Anda di halaman 1dari 53

TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 6 :
(Efek-efek pada saluran transmisi &
Kompensasi pada saluran transmisi)
Beberapa efek pada saluran transmisi
1. Skin effect
2. Proximity effect
3. Ferranty effect
4. Corona effect
5. Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI)

1. Skin Effect (Efek Kulit) Pada Saluran Transmisi –


a. Merupakan fenomena pada saluran transmisi yang disebabkan karena
tidak meratanya distribusi arus pada penampang konduktor saluran
transmisi. Pada saluran yang sangat pendek skin effet tidak terlalu
berpengaruh. Dengan meningkatnya panjang saluran transmisi skin
effect akan semakin besar.
b. Pada saluran transmisi tegangan arus searah (DC- Direct Current),
distribusi arus pada penampang disepanjang saluran penghantar
cukup merata, sehingga tidak ada dampak skin effect. Sedangkan
pada saluran transmisi Tegangan arus bolak balik (AC), terjadi effect
di mana aliran arus cenderung mengalir dengan kepadatan tinggi
melalui permukaan konduktor (yaitu kulit konduktor).
Beberapa efek pada saluran transmisi
c. Ketika konduktor mengalirkan arus DC, arus tersebut terdistribusi secara
merata di seluruh penampang konduktor. (untuk arus DC , induktansi = 0).
Namun ketika arus AC mengalir melalui konduktor, arus tersebut tidak lagi
terdistribusi secara merata di seluruh penampang konduktor, tetapi
cenderung terpusat di sekitar permukaan konduktor. Fenomena ini dikenal
sebagai Skin Effect. Hal ini disebabkan karena fluxi di bagian pusat
konduktor lebih besar dibandingkan dengan di bagian permukaan
konduktor, sehingga induktansi di bagian pusat lebih besar dibandingkan di
bagian permukaan, dampaknya reaktansi di bagian pusat juga lebih besar
dari pada dibagian permukaan. Akibatnya arus AC akan cenderung mengalir
di bagian permukaan. Skin effect ini mengakibatkan peningkatan nilai
resistansi AC = 1,6 kali resistansi DC. Faktor yang mempengaruhi skin
effect pada konduktor transmisi.
1) Bentuk konduktor. (konduktor pilin lebih kecil efeknya dr pd tipe pejal)
2) Jenis material konduktor.
3) Diameter konduktor. (semakin besar dengan naiknya diamater)
4) frekuensi tegangan AC (semakin besar dengan naiknya frekuensi)
Untuk mengurangi efek kulit ini, pada SUTT dan SUTET, banyak digunakan
bundle conductor (konduktor berkas)
Beberapa efek pada saluran transmisi
2. Proximity Effect (efek sekitar)
Induktansi dan tentunya distribusi arus di konduktor dipengaruhi oleh
keberadaan konduktor lain disekitar, hal ini yang disebut sebagai
Proximity Effect (Efek sekitar) : ialah pengaruh dari konduktor lain yang
berada berdekatan dengan konduktor yang pertama (yang ditinjau)
sehingga distribusi fluks tidak simetris dan merata lagi. Hal ini akan
mempengaruhi nilai resistansi konduktor dan juga induktansi diri dari
konduktor. Tetapi bila radius konduktor kecil relatif terhadap jarak antar
konduktor (seperti pada SUTT) maka Proximity efek ini sangat kecil dan
dapat diabaikan. Proximity effect ini harus diperhitungkan pada kabel
(SKTT), karena jarak antar konduktor yang kecil. Faktor yg mempengaruhi
Proximity Effect ,a.l : ukuran konduktor, frekuensi, resistivitas dan
permiabilitas konduktor
Beberapa efek pada saluran transmisi
3. Ferranty effect Pada Saluran Transmisi
Pada saluran transmisi dikarenakan adanya drop tegangan sepanjang
saluran transmisi sebagai akibat adanya impedansi penghantar maka
tegangan pada sisi penerima biasanya lebih rendah dibanding tegangan
disisi pengiriman. Hal yang bertolak belakang dapat terjadi pada sistim
transmisi menengah dan panjang, dimana tegangan sisi penerima akan
lebih tinggi dibanding dengan tegangan disisi pengirim
Anomali tegangan tersebut dinamakan sebagai Efek Ferranti (Ferranti
Effect) sesuai dengan nama orang yang mengemukakan efek dan teori
tersebut, bahwa pada jaringan sistim transmisi jarak menengah dan
panjang, apabila transmisi tersebut tidak dalam keadaan berbeban
ataupun berbeban rendah maka tegangan disisi penerima akan lebih tinggi
dibanding tegangan disisi pengirim.
Efek Ferranti terjadi ketika arus yang diserap oleh kapasitansi
disepanjang saluran transmisi lebih besar dari arus yang diserap oleh
beban disisi penerima. Arus pengisian kapasitor (chraging current) sebagai
efek kapasitansi disepanjang saluran transmisi tersebut yang
menyebabkan tegangan disisi penerima menjadi lebih besar dari tegangan
disisi kirim
• Charging current pada Saluran transmisi panjang cukup besar. Bila saluran
ini pada kondisi terbuka atau dibebani rendah, tegangan di sisi penerima
bisa menjadi lebih besar dari pada tegangan dr sisi pengirim. Hal ini yang
dikenal sebagai Ferranti Effect. Hal ini terjadi karena voltage drop pada
inductansi saluran (dikarenakan adanya charging current) yang se phasa
dengan tegangan sisi pengirim. Sehingga keduanya capacitansi dan
inductansi yang menjadi penyebab terjadinya fenomena ini.
• Nilai capacitansi (dan charging current) bisa diabaikan untuk saluran
pendek tetapi mulai harus diperhatikan untuk saluran medium dan tidak
bisa diabaikan untuk saluran panjang. Jadi fonomena ini terjadi pada
saluran medium dan panjang.
• Model π saluran transmisi
IcXL

IcR

• OM = tegangan terima (Vr) dan OP = tegangan kirim (Vs)


• Vs < Vr
Dengan mengabaikan resistansi
1 Adalah besaran yang nilainya konstan diseluruh saluran transmisi
LC Yaitu sama dengan kecepatan gelombang elektromagnetik
= 3 x 105 km/ detik

1 1
LC = LC =
3 x105 (3 x105 ) 2

Mensubstitusikan pada persamaan sebelumnya didapat


Dimana :

Sehingga :
analisa Ferranti effect dapat dijelaskan dengan diagram phasor.
Vr sebagai reference phasor, digambarkan dengan OA.
Vr = Vr (1 + j0)
Arus pengisian pada Capacitansi saluran, Ic = jωCVr
Sehingga tegangan sisi kirim adalah :
Vs = Vr + resistive drop + reactive drop.
= Vr + IcR + jIcX
= Vr+ Ic (R + jX)
= Vr+jωCVr (R + jω L) karena X = ωL
Vs = Vr -ω2CLVr + j ωCRVr
Beberapa efek pada saluran transmisi
4. Corona effect Pada Saluran Transmisi
Pada sebuah saluran transmisi AC dengan jarak antara konduktor lebih
besar dibandingkan dengan diameter konduktor itu sendiri, maka udara
disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion mengalami stres dielektrik
Ketika tegangan pada saluran transmisi tersebut masih rendah, stres
dielektrik yang dialami oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak
cukup untuk mengionisasi udara disekitar konduktor. Tapi ketika tegangan
pada saluran transmisi ditingkatkan melebihi nilai ambang batas sekitar 30
kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive voltage, atau tegangan
breakdown udara pada suhu dan tekanan normal, maka udara disekitar
konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga terjadi ionisasi terhadap
ion-ion yang dikandung didalam udara tersebut.
Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan
menimbulkan cahaya bersamaan dengan suara mendesis disertai dengan
pembebasan ozon, yang mudah diidentifikasi karena baunya yang khas.
Fenomena ini dikenal sebagai efek corona. Jika tegangan pada saluran
transmisi terus dinaikkan, intensitas cahaya akibat timbulnya corona
menjadi lebih tinggi dan suara mendesis semakin jelas terdengar. Efek
corona ini dapat mengurangi effisiensi pada saluran transmisi terutama
pada saluran EHV (Extra High Voltage) atau SUTET
Faktor-faktor yang mempengaruhi Korona
a. Kondisi atmosfir
Tegangan breakdown (tembus) udara dipengaruhi oleh kerapatan udara.
Sehingga pada kondisi udara yang lembab dan mendung jumlah ion disekitar
konduktor akan lebih banyak dibandingkan kondisi udara normal. Hal ini
akan cenderung lebih mudah terjadi pelepasan muatan di udara.
b. Kondisi konduktor
semakin besar diameter konduktor, efek korona akan lebih sedikit terjadi.
Kekasaran permukaan konduktor dan banyaknya debu di permukaan
konduktor akan memperbesar terjadinya efek korona dan bahkan
meningkatkan besaran rugi-rugi korona.
c. Jarak antar konduktor
Semakin besar jarak antar konduktor dibandingkan dengan diameter
konduktor, efek korona akan semakin kecil, karena jarak antara konduktor
yang besar akan mengurangi elektrostatic stress pada permukaan konduktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi Korona
d. Tegangan transmisi
Bila Tegangan transmisi masih rendah, tidak ada perubahan pada atmosfir
disekitar konduktor, sehingga tidak terjadi efek korona. Semakin tinggi
tegangan transmisi potensi terjadinya korona semakin besar.
e. Frekuensi sistem
dari persamaan rugi korona, terlihat bahwa nilainya dipengaruhi oleh
frekuensi sistem. semakin tinggi frekuensi semakin besar rugi korona.
f. Jumlah konduktor per phasa
Pada tegangan tinggi, konduktor tunggal akan menghasilkan rugi korona
yang besar. Oleh karena itu digunakan konduktor berkas (bundle). Karena
akan meningkatkan GMD konduktor sehingga akan meningkatkan disruptive
voltage, dan menurunkan rugi korona.
g. Efek dari arus beban
Bila arus beban naik, temperator konduktor naik, sehingga kemungkinan
terjadinya pengotoran konduktor akan bekurang, dan akan mengurangi rugi
korona.
Metode untuk mengurangi efek korona :
a. Menggunakan konduktor berkas (bundle)
b. Jarak antar kondoktor ditetapkan agar efek korona tdk
terlalu besar
c. Permukaan konduktor diusahakan silindris
d. Menggunakan konduktor dengan diameter yg lebih besar
e. Terminal pada peralatan tegangan tinggi diusahakan halus
danberbentuk menyerupai bola
f. Menggunakan korona ring pada isolator
g. Konduktor dan isolator diusahakan tidak cacat/
berlubang.
CORONA
FACTOR YANG MEMPENGARUHI CORONA LOSS:-

Factor yg
mempengaruhi
corona loss.

Perbedaan
Kondisi
Potensial antara
Atmosfir.
dua conductor.

Fenomena corona yang


terlihat, sebagai akibat
proses ionisasi pada ion-ion
di udara, yang disertai
dengan suara mendesis
14
Beberapa pengertian terkait efek korona :
1. Critical disruptive voltage : adalah tegangan minimum
phase-neutral dimana corona mulai terjadi . Pada 2 buah
konductor masing-masing dengan radius r cm dan jarak
antar konduktor d cm. Apabila V adalah tegangan phase-
neutral, maka potential gradient pada permukaan konductor
adalah :

agar korona dapat terjadi nilai g harus sama dengan


tegangan tembus udara. Tegangan tembus udara pada
tekanan 76 cm dan temperatur 25ºC adalah 30 kV/cm (peak)
atau 21·2 kV/cm (r.m.s.) dan ditulis sebagai go. Bila Vc adalah
tegangan phase-neutral yang diperlukan untuk kondisi ini,
maka
sehingga Critical disruptive voltage :

Formula diatas adalah untuk kondisi udara standar yaitu pada


tekanan 76 cm dan temperatur 25ºC. Apabila kondisinya
berbeda, nilai go juga berubah dan sangat dipengaruhi oleh
kerapatan udara. Sehingga diperlukan adanya faktor koreksi
kerapatan udara δ, yang nilainya :

sehingga Critical disruptive voltage menjadi :


Selain itu koreksi juga perlu dilakukan terhadap kondisi
permukaan konduktor, dengan faktor kekasaran permukaan
mo
sehingga Critical disruptive voltage menjadi :

dimana : mo = 1 Untuk konduktor permukaan halus


= 0,98 – 0,92 untuk konduktor yang kotor
= 0,87 – 0,8 untuk konduktor pilin
Beberapa pengertian terkait efek korona :
2. Visual Critical voltage : adalah tegangan minimum phase-
neutral dimana cahaya corona mulai terlihat sepanjang
konduktor . Pada kasus 2 buah konductor, cahaya korona
bukan terjadi pada critical disruptive voltage Vc tetapi pada
tegangan yang lebih tinggi Vv yang disebut visual critical
voltage. Nilai efektif phase-netral dari visual critical voltage
dinyatakan dengan rumusan empiris sbb :

dimana : mv adalah faktor ketidakteraturan kakasaran


permukaan konduktor yang nilainya adalah 1,0 untuk
konduktor dengan permukaan halus dan 0,72 – 0,82 untuk
konduktor dengan permukaan kasar. Untuk nilai 0,72 disebut
lokal korona dan nilai 0,82 disebut general korona
Beberapa pengertian terkait efek korona :
3. Rugi daya akibat korona : terjadinya korona selalu diikuti
dengan rugi-rugi energi dalam bentuk cahaya, panas dan
suara serta reaksi kimia. Rugi daya akibat korona dinyatakan
dengan persamaan empiris sbb :
Pada kondidi udara cerah

dimana : f = frekuensi system(Hz)


V = tegangan phasa-netral (rms)
Vc = critical disruptive voltage per phase (rms)
Untuk kondidi cuaca mendung
Vc = 0,8 x kondisi cerah
• Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI)
Audible noise adalah bunyi yang kontinyu baik yang merata, tak
teratur serta tidak nyaman didengar oleh rasa pendengaran
manusia normal yang disebabkan karena suara mesin industri,
transportasi maupun suara akibat korona pada saluran transmisi.
Tingkat AN diukur dalam satuan dBA yang sesuai dengan satuan
pendengaran manusia. Batas AN menurut kriteria Perry
berdasarkan tingkat ketidaknyamanan masyarakat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1. Tanpa teguran : AN < 52,5 dBA
2. Teguran sedang : 52,5 dBA < AN < 59 dBA
3. Banyak teguran : AN > 59 dBA

Secara khusus PT. PLN tidak mengeluarkan peraturan khusus


mengenai besar AN pada saluran transmisi. Namun, pada SPLN 46-
1 tahun 1981 tentang pembatasan tingkat bising dapat dijadikan
salah satu acuan tentang tingkat bising.
Berdasarkan rumus empiris BPA, perhitungan AN adalah
sebagai berikut :

Rumus AN berdasarkan program TLCALC 2001 adalah


sebagai berikut :
Korona yang terjadi dalam saluran transmisi menghasilkan
gangguan elektromagnetik yang menyebabkan gangguan
penerimaan gelombang radio. Gelombang AM dipancarkan
gelombang pembawa (carrier) pada frekuensi 0,5-1,6 MHz.
Daerah frekuensi ini memiliki kecenderungan terganggu oleh
radio interference (RI) korona. Satuan RI dinyatakan dalam
nilai µV/m atau dalam satuan desibel (dB) dengan acuan 1
µV/m.
Perhitungan RI dengan rumus empiris CIGRE pada kondisi
cuaca baik dengan frekuensi alat ukur 0,5 MHz adalah sebagai
berikut :
Perhitungan RI dengan rumus empiris TLCALC 2001
yaitu :
RI pada cuaca hujan :
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI

• Kemampuan kerja saluran transmisi, terutama saluran menengah dan


panjang, dapat diperbaiki dengan kompensasi reaktif jenis seri atau shunt.
Kompensasi seri terdiri dari suatu “bank” kapasitor yang dihubungkan seri
dengan masing-masing penghantar fasa saluran. Kompensasi seri
memperkecil impedansi seri saluran, yang merupakan penyebab utama
jatuh tegangan dan merupakan faktor terpenting dalam penentuan daya
maksimum yang dapat dikirimkan oleh saluran. Kompensasi shunt
dilakukan dengan menempatkan induktor antara masing-masing saluran
dan netral untuk mengurangi sebagian atau menghilangkan sama sekali
suseptansi shunt saluran tegangan tinggi, yang terutama penting pada
keadaan beban yang ringan di mana tegangan ujung penerima dapat
menjadi sangat tinggi, jika tidak diadakan kompensasi.
• Pada saluran transmisi menengah dan panjang, arus pengisian Ichg akibat
adanya kapasitansi saluran tidak dapat lagi diabaikan, dan nilainya
didefinisikan sebagai,
Ichg = BC x Vln

di mana BC adalah suseptansi kapasitif total saluran dan Vln adalah


tegangan ke netral
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI

• Jika kita memasang induktor antara saluran ke netral pada salah satu ujung
atau pada kedua ujung saluran maka suseptansi induktif total menjadi BL
dan arus pengisian menjadi ;
Ichg = (BC - BL) x Vln = BC.Vln (1- BL/BC)

• Kita lihat bahwa arus pengisian diperkecil oleh faktor yang terdapat di dalam
kurung. Faktor ini disebut faktor kompensasi shunt dan nilainya adalah
BL/BC.
• Saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan ekstra tinggi atau tegangan
ultra tinggi membutuhkan peralatan kompensasi. Hal ini terutama
dimaksudkan untuk mengontrol tegangan kerja disetiap titik sepanjang
saluran, memperkecil panjang elektrik θ dari saluran jadi menaikkan batas
stabilitas statis saluran, menaikkan kapasitas penyaluran.
• Alat-alat kompensasi pada saluran-saluran transmisi adalah reaktor shunt,
kapasitor serie atau kombinasi keduanya. kompensasi dengan reaktor shunt
biasanya digunakan pada saluran transmisi menengah & kompensasi dengan
kapasitor seri atau kombinasi keduanya digunakan pada saluran panjang.
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI

• Derajat kompensasi pada kompensasi dengan reactor shunt adalah BL / BC,


dimana BL adalah suseptansi induktif dari reaktor shunt, dan BC adalah
suseptansi kapasitif total dari saluran. Derajat kompensasi pada
kompensasi dengan kapasitor seri adalah XL / XC, di mana XC adalah
reaktansi kapasitif dari kapasitor seri dan XL adalah reaktansi induktif total
dari saluran per fasa.

Kompensasi shunt

Kompensasi serie
Tegangan di sisi kirim naik pada
kondisi beban rendah
P2, Q2

U1 U2
Q

Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Disebut ”Ferranti effect”
1,0 pu

U1 U2

Ketika beban turun, daya reaktif yang dibangkitkan pembangkit lebih besar dari pada daya
reaktif yang diserap saluran. Sehingga tegangan sepanjang saluran akan naik. Untuk
mengatasi situasi ini perlu menyerap deya reaktif lebih banyak
Reactor shunt akan menstabilkan
tegangan sistem
P2, Q2

U1 U2
Q

Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Bila terhubung dengan Reactor Shunt
1,0 pu

U1 U2
Reactor shunt akan mengkonsumsi daya reaktif yang dibangkitkan oleh saluran
transmisi. Dengan menambahkan reactor shunt di saluran, kelebihan daya
reaktif yang dibangkitkan akan dikompensir. Tegangan akan turun sesuai yang
diinginkan.
Reactor shunt akan menstabilkan
tegangan sistem
P2, Q2

U1 U2
Q
Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Bila terhubung dengan Reactor Shunt

1,0 pu

U1 U2

Dengan melakukan switching pada reactor shunt akan


memberikan perubahan tegangan yang bertahap pada
saluran transmisi
Profil tegangan tergantung dengan beban
(R) + X
P2, Q2

U1 U2
Q

Profil tegangan bila beban dinaikkan (P2), reactor shunt terhubung

1,0 pu

U1 U2
Pada kondisi reactor shunt terhubung di saluran. Bila bebannya naik, saluran akan
menyerap daya reaktif lebih banyak dan tegangan akan turun. Kita menyerap terlalu
banyak daya reaktif, sehingga kita harus menurunkan penyerapan daya reaktif. Hal ini
dapat dilakukan dengan melepaskan kembali reactor shunt dari saluran
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI

• Panjang elektrik saluran :


Ө= β l
di mana ;
β = ZY radian
Setelah pemasangan reaktor shunt,maka konstanta umum ekivalen A dan B dari
ketiga sirkuit terhubung seri : Y j
A = 1+ − dan B = Z
2 ωLsh
kombinasi saluran dan reaktor shunt menghasilkan admitansi shunt yg baru :
Y' Y j Y j
= + = −
2 2 ωLsh 2 X sh
Kompensasi reaktor shunt
• Kompensasi reaktor shunt dilakukan dengan memasang reaktor pada salah
satu ujung atau pada kedua ujung saluran. Bila saluran itu panjang sekali,
maka saluran dibagi dalam beberapa bagian dan setiap bagian dikompensasi.
Sebagaimana tujuan dari kompensasi adalah untuk mengontrol tegangan
kerja di setiap titik sepanjang saluran, dan untuk memperkecil panjang
elektrik saluran.
Contoh soal :
Suatu saluran transmisi tunggal, tiga fasa, 50 Hz, 500 kV, 250 km dengan
konstanta : Z = j0,65 Ohm/km; Y = j5,1 x 10-6 Mho/km, R diabaikan.
Untuk mengurangi panjang elektrik dan memperbaiki pengaturan tegangan pada
saluran, maka dipasang reaktor shunt yang sama besarnya pada kedua ujung
saluran. Misalkan |VS|=|VR| = 500 kV, Tentukan :
a. Panjang elektric saluran sebelum pemasangan reaktor shunt;
b. Induktansi reaktor (Henry) agarpanjang elektrik saluran berkurang menjadi
20o:
c. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan reaktor shunt
d. Bila VR = 500 kV , dan beban 200 MW pada faktor daya 0,9 lagging,
tentukan pengaturan tegangan sebelum dan sesudah pemasangan
reaktor shunt.
Jawab :
a. Panjang elektrik saluran : θ = β.l

β = 0,65 x 5,1 x 10 −6 = 1,8207 x 10 −3 radianperkm


θ = β.l = 1,8207 x 10-3 x 250 = 0,4552 radian
θ = 0,4552 x 57,3o = 26,1o
b. B = Z tdk berubah bila :
Θ = panjang elektrik sebelum pemasangan reaktor shunt = 26,1 o
Θ’= panjang elektrik setelah pemasangan reaktor shunt = 20 o
Maka : θ ' β 'l Z .Y ' 20
= = = = 0,7663
θ βl Z .Y 26,1

Jadi : Y’ = (0,7663)2 x Y ; Y = j5,1 x 10-6 x 250 = j 1,275 x 10-3 Mho


Y’ = j 0,000749
Dan Y’/2 = j 0,0003745 Mho
Maka : Y j
− = j 0,3745 x10 −3
2 X sh
j/ Xsh = 0,6375 x 10-3 – 0,3745 x 10-3
= 0,263 x 10-3 Mho
Xsh = 3,802 x 103 Ohm
Jadi : 3
3,802 x10
Lsh = = 12,11 Henry / fasa
314
c. Daya natural sebelum dan setelah pemasangan reaktor shunt :
Po , Zo = daya natural dan impedansi surja sebelum kompensasi
Po’, Zo’ = daya natural dan impedansi surja setelah kompensasi
Untuk panjang saluran 250 km : Z = j162,5 Ohm dan Y = j 1,275 x 10-3 Mho
Z 162,5
Zo = = −3
= 357 Ohm
Y 1,275 x10

Z 162,5
Zo ' = = −3
= 466 Ohm
Y' 0,749 x10
Maka :
500 x500
Po = = 700 MW
357
500 x500
Po ' = = 536 MW
466
Terlihat setelah dilakukan kompensasi dengan reaktor shunt, kemampuan
penyaluran daya berkurang
d. Pengaturan tegangan
VR = 500 kV (L-L) atau 288,68 kV (L-N)
PR = 200 MW dengan PF = 0,90 lagging
Maka :
200 x1000
IR = ∠ − 25,84 o Amp
3 x500 x0,9
I R = 256,6∠ − 25,84 o Amp
Sebelum kompensasi :
ZY
A = 1+ = 0,8964
2
B = Z = j 162,5 Ohm
VS = A.VR + B.IR
= 277 + j 37,5 kV (L-N)
|VS| = 279,5 kV (L-N) atau = 484,1 kV (L-L)
VR no load = |VS|/|A|= 540 kV (L-L)
540 − 500
VR(%) = x100% = 8%
500
Setelah kompensasi :
B = Z = j 162,5 Ohm
Y’ = j 0,749 x 10-3 Mho
ZY '
A = 1+ = 0,9391
2
VS = A.VR + B.IR
= 289,3 + j 37,5 kV (L-N)
|VS| = 291,7 kV (L-N) atau = 505 kV (L-L)
VR no load = |VS|/|A|= 538 kV (L-L)

538 − 500
VR(%) = x100% = 7,6%
500
Jadi dengan kompensasi reaktor shunt, pengaturan tegangan membaik.
Tetapi bila reaktor shunt hanya dipasang selama keadaan tanpa beban, maka
pengaturan tegangan akan lebih baik 484,1
− 500
0,9391
VR(%) = x100% = 3,1%
500
Kompensasi seri
• Kompensasi seri ini dilakukan dengan kapasitor seri. Kapasitor seri
dipasang pada salah satu ujung saluran dan bila saluran lebih panjang
maka dipasang pada kedua ujung saluran. Pemasangan kapasitor seri di
tengah-tengah saluran adalah lebih baik tetapi lebih mahal karena harus
menambah gardu khusus untuk instalasi kapasitor tersebut.
• Kapasitor seri lebih efektif untuk mengkompensasikan reaktansi seri,
dengan demikian menaikkan limit daya statis atau menaikkan stabilias
saluran. Kapasitor seri ini dilengkapi dengan suatu “ spark gap” untuk
perlindungan terhadap arus hubung singkat.
• Salah satu yang perlu diperhatikan dengan kompensasi seri ini adalah
derajat kompensasi. Derajat kompensasi tidak boleh terlalu besar.
Kompensasi 100 persen jelas tidak diperbolehkan karena akan
menimbulkan resonansi seri. Derajat kompensasi yang dekat dengan
kompensasi 100 persen juga berbahaya, karena bila frekuensi turun,
misalnya bila pembangkitan kurang, maka derajat kompensasi akan
mendekati seratus persen, jadi akan terjadi resonansi. Ini disebut sebagai
resonansi sub-sinkron.
Kompensasi Seri
1. Menaikkan kemampuan transfer daya
2.Memperbaiki kinerja kondisi transient
3.Memperbaiki keseimbangan daya
reaktif
4.Memperbaiki stabilitas tegangan
5.Memperbaiki keseimbangan aliran daya
dari saluran diekatnya
6.Menunda investasi pembangunan
transmisi
7.Mempertahankan ROW yang sdh ada

Beberapa keuntungan kompensasi seri


40
Kompensasi Seri

Umumnya saluran transmisi


bersifat induktif, dengan
menambahkan kapasitansi
seri akan menurunkan
reaktansi total saluran

Menurunkan XL menaikkan
PR

Level kompensasi K didefinisikan sebagai persen dari XL offset oleh kapasitor seri
Contoh: Untuk XL = 1 ohm, dengan kompensasi 30% akan menghasilkan XL - XC = 0.7
ohm

Menaikkan kemampuan transfer daya


41
Kompensasi Seri

Bila A1 > A2, generator akan


kembali ke kestabilan

Kompensasi Seri akan


menaikkan batas stabilitas
sistem dengan menurunkan
reaktansi sistem antar mesin
sebagimana hal ini langsung
menaikkan torsi sinkronisasi
yang dapat dipertukarkan antar
mesin

Memperbaiki kinerja transient setelah


terjadi gangguan
42
Kompensasi Seri
Rugi2 daya reaktif saluran Reactive Power Balance For A 300 Mile 500kV Line
Transmisi :
Qlosses=I2Xline

Output daya reaktif Capacitor


seri:
Qoutput=I2Xcapacitor

Dengan naiknya transfer daya di


saluran, sebagian Qoutput akan
offset Qlosses

Memperbaiki keseimbangan daya reaktif


dan pengaturan sendiri
43
Kompensasi Seri
Menaikkan level/ derajat
kompensasi K memberikan Effect of Increasing Compensation Levels
kemampuan Qoutput lebih besar
Kemampuan transfer daya
maksimum dari saluran juga
akan naik
Daya reaktif Generator menjadi
tersedia untuk pengaturan
tegangan

Memperbaiki stabilitas tegangan


44
• Misalkan : X = ω L = reaktansi seri total saluran
C = kapasitansi dari kapasitor seri
Bila derajat kompensasi 90 %, maka :
1/ωC = ωL
Atau 1
= 0,90
ωC x ωL
Namun apabila frekuensi turun dari 50 Hz menjadi 48,5 Hz , jadi pengurangan
frekuensi 3%, sehingga derajat kompensasi menjadi :
1 0,90
= 2
= 95,65%
0,97ωC x 0,97ωL (0,97)
Dan bila frekuensi turun menjadi 47,5 Hz, jadi pengurangan frekuensi 5%,
maka derajat kompensasinya menjadi :
1 0,90
= 2
= 99,72%
0,95ωC x 0,95ωL (0,95)
Dan ini sudah mendekati resonansi seri dan berbahaya. Derajat kompensasi
dalam praktek sekitar 40% - 50%
Kompensasi seri
Pengaruh kapasitor seri terhadap tegangan
• Dengan pemasangan kapasitor seri, reaktansi ekivalen berkurang, dengan
demikian jatuh tegangan berkurang, jadi pengaturan tegangan lebih baik
Kompensasi seri
Pengaruh Kapasitor Seri Terhadap Penyaluran Daya
• Dengan kompensasi seri, reaktansi seri berkurang, jadi limit daya stastis
bertambah besar. Besar daya yang disalurkan diberikan oleh persamaan
VS VR
PR = sin δ
B
• Untuk saluran menengah dengan representasi nominal Pi dan T, tahanan
diabaikan, harga [B] diberikan oleh X yaitu reaktansi seri saluran. Jadi, bila
pada saluran X-Xc, di mana Xc adalah reaktansi kapasitif dari kapasitor seri.
Daya yang disalurkan menjadi,

VS VR
PR = sin δ
X − XC
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa daya maksimum bertambah
dengan pemasangan kapasitor seri
Contoh soal :
Dari contoh soal sebelumnya, untuk mengurangi panjang elektrik menjadi 20o
akan dipasang kapasitor seri, tentukan :
a. Besar kapasitansi dari kapasitor seri per fasa dan derajat kompensasinya
b. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor seri.
Jawab :
a. Konstanta saluran B dapat dinyatakan = Z – jXc
Sementara Z = jX, sehingga : Z’ = j(X-Xc)
Sebelum kompensasi panjang elektrik θ = ZY = 26,1o
Setelah kompensasi panjang elektrik
θ ' = Z ' Y = 20 o

Sehingga : θ'
=
Z'
=
20
= 0,7663
θ Z 26,1

Maka : Z’ = 0,5872 . Z = j 0,5872 x (0,65 x 250) = j 95,42 Ohm


Jadi : (X – Xc) = 95,42
Xc = 162,5 – 95,42 = 67,08 Ohm
Atau : 1/ωC = 67,08 Ohm
Jadi : 1
C= = 4,75 x10 −5 Farad / fasa
314 x67,08
Derajat kompensasinya : XC 67,08
= x100% = 41,3%
X L 0,65 x 250

b. Daya natural sebelum kompensasi seri = 700 MW


Setelah kompensasi seri, impedansi surja menjadi :
Z' 95,42
Zo ' = = −3
= 273,6 Ohm
Y 1,275 x10

Dan daya naturalnya menjadi :


500 x500
Po ' = = 914 MW
273,6

Jadi dengan kompensasi seri kemampuan penyaluran daya bertambah besar


• Kompensasi Kombinasi Reaktor shunt dan Kapasitor Seri
Kapasitor seri dan pararel (shunt) pada sistem daya menimbulkan daya reaktif
untuk memperbaiki faktor daya dan tegangan kerenanya menambah
kapasitas sistem dan mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif
sebanding dengan kuadrat arus beban sedangkan pada kapasitor pararel
(shunt) berbanding lurus dengan kuadrat tegangan. Selain itu secara umum
dapat dikatakan bahwa dari segi ekonomi biaya untuk pemasangan kapasitor
seri lebih tinggi daripada kapasitor pararel (shunt).
Tugas – 5 (latihan soal)
1. Suatu saluran transmisi tiga fasa, 50 Hz, 275 kV, 300 km dengan
konstanta : Z = j0,75 Ohm/km; Y = j4,5 x 10-6 Mho/km, R diabaikan.
Untuk mengurangi panjang elektrik dan memperbaiki pengaturan
tegangan pada saluran, maka dipasang reaktor shunt yang sama
besarnya pada kedua ujung saluran. Misalkan |VS|=|VR| = 275 kV,
Tentukan :
a. Panjang elektric saluran sebelum pemasangan reaktor shunt;
b. Induktansi reaktor (Henry) agar panjang elektrik saluran
berkurang menjadi 20o:
c. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan reaktor shunt

2. Dari soal No.1, untuk mengurangi panjang elektrik menjadi 20o akan
dipasang kapasitor seri di ujung saluran sisi terima,
Tentukan :
a. Besar kapasitansi dari kapasitor seri per fasa dan derajat
kompensasinya
b. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor seri.
Tugas – 5 (latihan soal)
3. Suatu saluran transmisi tiga fasa, 50 Hz, 110 kV, panjang 160 km
menggunakan konduktor dengan diameter 1,036 cm, dengan jarak
antar konduktor phasa 2,44 meter. Temperatur udara 26,67 oC dan
tekanan udara 73,15 cm Hg. Tentukan karakteristik korona saluran
transmisi pada kondisi tersebut yang terdiri dari: (diasumsikan faktor
kekasaran permukaan 0,85)
a. Critical disruptive voltage;
b. Visual critical voltage untuk lokal korona dan general korona:
c. Rugi-rugi korona per phasa dan total

Anda mungkin juga menyukai