Anda di halaman 1dari 5

Workshop Transmisi dan GI

Tugas Membuat Paper


“Efek Corona pada Sistem Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV”

Oleh :
Enjels Fatkhur Rohman Suyadi
1303181046
D3 Teknik Elektro Industri B

Dosen Pengampu :
Bpk. Yahya Chusna Arif

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada sistem Ketenaga Listrikan di Indonesia terdapat saluran udara tegangan tinggi
(sutet) yang mempunyai variasi tegangan dengan rating 70 KV , 150 KV, 270 KV, 380
KV dan 500 kV dengan saluran kawat super konduktor yang mempunyai resistansi rendah,
sehingga hanya terdapat sedikit rugi rugi/ disipasi daya pada saluran trnasmisi. Adanya sisi
transmisi pada ketenaga listrikan dengan salah satu tujuannya adalah sebagai memperkecil
kerugian energi dan memperendah potensial terjadi nya penurunan tegangan, dan lain lain.
Tetapi terdapat suatu hal negatif jika dalam sistem tenaga listik terlalu memperbesar nilai
potensial tegangan pada sisi transmisi karena bisa menimbulkan gangguan listrik yang
disebut corona. Peristiwa korona terjadi akibat dari kelembapan udara yang membentuk O3
( ozon ) yang dapat menyebabkan kropos, putus dan kegagalan isolasi pada konduktor
tersebut. Sehingga hal ini harus sangat diperhatikan dalam pengaturan tegangan dan
kontrol kondisi udara yang berada pada sekitar sisi tegangan tinggi.

Terdapat ketentuan mengenai gejala corona dengan melihat indikasi dari rugi rugi daya. Jika
rugi-gugi daya yang terjadi pada transmisi sudah melebihi dari sandar yang diperbolehkan yakni
10%, maka hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja perlu dilakukan kajian seberapa besar losess
yang terjadi pada suatu saluran transmisi tegangan tinggi. Cara untuk menentukan atau menghitung
rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh korona pada transmisi telah di lakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya “ PEEK”.

1.2 Tujuan
Dengan tujuan untuk membuat paper ini adalah mengetahui dan memahami
karakteristik gangguan pada sistem tenaga listrik yang disebut korona pada sisi tegangan
tinggi , dan bagaimana dampak yang terjadi akibat perstiwa corona tersebut, dan
mengetahui cara pencegahan untuk meminimalisir terjadinya gangguan tersebut.

1.3 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan peristiwa corona pada sistem tenaga listrik ?
2. Bagaimana proses terjadinya peristiwa corona ?
3. Apa yang menyebabkan sehingga dapat terjadi corona ?
4. Bagaimana efek corona terhadap saluran transmisi tegangan tinggi 150 KV ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa terjadinya Corona pada Sistem Tenaga Listrik


Peristiwa korona berdasarkan ANSI adalah peluahan sebagian (partial discharge)
ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara di sekitar permukaan
konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan listrik
disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau
ozone. Korona sering terjadi pada konduktor yang berbentuk, runcing, kasar ,dan kotor (
terdapat banyak debu ). Hal itu dapat memicu lompatnya elektron ( bunga api ) pada sekitar
konduktor.

Korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya kehilangan elektron
dari molekul udara. Karena terjadinya ionisasi molekul dalam udara, maka molekul netral
di udara bebas mendapatkan energi foton yang cukup dan besarnya melebihi energi yang
diperlukan untuk membebaskan elektron dari molekul gas atau udara. Kelebihan energi
foton dilimpahkan pada elektron yang kemudian di bebaskan dalam bentuk energi kinetik.
Karena adanya medan listrik yang berada disekitar penghantar yang mempercepat gerak
elektron hasil ionisasi tersebut, maka elektron tersebut akan menumbuk molekul- molekul
gas atau udara di sekitarnya. Karena hal ini terjadi terus-menerus maka jumah ion dan
elektron bebas menjadi berlipat ganda. Apabila terjadi eksitasi elektron atom gas, yaitu
berubahnya kedudukan elektron gradien tegangan menjadi cukup besar maka akan timbul
fenomena korona.

2.2 Proses Terjadinya Corona pada Sistem Tenaga Listrik


Korona adalah suatu fenomena yang terjadi pada saat udara di sekitar konduktor atau
penghantar terionisasi. Dari proses tersebut terjadilah pelepasan muatan yang dapat
mengakibatkan kegagalan isolasi pada udara. Mekanisme terjadinya korona :

1. Sebuah molekul atau atom netral medium, di dalam sebuah wilayah medan listrik yang
kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di dekat elektrode melengkung) diionisasikan
oleh peristiwa tumbukan dan menciptakan sebuah ion positif dan elektron bebas.
2. Medan listrik beroperasi pada partikel-partikel bermuatan
lalu memisahkan, mencegah penggabungan kembali, serta
mempercepat partikel-partikel itu, memberikan energi
kinetik ke setiap partikel.

3. Sebagai akibat dari peningkatan energi pada elektron lebih jauh lagi sejumlah pasangan
ion elektron/positif bisa diciptakan dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu
mengalami proses pemisahan yang sama. Proses pemisahan ini menciptakan sebuah
longsoran elektron.
4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif, proses energi
plasma ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran
lebih jauh lagi.
5. Banyak ion terbentuk di dalam rangkaian longsoran ini (yang berlainan antara korona
positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit dan
mempertahankan aliran arus.

2.3 Penyebab Terjadinya Corona

Terjadinya Peristiwa Corona pada saluran Transmisi dipengaruhi beberapa faktor


sebagai berikut, yaitu:
 Kondisi Fisik dari konduktor Transmisi dimana terdapat Adanya kotoran ( debu dan
lain lain ) atau kualitas dari konduktor yang kurang memadahi, membuat konduktor
mudah untuk berinteraksi dengan kondisi lingkungan yang buruk. Oleh karena itu di
sebagian besar kota dan daerah industri yang memiliki polusi yang tinggi, faktor ini
sangat penting wajar untuk melawan efek buruk itu pada sistem.
 Jarak antar konduktor, harus cukup besar dibandingkan dengan diameter garis.
 korona di saluran transmisi terjadi karena ionisasi udara atmosfir yang mengelilingi
kabel, hal ini terutama dipengaruhi oleh kondisi kabelserta keadaan fisik atmosfer.
 Tingginya tegangan pada saluran transmisi Efek corona mulai timbul pada tegangan
kritis lebih dari 30 kV, dan terus meningkat seiring dengan tegangan yang diterapkan
pada saluran transmisiter sebut. Jadi semakin besar potensial tegangan pada saluran
transmisi maka sekmakin besar potensi untuk terjadi peristiwa gejala korona pada
saluran tersebut.
Untuk mengurangi rugi-rugi (inefisiensi) pada saluran transmisi akibat efek korona,
maka suatu rancangan saluran transmisi harus mempertimbangkan faktor diatas.

2.4 Efek Peristiwa Corona pada Saluran Transmisi 150 KV

Korona bisa merusak isolasi / kegagalan isolasi yang bisa menyebabkan short
circuit dan menghasilkan bising terdengarkan dan frekwensi radio, khususnya di dekat
jaringan transmisi tegangan tinggi. Dengan sifatnya yang membuat bertambahnya rugi
rugi daya yang besar , dan munculnya partikel ozone dan nitrogen oksida yang dapat
berpotensi menyebabakan terjadinya Corona.

Transmisi tenaga listrik, dimana lucutan korona menyebabkan:

o Rugi daya yang cukup besar, dan merugikan


o Bising terdengarkan
o Gangguan radiasi elektromagnetik
o Produksi ozon yang berbahaya bagi manusia
o Kerusakan isolasi

Di dalam komponen-komponen listrik seperti trafo, kapasitor, motor listrik serta generator
listrik. Korona secara progresif merusak isolasi di piranti tersebut, yang mengarah ke cacat
perlengkapan dini. Sehingga perlu dikondisikan dimana sistem tegangan tinggi digunakan,
tetapi produksi ozon diminimalisir.

BAB 3
PENUTUP
Kesimplan
Corona Merupakan Suatau peristiwa gangguan pada sistem tenaga listrik yang
mempunyai dampak negatif dan merugikan, dan terjadi pada sistem tegangan tinggi
pada saluran udara , diamana hal tersebut terjadi pada konduktor yang mempunyai fisik
yang kurang terawat yang dapat menyebabakan power losses yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai