Anda di halaman 1dari 55

TRANSMISSION LINE

STRUCTURES AND
EQUIPMENTS
KELOMPOK 10 :
YUSIHARFIAN MELANDI P 07111540000028
SATYA DHARMAWAN 07111540000095
IRHAM IZZATUR RAHMAN 07111540000107
JARINGAN TRANSMISI

Jaringan Transmisi digunakan untuk


mengirim daya listrik yang dibangkitkan
dari generator menuju ke konsumen.
Agar daya yang dikirim tidak berkurang
dan agar dapat menempuh jarak yang
jauh, daya yang dihasilkan pembangkit
dinaikkan level tegangannya dan dikirim
melalui jalur transmisi untuk kemudian
dikembalikan lagi di tegangan rendah di
gardu induk sebelum disalurkan ke
jaringan distribusi, dan dikirimkan ke
rumah-rumah.
PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN JARINGAN TRANSMISI
 Dalam pembangunan jaringan transmisi ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan :
 Tingkat Tegangan(HV,UHV,EHV)
 Tipe dan Ukuran Konduktor
 Jalur Regulasi dan Kontrol Tegangan
 Korona dan Kerugiannya
 Aliran Beban yang Tepat dan Stabilitas Sistem
 Sistem Proteksi
 Grounding
 Kordinasi Isolasi
 Desain Mekanik : komposisi dan jarak konduktor, pemilihan bahan konduktor dan isolator.
 Desain Struktur : jenis struktur dan perhitungan pembebanan.
PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN JARINGAN TRANSMISI

 Setelah memutuskan bagaimana jaringan transmisi akan dibuat berdasarkan faktor-


faktor di atas, ada prosedur penting yang perlu diikuti dalam mendesain jarigan
transmisi.
 Untuk jaringan transmisi EHV, berdasarkan EPRI (Electric Power Research Institute)
prosedur yang dilakukan :
1. Menentukan kebutuhan dan daftar layout10. Solusi ekonomis.
sistem alternatif. 11. Desain kelistrikan di tower.
2. Akuisisi ROW. 12. Desain penangkal petir.
3. Aliran beban (yaitu, aliran daya) dan studi 13. Analisis kebisingan
stabilitas. 14. Mengatasi masalah desain khusus.
4. Menentukan tegangan lebih. 15. Perencanaan isolasi.
5. Menentukan kriteria kinerja dan rumuskan 16. Desain akhir tower.
kondisi cuaca. 17. Optimalisasi lokasi tower.
6. Pendahuluan jalur desain. 18. Kontruksi jaringan.
7. Spesifikasi peralatan. 19. Pemenuhan kebutuhan tenaga.
8. Pembelian peralatan.
9. Pemasangan gardu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN TIPE STRUKTUR
Menurut Pohlman[4], banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe struktur
dari jarigan transmisi OH (over head) dalam pendesainan. Hal utama yang
perlu diperhatikan adalah :
 Public Concern. memperhatikan keadaan masyarakat seperti kehidupan,
pekerjaan dan sebagainnya. Biasanya mengadakan hearing sebagai salah
satu proses perijinan pembangunan jaringan transmisi baru.
 Teknik Pembangunan. dimana jenis tiang pole dan lattice memiliki cara
pembangunan yang berbeda.
 Pemeriksaan, Penilaian, dan Pemeliharaan. merupakan proses dari inspeksi
dan penilaian awal dari ahli dan juga aktivitas pemeliharaan yang
diperlukan.
 Kemungkinan untuk upgrading dan uprating. Karena susah untuk
mendapatkan ROW dan izin yang diperlukan untuk membangun jaringan
transmisi baru. Maka struktur transmisi yang dibangun diupayakan mudah
untuk diupgrade/uprate untuk kedepannya.
PENDEKATAN DESAIN YANG LEBIH BAIK
 Sejauh ini teknik desain transmisi dikembangkan oleh Ostendorp, dan sekarang
masih dikembangkan oleh CIGRE Study Committee 22: Recommendations for
Overhead Lines.
 Teknik ini dikembangkan berdasarkan konsep bahwa beban(load) dan
kekuatan(strength) adalah variabel statistik, dan kombinasi reabilitas dari
keduanya dapat dihitung apabila fungsi dari variabel beban dan kekuatan
dapat diketahui.
FLOW DIAGRAM
JENIS STRUKTUR SALURAN TRANSMISI
 Secara umum dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang saling
berhubungan, seperti pertimbangan estetika, ekonomi, kriteria performa, kebijakan
perusahaan, profil sambungan, batasan ROW, material yang digunakan, dan teknik
pembangunan. Ada beberapa jenis struktur saluran transmisi, yaitu :
 Compact Transmission Line
 Conventional Transmission Line
COMPACT TRANSMISSION LINE
 Didesain untuk meminimalisir lahan yang akan digunakan sehingga mudah
dalam mendapat ROW dan izin pembangunan.
 Dengan mengurangi jarak antara fasa ke fasa, dan fasa ke struktur desain
dari jalur transmisi menjadi lebih simpel dan tidak memakan banyak ruang.
Selain itu juga menggunakan material modern dan mendesain geometri
tower.
 Kekurangan dari desain ini adalah tegangan batas untuk terjadinya
flashover menjadi menurun (mudah terjadi flashover) akibat jarak antar fasa
yang kecil.
 Kelebihan selain menghemat tempat, desain compact mempertimbangkan
kemungkinan agar jalur transmisi yang dibuat dapat diupgrade.
CONVENTIONAL TRANSMISSION LINE
 Jenis konvensional, karena tidak perlu meminimalisir lahan yang
digunakan dapat mencakup nilai tegangan yang lebih tinggi daripada
jenis compact ( <=138kV).
 Karena tidak ada batasan jenis ini lebih besar perkembangannya
sampai teknologi Extra High Voltage (EHV) dengan tegangan diatas
345kV. Dimana diperlukan pertimbangan lebih daripada tegangan
umum, seperti efek korona, control isolasi, dan perlindungan petir.
 Beberapa system tenaga memiliki laju tegangan transmisi oleh
tegangan nominal : tegangan maximal khususnya 345kv, 500kv,700kv,
dan 765kv sesuai klarifikasi maximal pada EHV.
SALURAN SUBTRANSMISI
 Merupakan bagian dari sistem transmisi listrik yang mengirim daya
listrik dari gardu induk transmisi.
 Sebuah konduktor pelindung yang digroundkan, dipasang di atas
tower sebagai pelindung konduktor fasa dari petir. Pelindung ini di
groundkan pada setiap tiang menggunakan tabung elektroda
sebagai grounding. Terkadang untuk estetika, subtransmisi dipasang
dibawah tanah.
 Level tegangan yang digunakan berkisar 12.47-230kV, dengan
panjang maksimal 50-60 mil (80-60km).
DESAIN SISTEM SUBTRANSMISI
 Simple Radial Type. merupakan desain paling simple, dan cost-efficient
namun memiliki reabilitas yang rendah sehingga tidak sering digunakan.
 Improved Radial Type. Merupakan modifikasi dari desain radial, sehingga
kemampuan restorasi sistem apabila terjadi gangguan di salah satu sirkuit
subtransmisinya menjadi lebih cepat.
 Loop Type. Merupakan desain satu sirkuit yang berawal dari power bus ke
sejumlah gardu distribusi dan kembali lagi ke power bus. Memiliki reliabilitas
yang lebih tinggi dari Radial Type.
 Grid Type. Merupakan desain dengan beberapa sirkuit, dimana antar
gardu distribusi terinterkoneksi, dan terkadang digunakan beberapa
sumber daya yang berbeda sehingga tingkat reabilitas sistem tinggi.
Namum diperlukan biaya untuk control dari power flow dan relaying. Paling
sering digunakan di subtransmisi.
PERALATAN/PERLENGKAPAN
TRANSMISI
KONDUKTOR
KONDUKTOR SALURAN TRANSMISI
 Pada desain saluran transmisi penentuan jenis dan ukuran konduktor
merupakan hal penting. Hal ini dikarenakan pemilihan konduktor
akan mempengaruhi harga pembangunan dari saluran transmisi
dan kualitas daya yang dikirim.
 Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
konduktor :
 Nilai arus maksimum yang diperbolehkan melalui konduktor
 Nilai rugi-rugi daya maksimum yang diperbolehkan pada saluran
 Nilai rugi-rugi tegangan yang diperbolehkan
 SPA dan sag yang diperbolehkan antar tower
 Ketegangan dari konduktor
 Kondisi iklim
 Kemungkinan getaran konduktor
 Kemungkinan adanya korosi
TIPE-TIPE KONDUKTOR
Beberapa tipe konduktor yang sering digunakan :
 ACSR (aluminum conductor, steel reinforced)
ACSR terdiri dari inti helai baja terpusat yang dikelilingi lapisan aluminium. Sebuah
konduktor ACSR dengan spesifikasi 26/7, berarti memiliki 7 helai kabel baja galvanis di inti
dan 26 helai kawat aluminium yang mengelilingi intinya. Ketebalan dari coating dibagi
menjadi kelas A untuk ketebalan normal, kelas B untuk jenis medium, dan kelas C untuk
heavy duty
 ACSR/AW (aluminum conductor, aluminum-clad steel reinforced)
ACSR/AW hampir sama dengan ACSR namum intinya terdiri dari baja berkekuatan
tinggi dengan dilapisi aluminium. Memiliki harga lebih mahal namun lebih tahan
terhadap kondisi korosif.
 ACSR-SD (aluminum conductor, steel reinforced/self-damping)
ACSR-SD memiliki dua lapisan untaian berbentuk trapesium dan satu lapisan melingkar
di sekitar inti baja. Didesain untuk memiliki self-damping untuk melawan getaran.
Digunakan pada ketegangan yang sangat tinggi tanpa harus di bantu peredam.
TIPE-TIPE KONDUKTOR

 ACAR (aluminum conductor, allow reinforced)


ACAR memiliki inti aluminium dengan kekuatan tinggi. Lebih ringan dari ACSR
dengan kekuatan yang setara, namun dengan harga yang lebih mahal.
Digunakan untuk jangka waktu panjang dengan kondisi atmosfer yang korosif.
 AAC-1350 (aluminum alloy conductor composed of 1350 aluminum alloy)
AAC-1350 digunakan untuk konstruksi yang memerlukan konduktivitas yang
baik dengan rentan waktu yang pendek.
 AAAC-6201 (all aluminum alloy conductor composed of 6201 alloy)
AAAC-6201 memiliki inti aluminium dengan kekuatan tinggi. Lebih ringan dari
ACSR dengan kekuatan yang setara dengan harga yang lebih tinggi.
Digunakan untuk atmosfer korosif dengan jangka waktu panjang.
UKURAN KONDUKTOR
 Secara mekanik ketahanan konduktor akan semakin baik apabila
semakin besar ukurannya, namun dalam pemilihannya faktor kelistrikan
lebih dipertimbangkan seperti drop tegangan, kapasitas thermal dan
segi ekonomi.
 Drop tegangan, dalam pemilihan selain memenuhi ukuran minimum
pemilihan konduktor juga didasarkan dari loss tegangan pada sistem
berada pada nilai yang dapat diterima.
 Kapasitas thermal, pemilihan juga didasarkan dari ketahanan dari
konduktor yang digunakan, secara garis besar konduktor yang dipakai
harus dapat menyalurkan suatu nilai arus beban maksimum yang
ditentukan dengan jangka waktu yang panjang dan tidak terjadi
overheating. Standard Eropa adalah dapat bertahan di temperatur 75
C tanpa penurunan kekuatan.
 Ekonomis, dimana pemilihan konduktor juga didasarkan mana yang
lebih cost efficient sehingga dapat menghemat biaya pembangunan.
INSULATOR

 Fungsinya yaitu untuk pengaman peralatan, pemisah konduktor dan


pengaman manusia
 Bahan yang digunakan adalah bahan polimer dan resin, kaca dan
porselin
 Polimer dan resin
Keuntungannya mengurangi beban(ringan), ketahanan terhadap
kerusakan, insulator resin banyak digunakan diperalatan substation
sampai 66 kV
 Kaca dan Porselin
Keduanya umumnya digunakan untuk bahan insulator dengan
sejarah penggunaan yang baik bertahun tahun.
KONTRUKSI INSULATOR
POST INSULATOR

 Post insulator biasanya digunakan pada tegangan diatas 69 kV


 Pedestal post insulator
digunakan pada substation tersedia sebagai single units
dengan range impuls petir rating ketahanan (LIW) dari 60 sampai
250 kV per unit
 Solid core cylindrical post insulator
Shed shapes biasanya disederhanakan untuk kemudahan
dalam produksi. 1 unit digunakan untuk 72 kV dan 4 unit untuk 550
kV
PEDESTAL POST INSULATOR
SOLID CORE CYLINDRICAL
CAP DAN PIN INSULATOR

 Cap dan pin insulator dari porselen dan kaca mendominasi


sebagai set tegangan sampai 33 kV
SUSPENSION INSULATOR

 Banyak digunakan pada gardu induk, SUTT dan SUTET.


Kontruksinya dengan menyusun seri sejumlah insulator piring.
Jumlah piringan berrgantung pada level tegangan
STRAIN INSULATOR

 Digunakan pada saluran transmisi dan distribusi, strain insulator


juga berfungsi untuk menahan tarikan kabel atau konduktor
GARDU INDUK
GARDU INDUK
Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi
untuk :
1. Mengubah tenaga listrik tegangan tinggi ke tegangan tinggi atau ke tegangan
menengah.
2. Pengukuran, pengawasan, operasi serta pengaturan pengamanan sistem
tenaga listrik.
3. Pengaturan daya ke gardu – gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan
gardu – gardu distribusi melalui gawai tegangan menengah.
KLASIFIKASI GARDU LISTRIK MENURUT LOKASI
DAN FUNGSI :
1. Gardu Transmisi
adalah gardu listrik yang mendapatkan daya dari
satuan transmisi atau sub-transmisi suatu sistem
tenaga listrik untuk kemudian menyalurkannya ke
daerah beban (industri, kota dan sebagainya)
melalui saluran distribusi primer.
2. Gardu Distribusi
adalah gardu listrik yang mendapatkan daya dari
saluran distribusi primer yang menyalurkan tenaga
listrik ke pemakai dengan tegangan rendah.
MENURUT PENEMPATAN, GARDU LISTRIK DAPAT DIBAGI :

A.GARDU INDUK PEMASANGAN DALAM


GARDU INDUK DIMANA SEMUA PERALATANNYA (SWITCHGEAR,
ISOLATOR DAN SEBAGAINYA) DIPASANG DI DALAM
GEDUNG/RUANGAN TERTUTUP.

B.GARDU INDUK PEMASANGAN LUAR


GARDU INDUK DIMANA SEMUA PERALATANNYA (SWITCHGEAR,
ISOLATOR DAN SEBAGAINYA) DITEMPATKAN DI UDARA TERBUKA.
MENURUT ISOLASI YANG DIGUNAKAN
GARDU INDUK DIBAGI MENJADI :
1. Gardu Induk yang
menggunakan isolasi udara :
Gardu induk yang
menggunakan isolasi udara antara
bagian yang bertegangan yang
satu dengan bagian yang
bertegangan lainnya.
Gardu induk ini berupa gardu
induk konvensional karena
memerlukan tempat terbukayang
cukup luas.
Gardu Induk yang memerlukan isolasi
gas SF 6 :
Gardu induk yang menggunakan
gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan
bagian lain yang bertegangan,
maupun antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang
tidak bertegangan.
Gardu induk ini disebut Gas
Insulated Substation atau Gas Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan
tempat yang sempit
TRANSFORMATOR
KOMPONEN TRAFO
 Inti Besi
 Winding
 Pendingin
 Tap Changer
INTI BESI
 Inti Besi tersusun dari lempengan-lempengan besi tipis berisolasi.
Lempengan inti besi tersebut memiliki tebal 0.23-0.3 mm. inti besi
dibuat laminasi agar meminimalkan arus eddy yang dapat
menyebabkan losses yang besar. Ada 2 jenis laminasi yaitu Shell
type dan Core Type
WINDING
 Belitan ini biasanya terbuat dari tembaga berisolasi yang
mengelilingi inti besi.
 Tujuan digunakannya isolasi adalah untuk memisahkan bagian-
bagian yang bertegangan dan tidak bertegangan sehingga
tidak terjadi flash over
 Isolasi yang digunakan dapat berupa kertas atau minyak
HUBUNGAN TRAFO
PENDINGINAN TRAFO

 Dalam metode pendinginan yang paling sederhana, panas


yang disalurkan ke minyak dari belitan dan inti ditransmisikan ke
udara sekitarnya pada permukaan tangka.
PENDINGINAN TRAFO
PENDINGINAN TRAFO
 First Letter : Pendinginan internal medium yang berhubungan
dengan belitan
1. O : Minyak mineral atau cairan isolasi dengan titik didih = 300°C
2. K : Cairan isolasi dengan titik didih > 300°C
3. L : Cairan isolasi tanpa titik didih yang terukur
 Second Letter : Mekanisme sirkulasi untuk pendinginan internal
medium
1. N : Aliran konveksi alami melalui peralatan pendingin dan belitan
2. F : Sirkulasi paksa melalui peralatan pendingin seperti pompa
pendingin
3. D : Sirkulasi paksa melalui peralatan pendingin diarahkan dari
peralatan pendingin ke belitan utama
PENDINGINAN TRAFO

 Third Letter : Pendinginan eksternal medium


1. A : Udara
2. W : Air
 Fourth Letter : Mekanisme Pendinginan eksternal medium
1. N : Natural convection
2. F : Forced circulation, kipas dan pompa
TAP CHANGER

 Merupakan alat perubah perbandingan trafo untuk


mendapatkan tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari
tegangan jaringan yang berubah ubah.
 Ada 3 jenis Tap changer :
1. Off circuit
2. Off load
3. On load
TAP CHANGER

 Off circuit : perubahan tap hanya bisa dilakukan saat trafo tidak
berenergi. Off circuit tap changer biasanya merupakan saklar
yang relative sederhana terpasang dekat dengan tap belitan.
 Off load : tap changer dapat dioperasikan saat rangkaian diberi
energi tapi tidak saat rangkaian menarik arus beban
 On load : tap changer dapat dioperasikan pada kondisi
berbeban. On load tap changer memiliki tugas yang lebih sulit
dibandingkan dengan off load
Menurut Sistem Rel (busbar)
Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara
transformator daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik. Bedasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi
menjadi beberapa jenis :
1. Gardu Induk Sistem Ring Busbar
adalah gardu induk busbarnya berbentuk ring.
Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
(terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
2. Gardu Induk Sistem Single Busbar :
adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada
pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.
3. Gardu Induk Sistem Double Busbar :
adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi
terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan
sistem (manuver sistem).
Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
4. Gardu Induk Sistem Satu Setengah (on half) busbar :
adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk
dipembangkit tenaga listrik atau gardu induk berkapasitas besar.
Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat
mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (
manuver system).
Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang
secara deret ( eri).
KOMPONEN GARDU INDUK :
1. Transformator daya
2. Neutral grounding resistance (NGR)
3. Circuit breaker (CB)
4. Disconnecting switch (DS)
5. Lightning Arrester (LA)
6. Transformator arus
7. Potential transformator
8. Trafo pemakaian sendiri
9. Rel (Busbar)
SISTEM GROUNDING
Pentanahan atau grounding didefinisikan sebagai
sambungan dari konduktor. baik disengaja atau tidak, dimana
suatu sirkuit listrik atau peralatan listrik harus memiliki grounding.
Tujuan Sistem Pentanahan :
1. Menyediakan ground netral untuk transformator, reaktor, dan
kapasitor
2. Memberi jalan untuk keluarnya penangkal petir, arrester, dan
sejenisnya
3. Memastikan keamanan pada manusia dengan membatasi
beda potensial yang muncul pada gardu induk.
TIPE KESALAHAN PENTANAHAN :

1. Kesalahan line-to-line-to-ground
- Kesalahan pada penghubungan paralel yang
menyebabkan drop tegangan pada gardu bus
2. Kesalahan single-line-to-ground
- Kesalahan sering disebabkan karena kondisi cuaca yang
buruk seperti karena angin, petir, dan salju.

Anda mungkin juga menyukai