut sebagai indeks unjuk kerja (performance index).
dengan magnet permanen sebagai plant yang akan
Indeks ini berkaitan dengan ketelitian, kestabilan dan
kecepatan tanggapan sistem. Sistem kontrol dianggap dikontrol secara real time dengan teknik kontrol
optimal jika harga – harga parameter dipilih sedemikian optimal Linear Quadratic Regulator (LQR). Pada
rupa sehingga indeks unjuk kerja yang dipilih maksimum motor dc dengan magnet permanen, perubahan
atau minimum. Sistem kontrol yang dirancang berdasarkan kecepatan motor dapat diatur dengan cara mengubah-
optimasi indeks unjuk kerja disebut sistem kontrol optimal. ubah besarnya tegangan dc yang diberikan pada motor.
Pada desain Teknik kontrol optimal Linear Untuk pengaturan sistem secara keseluruhan
Quadratic Regulator (LQR) untuk pengaturan kecepatan menggunakan komputer pribadi atau PC (Personal
motor dc, optimasi indeks unjuk kerja dilakukan dengan Computer).
mengatur nilai matriks Q, yang nantinya dapat
menghasilkan matriks penguat umpan balik K dan matriks
B. Pembatasan Masalah
tracking L yang optimal untuk indeks unjuk kerja motor dc.
Pada implementasi LQR menggunakan komputer Karena kompleksnya permasalahan yang
pribadi (PC) untuk pengaturan kecepatan putar pada plant terdapat dalam sistem ini, maka perlu adanya batasan-
motor dc secara real time didapat nilai konstanta waktu batasan untuk menyederhanakan permasalahan ini,
sistem (T) yang semakin mengecil dengan pertambahan nilai yaitu :
Q yaitu dari T = 0,36 detik pada nilai Q = 10 –6 menjadi T = 1. Teknik kontrol yang digunakan adalah teknik
0,24 detik pada nilai Q = 2. Untuk letak kutub kalang kontrol optimal Linier Quadratic Regulator
tertutup sistem (s) juga mengalami perubahan menjadi (LQR).
semakin negatif dengan pertambahan nilai Q, yaitu dari s = 2. Perancangan Linier Quadratic Regulator
–2,7778 pada nilai Q = 10 –6 menjadi s = – 4,1667 pada (LQR) secara off-line, dengan nilai matriks
nilai Q = 2. Nilai T serta s tidak berubah pada kecepatan
pembobot kendali R konstan yaitu 1 (satu).
yang berbeda, yaitu untuk nilai Q = 0,01 pada perubahan
kecepatan dari 700 – 1000 rpm didapat nilai T dan s yang 3. Metode yang digunakan untuk meminimalkan
relatif tetap yaitu T = 0,36 detik dan s = – 2,7778. indeks performansi kuadratik menggunakan
Persamaan Riccati.
Kata Kunci: Linear Quadratic Regulator (LQR), motor dc, 4. Pembahasan dititikberatkan pada analisa
indeks unjuk kerja. respon transien pada plant tanpa gangguan luar
dan tidak membahas tentang respon transien
maupun offset saat steady state akibat
I. PENDAHULUAN pengaruh gangguan luar.
5. Perangkat keras yang digunakan berbasis PC
A. Latar Belakang. (Personal Computer) dan tidak membahas
Kontrol otomatik telah memegang peranan arsitektur dan kinerja PC.
yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan 6. Plant yang dikontrol adalah kecepatan putar
teknologi. Kemajuan dalam teori dan praktek kontrol motor dc magnet permanen.
otomatik memberikan kemudahan dalam mendapatkan 7. Range kecepatan motor yang diatur adalah
performansi dari sistem, meniadakan pekerjaan – antara 700 rpm – 1000 rpm.
pekerjaan rutin dan membosankan yang harus
dilakukan manusia maupun mempertinggi laju
produksi dan kualitas suatu produk. II. DASAR TEORI
Persoalan kontrol optimal telah menarik
perhatian yang sangat besar selama dasawarsa terakhir A. Model Matematik Sistem[7],[8]
sebagai akibat meningkatnya kebutuhan sistem dengan Model matematik sistem dapat disajikan
performansi tinggi disamping tersedianya fasilitas dalam beberapa bentuk yang berbeda, bergantung dari
komputer digital. Untuk menyelesaikan persoalan sistem yang ditinjau. Sebagai contoh, dalam
sistem kontrol optimal, perlu dicari suatu aturan untuk permasalahan kontrol optimal, akan lebih mudah
menentukan pengambil keputusan sistem kontrol, menggunakan seperangkat persamaan diferensial orde
dengan beberapa kendala tertentu, yang akan pertama (state space). Sebaliknya, dalam analisis
meminimumkan suatu ukuran simpangan dari perilaku respon transien dan respon frekuensi suatu sistem satu
masukan satu keluaran, penyajian fungsi alih mungkin x1 0 1 0 0 0
akan lebih mudah digunakan. x 2 0 0
0 1 0
A.1 Fungsi Alih [7] x , A , B
Fungsi alih sistem linier parameter konstan 0 0 0 1 0
didefinisikan sebagai perbandingan dari transformasi a n an 1 an 2 a1 1
Laplace keluaran (fungsi respon y) dan transformasi x n
laplace masukan (fungsi pengggerak/referensi u), Persamaan keluaran menjadi
dengan anggapan bahwa semua syarat awal adalah nol. x1
Y(s) b0 s m b1s m 1 ... bm 1s bm x 2
G(s) .
U(s) a0 s n a1s n 1 ... an 1s an y 1 0 0
Fungsi alih tidak memberikan informasi
mengenai struktur fisik dari sistem. (Fungsi alih dari
beberapa sistem fisik yang berbeda mungkin identik). x n
Pangkat tertinggi dari s pada penyebut fungsi atau
alih sama dengan orde suku turunan tertinggi dari y = Cx .........................................................(3)
keluaran. Jika pangkat tertinggi dari s tersebut adalah dimana
n, maka sistem tersebut disebut sistem orde ke n. C = 1 0 0
Nilai – nilai A, B dan C berturut – turut
A.2 Persamaan Ruang Keadaan (State Space) [7],[8] dikenal sebagai matriks parameter keadaan, parameter
Penyajian model matematik sistem dalam input dan parameter output. Persamaan (2) dan (3)
bentuk ruang keadaan (state space) pada dasarnya selanjutnya dikenal dengan persamaan ruang keadaan
adalah menyusun hubungan antara masukan – keluaran (state space).
sistem kedalam persamaan diferensial orde pertama
dengan menggunakan notasi matriks-vektor. B. Karakteristik Sistem Orde Pertama[7]
Misalkan suatu persamaan diferensial sistem Sistem orde pertama merupakan sistem yang
orde ke n sebagai berikut: paling sederhana. Sistem ini biasa dinyatakan dalam
(n) ( n 1)
a0 y a1 y ... a n1 y a n y u .......................(1) model matematik fungsi alih sebagai berikut:
Y(s) K
dimana y adalah keluaran sistem dan u adalah G(s) ..............................................(4)
masukan. Untuk membuat model matematik U(s) Ts 1
Persamaan (1) kedalam persamaan ruang keadaan, atau dalam bentuk persamaan ruang keadaan
maka hal pertama yang harus dilakukan adalah Ty y Ku
menyusun Persamaan (1) kedalam persamaan jika
diferensial orde pertama.
Jika dimisalkan;
x y ……………....……………………....(5)
x1 y - x Ku 1 K
[x ] [ x] [u ] ........(6)
T T T
x 2 y
sehingga,
x=x
( n 1) 1 K
xn y A = [– ]; B = [ ]; C = [1]
T T
Selanjutnya Persamaan (1) dapat ditulis sebagai Nilai pole loop terbuka sistem ini adalah
x1 x 2 |sI – A| = 0.....................................................(7)
x 2 x3 Dua parameter penting pada sistem orde satu
adalah gain statis K dan konstanta waktu T. Solusi
masukan – keluaran sistem orde satu terhadap input
x n1 x n konstan N (respon step) diberikan oleh transformasi
laplace balik:
x n a n x1 ... a1 x n u
t
atau K
–1
N
T ;; t 0 ...(8)
x Ax Bu ...............................................(2) y(t)= £ K N 1 e
Ts 1 s
dimana
Kurva respon eksponensial yang diberikan
oleh Persamaan (8) ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 2 Blok diagram sistem kontrol optimal
Sistem kontrol yang baik adalah sistem kontrol
u(t) yang mempunyai daya tanggap yang cepat dan stabil,
tetapi tidak memerlukan energi yang berlebihan.
Sistem kontrol demikian dapat dicapai melalui
0,632KN pengaturan indeks performansi yang tepat. Sistem
kontrol yang dirancang berdasarkan optimasi indeks
63,2% 86,5% 95% 98,2% 99,3%
performansi disebut sistem kontrol optimal.
Pada suatu sistem, indeks performansi dipilih
sesuai dengan bagian yang akan dioptimalkan. Bentuk
T 2T 3T 4T 5T t umum dari indeks performansi adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Kurva respon sistem orde pertama terhadap masukan T
step J L(x, u, t )dt ..........................................(9)
t0
Karakteristik penting dari kurva respon
eksponensial y(t) adalah pada t = T harga y(t) adalah J= indeks performansi.
0,632 dari harga akhir K x N atau respon y(t) telah L (x,u,t) = fungsi dari x, u dan t
mencapai 63,2% perubahan totalnya. Hal ini dapat t = waktu
dilihat dengan mensubstitusi t = T ke y(t). Jadi,
y(T) = (K x N)(1 – e – 1) = 0,632K x N
Salah satu metode yang biasa digunakan untuk
dimana T adalah konstanta waktu sistem. Semakin
meminimalkan indeks performansi yaitu Persamaan
kecil konstanta waktu T, respon sistem semakin cepat.
aljabar Riccati, yang digunakan untuk mengoptimalkan
Dari Gambar 1 terlihat dalam satu konstanta
sistem proses yang berbentuk linier.
waktu, kurva respon eksponensial telah berubah dari 0
Suatu sistem kontrol akan optimal pada indeks
sampai 63,2% harga akhir. Dalam dua konstanta
unjuk kerja yang diberikan, tetapi tidak optimal lagi
waktu, respon mencapai 86,5% harga akhir. Pada t =
pada indeks unjuk kerja yang lain.
3T, 4T dan 5T, respon mencapai, masing – masing 95;
98,2; dan 99,3 % harga akhir. Jadi untuk t 4T, respon
Sistem Kontrol Optimal Linear Quadratic regulator
telah berada pada daerah 2% dibawah harga akhir. Dari
(LQR) [1],[8], [12]
Persamaan (2.10), keadaan tunak (mantap) secara
Suatu persamaan sistem
matematis hanya dapat dicapai pada harga t tak
terhingga. Meskipun demikian, dalam praktek,
x Ax Bu …………………………....(10)
estimasi yang layak dari waktu respon adalah lama sedangkan
waktu yang diperlukan kurva respon untuk mencapai u = - Kx ......................................................(11)
garis 2% dibawah harga akhir, atau empat konstanta Pada sistem kontrol optimal berdasarkan
waktu. indeks performansi kuadratis, optimasi kontrol dicapai
dengan meminimalkan nilai indeks performansi
C. Sistem Kontrol Optimal [1],[8], [12] berikut:
Istilah optimal mempunyai maksud hasil
paling baik yang dapat dicapai dengan memperhatikan
J (x T Qx u T Ru)dt ..........................(12)
0
kondisi dan kendala dari suatu sistem. Dalam sistem
kontrol optimal, istilah optimal seringkali merujuk dengan Q adalah matriks simetrik nyata definit positif
pada minimal, misalnya meminimalkan bahan bakar (atau semi definit positif) dan R adalah matriks nyata
(input), waktu dan kesalahan (error). definit positif dan u adalah vektor kontrol. Jika elemen
Adapun untuk blok diagram kontrol optimal – elemen matriks K yang tidak diketahui ditentukan
secara umum diperlihatkan pada gambar 2. sedemikian rupa sehingga meminimumkan indeks
performansi, maka u = - Kx optimal untuk setiap
Plant syarat awal x(0).
+ u = – Kx + Lr Output Dari hasil persamaan state space sistem dan
L B
+ C =y indeks performansi didapat nilai matrik K yang
x
optimal untuk indeks performansi yang dipilih sebagai:
– K = R – 1 BTP..............................................(13)
A
Dimana matriks P pada Persamaan (13) harus
memenuhi persamaan tereduksi berikut:
K ATP + PA – PBR – 1 BTP + Q = 0...............(14)
Persamaan (14) disebut sebagai Persamaan Riccati. RaJ
Dalam perancangan teknik kontrol optimal Linear Tm= =konstanta waktu motor
( Ra f KK b )
Quadratic Regulator (LQR), setelah matriks P
diketahui dari Persamaan Riccati, maka nilai P tersebut
disubstitusikan ke Persamaan (13) sehingga didapat III. PERANCANGAN
nilai matriks optimal K.
Permasalahan yang umum ditemui dalam Diagram blok Pengaturan Kecepatan Motor dc
bidang kendali yaitu tidak hanya menstabilkan sistem, Secara Real Time Menggunakan Teknik Kontrol
tetapi bagaimana keluaran sistem mengikuti perubahan Optimal Linear Quadratic Regulator (LQR) yang
referensi atau set point. digunakan dalam Tugas Akhir ini ditunjukkan pada
Dalam hal ini jika diinginkan keluaran plant gambar 4.
(y) mengikuti sebuah sinyal perintah (referensi = r)
Komputer Pribadi
tertentu, maka perlu dirancang sistemnya
(PC)
menggunakan nonzero set point/tracking. Bentuk
Ref – Kx +
umum sinyal kendali untuk non zero set point adalah: + Lr DAC Pengkondisi Mo-
u = –Kx + Lr...............................................(15) L Sinyal I tor
(driver motor) dc
dimana dan
L = [C(BK – A)-1B] – 1................................(16) Sen-
sor
Isiankecepatan Tidak
Tombol putar
>=700dan
ditekan?
<=1000? Tidak
Ya
w aktu = 30 detik
Ya
Tidak
Tombol simpan
Isi namafile
ditekan?
PesanRange
kecepatan Baca kecepatan m otor sekarang
Ya
Pesanmasukannama Tombol putar Ya
AktifkanTimer 1 H itung sinyal kontrol L QR
file ditekan?
Tombol simpan
ditekan?
K irim sinyal kontrol LQ R ke port B
Ya MatikanTimer,
Ya
Tombol Stop kirimdata0keport Plot data kecepatan (referensi dan
TampilkanHasil ditekan? A, port Bdan sebenarnya) dan error
PilihNilai Q control wordPPI
PerhitunganKdanL
Ya Pesanmasukkan
A. Sistem Open Loop
kecepatanreferensi
Tombol keluar Tidak Pengujian sistem secara open loop (loop
ditekan? terbuka) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
Tidak
model matematis dari plant yang akan dikontrol.
Isianberupa Tombol putar Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan input
angka? ditekan? step ke DAC dan mengamati keluaran yang terbaca
Ya
pada ADC.
Ya Hasil pengujian secara open loop dijelaskan
Pesanformat masukan pada sub bab identifikasi plant motor dc sub bab
kecepatan Selesai Perancangan A.1 , dan didapat model matematis dalam
A B C fungsi alih sebagai berikut
Gambar 7 Flowchart Program Utama Pengaturan Kecepatan Motor Y(s) 0,60
dc Secara Real Time Menggunakan Linear Quadratic Regulator
U(s) 0,36s 1
(LQR)
Konstanta waktu sistem
Pada perangkat pengaturan kecepatan ini, aksi T= 0,36 detik
Linear Quadratic Regulator (LQR) yang berupa Letak pole loop terbuka sistem
kecepatan yang harus dicapai oleh plant motor dc s = – 2,7778
dilakukan pada prosedur timer 1. Selain itu, prosedur
timer 1 juga berfungsi untuk menampilkan data B. Sistem Pengaturan Kecepatan Motor dc
kecepatan aktual yang dicapai oleh motor dc. Secara Real Time Menggunakan Teknik
Flowchart timer 1 dapat dilihat pada Gambar 8. Kontrol Optimal Linear Quadratic Regulator
(LQR)
B.1 Dengan Variasi Kecepatan
Pengujian ini dilakukan dengan memilih nilai
Q = 0,01 untuk semua kecepatan referensi. Dari hasil
pengujian sistem dengan variasi kecepatan didapat
hasil seperti diperlihatkan pada Gambar 9 sampai 12.
A. Kecepatan 700 rpm sampai 12 terlihat secara keseluruhan dari hasil
pengujian didapat kecepatan steady state mendekati
800
700
kecepatan referensi, dan secara keseluruhan sistem
stabil dengan nilai Q yang dipilih.
Kecepatan (Rpm)
600
500
400
Kecepatan Referensi
Pada pengujian dengan variasi kecepatan pada
Respon Kecepatan
300
nilai Q = 0,01 didapat nilai konstanta waktu sistem
200
700
A.
Kecepatan (Rpm)
600
Kecepatan (rpm)
200 600
100 500 Kecepatan Referensi
0 400 Respon Kecepatan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
300
Waktu (detik)
200
100
Gambar 10 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan nilai 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Q = 0,01 dan kecepatan referensi 800 rpm
Waktu (detik)
C. Kecepatan 900 rpm Gambar 13 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan
1000
kecepatan referensi 800 rpm dan nilai Q = 10 – 6
900
Kecepatan (Rpm)
800
700
B. Nilai Q = 0,0001
600 Kecepatan Referensi
500 900
Respon Kecepatan
400 800
300 700
Kecepatan (rpm)
600
200
500 Kecepatan Referensi
100
400 Respon Kecepatan
0
300
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
200
Waktu (detik) 100
0
Gambar 11 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan nilai 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Q = 0,01 dan kecepatan referensi 900 rpm W aktu (detik)
D. Kecepatan 1000 rpm Gambar 14 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan
kecepatan referensi 800 rpm dan nilai Q = 0,0001
1100
1000
900 C. Nilai Q = 0,001
Kecepatan (Rpm)
800
700
600 Kecepatan Referensi 900
500 Respon kecepatan 800
400
700
300
Kecepatan (rpm)
200 600
100 500 Kecepatan Referensi
0
400 Respon Kecepatan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
300
W aktu (detik)
200
100
Gambar 12 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan nilai 0
Q = 0,01 dan kecepatan referensi 1000 rpm 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Waktu (detik)
600 loop:
500 Kecepatan Referensi
400 Respon Kecepatan
A = [– 2,7778]
300 B = [1,6667]
200 Dari nilai K pada Persamaan (13) serta dari
100
0
persamaan state space sistem maka letak pole loop
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 tertutup sistem dapat ditentukan dari Persamaan (25).
Waktu (Detik)
Dengan demikian pole loop tertutupnya:
Gambar 16 Grafik respon transien kecepatan motor dc dengan s= ( 7,7161 2,7779Q ) ………..............(26)
kecepatan referensi 800 rpm dan nilai Q = 0,1 konstanta waktu loop tertutupnya :
1
E. Nilai Q = 1 T= ....................(27)
( 7,7161 2,7779Q )
900 Untuk Q = [10-6 ]
800
700 s = = – 2,7778
Kecepatan (rpm)
600
500 Kecepatan Referensi T = 0,36
400
300
Respon Kecepatan Dengan cara yang sama sesuai Persamaan
200 (25), (26) dan (27) didapat nilai pole sistem loop
100
0 tertutup untuk tiap nilai Q dari hasil pengujian dan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
secara teori seperti diperlihatkan pada Tabel 3.
Waktu (detik)
700
600 Kecepatan Referensi
500
400 Respon Kecepatan [0,001] [0,000343] [1,66694] 0,36 0,3599 –2,7778 –2,7783
300
200
100
0 [0,01] [0,00304] [1,66964] 0,36 0,3594 –2,7778 –2,7828
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
W aktu (detik)
[0,1] [0,02978] [1,69638] 0,36 0,3534 –2,7778 –2,8273
Mengetahui/Mengesahkan
Aris Triwiya
NIP 132 2
Sumardi, ST, MT Iwan Setiawan,ST, MT
NIP. 132 125 670 NIP. 132 283 183