Anda di halaman 1dari 224

TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 1 :
(Pengantar)
Materi
Ttp. Muka Bahasan
1 Pengantar Transmisi Daya Listrik
2 Karakteristik listrik pada saluran transmisi
3 Karakteristik listrik pada saluran transmisi
4 Konstanta A,B,C,D, panjang saluran
5 Rugi-rugi daya dan kapasitas hantar arus
6 Diagram lingkaran dan aliran daya
7 Perencanaan SUTT
8 Perencanaan SKTT
9 Skin effect, Feranti effecr, corona, noise
10 Tegangan lebih transien pada saluran transmisi
11 Proteksi saluran transmisi
12 Transmisi Arus Searah (DC)
13 Resume
Buku Ajar
1. ELECTRIC POWER TRANSMISSION SYSTEM
ENGINEERING, Turan Gonen
2. TRANSMISI DAYA LISTRIK, Prof. Ir. T.S. Hutauruk, M.Sc.
Materi Tatap Muka 1
• Pengertian umum
• Perencanaan Sistem Tenaga Listrik
• Perencanaan Sistem Transmisi
• Sistem tegangan transmisi
• Komponen utama SUTT
Sistem Tenaga Listrik

Pembangkit

  
Trafo TR
Trafo TTTrafo TM

Pusat Pembangkit Saluran Transmisi Saluran Distribusi Pemakai :


Listrik : SUTET 500 kV SUTM 30 kV Konsumen
PLTU SUTT 150 kV SUTM 20 kV KTR
PLTG SKTT 150 kV SKTM 20 kV KTM
PLTGU SUTT 70 kV SUTT 6 kV KTT
PLTP
PLTA SUTR 230 Volts
PLTD
Pengertian
• umum
Secara etimologis yang dimaksud transmisi adalah pengiriman;
jaringan atau penyaluran. Sedangkan penyaluran dapat diartikan
: proses; perbuatan; cara menyalurkan.

• Dalam sistem tenaga listrik, yang dimaksud transmisi


(penyaluran) adalah penyaluran energi listrik, yaitu : proses/ cara
menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya,
misalnya :
– Dari pembangkit listrik ke gardu induk.
– Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya.
– Dari gardu induk ke jaring tegangan menengah dan gardu distribusi.
– Dari jaring distribusi tegangan menengah ke jaring tegangan
rendah dan instalasi pemanfaatan.

• Lebih spesisifik lagi dalam sietem tenaga listrik yang dimaksud


dengan Transmisi adalah Transmisi Tegangan Tinggi yaitu Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET).
• Sistem transmisi tegangan tinggi, adalah sistem
penyaluran yang:
– Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
(tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan
tinggi.
– Standar tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia adalah : 70
KV dan 150 KV.
– Transmisi 70 KV dan 150 KV ada di Pulau Jawa dan Pulau
lainnya di Indonesia.
– Transmisi tegangan ekstra tinggi 275 KV dikembangkan di
Sumatera. Sedangkan yang 500 KV dikembangkan di Pulau
Jawa.
• Perencanaan suatu sistem transmisi / penyaluran
tegangan tinggi, diawali dari studi perencanaan sistem
tenaga listrik, dilanjutkan dengan studi perencanaan
sistem transmisi.
Perencanaan Sistem Tenaga Listrik (Electric Utility Planning)

Economics & Demographics

Electricity Demand Forecast

Load shape

Peak Demand Forecast


Reliability

Production Cost Generation Expansion Planning

Investment Cost
Transmission Planning

Distribution Planning
Data : Ramalan beban
Data
Rencana Pembangkit
Jaringan eksisting

Studi aliran daya :


Tambahkan transmisi
baru

Feedb
ack
Studi hubung singkat

H
a
s
i
l

s
t
udi
Dapat
diterim
a

PERENCANAAN TRANSMISI Keputusan


Penambahan transmisi baru
Jenis saluran transmisi
• Sebenarnya secara umum transmisi adalah proses
penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat
lainnya, yang besaran tegangannya adalah mulai dari
tegangan ultra tinggi (TUT), tegangan ekstra tinggi
(TET), tegangan tinggi (TT), tegangan menengah
(TM), dan tegangan rendah (TR).
• Namun di Indonesia untuk TET dan TT disebut
saluran transmisi, sedangkan untuk TM & TR disebut
saluran distribusi
• Konstruksi jenis saluran transmisi terdiri dari :
– saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau saluran
udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
– Saluran kabel tegangan tinggi (SKTT)
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
• Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan
kapasitas di atas 500 MW. Tujuannya adalah agar drop
tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara
maksimal
• Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah :
– konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tapak tanah
yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.
– Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET, adalah masalah
sosial yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain
:
– Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET.
– Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi.
– Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dll.
• Pembangunan SUTET ini cukup efektif untuk jarak 100
km sampai dengan 500 km.
Saluran udara tegangan tinggi
(SUTT)
• Di Indonesia tegangan operasi antara 70 KV dan 150 KV.
• Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double
sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4
kawat. 1 kawat sebagai penghantar netral.
• Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar
pada masingmasing phasa berupa berkas konduktor yang
terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan
berkas konduktor biasa disebut Bundle Conductor.
• Jika transmisi ini beroperasi secara radial, jarak terjauh
yang paling efektif adalah 100 km.
• Jika jarak transmisi lebih dari 100 km, maka tegangan jatuh
(drop voltage) terlalu besar, sehingga tegangan ini di ujung
transmisi menjadi rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
sistem transmisi dihubungkan secara ring atau interkoneksi.
Saluran kabel tegangan tinggi
(SKTT)
• SKTT dipasang di kota kota kota-besar, dengan beberapa pertimbangan :
– Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT,
karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
– Untuk ROW juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari
masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung
tinggi.
– Pertimbangan keamanan dan estetika.
– Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
• Jenis kabel yang digunakan :
– Kabel yang berisolasi (berbahan) poly etheline atau kabel jenis
Cross Link Poly Etheline (XLPE).
– Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan
minyak (oil paper impregnated).
• Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan :
– Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core.
Saluran kabel tegangan tinggi
– (SKTT)
Three core dengan penampang 240 mm2 – 800 mm2 tiap core.
– Pertimbangan fabrikasi, dan pemasangan di lapangan.
• Kelemahan SKTT :
– Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
– Untuk transmisi antar pulau digunakan sub marine cable ini
ternyata rawan timbul gangguan. (arus laut, jangkar kapal, dll)
– Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan
penanganan yang kompleks, karena harus melibatkan banyak
pihak, misal : pemerintah kota (Pemkot) sampai dengan jajaran
terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan,
Kepolisian, dll.
• Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter.
Untuk desain dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat
tanpa sambungan sesuai kebutuhan.
• Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub
Marine Cable) dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu :
– Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura). SKTT
150 KV yang dipasang di bawah laut dan di samping Jembatan
Suramadu.
– Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).
– Direncanakan akan didibangun sub marine cable Jawa – Sumatera
Pertimbangan pembangunan SUTT
• Adanya pertambahan dan pertumbuhan beban sistem tenaga listrik.

• Karena pembangkit tenaga listrik pada umumnya lokasinya jauh


dari pusat-pusat beban, sehingga untuk menyalurkan energi listrik
harus dibangun transmisi tegangan tinggi.
• Pemilihan transmisi SUTT mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
– Biaya investasi (biaya pembangunan) jauh lebih murah jika dibanding
transmisi SKTT.
– Untuk penyaluran yang jaraknya jauh, SUTT lebih mudah, lebih cepat dan
lebih praktis dalam pelaksanaan pembangunannya.
– Koordinasi pada saat pelaksanaan pembangunan, lebih mudah, dan tidak
melibatkan banyak pihak jika dibandingkan dengan SKTT.
– Pada saat beroperasi, jika terjadi gangguan mudah dalam perbaikannya.
– Route SUTT bisa melewati berbagai kondisi geografis, misal : dataran
rendah (tanah rata), pegunungan, sungai, persawahan, perbukitan, dan
lainlain.
• Di Pulau Jawa, transmisi SUTT 150 KV telah terpasang secara
sistem interkoneksi. Sedangkan di Pulau-pulau besar lainnya
sedang dikembangkan menjadi sistem interkoneksi.
Ketentuan jarak aman/ ruang bebas (ROW)
• Transmisi tenaga listrik yang bertegangan tinggi (SUTET, SUTT,
SKTT, SKLTT), memiliki resiko tinggi terhadap keamanan dan
kesehatan lingkungan, terutama menyangkut masalah besarnya
tegangan dan pengaruh medan listrik yang ditimbulkannya.
• Satu hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi, adalah
ketentuan jarak aman/ ruang bebas (ROW) pada daerah yang dilalui oleh
jalur transmisi tegangan tinggi.
• Dengan terpenuhinya jarak/ aman / ruang bebas (ROW) di sepanjang
jalur transmisi tegangan tinggi, maka :
– Keamanan dan kesehatan lingkungan dapat terpenuhi dengan baik.
– Dampak secara teknik, keamanan, kesehatan dan sosial,
dapat diterima oleh masyarakat.
• Pada jalur SUTT yang lama pada umumnya sepanjang jalur SUTT tidak
boleh didirikan bangunan. Tetapi saat ini di sepanjang jalur SUTT banyak
didirikan bangunan, dengan pertimbangan selama jarak aman/ ruang
bebas (ROW) dipenuhi, maka keselamatan dan kesehatan lingkungan
akan terpenuhi pula.
ROW
Saluran transmisi AC atau
DC
• Menurut jenis arusnya, Saluran Transmisi dibedakan menjadi:
a. Saluran Transmisi AC (Alternating Current)
b. Saluran Transmisi DC (Direct Current)
• Sebagian besar saluran transmisi menggunakan tegangan AC
• Sistem AC dapat dikelompokkan menjadi dua :
a. Sistem 1 Fasa dan
b. Sistem 3 Fasa
• Kelebihan dari sistem 3 Fasa :
a. Daya yang disalurkan lebih besar
b. Nilai Sesaatnya konstan
c. Mempunyai medan maknet putar
• Oleh karena itu hampir seluruh penyaluran tenaga listrik
di dunia menggunakan sistem AC 3 Fasa.
• Di beberapa negara sudah mulai menggunakan sistem
DC. Penyaluran dengan tegang DC mempunyai
keuntungan:
a. Isolasinya yang lebih sederhana
b. Daya guna (effisiensi) yang lebih tinggi (karena PF =1)
c. Tidak adanya masalah stabilitas, sehingga
memungkinkan penyaluran jarak jauh.
• Namun Persoalan ekonominya masih harus diperhitungkan.
– Sistem DC baru dianggap ekonomis bila jarak penyaluran
antara 400 sampai 600 km untuk saluran udara atau
lebih panjang dari 50 km untuk saluran bawah tanah.
– Hal ini terjadi karena biaya peralatan mengubah dari
tegangan AC ke DC dan sebaliknya (converter &
inverter) masih mahal.
Tegangan Transmisi
• Untuk daya yang sama, apabila tegangan transmisi ditinggikan, maka
daya guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi transmisi turun.
• Rugi-rugi tansmisi berbanding lurus dengan kuadrat arus saluran.
P rugi rugi = I 2 x R (watt)
• Namun demikian peninggian tegangan transmisi berarti juga
penaikan tingkat dan biaya isolasi peralatan dan gardu induk.
• Oleh karena itu Pemilihan Tegangan Transmisi dilakukan
dengan memperhitungkan:
– Daya yang disalurkan
– Jumlah rangkaian
– Jarak penyaluran
– Keandalan (reliability)
– Biaya peralatan dan standarisasi peralatan
• Tegangan Transmisi yang dipakai di Indonesia : 70, 150, 275, 500 KV
Komponen utama SUTT
1. Menara transmisi/tiang transmisi
2. Isolator-isolator
3. Kawat penghantar (conductor)
4. Kawat tanah (ground wires)

Menara / tiang Transmisi


• Menara/tiang Transmisi adalah suatu bangunan penopang
saluran transmisi, yang bisa berupa menara baja, tiang
baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu.
• Tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan pada
saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (dibawah 70 KV)
Sedangkan untuk saluran transmisi tegangan tinggi dan ekstra
tinggi digunakan menara baja
• Menara baja dibagi sesuai fungsinya : menara
dukung, menara sudut, menara ujung, menara
pencabangan.
Tipe Menara transmisi
A transmission lines has the following accessories
1-tower
2-cross
arms 3-
dampers
4-spacers
5-conductors
6-insulators
7-ground wire
8-arching horn gap
arrestors 7-bird guard
8-danger plate-------etc.
23
24
CLOSER LOOK OF DAMPER

25
Komponen utama SUTT
Isolator
• Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis
porselin atau gelas.
• Menurut konstruksinya dikenal tiga jenis isolator:
1. Isolator jenis Pin (pasak)
2. Isolator Jenis Line-post
3. Isolator jenis Suspension (gantung)
4. Isolator jenis Strain

• Isolator Pin dan pos-saluran, digunakan pada saluran transmisi


tegangan menengah (SUTM)
• Isolator Suspension dan Strain dapat digandeng menjadi suatu
rentengan isolator untuk tegangan tinggi (SUTT) dan ekstra tinggi
(SUTET). Jumlah rentengannya tergantung kebutuhan.
Pin, Line-post, Supension & Strain insulator

Pin insulator Suspension

Line-post insulator Strain


Rantai Isolator
 Isolator piring dirangakai di bagian diperhatikan.
pengait tengahnya membentuk
suatu rantai.

 Jumlah isolator piring ditentukan oleh


sistem tegangan yg digunakan,
amplitudo tegangan lebih petir dan
surja hubung serta tingkat
pengotoran isolator.

 Rantai isolator dpt menggunakan tipe


gantung / tarik (suspension /
tension).

 Pengaruh ayunan angin juga harus


Singgle string

Double string
Komponen utama SUTT
Kawat Penghantar (Konduktor)
• Berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari satu tempat ke tempat lainnya.
• Jenis kawat yang digunakan :
• Kawat tembaga (Cu). Saat ini sudah jarang digunakan, karena harganya
yang mahal.
• Kawat ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforce) : Jenis inilah yang saat
ini banyak diginakan di Indonesia.
• Saat ini dikembangkan penggunaan T-ACSR (Thermal-Alluminium Steel
Reinforce), yang memiliki kemampuan hantar arus (KHA) kurang lebih 1,7 kali
KHA ACSR.
• Pertimbangan lain penggunaan ACSR/T-ACSR, selain memenuhi ketentuan
standard teknik, juga memiliki kemampuan (kekuatan) mekanik yang lebih baik
jika dibanding konduktor lain, misal : AAC, AAAC.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Jika arus listrik mengalir pada penghantar, maka akan menimbulkan panas pada
penghantar dan akan menyebabkan terjadinya pemuaian pada penghantar,
yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya penurunan andongan
(lendutan).
• Konsdisi tersebut perlu adanya ketentuan standard suhu operasi maksimum
penghantar yang diijinkan. PLN menetapkan ketentuan suhu operasi
maksimum penghantar SUTT sebesar 750 C.
Komponen utama SUTT
Kawat Penghantar
Jenis-jenis kawat penghantar yang bisa digunakan pada saluran
transmisi, antara lain : tembaga (Cu) dan Aluminium (Al).
Kawat penghantar aluminum terdiri dari berbagai jenis, sbb :
• AAC (All-Aluminium Conductor), kawat penghantar
yang seluruhnya terbuat dari aluminium.
• AAAC (All-Aluminium Alloy Conductor), kawat
penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran
aluminium.
• ACSR(aluminium Conductor Steel Reinforced),
kawat penghantar aluminium berinti kawat baja
• ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced),
kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan
logam campuran.
Kawat Penghantar & kawat tanah
• Kawat penghantar tembaga karena konduktifitas dan kuat
tariknya lebih tinggi. Tetapi untuk nilai tahanan yang sama
tembaga lebih berat dan lebih mahal. Oleh karena itu untuk
saluran transmisi saat ini peran kawat penghantar tembaga telah
digantikan oleh aluminium.
• Untuk memperbesar kuat tarik aluminium, digunakan campuran
aluminum (aluminium alloy). Pada SUTT dengan jarak antar
tiang menara yang jauh (ratusan meter), dibutuhkan kawat
penghantar dengan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu
digunakan kawat penghantar jenis ACSR
• Kawat tanah atau “ground wire” juga disebut kawat pelindung
(shield wire), gunanya untuk melindungi kawat penghantar/
kawat fasa dari sambaran petir langsung. Kawat tanah diletakkan
diatas kawat fasa dan biasanya terbuat dari baja yg lebih murah.
Pertimbangan pemilihan ukuran konduktor
 Pertimbangan Mekanis

 Pertimbangan Electrical
Kebutuhan Mechanical
 Tensile Strength (For Tension)

 Strain Strength(For Vibration)

Kebutuhan Electrical
o Continuous current rating.
o Short time current carrying rating.
o Voltage drop
o Power loss
o Minimum dia to avoid corona
o Length of line
CHARECTERISTICS OF CONDUCTING MATERIAL:-

(a)High (b) High tensile


Conductivity Strength

(e) Low
(C) Should not
specific
Be brittle
Gravity.

(d)
Low
cost
33
ACSR—conductor used in overhead lines

1
2

34
Komponen pengaman SUTT
• Komponen pengaman (perlindungan) pada transmisi
tegangan tinggi (SUTT), memiliki fungsi penting
sebagai pengaman (perlindungan) SUTT secara
menyeluruh.
• Komponen pengaman (perlindungan) pada SUTT, antara lain :
– Kawat Tanah (Ground Wire) dan perlengkapannya.
– Pentanahan tiang.
– Jaringan pengaman (Safety Net).
– Bola pengaman (Balistor).
• Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan
tiang, dipasang di sepanjang jalur SUTT.
• Untuk jaringan pengaman ( Safety Net) dan bola
pengaman dipasang pada tempat-tempat tertentu jalur
SUTT, sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
Kawat tanah dan pentanahan tiang SUTT

• Adalah kawat pentanahan (grounding) yang berfungsi untuk


mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan
(sambaran) petir secara langsung.
• Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja (steel
wire) dengan kekuatan St 35 atau St 50,.
• Jumlah ground wire pada SUTT, ada yang satu atau dua,
tergantung dari pucuk tower.
• Pentanahan tiang dipasang pada masing-masing tower di
sepanjang jalur SUTT. Fungsi pentanahan tiang adalah untuk
menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat
terjadinya sambaran petir.
• Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang
di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi
tower (tiang) SUTT.
Jaring pengaman dan bola pengaman SUTT
Jaring Pengaman
• Berfungsi untuk pengaman SUTT dari gangguan yang dapat
membahayakan SUTT tersebut dari lalu lintas yang berada di bawah
SUTT yang tingginya melebihi tinggi yang diijinkan.
• Fungsi lainnya adalah untuk menjaga kemungkinan putusnya penghantar
SUTT, sehingga tidak membahayakan lalu lintas yang melewati
persilangan dengan SUTT tersebut.
• Pada umumnya jaring pengaman dipasang di perlintasan
(persilangan) jalan umum dengan jalur SUTT.
Bola Pengaman
• Dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.

• Pada umumnya dipasang pada kawat tanah (Ground Wire) di daerah


yang banyak dilewati lalu lintas udara atau di dekat bandar udara
(Bandara).
• Untuk pengaman pada malam hari, digunakan Balistor yang dipasang
pada kawat phasa dan bekerja atas dasar drop tegangan yang dapat
menyalakan ion pendar seperti lampu neon dengan warna kuning
Kawat Tanah
Kawat tanah berada diatas kawat konduktor phasa sepanjang
saluran dan ditanahkan pada setiap tiang.
» Melindungi kawat konduktor phasa dari sambaran petir langsung

» Mengurangi tegangan tinggi sepanjang isolator sewaktu terjadinya sambaran


langsung

Design criterion:
 Sudut perlindungan

 25°-30° s/d 220 KV


 20° untuk 400 KV keatas
 Kawat tanah harus mampu tahan terhadap arus surja petir singkat

hingga 100 kA tanpa mengakibatkan pemanasan berlebih


Kawat Tanah tipe OPGW
• Optical Ground Wire (OPGW)

• Keuntungan :

• Dapat melayani dua tujuan, sebagai kawat tanah


dan menyediakan media jalur komunikasi.
• Transmisi data melalui serat optik memiliki
kecepatan transfer data yang tinggi.

---By Dhananjay Jha, Engineer (E), SJVN


Konstruksi OPGW
OPGW

---By Dhananjay Jha, Engineer (E), SJVN


TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 2 :
Karakteristik Saluran
Transmisi
Materi Tatap Muka 2
Yang dimaksud dengan karakteristik listrik
saluran transmisi adalah konstanta saluran
yaitu
• Resistansi/ Tahanan (R)
• Induktansi (L)
• Admitansi/ Konduktansi (G atau Y)
• Kapasitansi (C)
Pada saluran udara konduktansi (G atau Y)
nilainya sangat kecil (pengaruhnya juga
kecil) sehingga dapat diabaikan
Resistansi
Resistansi atus searah (DC) dari suatu konduktor (kawat penghantar)
dinyatakan oleh

Dimana : l = panjang dari kawat penghantar;


A = luas penampang kawat,
 = resistivitas konductor.
Sehingga resistansi DC per meter dari suatu konductor adalah

Resistivitas suatu konductor merupakan karakteristik dasar dari material


pembuatan konduktor. Bervariasi terhadap jenis dan temperatur dari
material. Pada temperatur sama, resistivitas dari aluminum lebih tinggi
dari pada tembaga.
Resistansi
Nilai resistivitas naik secara linier dengan temperatur dalam daerah temperatur
normal. Bila resistivitas pada suatu temperatur diketahui, nilai resistivitas pada
temperatur lain dpat diketahui dari persamaan berikut

dalam oC dan resistivitas pada titik 1, T2 dan T2 adalah temperatur dalam oC dan resistivitas pada titik 2, d

Material Resistivity at 20oC [m] Temperature constant [oC]


Annealed copper 1.7210-8 234.5
Hard-drawn copper 1.7710-8 241.5
Aluminum 2.8310-8 228.1
Iron 10.0010-8 180.0
Silver 1.5910-8 243.0
Resistansi

Diketahui bahwa perak dan tembaga merupakan material konductor


terbaik. Namun, aluminum, jauh lebih murah dan ringan, sehingga
umumnya saluran transmisi menggunakan konductor jenis ini. Konductor
dengan bahan aluminum harus memiliki diameter lebih besar
dibandingkan tembaga sebagai solusi untuk mengatasi resistivitas
aluminum yg lebih tinggi dr pada tembaga, sehingga almunium dpt
dibebani dengan arus yg sama.
Resistansi arus bolak balik (AC) dr suatu konductor selalu lebih tinggi
dari pada resistansi DC karena pengaruh dari skin effect yang
memaksa lebih banyak arus yang mengalir dipermukaan konduktor.
Semakin tinggi frekwensi arus semakin besar pengaruh skin effect .
Pada frekuensi listrik (50 Hz), pengaruh skin effect tidak terlalu besar.

Nilai resistansi A C dan DC biasanya dapat diketahui dari tabel

konduktor.
Resistansi
Dalam tabel sering kita jumpai penampang kawat diberikan dalam satuan
“CircularMil” (CM). CM adalah penampang kawat yg mempunyai
diameter 1 mil = 1/1000 inch.

CM=1973 x (Penampang dalam mm2)

Atau:

Penampang dalam mm2 =5,067x10-4 x (Penampang dalam CM)

Umumnya kawat penghantar terdiri-dari kawat pilin (Stranded conductor),


maka sebagai faktor koreksi pengaruh dari kawat pilin, panjang kawat
dikalikan 1,02 (2% faktor koreksi)
Induktansi dan reaktansi
induktif
Induktansi seri dari saluran transmisi terdiri dari dua komponen yaitu : induktansi
internal dan induktansi external , yang merupakan produk dari fulksi magnetik di
dalam (internal) dan diluar (eksternal) konduktor. Induktansi suatu saluran
transmisi didefinisikan sebagai jumlah fulksi gabungan [Wb-turns] yang dihasilkan
per amper arus yang mengalir pada saluran: l

1. Induktansi Internal:
Pada suatu konduktor dengan radius r yang membawa
arus I. Pada jarak x dari titik pusat konduktor,
Intentitas kuat medan magnit Hx dapat diperoleh dari
hukum Ampere sbb :
Dimana Hx adalah intensitas medan magnit disetiap titik sepanjang jalur tertutup,
dl adalah unit vector sepanjang jalur dan Ix adalah arus yang terdapat pada
jalur. Untuk bahan material yg homogen dan jalur lingkarang dengan radius x,
besar dari Hx adalah konstan, dan dl adalah selalu paralel dengan Hx.
Sehingga :

Selanjutnya diasumsikan arus terdistribusi merata pada konduktor:

Sehingga , intensitas magnetik pada radius x didalam konduktor adalah


Kerapatan fluksi pada jarak x dari titik pusat konduktor adalah :

Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa


lingkaran dengan ketebalan dx dan pda jarak x dari titik pusat konduktor
adalah

Fluksi lingkup per meter panjang karena fluksi yang terdapat pada pipa adalah
perkalian antara turunan deferensial fluksi dengan sebagian arus yang
terlingkupi adalah
Total fluksi lingkup internal per meter bisa diperoleh dari integral dari …

Sehingga induktansi internalper meter adalah

Bila permeabilitas relatif dari konduktor adalah 1 (non-ferromagnetic material,


seperti tembaga dan aluminium), induktansi per meter berkurang menjadi
Induktansi Eksternal
antara 2 titik diluar
Guna mencari induktansi eksternal saluran
terhadap suatu
konduktor, perlu dihitung fluksi lingkup dari konduktor
yang disebabkan oleh hanya dari bagian fluksi antara
dua titik P1 and P2 yang berjarak D1 dan D2 dari titik
pusat konduktor.
Diluar konduktor intensitas magnetik pada jarak x dari
titik pusat konduktor adalah

(9.16.1)

Karena semua arus ada dalam pipa.

Kerapatan fluksi pada jarak x dari titik pusat konduktor adalah


Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa
lingkaran dengan ketebalan dx dan pada jarak x dri titik pusat
konduktor adalah

Fluksi yang terlingkup seluruhnya pada arus yang dibawa konduktor menjadi :

Total fluksi lingkup eksternal per meter dapat diperoleh melalui integral dari…

Induktansi eksternal per meter iadalah


Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2
kawat
Menentukan induktansi seri dari saluran satu-
phasa 2 konduktor dengan radius masing-masing
r dan jarak antar konduktor D dimana keduanya
mengalirkan arus sebesar I dengan arah yang
berlawanan.

Mempertimbangkan dua jalur integrasi


lingkaran, maka integral garis sepanjang x1
menghasilkan suatu intensitas magnetik ,
karena arus yang dilingkupi oleh x1. nilainya
tidak nol, sehingga :

Karena jalur radius x2 melingkupi kedua konduktor , dan besar arusnya sama
namun berlawanan arah, total arus yang dilingkupi sama dengan 0 dan ,
sehingga tidak ada kontribusi ke induktansi total dari medan magnit pada jarak
lebih besar dari D.
Total induktansi dari kawat per unit panjang dari saluran transmisi ini
adalah jumlah dari induktansi internal dan induktansi eksternal antara
permukaan konduktor dengan radius (r) dan jarak antar konduktor (D):

Secara simetris , total induktansi dari kawat lain yang kedua adalah
sama, sehingga total induktansi dari saluran transmisi 2 kawat adalah :

Dimana r adalah radius masing-masing konduktor dan D adalah jarak antar


konduktor.
Induktansi saluran
transmisi
Induktansi internal

Induktansi eksternal

Dan dengan menganggap D1 sama dengan jari-jari konduktor r dan D2 sama


dengan D, maka persamaan (6) akan menjadi:
Dari persamaan (4) dan (7), maka induktansi konduktor karena fluks internal
dan eksternal dapat ditentukan sebagai berikut:

Dengan mensubstitusikan r’ = re-µr/4, maka :

Jika persamaan (9) dan persamaan (7) saling dibandingkan, maka nilai r’
dapat dikatakan sebagai jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga
tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang
sama dengan konduktor berjari-jari r.
Induktansi dari konduktor
berkas
Apabila konduktor suatu saluran transmisi terdiri dari n-berkas konduktor yang
terhubung secara paralel. Meskipun induktansi dari berkas yang berbeda bernilai
tidak sama, induktansi rata-rata dari masing-masing berkas tersebut bernilai
sama dengan Lav,x. Dengan mengasumsikan bahwa induktansi rata-rata yang
diberikan di atas merupakan induktansi dari n-berkas yang diparalelkan, maka
total induktansi pada konduktor berkas tersebut adalah :

GMR (Geometric Mean Radius) merupakan jari-jari fiktif konduktor berketebalan


nol, sehingga tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai
induktansi yang sama dengan konduktor berjari-jari r, sedangkan GMD
(Geometric Mean Distance) merupakan suatu nilai yang menggantikan
konfigurasi asli konduktor-konduktor dengan sebuah jarak rata-rata hipotesis
(hypothetical mean distance) sehingga induktansi bersama dari konfigurasi
tersebut tetap sama. Besarnya GMD dan GMR adalah :
Perhitungan GMD dan GMR

Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang
(sama pada tiap phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak
tiga kali

GMD saluran transmisi 3 fasa :


Induktansi saluran transmisi

Berkas konduktor 2 kawat Berkas konduktor 4 kawat


Reaktansi Induktif saluran transmisi
Reaktansi induktif dari saluran transmisi tergantung pada induktansi saluran dan
frekwensi dari tenaga listrik . Bila induktansi per unit panjang adalah l, maka
reaktansi induktif per unit panjang adalah

Dimana f adalah frekwensi sistem. Sehingga total induktansi seri dari saluran
transmisi adalah

Dimana d adalah panjang saluran transmisi.


Induktansi saluran transmisi
(Kesimpulan)
1. Semakin besar jarak antar phasa pada saluran transmisi, semakin besar
induktansi saluran. Karena phasa-phasa pada SUTT harus berjarak yang
cukup untuk menjamin isolasi yang mencukupi , maka SUTT akan memiliki
induktansi yang lebih besar dari pada SUTM dan SUTR. Karena jarak antara
phasa pada SKTT adalah sangat kecil ,maka induktansi seri dari SKTT
jauh lebih kecil dari pada SUTT.
2. Semakin besar radius konduktor dari saluran transmisi, semakin kecil
induktansi dari saluran tsb. Pada SUTT dan SUTET, dari pada
menggunakan konduktor yang besar, tidak fleksibel dan berat dengan radius
yang besar, sering digunakan bundle conductor yang terdiri dari dua atau
lebih konduktor dengan total radius mendekati diameter konduktor besar.
Semakin banyak konduktor dalam bundle conductor maka pendekatan luas
penampangnya semakin baik.
3. Untuk mencari nilai induktansi suatu saluran transmisi, terlebih dahulu dicari
besarnya nilai GMR dan GMD dari saluran tsb. Dengan mengetahui besarnya
induktansi saluran, diketahui pula reaktansi induktif saluran (XL). jadi GMR
dan GMD digunakan untuk mengetahui besarnya reaktansi induktif. Selain itu,
GMD dan GMR juga mampu mengetahui besarnya kapasitansi saluran dan
impedansi saluran, sehingga besarnya susut tegangan dapat dikendalikan
melalui parameter impedansi, kapasitif dan induktansi saluran transmisi.
Contoh soal
No.1.

Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing satu fasa terdiri dari
empat kawat dengan konfigurasi sebagai berikut:

r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5
m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas µr = 1, maka:
Mencari GMR : (Persamaan 17)
Mencari GMD :

Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap
kecil. Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m

Induktansi saluran transmisi :


No. 2.

Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing fasa terdiri dari
empat kawat dengan konfigurasi seperti gambar dibawah :
Ditanyakan : GMR, GMD, Induktansi (L) dan Reaktansi induktif (XL)

Jawaban :

Mencara GMR :
Mencari GMR : (Persamaan 17)
Mencari GMD :

Mencari induktansi L

Mencari reaktansi Induktif XL :

XL = 2 π f L

XL = 2 x 3.14 x 50 x 76.6 x 10-7 = 2.405x 10-3 Ώ/m


Kapasitansi dan reaktansi
kapasitif
Bila tegangan V diterapkan pada sepasang konduktor yang dipisahkan oleh
suatu dielectric (udara), muatan dengan jumlah yang sama tetapi
berlawanan tanda terkumpul pada konduktor

Dimana C adalah kapasitansi antara pasangan konduktor.

Dalam sistem AC , suatu saluran transmisi menerima tegangan sinusoida


yang bervariasi terhadap waktu yang berbeda setiap fasanya. Tegangan yang
bervariasi terhadap waktu ini menyebabkan perubahan muatan yang tersimpan
pada konduktor. Perubahan muatan menghasilkan perubahan arus, yang akan
menaikkan arus yang melalui saluran transmisi, dan akan mempengaruhi
faktor daya dan jatuh tegangan pada saluran.
Kapasitansi dari saluran transmisi dapat diperoleh menggunakan hukum Gauss
sbb :

Dimana A menyatakan permukaan tertutup; dA adalah unit vector normal


tegak lurus ke permukaan tsb; q adalah muatan didalam permukaan ; D adalah
kerapatan fluksi listrik di permukaan:

Dimana E adalah intensitas medan listrik dititik tersebut;  adalah


permitivitas dari material/ bahan:

Permittivitas relatif dari material

Permittivitas ruang bebas adalah 0 = 8.8510-12 F/m


Garis fluksi listrik keluar secara uniform/ merata
keluar dari permukaan konduktor dengan
muatan positip di permukaannya. Pada kasus
ini , vector kerapatan fluksi D selalu parallel
dengan vector normal dA dan konstan disemua
titik sepanjang radius r. Sehingga :

Dimana l adalah panjang konduktor; q adalah


kerapatan muatan; Q adalah total muatan di
konduktor.

Sehingga kerapatan fluksi adalah

Intensitas medan listrik adalah


Perbedaan potential antara dua titik P1 dan P2 dapat diperoleh dari

Dimana dl adalah elemen diferensial tangensial ke jalur integrasi antara P1 dan


P2. tidak tergantung dari jalurnya.
dapat mempermudah perhitungan.
vector E dan dl keduanya paralel; sehingga , Edl = Edx. untuk Pint – P2 kedua vector berlawanan arah s
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Perbedaan potensial karena muatan
pada konduktor a dapat diperoleh
dari

Dengan cara yang sama, perbedaan potential karena muatan pada konduktor b
adalah

atau
Tegangan total antara kedua saluran adalah

Karena q1 = q2 = q, persamaan diatas menjadi

Kapasitansi per unit panjang antara kedua konduktor saluran adalah


Sehingga :

Merupakan kapasitansi per unit panjang dari suatu saluran transmisi satu fasa
dua kawat.
Perbedaan potential antara masing-masing konduktor dan tanah (neutral)
adalah setengah dari perbedaan potential antara kedua konduktor. Sehingga
kapasitansi ke tanah dari saluran transmisi satu fasa dua kawat adalah
Kesimpulan :
1. Dengan cara yang sama kapasitansi untuk saluran tiga fasa dapat diketahui.
2. Semakin besar jarak antar fasa dari saluran transmisi, semakin kecil
kapasitansi saluran. Karena fasa-fasa pada SUTT harus dipisahkan dengan
jarak yang mencukupi untuk menjamin kecukupan isolasi saluran, maka
SUTT akan memiliki kapasitansi lebih rendah dibandingkan dengan SUTM
dan SUTR. Karena jarak antara fasa pada SKTT sangat rendah, kapasitansi
shunt SKTT jauh lebih besar dari pada SUTT. Oleh karena itu SKTT
umumnya dipakai pada jarak yang pendek untuk meminimalkan kapasitansi
3. Semakin besar radius dari konduktor dari saluran transmisi, semakin besar
kapasitansi saluran. Sehingga konduktor berkas akan menaikkan
kapasitansi saluran . Saluran transmisi yang baik, adalah kompromi diantara
berbagai kebutuhan untuk induktansi seri yang rendah, kapasitansi shunt
yng rendah, dan pemisahan antar konduktor yang cukup untuk kebutuhan
isolasi antar fasa.
4. Nilai kapasitansi, induktansi dan resistansi saluran dapat diketahui dari
tabel konduktor
Admitansi kapasitif Shunt
Admitansi kapasitif shunt dari saluran transmisi tergantung pada kapasitansi
saluran transmisi dan frekuensi sistem. Apabila kapasitansi per unit
panjang adalah c, admitansi shunt per unit panjang adalah

Sehingga admitansi kapasitif shunt adalah

Dimana d adalah panjang dari saluran. Sehingga reaktansi kapasitif adalah


kebalikan dari admitansi:
Contoh soal
No.1:
Suatu saluran transmisi satu-fasa 8000 V, 60 Hz, terdiri dari dua aluminum
konduktor dengan radius 2 cm jarak antara kawat 1.2 m. Bila panjang saluran
30 km dan temperatur konduktor 200C,
a. Berapa resistansi seri per kilometer dari saluran ini?
b. Berapa induktansi seri per kilometer dari saluran ini?
c. Berapa kapasitansi shunt per kilometer dari saluran ini?
d. Berapa total reaktansi seri dari saluran ini?
e. Berapa total admitansi seri dari saluran ini?

Jawaban :
a. Resisitansi seri saluran transmissi adalah

Dengan mengabaikan skin effect, resisitivitas saluran pada 200 adalah 2.8310-8
-m dan resistansi per kilometer adalah
b. Induktansi seri per kilometer dari saluran transmisi adalah

c. Kapasitansi shunt per kilometer dari saluran transmisi adalah

d. Impedansi seri per kilometer dari saluran transmissi adalah

Sehingga total impedansi seri dari saluran adalah


Contoh soal
e. Admitansi shunt per kilometer dari saluran transmisi adalah

Total admitansi shunt dari saluran menjadi

Reaktansi Kapasitif shunt adalah


Tugas - 1
1. Tentukan resistansi DC dari konduktor tembaga (97,5%) dipilin dengan 3
lapis berukuran 253 mm2 (500.000 CM) dalam Ohm per km pada suhu 25 oC,
bila diketahui ρ 25 = 1,8 mikro-Ohm-cm.
2. Suatu penghantar aluminium terdiri dari 37 kawat masing-masing dengan
diameter 0.333 cm. Hitunglah tahanan dc dalam ohm per kilometer pada
75°C. Bila diketahui ρ aluminium 20°C = 2.83 x 10 – 8 Ω-m
3. Suatu SUTT 345 kV, MVA base 100 MVA , 3 fasa dengan berkas konduktor per
fasa dan setiap fasa terdiri dari 2 konduktor, seperti gambar dibawah.
Konduktor yang digunakan ACSR 1113 kcmil. Jarak antar kedua konduktor
(d) dalam setiap berkas 12 inch, bila diasumsikan D12, D23 dan D31 masing-
masing adalah 26 feet, 26 feet dan 52 feet , tentukan :
a. Induktansi rata-rata per fasa dalam Henri/ meter
b. Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm per km
c. Reaktansi seri dari saluran dalam per unit
d. Kapasitansi line-ke-netral dari saluran dalam Farad per meter
e. Reaktansi kapasitif ke netral dari saluran dalam Ohm per km
Tugas terstruktur

Baca dan pelajari buku Transmisi Daya


Listrik (TS. Hutauruk) Bab 2
TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 3 :
Karakteristik Saluran Transmisi
(2)
Induktansi dan kapasitansi saluran transmisi
1. Induktansi dan reaktansi rangkaian satu fasa
a. Induktansi kawat pilin
b. Perhitungan GMR dan GMD
2. Induktansi dan reaktansi induktif rangkaian tiga fasa
a. Jarak ketiga fasa sama
b. Jarak ketiga fasa tidak sama
3. Kapasitansi dan reaktansi kapasitif rangkaian tiga fasa
a. Rangkaian tiga fasa jarak sama
b. Rangkaian tiga fasa jarak tidak sama
4. Konduktor berkas
a. Reaktansi induktif saluran tiga fasa dengan konduktor berkas
b. GMR konduktor berkas
c. Kapasitansi dan reaktansi kapasitif konduktor berkas
5. Saluran ganda tiga fasa
a. Reaktansi induktif saluran ganda tiga fasa
b. Reaktansi kapasitif saluran ganda tiga fasa
Induktansi dan reaktansi rangkaian satu fasa

Induktansi rangkaian satu fasa


 7  1 1 
L  i  2.10 h ln Henri


 1 
L = La + Ld
• La : komponen pertama dan kedua adalah komponen
kawat, tergantung dari sifat kawat
• Ld : komponen ketiga adalah komponen jarak-jarak kawat
• bila : ln digantikan dengan log, ln = 2,3026 log
dan panjang kawat (h) adalah 1 km = 1000 m, serta frekuensi f = 50
Hz, maka :  1 
L  0,4605.10 log  0,10857  log d
3
Henri / km
 12 
 
r1
Reaktansi induktif : XL = 2π.f.L
 1 
X  Ohm / km

 1 
Perhitungan GMR dan GMD
a. Radius rata-rata geometris (GMR)
Radius rata-rata geometris (GMR) dari suatu kawat bundar adalah
radius dari suatu silinder berdinding sangat tipis mendekati nol
sehingga induktansi silinder tsb sama dengan induktansi kawat asli

b. Jarak rata-rata geometris (GMD)


• Bila suatu lingkaran radius r terdapat n titik berjarak satu sama lain
sama, maka GMD antara titik2 tsb adalah
GMD  r n1
n
• GMD suatu titik thd lingkaran adalah jarak titik tsb thd
pusat lingkaran
• GMD dari dua lingkaran dengan jarak titik pusat d12 adalah d12
b. GMR dan GMD penghantar konsentris (dipilin)
Umumnya konduktor saluan transmisi terdiri dari kawat-kawat yang
dipilin. Semua elemen kawat memiliki radius yang sama.
Jumlah elemen kawat dari suatu penghantar yang dipilin ditentukan
dalam rumus :
n  3 p 2  3 p 1
Dimana p merupakan jumlah lapisan kawat , tidak termasuk inti (yang
hanya 1 kawat). Jumlah kawat tiap lapisan = 6 p
i. Penghantar konsentris dengan 1 lapis (7 kawat)

GMD  2r 5
6
Karena jarak tiap kawat berurutan adalah 2
r GMR = 2,1767 r
ii. Penghantar konsentris dengan 2 lapis (19 kawat)
GMD  2r 17 18
GMR = 3,788 r
iii. Penghantar konsentris dengan 3 lapis (37 kawat)
GMD  2r 35 36
GMR = 5,3744 r
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 1- fasa , 50 Hz, menggunakan konduktor tembaga keras
97,5%; 107,2 mm2 (4/0 atau 211.600CM), jumlah elemen kawat 19, radius efektif
0,6706 cm. Jarak antara kedua kawat 1,5 meter.
Tentukan Reaktansi induktif per kawat per fasa dalam Ohm/km.

Jawaban
1 
: 
X L  0,14467 log  0,10857  0,14467 log d12
r  1 
r1 = radius konduktor (meter) = 0,006706 meter
d12 = jarak antara kawat (meter = 1,5 meter

X 0,14467 lo  1  0,10857  0,14467 log1,5  0,3556


L g  Ohm / km
0,006706 
Induktansi & reaktansi induktif rangkaian tiga fasa
a
a. Jarak antara fasa sama (simetris)

Induktansi per fasa sama


D D dengan induktansi rangkaian
satu fasa
 1
L  0,4605.10 3
log  0,10857  log d Henri / km

c b  12 
D  

X  r1
 1
Ohm / km
L 0,14467log  0,10857  log d12
 r
 1 

b. Jarak antara fasa tidak sama (asimetris)


Induktansi per fasa  1
L  0,4605.10

3
log  0,10857  log Henri / km
GMD
 
 r1 
 1
X  
L 0,14467log  0,10857  log GMD Ohm / km
 r1 

Dimana
GMD  D12 .D23.D31
: 3
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa , 50 Hz, 150 kV menggunakan konduktor
ACSR 282 mm2 (556.500CM), 30/7, konfigurasi horizontal datar dengan jarak
antar kawat 5,33 meter. Radius efektif kawat 1,21 cm = 0,0121 meter.
Tentukan (a). Jarak ekivalen kawat; (b). Reaktansi induktif per kawat per
fasa dalam Ohm/km.

Jawaban : (a). Jarak ekivalen kawat = GMD

GMD  3 d AB .dBC .d AC  3 5,33x5,33x10,66  6,715 meter

(b). Reaktansi induktif : XL = Xa + Xd


X 0,14467 log 1  0,10857  0,14467 log GMD
L
 
r 1 
X 0,14467 log 1  0,10857   0,14467 log 6,715  0,29307  0,11965  0,4127
L   Ohm / km
0,0121 
Kapasitansi & reaktansi kapasitif rangkaian tiga fasa

a. Kapasitansi saluran 3 fasa dengan jarak fasa sama


qa
C 2 . f .h Farad

Van ln 1
 ln
r1 d 2,417x10 
12 8
Farad / km
C
atau log 1  log d
12
r
Reaktansi kapasitif : 1

1
XC  j  X a ' X d '
2 . f
.C
X '  0,1317 log MegaOhm / Xd '  0,1317 log MegaOhm / km
a
1 km d12
r1

b. Reaktansi Kapasitif saluran 3 fasa dengan jarak antar fasa tidak sama
XC  1
j  X a ' '  0,1317 log MegaOhm / km
2 . f Xd
GMD
.C r1
GMD  3 D12 .D23.D31
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa menggunakan konduktor ACSR 456 mm2
(900.000CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak antar kawat 4,2672
meter (14 feet).
Frekuensi sistem 50 Hz. Diamater kawat 2,9515 cm.
Tentukan kapasitansi dan reaktansi kapasitif dari saluran
tsb

Jawaban :

GMD  3 d AB .dBC .d AC  3 4,2672x4,2672x8,5344  5,3763 meter

X'  j0,1317 lo  GMD   0,1317 log 5,3763  0,3373


C
g  MegaOhm  km
 r1  0,01476

1 1
C   0,0094x106 Farad / km
2 . f .XC 2 .50.(0,3373x106 )
Konduktor berkas (bundle)
Pada SUTET, bila saluran tiap fasa hanya menggunakan satu konduktor, rugi
corona dan interferensi komunikasi sudah sangat besar. Untuk itu pada tiap fasa
digunakan konduktor berkas dengan jumlah konduktor 2, 3, 4 atau lebih.
Dengan menggunakan konduktor berkas, reaktansi saluran akan lebih kecil
sehingga kapasitas hantar arus akan lebih besar.

Saluran transmisi 3 fasa yang panjang umumnya dilakukan transposisi


diantara fasanya, fluksi lingkup pada fasa A karena arus pada fasa B,

λAB D
= K iB ln
B lilitan-Weber
d
AB

Dimana : dAB = jarak pusat konduktor berkas A ke pusat konduktor berkas


B DB = jarak pusat konduktor berkas B ke titik jauh
Dengan cara yang sama untuk fasa A karena arus fasa C

Induktansi konduktor berkas per fasa adalah :


 1 1 1 1
 ln  4  ln ...  ln d 
 r d 
LA  K iA
A

 1 12

GMD
n
Konduktor
Pendekatan : berkas
Reaktansi induktif konduktor berkas per fasa :

XL = 0,14467 log GM
Ohm/km
D
GMR
Konduktor
Dimana :
GMD berkas
3 d .d .d
ABBCAC GMR  n 11213
r '.d.dd 1n
GMR dari konduktor berkas dimana sub konduktor mempunyai jarak-jarak
yang sama dan terletak pada suatu lingkaran dengan radius R adalah :

Bila jumlah sub konduktor 2, maka n = 2


R R

S
2 r1 '
GMR  r 1 '.S  r 1 '.2R R R

Dimana : r1’ = GMR sub konduktor


Bila jumlah sub konduktor 3, maka n = 3
S
R
3
R S
3 r1 '
GMR  3 r 1'.S 2  3 r1'.3R2  R 3
R

Bila jumlah sub konduktor 4, maka n = 4


S
R r'
2 GMR  R 4 41
R

Bila jumlah sub konduktor n, maka bentuk umumnya adalah :

n. r1 '
GMR  R n
R
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif untuk konduktor berkas
C  2h
QA  Farad

A eA 1 
ln  ln  ln ...ln   ln GMD
 d12 d13 d1n 
r1

Dengan pendekatan, reaktansi kapasitif :


X’C = Xa’(eq) + Xd’ Mega Ohm-km
 
 1 
X a '(eq)  j0,1317 log 
 n r1 R 
Rn
 

Xd '  3 d AB .dBC .d AC
j0,1317 log
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa menggunakan konduktor berkas dengan 2 sub-
konduktor per fasa. Jarak sub konduktor S = 0,4 meter dan jarak-jarak kawat
berkas sbb :
dAB = dBC = 7 meter
dAC = 14 meter
Radius sub konduktor = 1,725 cm
Tentukan reaktansi induktif dan kapasitif dari saluran tsb
2 r1 '
Jawaban : GMR  R
R
Dimana : R = ½. S
= 0,2 m
1,725 e1/ 4
r1'  meter
100
Jadi :
r' 1,725 .e 1/ 4
GMR  R 2 1  0,2 2100 x0,2  0,0733 meter
R

GMD  3 d AB .dBC .d AC  3 7x7x14  8,82 meter


Jawaban :

Jadi :
X  0,14467 log 8,82
 0,14467  0,301 Ohm / km
GMD 0,0733
log
L
GMR
 
 
1   0,1317 log 1   0,1423

Xa (eq)
' j0,1317 log  0,01725  MegaOhm  km
 r 
Rn n 1R   0,2 2
 0,2 

X d '  j0,1317 log 3d AB .dBC .d AC  0,1317 log 3 7x7x14  0,1245MegaOhm  km

XC’ = Xa’(eq) + Xd’


= - (0,1423+0,1245)
= - 0,2668 Mega-Ohm-km
Saluran ganda tiga
fasa
Reaktansi induktif untuk saluran ganda tiga fasa

d16
1=a 6=f
d12
d25 5=e
2=b d13

d23 d36
3=c 4=d
Saluran 1 Saluran 2

Reaktansi induktif X L  0,14467 log Ohm/km/konduktor


= GMD
GMR

GMD  d12 .d13.d15 .d16 .d23.d24 .d26 .d34 .d35 .d45 .d46 .d56
12

14
Saluran ganda tiga
GMR  6
fasa
r
1 .d25 .d36 
'3.d
Reaktansi kapasitif =
X   GMD 
 
Contoh soal
Suatu saluran transmisi ganda 3-fasa menggunakan konduktor dengan ukuran
sbb :
r1 ‘= 0,00698 m
r1 = 0,008626 m
Jarak antar konduktor sbb :
d12 = d23 = d45 = d56 = 3,0785 m
d13 = d46 = 6,096 m
d14 = d36 = 8,2013 m
d15 = d24 = d26 = d35 = 6,6751 m
d25 = 6,4008 m
d16 = d34 = 5,4864 m
Tentukan reaktansi induktif dan kapasitif dari saluran tsb

Jawaban
: GMD  12 . . . .d23.d24 .d26 .d34 .d35 45 . .d56
d12 d13 d15 d16 .d d46

GMD  12 3,07854 x6,0962 x6,67514 x5,48642  meter


4,9165
Contoh soal
GMR 
r ' .d
6
3
.d .d GMR  0,006983 x8,20132 x6,4008  meter
 0,2296
6

1 14 25 36
Jawaban :

X L  0,14467 log
 Ohm / km / konduktor
4,9165
0,1925
0,2296

Untuk perhitungan reaktansi kapasitif :


GMD nya sama, untuk GMR r1’ diganti dengan r1

GMR  6r 3.d.d
1142536.d

GMR  6 0,0086263 x8,20132 x6,4008  0,2552meter

X j0,1317 log 4,9165  j0,1692


C MegaOhm  km / konduktor
0,2552
Tugas – 2 (latihan
1. soal)
Suatu saluran transmisi 3-fasa , 50 Hz, 230 kV menggunakan konduktor
ACSR 402,83 mm2 (795.000CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak
antar kawat 8,6 meter. Radius efektif kawat 2,21 cm.
Tentukan :
(a). Jarak efektif kawat (GMD);
(b). Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm/km.
(c). Reaktansi kapasitif per fasa dalam MegaOhm/km

2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 50 Hz, menggunakan konduktor berkas


dengan 4 sub-konduktor per fasa. Jarak sub konduktor S = 0,4 meter
dan jarak-jarak kawat berkas sbb :
dAB = dBC = 9 meter
dAC = 18 meter
sub konduktor merupakan ACSR 282 mm2 (556.500 CM), dengan diameter
sub konduktor = 2,3546 cm dan GMR = 0,9571
cm Tentukan :
(a). reaktansi induktif per fasa dalam Ohm/km
(b). Kapasitansi dalam Farad/km
(c). Reaktansi kapasitif dalam MegaOhm/km
TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 4 :
Pemodelan Saluran Transmisi
serta hubungan arus dan
tegangan
Pemodelan saluran
transmisi
Karakteristik saluran transmisi dinyatakan dengan parameter, resistansi, induktansi
dan kapasitansi yang tersebar sepanjang saluran.
Namun memodelkan parameter yang tersebar sepanjang saluran tersebut adalah
sulit. Parameter-parameter tersebut, dapat didekati dengan beberapa resistor,
induktor dan kapasitor.
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

Namun, pendekatan ini tidak praktis, karena harus menghitung arus dan tegangan di
setiap titik sepanjang saluran. Dapat juga diselesaikan melalui persamaan deferensial
untuk saluran, namun juga tdk praktis, untuk sistem yang besar dengan banyak saluran
transmisi.
Untuk panjang SUTT < 80 km, dikategorikan sebagai saluran pendek. Dapat dimodelkan
dengan resistansi dan induktansi seri, karena kapasitansinya dapat diabaikan.

Untuk SUTT, reaktansi induktif pada 50 Hz


umumnya jauh lebih besar dari resistansi saluran.

Saluran pendek
Untuk panjang SUTT (80 – 250 km) dikategorikan
sebagai saluran transmisi dengan panjang menengah/
medium. Disini kapasitansi saluran sudah mulai
diperhitungkan. Dan dapat dimodelkan dengan dua
kapasitor dengan ukuran masing2 separohnya
dikedua ujung saluran. Saluran medium

Untuk SUTT dengan panjang > 250 km dikategorikan sebagai slauran transmisi panjang.
Besarnya nilai resistansi, reaktansi seri (induktif) dan admitansi shunt dari suatu saluran
transmisi dapat dihitung sbb
R  rd
X  xd
Y  yd
Dimana r, x, dan y adalah resistansi, reaktansi, dan admitansi shunt per unit panjang
dan d adalah panjang dari saluran transmisi. Nilai r, x, dan y dapat du dari tabel
referensi konduktor saluran transmisi.
Jaringan 2 kutub (2-port networks)
& konstanta ABCD
Suatu saluran transmisi dapat dinyatakan
dengan jaringan 2 kutub – yaitu suatu jaringan
yg dapat diisolasi dari lingkungan luarnya
melalui dua hubungan kutub, seperti pd gambar.

Bila jaringannya linier, berdasarkan teori rangkaian (analogous to Thevenin’s theorem)


menetapkan hubungan antara tegangan dan arus sisi krim dan sisi terima sbb :

VS  AV  BIR
IS  R  DI R
CVR
Disini konstanta A dan D tanpa dimensi, konstanta B dengan unit , dan konstanta C
diukur dalam Siemens (Mho). Konstnata-2 ini sering kali disebut sebagai konstanta umum
rangkaian, atau konstanta ABCD.
Saluran transmisi pendek
Rangkaian ekivalen per fasa dari saluran pendek

VS dan VR adalah tegangan sisi kirim dan terima; IS


dan IR adalah arus sisi kirim dan terima. Diasumsikan
tidak ada admitansi saluran.

IS  IR
Berdasarkan Hk. Kirchhoff terdapat hubungan untuk tegangan sbb

VS  VR  Z   RI  jX L I
I VR

VR  VS  RI  jX L I
Jaringan 2-kutub & kosntanta ABCD
Konstanta ABCD dapat diinterpretasikan secara physic. konstanta A menggambarkan effect
dari perubahan tegangan sisi terima terhadap tegangan sisi kirim; dan konstanta D
menggambarkan effect perubahan arus sisi terima terhadap arus sisi kirim. Kedua konstanta
A dan D tanpa dimensi.
Konstanta B menggambarkan effect perubahan srus sisi terima terhadap tegangan sisi
kirim. Konstanta C menggambarkan effect perubahan tagangan sisi terima terhadap arus
sisi kirim.

Saluran transmisi adalah jaringan linier 2 kutub, dan sering dinyatakan dengan model ABCD.

Untuk saluran pendek, IS = IR = I, dan konstanta ABCD saluran adalah

A1
B
ZC
0
D1
Diagram fasor saluran transmisi pendek
Tegangan bolak-balik (AC) biasanya dinyatakan dalam diagram fasor.

Beban dengan faktor daya lagging.

Beban dengan faktor daya unity (1,0).

Beban dengan faktor daya leading.

Untuk suatu tegangan kirim VS dan suatu besaran


arus, tegangan sisi terima VR akan lebih rendah
untuk beban lagging dan lebih tinggi untuk beban
leading .
Karakteristik saluran
transmisi
Pada SUTT, nilai reaktansi XL normalnya jauh lebih besar dari resistansi R; sehingga
resistansi saluran sering kali diabaikan. Beberapa karakteristik penting saluran transmisi
adalah sbb

Diasumsikan sebuah generator


mensuplai sebuah beban melalui suatu
saluran transmisi, bagaimana
pengaruh kenaikan beban terhadap
tegangan.

Diasumsikan generator ideal, kenaikan beban akan menaikan daya aktif dan reaktif
keluar dr generator begitu pula arus di saluran transmisi. Sementara tegangan sisi kirim
tetap.

1) Apabila bebannya bertambah dengan faktor daya lagging yang sama, besaran arus
di saluran akan naik tetapi masih dengan sudut  yang sama terhadap VR seperti
sebelumnya.
Jatuh tegangan pada reaktansi juga naik tetapi tetap dengan sudut yang sama.

Diasumsikan resistansi saluran = 0 dan perlu diingat


bahwa besaran tegangan sumber atau tegangan kirim
adalah konstan
VS  VR  jX L I
Jatuh tegangan pada reaktansi jXLI akan berkisar antara
VR and VS.

Sehingga , bila beban lagging naik, tegangan sisi terima akan berkurang cukup besar

2) Sebaliknya , Naiknya beban dengan faktor daya


unity (1,0), akan sedikit menurunkan tegangan
sisi terima.
3) Sedangkan , naiknya beban dengan
faktor daya leading , maka tegangan sisi
terima juga akan naik

Ringkasan :
1. Bila beban lagging (inductive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun cukup besar – nilai pengaturan tegangan (VR) akan
besar dan positif.
2. Bila beban unity-PF (resistive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun sedikit – nilai pengaturan tegangan (VR) akan kecil dan
positif..
3. Bila beban leading (capacitive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di
sisi terima dari saluran akan naik – nilai pengaturan tegangan (VR) akan negatif..
Pengaturan tegangan (voltage regulation = VR) dari saluran transmisi adalah

VRnl VRfl
VR  .100%
VRfl

Dimana VRnl dan VRfl adalah tegangan no-load dan full-load pada sisi terima saluran.

Untuk saluran pendek : VRnl = VS dan VRfl = VR

Sehingga
VS VR
VR  .100%
VR
Saluran transmisi
menengah
Pada saluran transmisi dengan panjang medium/ menengah (80 – 250 km) , nilai
kapasitansi saluran sudah mulai diperhitungkan. Dalam pemodelannya dapat
dipusatkan di satu titik (nominal T) atau pada dua titik (nominal PI).
Rangkaian ekivalen Nominal T

Relasi tegangan dan arus VS   IR Z  I S Z


: 2 2
VR
I I  Z

I VY  V I
S R P R  R
YV 
 ZY 
IS   I  1
R
Saluran transmisi
 2  R
menengah Y
2
Maka :    Z 
V  1 VR   Z IR
ZY 
2
Y

   4
S
 2
I S  YVR  ZY 
  1  IR
 2

Rangkaian ekivalen Nominal PI The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

Relasi tegangan dan arus


: VS   IP Z
VR Y
Tetapi IP   VR
IR 2
 Y
V V  I  V Z
Jadi : S R  R R 
 2
 
V  1
ZY  V  ZI R
R
S

2
Y Y Y
IS  IP  
 VS   VR  1 V  ZI R
ZY 2
IR R
2 2  
 2
  ZY 2   ZY 
I S  Y 4 V   1 I
 R
 2 
R

Pengaturan tegangan untuk saluran menengah :


VRnl VS
VRfl V
VR  .100% ZY R

VRfl 1
2 .100%
atau VR 
VR
Pada saluran menengah, admitansi shunt
harus dimasukkan dalam perhitungan.
Total admitansi biasanya dimodelkan
dengan model Phi ( model) seperti
gambar disamping.

Arus yg melalui kapasitor sisi terima


adalah
Y
I C  VR
2 2
Dan arus yang melalui impedansi seri adalah

Y
Ise  VR  IR
r 2
Dari Hk. Kirchhoff untuk tegangan, tegangan sisi kirim adalah

VS  
ZIser  Z ) ZY 1V  ZIR
C

VR (I 2
IR VR  R
 2 
Arus sisi kirim
menjadi Y Y
I S  IC1  Iser  IC1  IC  IR   VR  IR
2 VS 2

A  ZY 1 2
BZ

C  Y  ZY 1
 4 
 
D  ZY 1 2
I Y  ZY 1V  ZY 1I
S  4  R  2  R
   

Sehingga konstanta ABCD saluran transmisi menengah adalah

Bila kapasitansi shunt diabaikan, konstanta


ABCD menjadi sama dengan konstanta saluran transmisi pendek.
Karakteristik saluran
transmisi
Daya aktif input ke saluran transmisi 3 fasa dapat dihitung sbb :

Pin  3V cosS  3V cosS


S LL,S
IS IS
Dimana VS adalah besaran tegangan sumber (input) line-to-neutral dan VLL,S adalah
besaran tegangan sumber (input) line-to-line. Disini diasusmsikan untuk hubungan- Y!
Dengan cara yang sama , daya aktif output dari saluran transmisi adalah

Pout  3V cos  3V cosR


R R LL,R
IR IR

Daya reaktif input ke saluran transmisi 3 fasa dapat dihitung sbb :

Qin  3V IS sin  S  3VLL,S IS


S
Karakteristik saluran
sin  S transmisi
Dan daya reaktif output adalah

Qout  3V sin  R 3VLL,R sin  R


R
IR  IR
Daya nyata input ke saluran transmisi 3 fasa adalah

Sin  3V I  3V I
S S LL,S S

Dana daya nyata output adalah

Sout  3V I 
R R
3VLL,R I R
Bila resistansi saluran R dapat diabaikan, daya output dari saluran transmisi dapat
disederhanakan sbb

Diagram fasor yang disederhanakan dari


saluran transmisi menunjukkan bahwa IS = IR = I.
Selanjutnya garis vertikal bc dapat dinyatakan
sebagai VS sin atau XLIcos. Sehingga:

I cos sin

XL
VS

Sehingga daya outputnya sbb:

3VSVR sin 
P
XL
Sehingga , daya yang disuplai oleh saluran transmisi tergantung pada sudut fasor antara
tegangan input dan output.
Daya maksimum yang disuplai oleh saluran transmisi akan terjadi apabila  = 900:

Pmax
3VSVR
 X
L
Daya maksimum ini disebut steady-state stability limit dari saluran transmisi. Dalam
kenyataannya resistansi saluran transmisi adalah tidak = 0, sehingga, sebelum mencapai nilai
transfer daya maksimum sudah mengalami pemanasan pada Saluran transmisi . Secara tipikal
sudut daya pada beban penuh adalah 250 .

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari persamaan daya diatas adalah:

1. Kemampuan transfer daya maksimum dari suatu saluran transmisi adalah fungsi dari
kwadrat tegangan nominalnya. Misalnya apabila semua parameter saluran sama,
suatu saluran transmisi 220 kV akan memiliki 4 kali kemampuan transfer daya
dibandingkan dengan saluran transmisi 110 kV .
Hal ini merupakan salah satu keuntungan menaikkan tegangan saluran transmisi… Namun
tegangan yang sangat tinggi akan menghasilkan medan elektromagnetik yang kuat, yang
menyebabkan interferensi dengan komunikasi dan menghasilkan efek corona –
menyalanya ion-ion udara yang akan meningkatkan losses.
2. Kemampuan transfer daya maksimum dari saluran transmisi : berbanding terbalik dengan
reaktansi seri, yang nilainya cukup besar untuk saluran panjang. Untuk itu di beberapa
saluran panjang menambahkan kapasitor seri untuk mengurangi reaktansi seri secara total,
sehingga meningkatkan kemampuan transfer daya saluran.

3. Dalam operasi normal suatu sistem tenaga listrik, besaran tegangan VS dan VR tidak
banyak berubah, sehingga, besarnya sudut  akan mengendalikan daya yang
mengalir
melalui saluran. Untuk itu dalam rangka mengendalikan aliran daya di saluran dapat
dilakukann dengan meletakkan suatu phase-shifting transformer disatu sisi saluran untuk
mengatur tegangan fasa.
Effisiensi saluran transmisi adalah

Pout
  P .100%
in
Salah satu faktor batasan utama dalam pengoperasian saluran transsmisi adalah pemanasan
pada resisitansi. Karena pemanasan ini adalah fungsi kwadrat arus yang mengalir di saluran
dan tidak bergantung pada sudut fasanya, saluran transmisi biasanya dioperasikan pada
tegangan dan daya nominal nya.

Terdapat Beberapa kendala praktis yang membatasi daya aktif dan reaktif yang dapat disuplai
oleh saluran transmisi. Kendala yang paling penting adalah :
s
1. Arus steady-state maksimum harus dibatasi untuk menghindari pemanasan berlebih pada
saluran transmisi . Rugi-rugi daya pada saluran dihitung dengan pendekatan sbb :

Ploss  3I L 2 R
Semakin besar arus yang mengalir semakin besar rugi-rugi panas pada resistansi.
2. Jatuh Tegangan pada saluran harus dibatasi sekitar 5%. Dengan kata lain rasio
besaran tegangan sisi terima terhadap tegangan sisi kirim adalah

VR
 0,95
VS
Batasan ini menghindari terjadinya variasi tegangan yang berlebihan.
3. Sudut daya  pada saluran transmisi harus  300 untuk menjamin bahwa aliran daya
pada saluran transmisi cukup jauh dari static stability limit sehingga sistem tenaga listrik
dapat menangani apabila terjadi kondisi transient.
Diantara batasan-batasan tersebut ada yang lebih atau kurang penting pada suatu kondisi
tertentu yang berbeda. Pada saluran pendek, dimana reaktansi seri X adalah relatif kecil,
pemanasan pada resistansi biasanya membatasi daya yang dapat disuplai saluran. Pada
saluran yang lebih panjang yang beroperasi pada faktor dInya lagging , jatuh tegangan di
saluran biasanya menjadi faktor pembatas. Pada saluran yang lebih panjang yang
beroperasi pada faktor daya leading , maksimum sudut  dapat menjadi faktor
pembatas.
Contoh soal - 1
1. Suatu saluran transmisi 3 – fasa , 50 km, 70 kV, mempunyai konstanta
saluran sbb : R = 0,20 Ohm per km, X = 0,608 Ohm per km, Y = j4,0 x10-6 Mho
per km. Saluran transmisi tsb mensuplai beban 30 MW dengan faktor daya 0,9
lagging. Tegangan pada ujung beban 70 kV.
Tentukan :
a. Tegangan pada ujung kirim I
b. Daya pada ujung kirim
c. Efisiensi transmisi Z
d. Pengaturan tegangan

Jawaban :
(a). Saluran transmisi ini termasuk saluran pendek IS = IR = I dan VS = VR + I.Z
PR = 30 MW, pf. 0,9 lagging
VR(LL) = 70 kV
VR(LN) = 70 / √3 kV = 40,4 kV
PR
I   30.000 kW   Amp  25,84o
R 25,84o 274,94
3.VR ( LL). 3 x 70 kV x 0,9
pf
Z  0,2 j0,608 x 50  10 j30,4  Ohm
  3271,8o
VS   IZ
VR
VS  40,416  274,94  x 3271,8  40,416  Volt
25,84 8,79845,96
VS  40,416  6,116 j6,324  46,532 j6,324  kV (L  N )
  46,937,49
atau

VS  46,93 kV 3  81,28 kV (L  L)
x

(b). Daya pada ujung kirim :

PS  3 VS θR
θS
I cosS
 S  7,49  (25,84)  33,33o

PS  3 x 81,28 x 274,94 x cos 33,33  32,339  32,34 MW


kW
(b). Efisiensi transmisi :

 .100% 
30
.100%  92,6%
PR 32,34
PS
(b). Pengaturan tegangan :

VR  VS VR .100%  81,28  70 .100%  16,11%


VR 70
Saluran transmisi
panjang
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.

Namun sebenarnya kita tetap bisa memodelkan saluran transmisi panjang sebagai
model nominal  , yaitu dengan impedansi seri yang dimodifikasi Z’ dan admitansi
shunt yang dimodifikasi Y’ . Selanjutnya melakukan perhitungan tegangan dan arus
menggunakan model konstanta ABCD . Nilai impedansi seri dan admitansi shunt yg
dimodifikasi adalah sbb:

sinh
Z'Z
d
d
Y'Y
tanh(d / 2)
d / 2
Model ideal

Model pendekatan
Disini Z adalah impedansi seri saluran; Y adalah admitansi shunt saluran; d adalah
panjang saluran;  adalah konstanta propagasi saluran:

  yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.

ratio pada Z’ dan Y’ mendekati 1.0 dan model tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABC

A  Z 'Y ' 1 2
BZ'

C  Y  Z 'Y ' 1


 
 4 
D  Z 'Y ' 1 2
Tugas – 3 (latihan soal)
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 200 km, 230 kV. Konstanta saluran
transmisi adalah Z = 0,54 ∟71,8o Ohm/km ; Y = 5,0 x 10-6 ∟90o Mho/km.
Saluran transmisi ini menyalurkan daya 150 MW dengan faktor daya 1,0
pada ujung beban. Tegangan pada ujung beban 230 kV. Dengan
menggunakan model nominal PI, tentukan :
(a). Tegangan dan arus pada sisi
kirim; (b). Efisiensi transmisi.
(c). Pengaturan tegangan

2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 100 km, pada sisi terima terhubung ke
beban 50 MW dengan faktor daya 0,85 lagging. Konstanta saluran transmisi
tersebut adalah Z = 95 ∟78o Ω dan Y = 0,001 ∟90o S. Menggnakan model
nominal T, Tentukan :
(a). Konstanta A, B, C, D saluran transmisi
tsb. (b). Tegangan, arus dan faktor daya sisi
kirim (c). Efisiensi saluran transmisi.
TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 5 :
Pemodelan Saluran Transmisi
serta hubungan arus dan
tegangan (2)
Saluran transmisi panjang
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.

Pada model diatas berlaku dV


zI dIx  yV (1)
: x ; dx x
x
dx
x
d
x ;
Bila diturunkan thd x : d d dx2
dIx 2
I
2
V x 
2
z dx
dV (2)
 y dxx
Substitusi persamaan (1) ke (2) d2 x d2 x
: 2 
yzVx ; 2 
yz I x
dx dx
Pada x=0, Vx = VR dan Ix =
IR solusinya adalah :
y
yz
z
yz V x si x  B
(cosh) n I A .
V h . IR
R V
 R

y I s x ( x  D
z
i V c IC .
n R o . IR
h s V
yz yz
h R
2 Persamaan diatas dapat
dituliskan sbb :
Vx  ( x)I = ak
kteri
R
) Z ko te
stik
per
(cosh
V c nst ris
satu
R si ant tik
an
n a p
panj
h pro er
ang
pa sa
 gas tu
i an
I x  ( x)I
R per pa
() c sat nj
V o
sinh ua an
R s n g
h pa
y nja
ng =
 z ad
z m
Di  yzy
=
m im it
pe an
a Zc 
n da si
a nsi ka
Yc  kar ra
:
    j
 Konstanta redaman (ukuran penurunan V dan I per satuan panjang)

 Konstanta pergeseran fasa

Apabila x = l, maka Vx = VS dan Ix = IS & persamaan tegangan dan arus menjadi:

VS  (cosh l)V  (Z sinh l)I


c R
 R

IS  (Yc l)V  (cosh l) IR
sinh R

Selain itu diketahui


cosh l 1  sinh l 1
2 (e  e l
2 (e  el )
 l  l

Sehingga :
)

VS  1 (V R
 I R Zc 1
2
2
)el ( VR  IR Zc
e jl
 )el e jl
IS  1 (VRY  I )el e jl (VRY  I )el e jl
2
c R c R

1
2
Suku pertama dari VS dan IS disebut gelombang datang (incident wave) dan suku kedua
disebut gelombang refelksi/ pantulan (reflected wave). Keduanya merupakan gelombang
berjalan.
Gelombang datang semakin berkurang nilai dan sudut fasanya menuju sisi terima,
sebaliknya gelombang pantul semakin membesar nilai dan sudut fasanya menuju sisi
kirim. Disetiap titik sepanjang saluran, terjadi superposisi antara gelombang datang dan
gelombang pantul.

Kondisi khusus :
o
1. Bila kedua suku berbeda sudut fasa 180 ,maka kedua suku diatas akan saling
menghilangkan, sehingga : IR = 0 dan α = 0. kondisi ini terjadi pada saluran terbuka atau
tanpa beban
2. Bila saluran ditutup dengan inpedansi karakteristik Zc, yang merupakan
impedansi saluran yang panjangnya tak terhingga. pada kondisi ini tidak terdapat
gelombang pantul, sehingga : VR = IR Zc

Nilai Zc, untuk saluran transmisi tunggal sekitar 400 Ω dan untuk saluran ganda 200 Ω,
dengan sudut fasa antara 0 sampai dengan -15o
Panjang Gelombang

Untuk jarak x1 disepanjang saluran dimana βx1 = 2 π, maka vektor tegangan / arus akan
sefasa, maka jarak x1 disebut satu panjang gelombang (λ), dimana :
2 2 . 2 . f
  da v  . ata vf  ata  v
n f u  u
v = kecepatan propagasi dan f = frekuensi gelombang

Untuk saluran udara tanpa rugi2 R = G = 0, maka :


Z = jX dan Y = jB = 1/X’
Daya karakteritik.

Daya karakteristik adalah daya maksimum yang dapat ditransmisikan bila tegangan
sisi terima (VR) adalah sama dengan tegangan sisi kirim (VS) dan dibebani dengan
beban yang sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Bila rugi-rugi saluran diabaikan, R = 0 dan G = 0, maka daya karakteristik disebut daya
natural atau Surge Impedance Loading (SIL) = PN
Untuk saluran panjang :
VS V cosh l  I .Z sinh   cos  l jI R Z o sin  l
R c
R
 l VR 

IS 
IR cosh l  sinh   cos  l jVR sin  l
VR
 l IR 
Z
Z
o
c
Bila rugi-rugi diabaikan :
 l  ( j ) dan   0
 l
Daya karakteritik.
L
Zo  C = impedansi surja

dan  LC  2 . LC = konstanta pergeseran fasa


 f
Apabila V  0
o Maka : V V sin 
V
R R
P 
R S

Z
V S  V S  R o sin  l
o

Harga maksimum PR diperoleh bila |VR| = |VS| = |V| dan ujung beban ditutup
dengan suatu beban yang sama dengan impedansi karaktersitik atau impedansi
surja saluran.
Harga |V2|/Zo disebut Daya Natural atau Pembebanan Impedansi Surja (Surge
Impedans Loading, disingkat SIL)
Jadi
V 2
PR  PN   SIL
Zo
Untuk SUTT :

Zo ≈ 400 Ohm

Sehingga : PN = 2,5 x Tegangan (kVL-L) kW


Harga maksimum β.l :

Dalam keadaan steady state, harga maksimum teoritis dari β.l = 90o.
Tetapi dalam praktek β.l harus dibatasi antara 20o sampai 30o, untuk menjaga
stabilitas saluran.
l f LC l
2
1  300.000 km / det
v
LC

Harga β.l disebut panjang elektrik saluran, jadi jika β.l = 90o = 1,57 radian, maka

1,57 x Untuk f = 50 Hz  l = 1.500 km



l300.000
Untuk f = 0 (DC)  l = ~ (tak terhingga)
2 f

Dalam praktek, panjang saluran dibatasi oleh : Β.l = 30o = 0,523 radian

0,523 x Untuk f = 50 Hz  l = 500 km



l300.000
Untuk f = 0 (DC)  l = ~ (tak terhingga)
2 f
Memperbesar daya natural
(PN)
Untuk memperbesar daya natural dpt dilakukan dengan cara :
1. Tegangan (kV) dinaikkan
2. Zo diturunkan, dengan cara :
L L : diturunkan dengan cara pemasangan kapasitor seri
Zo  C C : dinaikkan dengan cara pemasangan kapasitor
shunt

Pemilihan tegangan kerja, dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Berdasarkan Daya Natural


2. berdasarkan rumus empiris

PN
PN  kV 2
 2,5 kV 2 (kW atau kV  2,5
Zo )

l  kWmaks
kV  5,5
100
Memperbesar daya natural
(PN) l = panjang saluran dlm mile, ditentukan l = 100 mile
Rangkaian ekivalen
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.

Namun sebenarnya kita tetap bisa memodelkan saluran transmisi panjang sebagai
model nominal  , yaitu dengan impedansi seri yang dimodifikasi Z’ dan admitansi
shunt yang dimodifikasi Y’ . Selanjutnya melakukan perhitungan tegangan dan arus
menggunakan model konstanta ABCD . Nilai impedansi seri dan admitansi shunt yg
dimodifikasi adalah sbb:

sinh
Z'Z
d
d
Y'Y
tanh(d / 2)
d / 2
Model ideal

Model pendekatan
Disini Z adalah impedansi seri saluran; Y adalah admitansi shunt saluran; d adalah
panjang saluran;  adalah konstanta propagasi saluran:

  yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.

ratio pada Z’ dan Y’ mendekati 1.0 dan model tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABC

A  Z 'Y ' 1 2
BZ'

C  Y  Z 'Y ' 1


 
 4 
D  Z 'Y ' 1 2
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , tunggal, 300 km, 220 kV.
Konstanta saluran transmisi adalah
Z = 0 + j 0,48 Ohm/km ;
X’ = 0,30 Mega
Ohm/km
Tentukan : (a) Impedansi karakteristik; (b) konstanta propagasi;
(c) Daya Natural ; (d ) panjang elektrik
saluran Jawaban :
X = 0,48 Ohm/km dan X’ = 0,3 x 106 Ohm-km

Zo  Z  
X .X ' (0,48)(0,3x106 )  380 Ohm
Y

    j  ZY  ( j0,48)( j3,333x106
  0  j1,265x103 radian / km

PN  kV 2
2202 127,4 MW
Zo  380 

   .l
Contoh soal
 (1.265x103 )(300) 21,8o
(57,3o ) 
2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , tunggal, 200 km, 220 kV.
Konstanta saluran transmisi adalah
Z = 0,64 ∟71,8o Ohm/km ;
Y = 4,0 x 10-6 ∟90o
Mho/km
Tentukan : (a) Impedansi karakteristik; (b) impedansi surja; (c)
konstanta propagasi; (d) Daya Natural ; (e ) konstanta panjang
gelombang; (f) panjang elektrik saluran
Jawaban :

Z 0,6471,8o
Zc    400  9,1o Ohm
4x106 90o
Y
L  jX  0,608 390
Z C Ohm
o
Y 4x106

    j ZY (0,6471,8o )(4x106 90o


  1,6x103 80,9o  (0,253  j1,580)x103

  1,58x103 radian / km
PN  kV 2
2202 124,1 MW
Zo  390 

   .l  (1,58x103 )(200)(57,3o  18,1o


)
Tugas – 4 (latihan soal)
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 300 km, 138 kV. Konstanta saluran
transmisi adalah Z = 0,105 + j 0,500 Ohm/km ; X’ = 0,3065 MegaOhm-km,
tentukan : (a). Impedansi karakteristik
(b). Impedansi surja.
(c). Konstanta propagasi
(d) Daya natural
(e) Konstanta panjang gelombang
(f) Panjang elektrik saluran

2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 400 km, 275 kV, Z = 300 ∟75o Ω dan Y
= 0,0025 ∟90o S.,
Tentukan :
(a). Impedansi
karakteristik (b).
Impedansi surja.
(c). Konstanta propagasi
(d) Daya natural
(e) Konstanta panjang gelombang
(f) Panjang elektrik saluran
TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 6 :
Diagram Lingkaran saluran Transmisi
Rangkaian kutub
empat
Dalam sistem tenaga listrik, khususnya transmisi daya, sering dinyatakan dalam konstanta2
umum saluran. Saluran transmisi selalu dapat dinyatakan dalam suatu kotak dengan dua
terminal masuk dan kaluar, yang disebut sebagai kutub empat. Suatu rangkaian lisgtrik
dapat dinyatakan dalam suatu rangkaian kutub empat apabila tidak ada sumber tegangan
internal (bersifat pasif), impedansinya tidak tergantung dari arus (bersifat linier) dan
impedansinya tetap dilihat dari sisi mana saja, tidak tergantung arah arus. Saluran transmisi
memenuhi persyaratan ini.

Relasi tegangan dan arus : VS  AV  BIR


R

I S  CV R  DIR (1)

Dan : VR  DVS  (2)


BIS
Rangkaian kutub
empat I  CV  AI
R S S
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Pendek

Persamaan tegangan dan VS  ZI R


arus
VR
IS  0  IR
Sehingga konstanta umum : A = 1 ; B=Z; C=0; D=1
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Menengah
Rangkaian ekivalen Nominal T

Persamaan tegangan dan arus


   Z 
V  1 VR   Z IR
ZY 
2
Y

   4
S
 2  ZY 
IS    1  IR
 2
Sehingga konstanta umum :
YVR
ZY
Z 2Y
A  1 ; 2 BZ ;4
CY; D A
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Menengah
Rangkaian ekivalen
Nominal PHI

Persamaan tegangan dan arus


 ZY   ZY 
ZI  1
V V  I  YV  1 I

  S R

S
R 2 
R
 R
2
Sehingga konstanta umum :
ZY Y 2Z
A  D  1 BZ C Y 
;2 ; 4
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Panjang
Rangkaian ekivalen
Nominal PHI

Persamaan tegangan dan arus

VS  (cosh l)V  (Z sinh l)I


R
 R c 

IS 
sinh  l
( )VR  (cosh l)I R
Zc 
Sehingga konstanta umum saluran :

Z
AD
 cosh  l B sinh  l sinh  l
; Z ; C
c
c
Diagram

lingkaran
Dalam sistem tenaga listrik, khususnya dalam saluran transmisi, tegangan, arus dan
daya selalu berubah-ubah dari saat ke saat. Seperti telah dilihat bahwa dalam
perhitungan yang menyangkut tegangan, arus dan daya sangat panjang dan
memakan waktu. Oleh karena itu untuk menghemat waktu sangat menolong bila
pemecahan dilakukan secara grafik dengan pertolongan diagram lingkaran.
• Diagram lingkaran juga sangat menolong dalam perencanaan dan dalam bidang
operasi. Disamping itu dengan pertolongan diagram lingkaran dapat diterangkan
hasil yang diperoleh
• Dalam teknik tenaga listrik dikenal berbagai diagram lingkaran, salah satunya
adalah diagram lingkaran daya saluran transmisi.

DIAGRAM LINGKARAN DAYA

Daya merupakan bilangan kompleks dan didefinisikan sebagai berikut:


S  V Iˆ  P  jQ
dengan pengertian: + Q = daya reaktif induktif; - Q = daya reaktif kapasitif
Persamaan tegangan dan arus :
V 
A
S Aˆ ˆ
AV B atau dan ˆ  V
I I V
S V Iˆ V

S R R


R R
R
B B
R Bˆ
Daya pada ujung beban:

S R  VR IˆR  PR jQR
Atau 
S  Aˆ V 2 Vˆ SR V

R
Bˆ R Bˆ
Daya pada ujung kirim:
atau I  VR  DV dan S V SSIˆ P S jQ
R DV S  BI S
V S S S S
B B
Maka : Dˆ 2 V Vˆ
SS  VS  SR
B̂ B̂
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
Misalkan VˆS 
 
o
: VR  VR da VS  ata
0o n VS
o
u
VS

Maka persamaan Daya pada ujung beban menjadi :

S  Aˆ V 2  VS VR
 o
R
Bˆ R

Pusat lingkaran : Aˆ 2
H R  Bˆ VR

Radius lingkaran : R VVSR


R
B
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
Bila :
A A da B B da D  D 
 n  n
A
SR   VS VR (
VR 2 ) )
(  B
B

Koordinat pusat lingkaran :


2
A
a. Horizontal :  VR cos(   Wat
B )
A
b. Vertikal :  t
B 2
sin(  
VR )
V a r

VS VR
c. Radius :  B Volt Amp

Diagram lingkaran pada ujung beban
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung kirim :
Misalkan
VS  0 da VR  V    ata ˆ  
o
:
o o
VS n u
R VVRR
Maka persamaan Daya pada ujung beban menjadi :

VS VR
S S  D VS
(   )
2
B  ) B
( 
Koordinat pusat lingkaran :
D 2
a.Horizontal :  B VS cos(  )Watt

 D V
b.Vertikal : S
2 sin(  ) Var
B
 VS VR
c.Radius : Volt  Amp
B
Diagram lingkaran daya pada ujung kirim
Diagram lingkaran
Aliran daya pada saluran transmisi :

Suatu saluran transmisi dengan konstanta umum ABCD :

Daya pada ujung beban I


: SR  VR ˆR  PR jQR
A

S R  VS VR (   ) 2
)
B  B (
VR
Bila VS dan VR tegangan jala-jala dalam kV, maka daya tiga fasa adalah :

PR  VS VR cos(   ) 2
cos(   MW
B A
B
 )
VR
QR  VS VR sin( 2
sin( MVAR
B ) A 
 B )
VR

Daya PR maksimum terjadi bila β = δ, jadi daya maksimum pada ujung beban :

V S VR
A
PR (maks)   2
cos(   ) MW
B B
VR

Dan pada saat ini daya reaktifnya adalah :

A
QR  
VR 2 sin(   MVAR
B )
Jadi supaya diperoleh daya maksimum, maka beban harus dengan faktor daya negatif
(leading). Titik untuk PR(max), sudah digambarkan pada diagram lingkaran pada ujung
beban.
Pada rangkaian ekivalen PHI, nilai B = Z∟θ dan bila saluran pendek A = 1 dan sudut α = 0
2
VS VR VR
P   cos( ) MW
R (maks)
Z Z
2
VS VR VR
P   xR MW
R (maks) 2
Z Z
Untuk SUTT, nilai R biasanya jauh lebih kecil dari pada reaktansi X, sehingga :
  arctan  90o
X
R
V V V V V 2

PR  S R sin  QR 
S R
cos R MVAR
MW X X 
(maks) X
Umumnya nilai δ adalah kecil, maka : sinδ ≈ δ dan cos δ = 1
Sehingga :
VS VR
PR (maks)   MW
X

V V V 2 VR VR
QR  S R
X 
R   S R
V  V 
X .V
X
X
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi fasa tiga 60 Hertz, panjang 100 km. Impedansi seri
0,2+j0,667 ohm/km, dan admintansi shunt 4,42x10-6 mho/km , tegangan pada
ujung beban 220 kV(L – L), dan beban 40 MW pada faktor daya 0,9
terbelakang. Dengan menggunakan representasi nominal PI tentukanlah:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim;
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim;
c. rugi transmisi dan efisiensi transmisi;
d. Pengaturan tegangan;
e. Konstanta umum ABCD;
f. Titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung beban.

Solusi:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim.
Z = 0,2 + j 0,667 ohm/km = 20 + j66,7 Ohm untuk 100 km = 69,6
∟73,3o Y = j 4,42 x 10-6 mho/km = j 4,42 x 10-4 mho untuk 100 km
VR = 220 kV(L – L) = 127 kV (L-N)
PR = 40 MV, pf = 0,9 tebelakang

IR  40.000
 116,6  Amp
3x220x0,9 25,8o
 
V   1 V  ZI R
ZY
R

S
 2

 ZY   ZY 
I  1 YV  1 I
    S   R  
R 4 2
b. Faktor daya dan daya pada ujung
kirim. θS = 2,9o - 3,15o = -0,25o
Jadi faktor daya: cos(-0,25o) = 1,0

PS  3x226,2x103,5x1,0
 40,55 MW
1.000
c. Rugi-rugi transmisi dan efisiensi transmisi.
- Rug -rugi transmisi = 40,55 – 40 = 0,55 MW
- Efisiensi = 40/40,55 x 100% = 98,6%

d. Pengaturan tegangan.
VR ( NL)  VR ( FL)
VR %  x100% ; VR (  127kV (L  N )
VR ( FL) FL)

VR( NL ) 3
VS 130,58
 ZY
1  2  0,985
 132,53 kV (L  N ) ; VR(%)  132,53 127 x100%  4,35%
127
d. Konstanta umum ABCD.

A  1
ZY  0,9853 j0,0044  ;B  20 j66,6  69,773,3o
 0,98530o Z 
2

C  (1
ZY  4,38x10 4
Ohm ; D  A
4)
Y 90o
e. Tentukanlah titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung
beban. Persamaan diagram lingkaran daya pada ujung beban :
A VS VR (
SR   VR 2 ) )
(  B
B
Dimana :
|A| = 0,9853 ; |B| = 69,7 Ohm ; |C| = 4,38 x 10-4 Mho ; α = 0o ; |VR| = 220 kV(L-L) ;
β = 73,3o ; |VS| = 226,2 kV (L-L)
0,9853 220x226,2
Jadi :
SR   x220 2
 (73,3   )
69,7
73,3o
69,7
 684,273,3o  714,073,3  MVA

f. Titik pusat lingkaran:
Horisontal = -684,2 cos 73,3o = - 196,6 MW
Vertikal = -684,2 sin 73,3o = -655,3 MVAR
Radius lingkaran = 714 MVA
Tugas – 5 (latihan soal)
Suatu saluran transmisi fasa tiga 150 kV, 50 Hertz, panjang
110 km. Z = 0,2+j0,7 ohm/km, dan Y = j 4,0x10-4 mho/km ,
tegangan pada ujung beban 150 kV(L – L), dan beban 60
MW pada faktor daya 0,9 terbelakang. Dengan
menggunakan representasi nominal PI tentukanlah:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim;
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim;
c. rugi transmisi dan efisiensi transmisi;
d. Pengaturan tegangan;
e. Konstanta umum ABCD;
f. Titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya
ujung beban.

Anda mungkin juga menyukai