Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TEGANGAN TINGGI

Gejala Pada Tegangan Tinggi

DISUSUN OLEH :

CHRISTIYANTO DEWATA SIDEBANG

1720201076

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

MARET 2020
BAB 1

KORONA

1.1 Pengertian
Fenomena korona mendapat perhatian yang cukup serius dan memegang peranan
pinting pada Teknik tegangan tinggi karena ketakseragaman medan, sebagai penyebab
timbulnya fenomena ini tidak dapat dihindari pada peralatan tegangan tinggi. Pada sistem
transmisi tegangan tinggi keberadaan korona menimbulkan rug-rugi daya. Kekuatan
bahan isolasi mengalami penurunan akibat tumbukan bertubi pada bahan isolasi dan
reaksi kimia yang terbentuk akibat korona.
Korona memiliki frekuensi tinggi yang tidak jarang menyebabkan interferensi fada
sistem komunikasi radio. Korona dalam hal tertentu diharapkan dan dalam hal lain tidak
diharapkan. Pada karakteristik arus-tegangan korona adalah glow pada tekanan yang
tinggi. Beberapa aplikasi industri memanfaatkan fenomena korona ini seperti elektro
filter (electrical precipitator) ataupun pengecatan elektrostatik (electrostatic painting).
visual korona dipengaruhi oleh polaritas tegangan. Pada tegangan positif, korona timbul
dalam bentuk lapisan putih kebiruan pada keseluruhan peimukaan kawat penghantar atau
electrode. Sedangkan pada tegangan negatif korona timbul dalam bentuk spot-spot glow
kemerahan yang tersebar pada kawat konduktor. Korona pada ac mempunyai
penampakan seSenis dengan pada tegangan dc Pada subbab-subbab berikut akan dibahas
kedua jenis korona ini.

1.1.1 Jarum negatif-Plat (Korona negatif)


Konfigurasi elektrode yang sangat baik untuk mengamati mekanisme fisik
korona adalah elektrode sela Jarum-plat. Pada elektrode ini, variasi ketakhomogenan
medan diperoleh dengan cara memvariasikan jari-jari elektrode jarum. Tegangan
impuls sangat baik dlpergunakan untuk mengamati mekanisme korona karena akan
memperkecil bahkan meniadakan pengaruh muatan ruang yang akan mempengaruhi
keadaan medan pada sela. pada buku ini tidak dibahas mekanisme korona dengan
tegangan impuls.
Penggambaran sederhana proses korona negatif dapat dilihat pada Gambar
6.28. Dalam hal ini electron mula terbentuk tepat di depan jarum khusus melalui
proses emisi dari elektrode jarum. Jika kepala luruhan melewati panjang kritis x k
kuat medan akan telalu lemah dan perkembangan luruhan akan terhenti ( ɲ>α ) Ion
positif melalui emisi elektron sekundermembentuk elektron mula baru yang
membentuk luruhan pada
sisinya. Elektron akan terdorong ke luar daerah medan tinggi ( x > x k ) dan menjadi
ion negatif yang relative statis (tidak bergerak). Awan ion negatif mengurangi kuat
medan di depan elektrode jarum dan peluahan akan terhenti. Muatan ruang negatif
bergerak lambat ke anode. setelah perpindahan ini. keadaan medanelektrostatik
kembali sepertilemula dan peluahan akan terbentuk mulai dari awal.

Dengan cara ini akan


terbentuk pulsa yang diberi
nama sesuai dengan yang menemukan yaitu pulsa Trichel (Gambar 6.29). Pulsa ini
memiliki waktu ke puncak beberapa ns atau frekuensi berkisar pada 100 kHz sampai
dengan MHz. Dengan peningkatan tegangan, kecepatan perpindahan ion positif
semakit tinggi artinya meningkatnya frekuensi pulsa. Jika aliran ion akhirnya
sebanding dengan pembangkitan, maka peluahan akan stabil dan akan terbentuk pra-
peluahan tanpa pulsa (glow). Mode korona negatif seiring dengan peningkatan
tegangan dapat dilihat pada Gambar 6.30
1.1.2 Jarum positif-Plat (Korona positif)
Mekanisme korona positif sama dengan korona negatif. Elektron mula yang
terbentuk didepan jarum pada ruang gas bergerak ke jarum, membentuk luruhan dan
meninggalkan muatan ruang positif pada medan. penggambaran sederhana proses
korona positif dapat dilihat pada Gambar 6.31. Kesan optis yang teramati
Dari peluahan ini adalah glow lemah yang berwarna biru di dekat elektrode jarum
yang terjadi akibat radiasi cahaya photon. Jika muatan ruang positif ini cukup besar,
kuat medan pada jarum akan menurun dan peluahan akan terhenti. proses ini akan
berulang jika ion telah bergerak ke elaktrode dan medan elektrostatik kembali
terbentuk. Akan tetapi kuat medan pudu.rung gas ke arah katode semakin kuat.
Ujung electrode solah-olah terlihat bergeser memperpendek ruang gas dan berlanjut
menjadi kegagalan.
Secara umum medan pada ruang gas di antara elektrode akan semakin homogen.
Dalam hal ini akan berlaku

Pada udara berlaku:

Pada kasus tegangan arus bolak-balik, setengah periode positif menentukan


^ d . Dalam hal ini berlaku
kegagalan. Sekilas kegagalan terjadi pada tegangan puncak V

Mode korona positif seiring dengan peningkatan


tegangan dapat dilihat pada Gambar 6.32. Gambar 632 dapat dijelaskan sebagai
berikut. Jika jarak sela kurang dari 2 cm dan tegangan dinaikan secara perlahan. tak
teramati adanya ionisasi hingga terjadi kegagalain. Peningkatan jarak sela
menyebabkan distribusi medan semakin tidak homogen dan saat peningkatan
tegangan, pertama-tama terlihat filament bercabang. bentuk peluahan ini disebut
dengan streamer. Pada keadaan tunak (steady state) streamer berkembang dalam
berbagai frekuensi dan memberikan peningkatan arus yang sebanding dengan
panjang fisik streamer. Streamer ini sering disebut dengan strearmer onset atau burst
pulse. Jika tegangan semakin ditingkatkan, aktifitas streamer semakin sering sampai
pada berhentinya aktifitas transient dan peluahan menjadi bertahan dengan sendirinya
(seff-sustiained) hingga menjadi glow muncul disekitar anode. Glow ini memberikan
kenaikin arus secara kontinyu tetapi arus ini bersifat fluktuatif Peningkatan arus
menyebabkan peningkatan Iuas dan intensitas Iumen glow. Peningkatan arus
menimbulkan streamer baru yang semakin kuat dan mengakibatkan kegagalan.
BAB 2

GANGGUAN RADIO

2.1 PENGERTIAN
Korona yang terjadi dalam saluran transmisi menghasilkan gangguan
elektromagnetik yang menyebabkan gangguan penerimaan gelombang
radio.Gelombang AM dipancarkan gelombang pembawa (carrier) pada frekuensi 0,5-1,6
Mhz. Daerah frekuensi inimemiliki kecenderungan terganggu oleh radio interference
(RI) korona. RI tidak terjadi pada gelombang frekuensi FM. Peristiwa korona
menghasilkan pulsa arus dan pulsa tegangan disekitar permukaan konduktor
denganspektrum frekuensi dari 3 kHz sampai 30000 Mhz. Satuan RI dinyatakan dalam
nilai μV/m ataudalam satuan desiBel (dB) dengan acuan 1μV/m. Nilai 1μV setara
dengan 20 dB (μV/m). Besarnya RI sepertihalnya AN dipengaruhi oleh gradien tegangan
permukaankonduktor, jumlah berkas, diameter konduktor, kondisiatmosfer dan jarak
lateral objek yang akan dievaluasi RI-nya dari kawat konduktor serta frekuensi alat
pengukuran. Batasan besar RI dapat menggunakan standar IEEERadio Noise
Design Guide yang menetapkan batasnilai tertinggi RI adalah 40 dBμV/mpada jarak
100 feet atau 30 m dari fasa konduktor palingluar. Pada kondisi cuaca hujan nilai RI akan
meningkat 16-22 dBμV/m.
Implikasi dari gejala korona adalah timbulnya gangguan pada radio. Adanya
frekuensi harmonisa dengan amplitude yang besar di saluran tegangan tinggi akan
mempengaruhi komunikasi radio dan televise, karena saluran akan berfungsi sebagai
pemancar dengan frekuensi-frekuensi 14 harmonisa. Gangguan ini harus ditekan dengan
filter harmonisa sehingga harmonisa tersaring
Interferensi radio juga bisa dikatakan sebgagai adalah sinyal pengganggu yang tidak
diinginkan dimana frekuensinya berdekatan atau sama dengan sinyal yang diinginkan
serta berdaya besar.
Dalam dunia telekomunikasi dan IT yang berbasis satelit ada hal yang tidak mungkin
dihindari yaitu gangguan/ Interferensi, namun dengan batasan toleransi tertentu masih
dapat diterima.

Ada beberapa jenis kategori Interferensi:


 Interferensi antar jaringan satelit adalah gangguan yang diakibatkan jarak antara
satelit satu dengan yang lainnya
 Interferensi jaringan Terrestrial adalah gangguan yang disebabkan frekuensi kerja
dari sistem sama
 Interferensi Croos polarisasi adalah gangguan disebabkan dari pengguna frekuensi
yang sama dan power yang dipancarkan/Transmitter
 Interferensi Co channel (antar kanal) adalah gangguan disebabkan oleh frekuensi
channel atau tidak ada jarak antar kedua frekuensi (Guard band)
 Interferensi Retransmit adalah gangguan disebabkan ketidak sempurnaan instalasi
st.bumi/SNG yang bekerja pada frekuensi 52-88 Mhz sehingga frekuensi radio FM
88-108 Mhz akan masuk ke dalam sistem up link
 Interferensi Intermodulasi antar Carrier adalah gangguan ini ketidak linearan dari
power amplifier (HPA) bila digunakan untuk multi carrier, terjadi akibat:
1. Coverage yang saling overlapping
2. kedekatan satelit
3. Band frekuensi yang sama
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dtcnetconnect.com/AMP/index.php/blogs/305-gangguan-pada-sistem-
transmisi-sinyal-data

https://duniaku-ini.blogspot.com/2015/02/korona.html

https://herysangpemenang.blogspot.com/2014/11/gejala-korona-pada-sistem-
tegangan.html.

Analisa dan simulasi...., Don Bosco , FT, UI, 2008

Anda mungkin juga menyukai