Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA

TRANFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

DISUSUN OLEH :

IRFAN FIKRI EFENDI 21033005


ROBBY HENDRIANSYAH 19030005
MUHAMMAD DIKI FADILLAH 19030018
EGI KOSMAS SIHURA 19030027
ANDREANTO SILITONGA 19030033

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..………. 2

1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………2

1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………....................... 2

1.3 BATASAN MASALAH ……………………………………………………….................... 2

1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH ……………………………………………………..


3

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ………………………………………………..................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………….....................


4

2.1 PENGERTIAN KORONA …………………………………………………………..……...


4

2.2 MEKANISME TERJADIANYA KORONA …..………………......………………………. 5

2.3 GEJALA UMUM KORONA PADA TRANSFORMATOR ………........................... 6

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………......................9

3.1 KORONA PADA DI ELEKTRIK GAS……………………………………........................9

3.2 MEKANISME LUCUTAN KORONA……………………………....................................10

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………….13

4.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………...13

4.2 SARAN ………………………………………………………………………...................13

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1.Latar Belakang

Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus, energi


pada penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan stabil.Beban
listrik terus bervariasi seperti misalnya beban penerangan, peralatan listrik, atau motor-
motor listrik. Penyebab gangguan pada transmisi tergantung kepada proteksi di
trasnformator. Maka sebab itu kita sangat menghindari terjadi nya Gejala korona pada
transformator karena bisa berakibat terganggunya sistem yang ada pada transmisi dan
distribusi.
Oleh karena itu karena Begitu pentingnya peran transformator pada sistem
kelistrikan, maka kita mencoba menganalisa dan membahas apa saja yang dapat
membuat suatu transformator bisa mengalami gangguan.

Salah satu nya adalah efek korona pada transformator yang merupakan proses
dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah elektrode berpotensial tinggi di
dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara,dengan mengionisasi fluida hingga
menciptakan plasma di sekitar elektrode. lon-ion yang dihasilkan akhirnya akan
melampauimuatan listrik menuju area-area berpotensi rendah terdekat, atau bergabung
kembali untuk membentuk moleku-molekul gas netral.
Walaupun terkadang kita tidak bisa menghindari korona pada transformator
setidaknya kita bisa meminimalisir terjadi nya korona dan efek yang akan terjadi pada
trafo jika korona itu terjadi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara khusus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan effect korona pada transformator
2. Bagaimana mekanisme dan gejala umum terjadinya korona pada transformator
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini mendapatkan hasil yang maksimalserta terfokus pada judul dan
bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang
akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam tugas ini adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan effect korona pada pada transformator
2. Mengetahui bagaimana gejala umum dan mekanisme terjadinya korona.

1.4. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

2
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya korona pada
transformator, gejala umum korona pada transformator, dan mengetahui dampak
terjadinya korona pada pada transformator
1.5. SistematikaPenulisan
Tugas ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, batasan masalahdan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian tegangan tinggi secara umum, macammacam
tegangan tinggi dan sedikit menyinggung tentang permasalahan mengenai gangguan
transmisi tegangan tinggi yaitu gangguan karena efek korona.
BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang pengertian efek korona, mekanisme korona, factor ynag
menyebabkan terjadinya efek korona dan dampak akibat efek korona.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ataupun dari analisis
data–data yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan sebagai bahan acuan
dalam penulisan karya ilmiah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KORONA

Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektrode be
potensiatinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara,
dengan fluida hingga menciptakan di sekitar elektrode. Ion-
ion yang dihasilkan akhirnya akan melampaui menuju area-area
berpotensi rendah terdekat, atau bergabung
embali untuk
k membentuk moleku
l-
molekul gas netral.

Gambar terjadinya lucutan korona pada transformator


isolator
Saat potensialnya fluida cukup besar pada sebuah titik, maka fluida itu
akan mengalami ionisasi dan menjadi bersifat konduktif. Udara di dekat elektrode
bisa terionisasi (sebagian bersifat konduktif). Saat udara di dekat titik menjadi

bersifat konduktif, ia memiliki efek meningkatkan ukuran konduktor. Di luar wilayah


ionisasi dan konduktivitas ini, partikel-partikel bermuatan perlahan-lahan mencapai
benda yang muatannya berlawanan dan dinetralkan.

4
Jika wilayah terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius tertentu,
terbentuklah jalur yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat

pada terciptanya latu elektrik yang muncul sekejap atau busur elektrik yang
berkesinambungan.Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris;
elektrode yang satu memiliki permukaan yang sangat melengkung (seperti ujung
sebuah jarum atau kawat berdiameter kecil) dan elektrode satunya lagi memiliki
kelekukan yang rendah (seperti piring atau permukaan tanah). Kelengkungan yang
tinggi memastikan potensial gradien yang tinggi di sekitar sebuah elektrode, untuk
menciptakan sebuah plasma.Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini
ditentukan oleh polaritas tegangan di elektrode yang kelengkungannya tinggi. Jika
elektrode melengkung bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah
korona positif, tetapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif. Ketidaksamaan
sifat korona positif dengan korona negatif yang amat berbeda disebabkan oleh jauh
berbedanya massa elektron dengan ion bermuatan positif, dengan hanya elektron
memiliki kemampuan mengalami tingkat benturan taklenting pengion yang signifikan
pada temperatur dan tekanan bersama. Fungsi lucutan korona yang utama adalah
terciptanya ozon di sekitar konduktor yang mengalami proses korona. Korona negatif
menghasilkan ozon jauh lebih banyak daripada korona positif.

2.2 MEKANISME TERJADINYA KORONA

Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat
tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah
tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan terjadi korona secara bertahap.
Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan suara
berdesis ( hissing ) dan berbau ozon. Jika tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik
diatas akan terlihat semakin jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor
serta cahaya bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan
terjadi busur api. Dalam keadaan udara lembab, korona menghasilkan asam nitrogen
yang menyebabkan kawat menjadi berkarat bila kehilangan daya yang cukup
besar.Apabila tegangan searah yang diberikan, maka pada kawat positif korona
menampakkan diri dalam
bentuk cahaya yang seragam pada permukaan kawat, sedangkan pada kawat negatifnya
hanya pada tempat-tempat tertentu saja.Korona terjadi karena adanya

ionisasi dalam udara, yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul udara. Oleh karena
lepasnya elektron dan ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-
elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadilah
tabrakan dengan molekul lainnya. Akibatnya timbul elektron dan ion yang baru. Proses

5
ini berjalan terus-menerus bila gradien tegangan cukup besar, peristiwa ini dinamakan
dengan korona. Jika gradien udara diantara dua kawat lebih besar dari gradien udara
normal, maka akan terjadi lompatan api, bila hanya sebagian saja udara diantara dua
kawat terionisasikan, maka korona merupakan sampul mengelilingi kawat. Gradien
tegangan seragam yang dapatc menimbulkan ionisasi kumulatif di udara normal adalah
30 kV/cm.

2.3 GEJALA UMUM KORONA PADA TRANSFORMATOR

Gejala Korona

Dengan semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat transmisi, maka
makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan dengan menaikkan
tegangan dari kawat tersebut, seperti telah dijelaskan pada artikel tegangan transmisi dan
rugi-rugi daya di sini. Akan tetapi dengan menaikkan tegangan kerja transmisi, akan
timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya belum kelihatan dan masih diabaikan.

Adapun faktor-faktor itu diantaranya:


• Adanya gejala korona yang semakin menonjol, yang berakibat adanya kerugian
energi dan gangguan RI (radio interference) yang sifatnya merugikan.
Dengan semakin tingginya tegangan maka timbul persoalan mengenai isolasikawat,
bentuk tower dan mungkin prosedur pengoperasiannya yang berbeda. • Timbulnya
masalah isolasi pada alat-alat yang menyebabkan perubahan konstruksi sehingga perlu
menyelidiki lebih lanjut mengenai bahan-bahan isolasi. Semua hal tersebut diatas,
mengakibatkan kenaikan investasi yang lebih tinggi sehingga diperlukan penyelidikan,
penyesuaian konstruksi, operasi dan lain-lain. Sedangkan elektron yang bebas bergerak
diudara umumnya berasal dari radiasi radio-aktif yang terdapat di alam bebas dan juga
dengan adanya sinar kosmik. Elektronelektron yang posisinya dekat dengan kawat
trasnmisi dipengaruhi oleh adanya medan listrik yang menuju ke atau menjauhi kawat
tersebut selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient medan listrik
akanbertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian terjadi ionisasi pada
molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka akan terdapat ion positif dan
elektron yang bebas, yang akan akan mendorong terjadinya ionisasi lanjutan. Proses ini
berkelanjutan yang kemudian membentuk banjiran elektron (avalance).

6
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat yang sejajar, maka ia akan
menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient tegangan-tegangan dari udara
diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali dari gradient ini dapat menyebabkan
harga tegangannya melampaui kekuatan (tegangan breakdown) dari udara. Ini akan
menyebabkan terjadinya kegagalan dari sifat isolasi yang dimiliki oleh udara yang
terletak disekitarnya.
Bilamana penataan kembali ini hanya menyebabkan sebagian perubahan potensial
gradient dari udara, misalnya hanya daerah sekitar kawat saja yang mengalami
perubahan, maka perubahannya terbatas hanya pada satu kawat saja.

Oleh karena itu korona disifatkan sebagai:


“Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada permukaan dari suatu kawat
bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu melampaui nilai tertentu”
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu mulai

terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala

macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi

tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akanterjadi bila tegangan antara

kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,

korona asalkan syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi. persoalan yang

akan dibahas disini hanyalah masalah yang pertama, yaitu timbulnya gejala korona.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Korona Pada Dielektrik Gas

Terjadinya ionisasi dibawah pengaruh medan listrik dapat terjadi pada setiap gas
yang memiliki kekuatan dielektrik yang relatif rendah. Dalam gas elektronegatif, seperti
sulfohexafluoride atau freon, ionisasi terjadi pada kuat medan listrik yang lebih
tinggi.Mekanisme terjadinya korona di udara (gas) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Elektron bebas yang terdapat di udara terakselerasi menuju anoda akibat adanya gaya
yang ditimbulkan oleh medan listrik hadir diantara dua elektroda yang diberi tegangan.
Dalam perjalanannya menuju anoda, elektron bebas tersebut membentur atom atau
molekul netral dengan energi kinetis yang besar (melebihi energi ikat muatan atom atau
molekul bebas) yang menyebabkan terlemparnya elektron atom atau molekul bebas
tersebut dari lintasan atomnya sehingga menghasilkan elektron bebas baru dan ion
positif.
Peristiwa ini terjadi selama medan listrik berlangsung, sehingga menyebabkan
terjadinya banjiran elektron ataupun ion positif pada
dielektrik.Akibat salah satu elektroda lebih runcing dibandingkan yang lain, maka

kuat medan listrik (Er) dibagian elektroda yang runcing akan lebih tinggi dibandingkan
kuat medan listrik ditempat (E) lain. Apabila kuat medan listrik (Er) ini lebih tinggi
dibandingkan kekuatan dielektrik (KD) udara, maka akan terjadi tembus listrik.
Tetapi karena medan listrik Er hanya terjadi didaerah yang runcing, maka
tembus listrik hanya akan terjadi di daerah ini, sedangkan daerah lain belum mengalami
tembus listrik (E lebih kecil daripada KD). Peristiwa inilah yang disebut dengan korona
Apabila udara tersebut digabungkan dengan minyak sebagai bahan isolasi, maka KD
udara akan lebih tinggi disatu pihak, sedangkan dilain pihak KD minyak akan menjadi
lebih rendah. Dalam perancangan sistem isolasi, pengaturan antara pemakaian jenis
dielektrik sering menjadi perhatian, karena disamping dapat menguntungkan pemakaian
peralatan dapat juga menjadi kerugian sistem.

8
3.2 Mekanisme lucutan Korona

9
10
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dapat ditari kesimpulan bahawa Korona merupakan proses dimana arus, mungkin
diteruskan, muncul dari sebuah elektrode berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida
yang netral, biasanya udara,dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di
sekitar elektrode. lon-ion yang dihasilkan akhirnya akan melampauimuatan listrik

11
menuju area-area berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali untuk
membentuk moleku-molekul gas netral pada transformator, hal ini tidak bisa kita hindari
, tetapi dapat kita minimalisir dengan melakukan perbaikan pada isolasi trafo. Sehingga
jika terjadi korona pada trafo maka isolator trafo bisa menghambat korona menyerang
transformator langsung. Karena sudah di lindungi oleh isolasi yang baik. Dan korona itu
sendiri sangat berpengaruh kepada kondisi cuaca di sekitar konduktor .

4.2. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebihbanyak. Kritik dan saran terhadap makalah ini akan sangat membantu
penulis dalam menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://edoc.site/queue/efek-korona-medan-tinggi
http://solusiindustri.com/fungsi-dan-berbagai-macam-jenis-trafo/
https://id.wikipedia.org/wiki

12

Anda mungkin juga menyukai