TINGGI
Kelompok 8 :
Furqon Muhammad Afif 07111540000008
Restu Maulana Azmi 07111540000046
Hega Andhika Sadewo 07111540000154
Gambar 8.2 hingga 8.4 menunjukkan berbagai macam keluarnya korona pada
tegangan ekstra tinggi. Tipe streamer juga disebut brush discharge, melingkar seperti
batang pohon di permukaan konduktor. Keluaran ini juga disebut plume discharge dan
mempunyai konsentrasi batang yang bisa berada di mana saja dari setiap bagian
permukaan konduktor, berdasarkan tegangan konduktor. Pada bagian terluar, cabang
batang berulang kali dan bergabung menjadi warna seperti violet yang tidak begitu
panjang pada tegangan rendah dan semakin panjang pada tegangan tinggi.
Penampakan kedua pada korona dikenal dengan audible korona, yang muncul
sebagai suara mendesis setiap konduktor bekerja di atas tegangan threshold korona.
Suara ini dihasilkan oleh gangguan di udara di sekitar munculnya korona, atau bisa
juga berdasarkan gerakan ion positif ketika mereka tiba-tiba dihasilkan pada medan
listrik.
Biasanya tidak ada suara yang terdengar bersamaan dengan sinar. Fenomena
korona juga diiringi dengan bau ozon. Saat lembab, dihasilkan asam nitat dan jika
korona yang terjadi cukup berat, bisa terjadi korosi pada konduktor. Selalu ada rugi-
rugi daya karena korona. Terlebih, arus pembebanan saat terjadi korona bertambah
karena arus korona harmonis.
Penampakan korona yang terakhir dan mungkin paling serius adalah efek yang
menyebabkan interferensi radio dan TV. Longsor, menjadi gerakan elektron,
sebenarnya adalah penampakan arus listrik dan menyebabkan medan magnet dan
lsitrik di sekitarnya. Karena mereka muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu yang
singkat, medan magnet dan listrik ini dapat menginduksi pulsa tegangan frekuensi
tinggi di antenna radio dan TV terdekat dan dapat menyebabkan interferensi radio dan
TV. Gangguan listrik ini biasanya diukur dengan radio meter. Korona dapat
mengurangi tegangan berlebih pada rangkaian terbuka yang cukup panjang di kabel
karena pergantian atau petir.
Gambar 8.3 Tes korona pada 500 kV konduktor rangkap tiga dengan frekuensi 60 Hz
yang mendukung terjadinya korona yang terlihat
Gambar 8.4 tes korona di jalur dengan 4 konduktor bundle
Dimana :
p = tekanan barometrik dalam centimeter merkuri
t = suhu lingkungan dalam derajat celcius
Tabel 8.1 memberikan tekanan barometrik sebagai fungsi dari ketinggian.
Kondisi cuaca yang buruk (hujan, salju, embun beku, hujan bercampur es dan salju,
dan kabut). Tegangan kritis yang lebih rendah dan menaikan korona. Hujan biasanya
mempengaruhi rugi - rugi korona lebih dari faktor lainya. Ini mungkin menjadi
penyebab rugi - rugi korona di konduktor pada tegangan dibawah 60% dari tegangan
yang mana dengan rugi - rugi yang sama diterima selama cuaca terang.
Angin yang kencang tidak mempunyai efek di tegangan kritis mengganggu,
atau pada rugi - rugi, tapi kehadiran asap rendah dari tegangan kritis dan akan
menaikan rugi - rugi. Korona di cuaca terang mungkin tak berarti hingga tegangan
mendekati dengan tegangan kritis yang mengganggu untuk konduktor khusus. Diatas
tegangan ini, pengaruh yang kuat dari korona tumbuh secara cepat.
Jalur transmisi harus didesain untuk dijalankan tepat dibawah tegangan kritis
yang mengganggu di cuaya terang, jadi korona hanya terjadi selama kondisi atmosfir
yang merugikan. Lalu, perhitungan tegangan kritis yang mengganggu adalah kinerja
indikator dari korona pada jalur bagaimanapun, nilai tegangan kritis yang mengganggu
bukan hanya standar dari kinerja korona yang memuaskan.
Tabel 8.1
Standart tekanan barometer sebagai fungsi ketinggian
Ketinggian (ft) Tekanan (cm Hg) Ketinggian (ft) Tekanan (cm Hg)
Pers 8.3
Dimana :
Eo = nilai dari tekanan elektris (atau kemiringan kritis) yang mana gangguan dimulai
di kilovolt per centimeter.
Vo = tegangan kritis yang mengganggu ke netral di kilovolt (rms)
r = jari – jari konduktor dalam centimeter. Sejak di cuaca cerah, Eo dari udara adalah
21.1 kV/cm rms.
Pers 8.4
Yang mana untuk tekanan atmosphere dan temperatur (76 cm Hg pada 25◦C). untuk
temperatur dan tekanan atmosfir lainya :
Pers 8.5
Dimana adalah faktor kerapatan udara yang diberikan oleh persamaan 8.1.
selanjutnya, menurut kutipan[10], setelah membuat kelonggaran untuk kondisi
permukaan dari konduktor dengan menggunakan faktor ketidakberesan, tegangan
kritis mengganggu bisa diekspresikan sebagai :
Pers 8.6
Faktor yang membatasi untuk ekstra tegangan tinggi dan UHV transmisi tegangan.
Dimana :
m = faktor ketidakberesan (0 < m0 ≤ 1),
= 1 untuk lembut, yang halus, padat, konduktor silinder
= 0,93 – 0,98 untuk cuaca , padat, konduktor silinder
= 0,87 – 0,90 untuk cuaca konduktor dengan lebih dari tujuh helai
= 0,80 – 0,87 untuk cuaca 2 konduktor dengan sampai tujuh helai
Sebagai catatan bahwa tegangan kritis mengganggu Vo, disana tidak terlihat
korona. Pada saat peristiwa perbedaan potensial (atau kemiringan kritis) tumbuh lebih
lanjut, poin kedua yang mana sinar yang berkilau lemah dari warna ungu bisa terlihat
mengelilingi tiap konduktor. Nilai tegangan di titik ini disebut tegangan visual kritis
dan diberikan kutipan [10] sebagai :
Pers 8.7
Dimana :
Vv = tegangan visual kritis di kilovolt (rms)
mv = faktor ketidakberesan untuk korona yang terlihat (0 < mv ≤1)
= 1 untuk lembut, halus, padat dan konduktor silinder
= 0,93-0,98 untuk korona yang terlihat lokal dan umum, padat, konduktor silinder
= 0,70-0,75 untuk korona tampak lokal di bagian helai konduktor
= 0,80-0,85 untuk korona tampak umum di bagian helai konduktor
Sebagai catatan, persamaan tegangan yang diberikan di bagian ini adalah untuk
cuaca cerah. Untuk nilai tegangan pada cuaca basah, kalikan nilai tegangan hasil
cuaca cerah dengan 0,80. Untuk konfigurasi konduktor tiga fasa horisontal, tegangan
kritis mengganggu harus dikalikan dengan0,96 dan 1,06 untuk konduktor tengah dan
untuk dua konduktor bagian luar berturut – turut.
Pers 8.8
Atau
Pers 8.9
Dimana :
f = frekuensi dalam hertz
V = tegangan operasi line-to-netral (fasa ke netral) dalam kilovolt
Vo = tegangan kritis mengganggu dalam kilovolt
Korona pada Cuaca basah dapat dihitung dengan persamaan yang diatas
dengan mengalikan Vo dengan 0,80 kutipan persamaan diberikan sebagai hasil yang
benar jika (1) frekuensi diantara 25 dan 120 hz (2) jari – jari konduktor lebih besar dari
0,25 cm dan (3) rasio dari V ke Vo adalah lebih besar dari 1,8. Dari persamaan 10.8
atau 10.9 salah satu bisa diamati bahwa power yang hilang lebih di korona adalah
Power yang hilang adalah sebanding untuk akar kuadrat dari ukuran konduktor. Jari
– jari dari konduktor yang besar, power yang hilang juga besar. Jarak yang lebih besar
diantara konduktor juga semakin kecil power yang hilang. Dengan cara yang sama,
Diberikan level tegangan, ukuran konduktor yang lebih besar, tegangan kritis yang
mengganggu dan oleh karena itu power yang hilang lebih kecil. Berdasarkan dari
peterson [11], korona pada cuaca cerah hilang tiap fasa atau konduktor bisa dihitung
dari :
Pers 8.10
Pers 8.11
Dimana :
d = diameter konduktor
D = jarak antar konduktor
f = frekuensi dalam hertz
V = tegangan operasi line to neutral dalam kilovolt
F = faktor korona yang ditentukan dengan tes dan adalah fungsi dari rasio V ke Vo
secara khas , untuk korona pada cuaca cerah
V/Vo 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2
F 0.012 0.018 0.05 0.08 0.3 1.0 3.5 6.0 8.0
Secara umum, rugi - rugi korona seharusnya pada kondisi cuaca cerah tidak
besar secara signifikan di range tegangan ekstra tinggi. Oleh karena itu efeknya tidak
signifikan dari teknikal dan atau poin ekonomi dari penglihatan. Di lain sisi, rugi - rugi
korona seharusnya untuk kondisi cuaca buruk sangat signifikan. Untuk jalur operasi
diantara 400 dan 700 kV, rugi - rugi korona seharusnya untuk cuaca hujan di tentukan
dari ekspresi berikut [12-14]
Pers 8.12
Dimana :
TPcrw = total dari rugi - rugi korona tiga fasa untuk cuaca hujan dalam kilowatt per
kilometer
TPcfw = total dari rugi - rugi korona tiga fasa untuk cuaca cerah dalam kilowatt per
kilometer
V = tegangan operasi line to line dalam kilovolt
r = jari – jari konduktor dalam sentimeter
n = jumlah konduktor (konduktor per ikat dikali 3)
Ei = gradien tegangan pada permukaan bawah konduktor di kilovolt
m = sebuah eksponen (≡ 5)
j = arus rugi - rugi konstan (~ 4,37 x 10-10 pada 400 kV dan 3,32 x 10-10 pada
500 kV dan 700 kV
R = angka hujan pada milimeter per jam atau inci per jam
K = koefisien basah (10 jika R dalam milimeter per jam atau 254 jika R dalam
inci per jam)
Sebagai catatan syarat syarat diberikan di tanda kurung kotak adalah
seharusnya sudah teliti pada hujan. Buku Jalur transmisi EHV [13] memberikan
metode kemungkinan untuk menentukan rugi - rugi korona pada tegangan ekstra tinggi
dari bermacam macam rancangan standar untuk iklim yang berbeda pada daerah USA.
Gambar 8.5 Kurva rugi - rugi korona untuk (a) jalur 115-kV dengan jarak 12 kaki
secara horisontal (b) jalur 161-kV dengan jarak 17 kaki secara horisontal. Semua
gambar ini untuk cuaca cerah pada 25◦C (77◦F)
Gambar 8.5 dan 8.6 menunjukan kurva rugi - rugi korona untuk jalur 69-,
115-, 161- dan 230 kV yang didesain untuk ketinggian berbeda[15]. Kurva didasarkan
pada metode Carrol-Rockwell [12]. Dan untuk korona cuaca cerah pada 25◦C (77◦F)
menggunakan konduktor ACSR. Sebagai catatan diberikan untuk diameter konduktor,
kurva diberikan untuk rugi - rugi korona pada cuaca cerah dalam kilowatt per tiga fasa
mil.
Gambar 8.6 kurva rugi – rugi korona untuk (a) jalur 69-kV dengan jarak 10 kaki
horisontal;(b) jalur 230-kV dengan jarak horisontal 22 kaki[15]
Atau untuk total panjang jalur
Oleh karena itu jumlah keseluruhan rugi – rugi korona pada jalur yaitu :
Radio Noise atau gangguan elektromagnetik pada saluran listrik udara yang terjadi
karena partial electrical discharge ( peluahan parsial ), misalnya korona, atau disebabkan
complete electrical discharge sepanjang small gaps ( contohnya gaps discharge, atau lebih
spesifik lagi sparking ). Tipe gap dari sumber – sumber Radio Noise (RN) bisa terjadi pada
insulator, pada tie wires diantara bagian – bagian hardware, pada gap kecil diantara kabel netral
atau ground dan hardware, pada peralatan listrik yang cacat ( rusak ) dan pada saluran listrik
udara itu sendiri. Biasanya lebih dari 90% konsumen protes karena tipe gap dari RN.
Radio noise merupakan istilah umum yang dapat didefinisikan sebagai “ segala gangguan
yang tidak diinginkan yang terjadi sepanjang band frekuensi radio, seperti gelombang elektrik
yang tidak diinginkan pada segala saluran atau peralatan transmisi ”. Proses peluahan korona
menghasilkan pulsa arus atau tegangan pada konduktor - konduktor saluran. Spektrum frekuensi
pada pulsa seperti itu sangat besar sehingga dapat digolongkan sebagai sebuah porsi yang
signifikan dari band radio frekuensi dari 3 kHz hingga 30000 MHz. Sehingga istilah radio noise
merupakan istilah umum dimana istilah Radio Interference dan Television Interference termasuk
di dalamnya. Pada gardu induk, radiasi Radio Frequency noise dan Audible Noise induksi
korona secara kontinyu dapat dikontrol dengan menggunakan hardware bebas korona dan perisai
untuk konduktor tegangan tinggi dan koneksi – koneksi peralatan, dan dengan memperhatikan
bentuk - bentuk konduktor untuk mengeliminasi sudut.
Gambar 8.7. Jalur interference energy berjalan dari sumber menuju penerima radio ( Dari ref.
17. ©1976 IEEE. )
1. Radio Interference
Radio Interference atau biasa dikenal sebagai Radio Influence merupakan tipe
noise yang terjadi pada penerimaan AM Radio, termasuk band broadcast standar dari 0.5
hingga 1.6 MHz. Tapi tidak mengganggu band FM.
Gambar di atas mengilustrasikan cara dan dan lintasan – lintasan dimana
interferensi ditransmisikan ke penerima radio. Seperti yang diringkas oleh Chartier, “
Energi interference dapat melewati satu, atau secara bersamaan, dua atau tiga arti berikut
ini pada transmisi :
1. Interference energy bergerak melalui konduksi via trafo atau dengan perantaraan
kawat netral hingga penerima sumber atau pengkawatan.
2. Interference energy bergerak melalui induksi ketika konduktor saluran listrik atau
power supply lead membawa interference energy cukup dekat dengan antenna atau
beberapa bagian dari sirkit penerima hingga dapat mengkopel interference energy ke
penerima.
3. Interference energy melalui radiasi, ketika energi diluncurkan ke angkasa dengan
saluran udara atau lines acting seperti antena broadcasting. Pada kejadian ini, energi
dapat direfleksikan atau di reradiasi ( radiasi ulang ) dari pagar terdekat, saluran
listrik, atau struktur metalik.
Transmisi melalui metode 1 dan 2 paling penting pada frekuensi yang sangat rendah
karena arus konduksi berkurang lebih lambat dengan jarak sepanjang saluran sebagaimana
frekuensi diturunkan. Pada frekuensi yang lebih tinggi, radiasi menjadi relatif lebih efisien dan
lebih mendekati penyebab interferensi daripada penyebab arus konduktor atau medan magnet.
Tetapi pada kasus tertentu, interferensi saluran listrik cenderung berbanding terbalik
dengan frekuensi, yaitu semakin tinggi frekuensi, semakin rendah level interferensi absolutnya.
Diatas frekuensi 100 MHz, interferensi saluran listrik dilakukan untuk mendapatkan sumbernya
dalam jarak 6 sampai 8 tiang dari penerima yang terkena. Tetapi pada kasus interferensi saluran
listrik terpancar, terdapat laporan dari interferensi objectionable yang berasal dari sumber sejauh
30 mil.
Menurut laporan yang diterbitkan Universitas Negeri IOWA, 25% dari semua kasus RI
dapat dilacak ke peralatan rumah tangga, sementara 15% dari kasus ini terdapat pada penerima
itu sendiri. Sementara sisanya berasal dari : 30% peralatan industri, 17 % peralatan
pembangkit,transmisi dan distribusi, dan 13% bermacam – macam. Gambar di bawah
menunjukkan keluhan terhadap RI dan TVI pada tahun 1959 – 1975 dibandingkan dengan
jumlah pelanggan di Edison Company, selatan California
Gambar 8.8 Komplain akan radio dan television interference pada tahun 1959 – 1975 di
Southern California Edison Company ( Dari Nelson dan Schlinger, 1976. ©1976 IEEE.)
Dimana :
RI : Radio noise dalam dB di atas 1 μV/m tiap 1 MHz
K : 3 untuk 750 kV
3.5 untuk yang lainnya, batas gradien 15-19 kV/cm
Em : Medan listrik maksimal pada konduktor (gradien) [ kV/cm.rms ]
d : diameter (sub) konduktor [ cm ]
Fn : -4 dB untuk konduktor single
4.3422 ln ( ) untuk n > 1
Secara alternatif, Radio Interference dari saluran transmisi dapat dihitung dengan
metode yang diambil dari Booneville Power Admisnistration ( BPA ). Metode tersebut
menghubungkan RI dari sembarang saluran dengan hingga sebuah RI ( pada kondisi
meteorology yang sama) dimana nilai RI diketahui dari pengukuran. Sehingga besar RI
dari sembarang saluran dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
RI0 : Radio interference dari line referensi
g : rata – rata maksimum (bundle) gradient [ kV/cm ]
d : diameter (sub) konduktor [ mm ]
h : tinggi line [m ]
D : jarak sebenarnya (radial) antara konduktor dan antena [ m ]
2. Television Interference
Secara umum, sumber Radio Noise pada saluran listrik yang mengganggu penerimaan
sinyal televisi bukan disebabkan sumber korona. Seperti pada gangguan saluran listrik pada band
VHF (30-300 MHz) dan UHF (300-3000 MHz) hampir selalu disebabkan oleh sparking. TVI
dapat dikategorikan sebagai TVI cuaca baik dan TVI cuaca buruk. Karena sparks selalu shorted
out saat hujan, sparking dianggap sebagai masalah pada cuaca baik daripada cuaca buruk.
TVI pada cuaca buruk biasanya diakibatkan korona titik kecil air pada bagian bawah
konduktor dan karena itu, permasalahan ini tidak memerlukan pengalokasian sumber. Jika RI
dari saluran transmisi sudah diketahui, maka TVI saat cuaca buruk dapat dicari dengan rumus :
Dimana :
TVI : Television interference dalam desibel (QP) diatas 1 μV/m pada frekuensi f [
MHz]
RI : Radio Interference dalam decibel (QP) diatas 1 μV/m tiap 1 MHz dan tiap lokasi
referensi standar pada 15 m secara lateral dari fasa terluar.
f : Frekuensi [MHz]
R : jarak lateral dari antena ke fasa terdekat [m]
h : ketinggian dari fasa terdekat [m]
Sebagai alternatif, TVI saat cuaca buruk pada saluran transmisi dapat dicari dengan
metode yang diambil dari BPA. Metode ini menghubungkan TVI pada sembarang saluran hingga
saluran referensi ( pada kondisi meteorologi yang sama ) dimana nilai TVI didapatkan dari
pengukuran. Oleh karena itu TVI pada saluran dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
TVI0 : Television interference pada line referensi
g : rata – rata maksimum (bundle) gradien [kV/cm.rms ]
d : diameter (sub) konduktor [mm]
D : jarak sebenarnya antara konduktor dan antena [ m ]
Audible Noise
Bila tegangan pada sistem transmisi dinaikkan, Audible Noise yang dihasilkan korona
pada konduktor dalam sistem transmisi telah menjadi faktor desain yang signifikan. Audible
Noise pada saluran transmisi terjadi terutama pada cuaca buruk. Pada cuaca normal, konduktor
biasanya beroperasi di bawah level inception korona dan sangat sedikit keberadaan sumber
korona. Oleh karena itu, emisi dari sebuah rancangan yang baik, konduktor UHV yang dibundel
pada cuaca baik sangat sedikit.
Pada cuaca yang basah, tetesan air yang mengenai atau berkumpul pada konduktor
menghasilkan discharge / peluahan korona yang besar, yang menghasilkan ledakan noise.
Karena itu Audible Noise meningkatkan hingga sebuah tingkat yang menunjukkan salah satu
masalah yang paling serius dari keterbatasan dalam penggunaan UHV.
Telah ditunjukkan bahwa komponen broadband dari sembarang noise yang dihasilkan
korona mungkin membuat frekuensi semakin meluas, jauh melebihi sonic range. Noise tersebut
memanifestasikan diri sebagai suara mendesis. Sebagai tambahan, korona menghasilkan
frekuensi rendah nada murni (hum), biasanya 120 dan 240 Hz, yang disebabkan oleh
perpindahan space charge yang mengelilingi konduktor.
Gambar 8.12 Frekuensi audible noise selama hujan ( 1/10 oktaf bandwidth dB diatas 0.0002 μbar
General Radio meter ) pada saluran UHV 4x2-in. bundle. ( Dari ref. 27. ©1971 IEEE. )
Gambar di atas menunjukkan bagian tipikal sembarang noise dari spectrum frekuensi
Audible Noise yang diukur di dekat UHV, pengujian saluran pada 4 x 2 konduktor perfasa.
Kurva di atas dapat dihitung dengan rumus :
AN = k x n x d2.2 x E3.6
Dimana :
k : koefisien proporsionalitas
n : jumlah konduktor
d : diameter konduktor
E : kekuatan medan pada permukaan konduktor ( potential gradient )
Gambar 8.13 Perbandingan saluran antara hasil audible noise dengan saluran yang diuji saat
hujan alami dan saat hujan buatan. Hasil dari dua saluran BPA 500 kV ( titik pengukuran under
outside phase ) dan dari saluran uji single-phase Project UHV ( diukur pada 100 kaki dari tanah
). ( Dari ref. 27. ©1971 IEEE. )
Diameter bundle memiliki efek yang relatif kecil pada noise yang dihasilkan. Gambar di
atas menunjukkan perbandingan langsung dari prediksi noise dari cage tests dan noise
sebenarnya selama test saluran udara. Instrumentasi dan pengukuran Audible Noise telah diatur
dalam standar dan prosedur ANSI.
8.5 Pemilihan Ukuran Konduktor
Di masa lalu, kelonggaran RI daripada keperluan ekonomi, bergantung pada ukuran
konduktor. Berdasarkan fakta bahwa energy masih murah dan ukuran konduktor yang kecil
dapat menstabilkan investasi awal dan biaya operasi. Hari ini, berdasarkan bertambahnya
biaya energy, makin sedikitnya energy di masa yang akan datang dan kerugian permintaan
pada kabel lebih banyak dari pengganti kerugian biaya investasi awal lebih besar
Ketika ukuran konduktor bertambah, biaya investasi juga bertambah, sedangkan
biaya energy dan rugi-rugi permintaan berkurang. Oleh karena itu keseluruhan biaya
ekivalen per tahun pada jalur dengan diberikan ukuran konduktor untuk tahun ke n bisa
diekspresikan :
Dimana :
ICl = keseluruhan biaya investasi pada jalur dalam dolar per mil
iL = tarif pasti yang bisa dipakai tahunan untuk jalur dalam persen
keseluruhan biaya ekivalen energi tahunan sesuai dengan rugi-rugi I2R di jalur
konduktor dalam tahun n bisa diekspresikan sebagai :
dimana :
= biaya untuk menghasilkan energy per megawatt (dalam dollar)
= faktor biaya inflasi untuk tahun “n”
= arus fasa dalam ampere per rangkaian
= resistansi konduktor single dalam ohm per mil
= jumlah konduktor per fasa
= jumlah rangkaian
= jumlah fasa
= faktor rugi-rugi dalam persen
Biaya permintaan per tahunnya untuk menjaga sistem agar kapasitasnya cukup untuk
memenuhi rugi rugi pada kawat konduktor selama tahun n dapat digambarkan dengan :
Pers 8.21
dimana :
= biaya pemasangan pembangkit per kilowatt dalam dollar
=kebutuhan cadangan pembangkit (faktor) dalam persen
= rating harga pembangkit tetap dalam persen
Faktor biaya awal (dapat juga disebut faktor biaya kenaikan) untuk tahun n dapat ditentukan
dari :
Pers 8.22
Dimana inf adalah angka inflasi dalam persen. Maka, biaya yang pantas untuk kabel dapat
digambarkan dengan :
Pers 8.23
Dimana :
= Percent Equivalent Cost adalah biaya ekuivalen dari kabel per mil dalam dolar
N = periode belajar dalam tahun
I = tingkat diskon tahunan dalam persen
Maka, ekuivalen sekarang dari yang dibutuhkan pendapatan adalah jumlah dari
ekuivalen sekarang dari level biaya tetap dari investasi total kabel dan pembelanjaan tahunan
untuk rugi-rugi kabel.