Anda di halaman 1dari 20

Teknik Tegangan Tinggi

Pengertian Tegangan Tinggi

Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga


listrik(electric power engineering) adalah semua
tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para
teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan
pengukuran dengan tegangan tinggi yang
semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-
teknik tertentu (subyektif), atau dimana gejala-gejala
tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Korona

Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil


dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut diberi
tegangan, maka akan terjadi korona.
Korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara,
yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul udara.
Oleh karena lepasnya elektron dan ion, maka jika
disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-
elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat
geraknya, sehingga terjadilah tabrakan dengan molekul
lainnya
Faktor yang mempengaruhi terjadinya korona

1. Kondisi atmosfer


2. Diameter konduktor
3. Kondisi permukaan konduktor
4. Jarak konduktor antar fasa
5. Tegangan
 Efek korona pada saluran tegangan tinggi tidak dapat
dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi dengan isolasi
yang bagus. Oleh karena itu solasi memiliki peranan yang
sangat penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Fungsi
isolator adalah memisahkan bagian yang bertegangan dan
yang tidak bertegangan serta mencegah terjadinya aliran
arus dari kawat penghantar ke bagian bodi menara atau
tiang. Jika tegangan transmisi semakin tinggi, maka
peralatan transmisi dan gardu induk membutuhkan isolasi
yang volumenya semakin banyak agar peralatan mampu
memikul tegangan tinggi tersebut
Dampak Terjadinya Korona

1. Hilangnya daya karena efek korona


2. Gangguan radio
3. Noise
Rugi-rugi Daya Korona

Ion dan elektron yang bergerak pada udara dapat


bergerak dan memiliki percepatan karena energi
kinetik yang diberikan. Energi kinetik tersebut
didapat dari sistem dan dikatakan energi yang
hilang. Energi yang hilang ini terdisipasi dalam
bentuk panas, suara, dan cahaya. Energi yang
terdisipasi dalam bentuk panas, suara, dan cahaya
inilah yang dimaksud dengan rugi daya korona.
Menurut Formula Peek, Rugi – Rugi Daya Korona Perphasa
Dapat Dihitung Dengan Persamaan Sebagai Berikut :

PK =

keterangan :
δ = Faktor kerapatan udara
f = frekuensi (Hz)
r = Jari-jari kawat (cm)
D = Jarak antara kawat (cm)
V = Tegangan fasa ke netral (kVrms)
Vd = Tegangan disruptif kritis (kVrms)
Ada Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Rugi-rugi
Daya Yang Ditimbulkan Oleh Peristiwa Korona Yaitu

1. Faktor listrik
a. Frekuensi dari supply Frekuensi dapat
memperbesar (menaikkan)arus dan rugi-rugi
daya korona pada saluran transmisi tegangan
tinggi
b. Kuat medan atau gradien tegangan di sekitar
kawat penghantar Rugi-rugi daya korona
merupakan fungsi dari kuat medan atau
gradien tegangan.
2. Faktor cuaca di sekitar kawat penghantar

a. Kerapatan udara dan temperatur Rugi-rugi daya korona


pada kawat penghantar yang melalui daerah dataran tinggi
lebih besar daripada daerah dataran rendah karena
turunnya harga kerapatan udara relatif pada daerah yang
tinggi
b. Hujan, kabut, salju, hujan es Hujan dapat menaikkan rugi-
rugi daya korona karena titik hujan pada permukaan kawat
penghantar dapat mengawali tembus korona lokal,
sedangkan kabut, salju dan hujan es juga dapat menaikkan
rugi-rugi daya korona tetapi efeknya kurang bila
dibandingkan dengan pengaruh hujan
c. Konduktivitas udara (daya hantar udara) Daya hantar ion
dari udara sangat tergantung pada daerah.
3. Faktor dari kawat penghantar
a. Diameter dari kawat penghantar Dengan memperbesar
diameter kawat penghantar maka kuat medan pada
permukaan kawat penghantar akan diperkecil sehingga
rugi-rugi daya korona akan berkurang
b. Jumlah penghantar per phasa Pada penghantar berkas
efek perisaian bersama (mutual shielding effects) dari
sub penghantar akan mengurangi gradien tegangan
masing-masing penghantar yang akan menyebabkan
berkurangnya rugi-rugi daya korona
Kondisi permukaan kawat penghantar Karena kawat
penghantar beroperasi pada atmosphir normal maka
pada permukaan kawat penghantar akan terdapat
kotoran, minyak dan lain-lain. Pengotoran
permukaan dan ketidakrataan permukaan akan
dapat menyebabkan terjadinya tegangan tembus
yang lebih awal sehingga rugi-rugi daya korona akan
menjadi bertambah besar
d. Pemanasan kawat penghantar karena arus beban
Kawat penghantar yang panas akan mencegah
terjadinya kondensasi uap air, sehingga secara tidak
langsung mencegah terbentuknya titik-titik embun
pada kawat penghantar yang dapat menyebabkan
terjadinya korona dengan tegangan tampak lebih
rendah sehingga rugi-rugi daya korona akan bertambah
besar
e. Konduktivitas material Konduktivitas hanya tergantung
pada temperatur. Pada kawat penghantar yang panas,
kuat medan permukaan konduktor akan berkurang.
Gejala tegangan tinggi corona menimbulkan empat efek,
yaitu:

1.  Audible Noise (AN) atau suara berisik audio.


Suara berisik ini mirip dengan suara desis.
2. Radio Interference (RI) atau gangguan
interferensi radio, yaitu penerimaan radio jenis
AM terganggu oleh suara desis corona.
3. Cahaya kebiruan pada titik terjadinya corona.
4. Ozonisasi, yaitu timbulnya gas Ozon
Audible Noise (AN)

Gangguan Berisik (Audible Noise) atau sering


disingkat dengan AN adalah bunyi yang terdengar
terus-menerus baik yang merata,tak teratur serta
tidak nyaman didengar oleh indra pendengaran
manusia normal yang disebabkan oleh suara mesin
industri, transportasi maupun suara akibat korona
pada saluran transmisi. Tingkat AN diukur
dalamsatuan dB (A) yang sesuai dengan satuan
pendengaranmanusia. Besar AN sebanding dengan
peningkatantegangan saluran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnyaAN antara
lain:

a. Gradien tegangan permukaan konduktor


b. Jumlah berkas
c. Diameter konduktor
d. Kondisi atmosfer
e. Jarak lateral objek yang akan dievaluasi AN-nya
dari kawat konduktor
Batas AN menurut kriteria Perry berdasarkan tingkat
kenyamanan masyarakat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a. Tanpa teguran : lebih kecil dari 52,5 dB (A)
b. Teguran sedang : 52,5 sampai 59 dB (A)
c. Banyak teguran : lebih besar dari 59 dB (A)
Audible noise yang dihasilkan oleh korona pada
transmisi daya dianggap terdiri dari dua komponen
besar. Pertama adalah komponen broad-band yang
mempunyai frekuensi tinggi yang mempunyai
keistimewaan dari noise-noise yang berada
disekitarnya. Hubungan phasa yang acak dengan
tekanan gelombang yang dihasilkan oleh tiap sumber
korona sepanjang transmisi digabungkan dengan
frekuensi tinggi yang berguna menyebabkan
gemercik atau percikan, desiran kharakteristik dari
noise transmisi.
Komponen kedua adalah nada asli dengan frekuensi
rendah yangh dilapiskan diatas broad-band noise.
Pelepasan noise menghasilkan ion positif dan ion
negatif, dibawah pengaruh medan listrik ac
disekeliling konduktor, secara berubah-ubah dtarik
dan ditolak dari konduktor. Gerakan ini menentukan
sebuah gelombang bunyi bertekanan yang
mempunyai frekuensi dua kali lebih besar, yaitu 120
Hz untuk sistem 60 Hz. Harmonik yang lebih tinggi
240 Hz mungkin juga ada tetapi secara umum tidak
begitu penting.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai