Tatap Muka 6 :
(Efek-efek pada saluran transmisi &
Kompensasi pada saluran transmisi)
Beberapa efek pada saluran transmisi
1. Skin effect
2. Proximity effect
3. Ferranty effect
4. Corona effect
5. Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI)
IcR
1 1
LC = LC =
3 x105 (3 x105 ) 2
Sehingga :
analisa Ferranti effect dapat dijelaskan dengan diagram phasor.
Vr sebagai reference phasor, digambarkan dengan OA.
Vr = Vr (1 + j0)
Arus pengisian pada Capacitansi saluran, Ic = jωCVr
Sehingga tegangan sisi kirim adalah :
Vs = Vr + resistive drop + reactive drop.
= Vr + IcR + jIcX
= Vr+ Ic (R + jX)
= Vr+jωCVr (R + jω L) karena X = ωL
Vs = Vr -ω2CLVr + j ωCRVr
Beberapa efek pada saluran transmisi
4. Corona effect Pada Saluran Transmisi
Pada sebuah saluran transmisi AC dengan jarak antara konduktor lebih
besar dibandingkan dengan diameter konduktor itu sendiri, maka udara
disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion mengalami stres dielektrik
Ketika tegangan pada saluran transmisi tersebut masih rendah, stres
dielektrik yang dialami oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak
cukup untuk mengionisasi udara disekitar konduktor. Tapi ketika tegangan
pada saluran transmisi ditingkatkan melebihi nilai ambang batas sekitar 30
kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive voltage, atau tegangan
breakdown udara pada suhu dan tekanan normal, maka udara disekitar
konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga terjadi ionisasi terhadap
ion-ion yang dikandung didalam udara tersebut.
Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan
menimbulkan cahaya bersamaan dengan suara mendesis disertai dengan
pembebasan ozon, yang mudah diidentifikasi karena baunya yang khas.
Fenomena ini dikenal sebagai efek corona. Jika tegangan pada saluran
transmisi terus dinaikkan, intensitas cahaya akibat timbulnya corona
menjadi lebih tinggi dan suara mendesis semakin jelas terdengar. Efek
corona ini dapat mengurangi effisiensi pada saluran transmisi terutama
pada saluran EHV (Extra High Voltage) atau SUTET
Faktor-faktor yang mempengaruhi Korona
a. Kondisi atmosfir
Tegangan breakdown (tembus) udara dipengaruhi oleh kerapatan udara.
Sehingga pada kondisi udara yang lembab dan mendung jumlah ion disekitar
konduktor akan lebih banyak dibandingkan kondisi udara normal. Hal ini
akan cenderung lebih mudah terjadi pelepasan muatan di udara.
b. Kondisi konduktor
semakin besar diameter konduktor, efek korona akan lebih sedikit terjadi.
Kekasaran permukaan konduktor dan banyaknya debu di permukaan
konduktor akan memperbesar terjadinya efek korona dan bahkan
meningkatkan besaran rugi-rugi korona.
c. Jarak antar konduktor
Semakin besar jarak antar konduktor dibandingkan dengan diameter
konduktor, efek korona akan semakin kecil, karena jarak antara konduktor
yang besar akan mengurangi elektrostatic stress pada permukaan konduktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi Korona
d. Tegangan transmisi
Bila Tegangan transmisi masih rendah, tidak ada perubahan pada atmosfir
disekitar konduktor, sehingga tidak terjadi efek korona. Semakin tinggi
tegangan transmisi potensi terjadinya korona semakin besar.
e. Frekuensi sistem
dari persamaan rugi korona, terlihat bahwa nilainya dipengaruhi oleh
frekuensi sistem. semakin tinggi frekuensi semakin besar rugi korona.
f. Jumlah konduktor per phasa
Pada tegangan tinggi, konduktor tunggal akan menghasilkan rugi korona
yang besar. Oleh karena itu digunakan konduktor berkas (bundle). Karena
akan meningkatkan GMD konduktor sehingga akan meningkatkan disruptive
voltage, dan menurunkan rugi korona.
g. Efek dari arus beban
Bila arus beban naik, temperator konduktor naik, sehingga kemungkinan
terjadinya pengotoran konduktor akan bekurang, dan akan mengurangi rugi
korona.
Metode untuk mengurangi efek korona :
a. Menggunakan konduktor berkas (bundle)
b. Jarak antar kondoktor ditetapkan agar efek korona tdk
terlalu besar
c. Permukaan konduktor diusahakan silindris
d. Menggunakan konduktor dengan diameter yg lebih besar
e. Terminal pada peralatan tegangan tinggi diusahakan halus
danberbentuk menyerupai bola
f. Menggunakan korona ring pada isolator
g. Konduktor dan isolator diusahakan tidak cacat/
berlubang.
CORONA
FACTOR YANG MEMPENGARUHI CORONA LOSS:-
Factor yg
mempengaruhi
corona loss.
Perbedaan
Kondisi
Potensial antara
Atmosfir.
dua conductor.
• Jika kita memasang induktor antara saluran ke netral pada salah satu ujung
atau pada kedua ujung saluran maka suseptansi induktif total menjadi BL
dan arus pengisian menjadi ;
Ichg = (BC - BL) x Vln = BC.Vln (1- BL/BC)
• Kita lihat bahwa arus pengisian diperkecil oleh faktor yang terdapat di dalam
kurung. Faktor ini disebut faktor kompensasi shunt dan nilainya adalah
BL/BC.
• Saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan ekstra tinggi atau tegangan
ultra tinggi membutuhkan peralatan kompensasi. Hal ini terutama
dimaksudkan untuk mengontrol tegangan kerja disetiap titik sepanjang
saluran, memperkecil panjang elektrik θ dari saluran jadi menaikkan batas
stabilitas statis saluran, menaikkan kapasitas penyaluran.
• Alat-alat kompensasi pada saluran-saluran transmisi adalah reaktor shunt,
kapasitor serie atau kombinasi keduanya. kompensasi dengan reaktor shunt
biasanya digunakan pada saluran transmisi menengah & kompensasi dengan
kapasitor seri atau kombinasi keduanya digunakan pada saluran panjang.
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI
Kompensasi shunt
Kompensasi serie
Tegangan di sisi kirim naik pada
kondisi beban rendah
P2, Q2
U1 U2
Q
Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Disebut ”Ferranti effect”
1,0 pu
U1 U2
Ketika beban turun, daya reaktif yang dibangkitkan pembangkit lebih besar dari pada daya
reaktif yang diserap saluran. Sehingga tegangan sepanjang saluran akan naik. Untuk
mengatasi situasi ini perlu menyerap deya reaktif lebih banyak
Reactor shunt akan menstabilkan
tegangan sistem
P2, Q2
U1 U2
Q
Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Bila terhubung dengan Reactor Shunt
1,0 pu
U1 U2
Reactor shunt akan mengkonsumsi daya reaktif yang dibangkitkan oleh saluran
transmisi. Dengan menambahkan reactor shunt di saluran, kelebihan daya
reaktif yang dibangkitkan akan dikompensir. Tegangan akan turun sesuai yang
diinginkan.
Reactor shunt akan menstabilkan
tegangan sistem
P2, Q2
U1 U2
Q
Profil tegangan pada kondisi tanpa beban atau beban rendah (P2),
Bila terhubung dengan Reactor Shunt
1,0 pu
U1 U2
U1 U2
Q
1,0 pu
U1 U2
Pada kondisi reactor shunt terhubung di saluran. Bila bebannya naik, saluran akan
menyerap daya reaktif lebih banyak dan tegangan akan turun. Kita menyerap terlalu
banyak daya reaktif, sehingga kita harus menurunkan penyerapan daya reaktif. Hal ini
dapat dilakukan dengan melepaskan kembali reactor shunt dari saluran
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI
Z 162,5
Zo ' = = −3
= 466 Ohm
Y' 0,749 x10
Maka :
500 x500
Po = = 700 MW
357
500 x500
Po ' = = 536 MW
466
Terlihat setelah dilakukan kompensasi dengan reaktor shunt, kemampuan
penyaluran daya berkurang
d. Pengaturan tegangan
VR = 500 kV (L-L) atau 288,68 kV (L-N)
PR = 200 MW dengan PF = 0,90 lagging
Maka :
200 x1000
IR = ∠ − 25,84 o Amp
3 x500 x0,9
I R = 256,6∠ − 25,84 o Amp
Sebelum kompensasi :
ZY
A = 1+ = 0,8964
2
B = Z = j 162,5 Ohm
VS = A.VR + B.IR
= 277 + j 37,5 kV (L-N)
|VS| = 279,5 kV (L-N) atau = 484,1 kV (L-L)
VR no load = |VS|/|A|= 540 kV (L-L)
540 − 500
VR(%) = x100% = 8%
500
Setelah kompensasi :
B = Z = j 162,5 Ohm
Y’ = j 0,749 x 10-3 Mho
ZY '
A = 1+ = 0,9391
2
VS = A.VR + B.IR
= 289,3 + j 37,5 kV (L-N)
|VS| = 291,7 kV (L-N) atau = 505 kV (L-L)
VR no load = |VS|/|A|= 538 kV (L-L)
538 − 500
VR(%) = x100% = 7,6%
500
Jadi dengan kompensasi reaktor shunt, pengaturan tegangan membaik.
Tetapi bila reaktor shunt hanya dipasang selama keadaan tanpa beban, maka
pengaturan tegangan akan lebih baik 484,1
− 500
0,9391
VR(%) = x100% = 3,1%
500
Kompensasi seri
• Kompensasi seri ini dilakukan dengan kapasitor seri. Kapasitor seri
dipasang pada salah satu ujung saluran dan bila saluran lebih panjang
maka dipasang pada kedua ujung saluran. Pemasangan kapasitor seri di
tengah-tengah saluran adalah lebih baik tetapi lebih mahal karena harus
menambah gardu khusus untuk instalasi kapasitor tersebut.
• Kapasitor seri lebih efektif untuk mengkompensasikan reaktansi seri,
dengan demikian menaikkan limit daya statis atau menaikkan stabilias
saluran. Kapasitor seri ini dilengkapi dengan suatu “ spark gap” untuk
perlindungan terhadap arus hubung singkat.
• Salah satu yang perlu diperhatikan dengan kompensasi seri ini adalah
derajat kompensasi. Derajat kompensasi tidak boleh terlalu besar.
Kompensasi 100 persen jelas tidak diperbolehkan karena akan
menimbulkan resonansi seri. Derajat kompensasi yang dekat dengan
kompensasi 100 persen juga berbahaya, karena bila frekuensi turun,
misalnya bila pembangkitan kurang, maka derajat kompensasi akan
mendekati seratus persen, jadi akan terjadi resonansi. Ini disebut sebagai
resonansi sub-sinkron.
Kompensasi Seri
1. Menaikkan kemampuan transfer daya
2.Memperbaiki kinerja kondisi transient
3.Memperbaiki keseimbangan daya
reaktif
4.Memperbaiki stabilitas tegangan
5.Memperbaiki keseimbangan aliran daya
dari saluran diekatnya
6.Menunda investasi pembangunan
transmisi
7.Mempertahankan ROW yang sdh ada
Menurunkan XL menaikkan
PR
Level kompensasi K didefinisikan sebagai persen dari XL offset oleh kapasitor seri
Contoh: Untuk XL = 1 ohm, dengan kompensasi 30% akan menghasilkan XL - XC = 0.7
ohm
VS VR
PR = sin δ
X − XC
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa daya maksimum bertambah
dengan pemasangan kapasitor seri
Contoh soal :
Dari contoh soal sebelumnya, untuk mengurangi panjang elektrik menjadi 20o
akan dipasang kapasitor seri, tentukan :
a. Besar kapasitansi dari kapasitor seri per fasa dan derajat kompensasinya
b. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor seri.
Jawab :
a. Konstanta saluran B dapat dinyatakan = Z – jXc
Sementara Z = jX, sehingga : Z’ = j(X-Xc)
Sebelum kompensasi panjang elektrik θ = ZY = 26,1o
Setelah kompensasi panjang elektrik
θ ' = Z ' Y = 20 o
Sehingga : θ'
=
Z'
=
20
= 0,7663
θ Z 26,1
2. Dari soal No.1, untuk mengurangi panjang elektrik menjadi 20o akan
dipasang kapasitor seri di ujung saluran sisi terima,
Tentukan :
a. Besar kapasitansi dari kapasitor seri per fasa dan derajat
kompensasinya
b. Daya natural sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor seri.
Tugas – 5 (latihan soal)
3. Suatu saluran transmisi tiga fasa, 50 Hz, 110 kV, panjang 160 km
menggunakan konduktor dengan diameter 1,036 cm, dengan jarak
antar konduktor phasa 2,44 meter. Temperatur udara 26,67 oC dan
tekanan udara 73,15 cm Hg. Tentukan karakteristik korona saluran
transmisi pada kondisi tersebut yang terdiri dari: (diasumsikan faktor
kekasaran permukaan 0,85)
a. Critical disruptive voltage;
b. Visual critical voltage untuk lokal korona dan general korona:
c. Rugi-rugi korona per phasa dan total