(Semi Konduktor)
BAB II
KOMPONEN ELEKTRONIKA ANALOG
CAPAIAN PEMBELAJARAN ( LEARNING OUT COME )
Capaian Pembelajaran Umum
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mengetahui komponen –
komponen pada elektronika analog.
Capaian Pembelajaran Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan macam – macam komponen aktif dan pasif pada elektronika
analog beserta fungsinya.
Kapasitor
B. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-
elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam
menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor,
besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad.
Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain.
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama
muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak
dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju
ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan
kapasitansi atau kapasitas.
Udara vakum k = 1
Aluminium oksida k = 8
Keramik k = 100 – 1000
Gelas k = 8
Polyethylene k = 3
1. Prinsip Pembentukan Kapasitor
· Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat
tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua
plat tersebut dinamakan dielektrikum).
· Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor
berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak
kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
· Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang
berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat
yang berdekatan.
Komponen Aktif
1.1 Komponen Aktif
A. DIODA SEMIKONDUKTOR
Dioda atau dioda semikonduktor (setengah penghantar) adalah komponen elektronika
terbuat dari bahan yang bersifat antara isolator dan penghantar (konduktor). Bahan semi
konduktor yang paling banyak digunakan di bidang elektronika yaitu germanium (Ge) dan
silikon (Si). Diantara kedua jenis konduktor tersebut yang paling banyak digunakan adalah
bahan silikon, karena bahan silikon lebih tahan terhadap panas dibandingkan dengan bahan
germanium. Sifat-sifat dari bahan semikonduktor dapat diuraikan berdasarkan teori atom
yang sederhana. Setiap atom memiliki inti atom (nucleus) dan elektron yang mengelilingi inti
atom, dimana elektron ini bermuatan negatif dan inti atom sendiri terdiri dari proton yang
bermuatan negatif atau netral demikian juga atom silikon, atom silicon mempunyai inti atom
dan elektron yang mengelilingi inti atomnya dengan jumlah lintasan tertentu (gambar 1.1).
lintasan pertama paling dekat dengan inti atom dikatakan lengkap apabila terdiri dari dua
elektron, lintasan kedua akan lengkap apabila terdiri dari 18 elektron dan seterusnya,dimana
jumlah elektron yang bergerak melalui lintasannya berlaku rumus : 2n2.
Apabila pada lintasan paling luar atom tidak terisi lengkap elektron-elektron, seperti halnya
didalam bahan semikonduktor, maka atom-atom akan saling berkombinasi dan bergabung
sedemikian rupa secara kimia dan menjadikan elektron pada lintasan paling luar saling
mengisi sehingga membuat keadaan atom stabil. Setiap elektron terikat pada selnya dengan
adanya gaya keseimbangan antara gaya sentrifugal yang arahnya keluar dengan gaya tarik
dari inti atom.
(+) = Inti Atom
(-) = Elektron
Dioda
1. Ekivalen Dioda
Dalam kondisi dioda tidak mendapat catu daya dari luar dioda memiliki daerah kosong.
Daerah kosong tersebut akan dapat mengalirkan arus dari luar bila catu daya yang dipasang
mampu mengalahkan halangan pada daerah kosong tersebut.Tegangan E yang dibutuhkan
lebih besar dari tegangan halangan (VT) yang dimiliki oleh dioda. tersebut dioda. VT dioda
germanium adalah 0,3V sedang untuk silicon 0,7V. Demikian juga tahanan dioda besarnya
dipengaruhi tegangan dari luar. Kondisi maju (forward ) tahanan dioda ( Rf ) sangat kecil
yang idealnya Rf =0. Bila dipersamakan dengan sebuah saklar maka saklar (S) tersebut
dalam keadaan tertutup. Sedang kondisi mundur (reverse) tahanan dioda (Rr ) sangat besar
yang idealnya Rr = ∞ . Bila dipersamakan saklar keadaan terbuka. Dioda dapat
digambarkan rangkaian persamaannya seperti gambar 1.b berikut.ini.
Gambar 2.16 Ekivalen Dioda
(a) Saklar (b) Rangkaian
2. PN – Junction
Kristal tunggal dapat dibentuk dengan menghubungkan dua daerah P dan N seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
(a)
Bila dioda dialiri DC maka tahanan dioda dinamakan tahanan statis yang besarnya bila dialiri
AC tahanan dioda dinamakan tahanan dinamis sebesar
· Dioda Hubungan
Dioda hubungan dapat mengalirkan arus listrik yang besar hanya satu arah dan tidak dapat
mengalirkan arus sebaliknya. Dioda ini biasanya dipergunakan untuk perata arus Power
Supply ( catu daya atau sumber tegangan ). Dioda ini berkapasitas besar yang dinyatakan
dengan Amper dan mempunyai daya tahan terhadap tegangan yang dinyatakan dengan
Volt. Jadi setiap silikon yang dibeli di toko elektronika, mempunyai kapasitas daya tahan
terhadap arus dan tegangan yang berbeda. Sebagai contoh adalah silikon 1 N 4002, ada
dua macam yakni berkapasitas 1A/50Vdan berkapasitas 1A/100V.
· Dioda Zener
Dioda zener disebut juga dioda tegangan konstan karena alat ini dapat mengalirkan arus
dengan tegangan yang tetap sesuai dengan kapasitas dari dioda zener tersebut. Dioda
zener biasa disingkat ZD (zener diode), dioda ini kebanyakan mempunyai daya tahan ½
Watt. Dioda zener dapat dipergunakan untuk menstabilkan tegangan yang ada pada catu
daya (Power Supply) atau sumber tegangan (DC Volt). Type dari dioda zener dibedakan
oleh tegangan pembatasnya. Dioda banyak digunakan sebagai pembatas tegangan.
· Dioda Pemancar Cahaya (LED)
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8V dengan arus1,5 mA.
LED digunakan sebagai alat peraga (display), digunakan sebagai indikator aktif atau
tidaknya suatu rangkaian elektronik, sebagai lampu isyarat dan lampu hias.
A. Transistor
2. Jenis – jenis Transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
· Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
· Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-
lain
· Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET,
HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
· Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
· Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
· Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
· Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
PNP P-channel
NPN N-channel
Transistor
Penjelasan singkat tentang Transisitor
TransistorBuku
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor
(C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur
arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran
tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Penguat Transistor
BAB III
PENGUAT TRANSISTOR
CAPAIAN PEMBELAJARAN ( LEARNING OUT COME )
Capaian Pembelajaran Umum
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mengetahui pengertian ,
jenis – jenis , karakteristik dan penggunaan penguat transistor.
Capaian Pembelajaran Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan cara penggunaan penguat transistor sesuai dengan jenis –
jenis, karakteristik, dan tingkatannya.
Gambar 3.1 (a), (b) dan (c). Berbagai macam penguat transistor
Pada prinsipnya terdapat sebuah peraturan dasar (fundamental rule) dibidang fisika yang
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan (created) maupun dimusnahkan
(destroyed). Peraturan dasar (fundamental rule) tersebut dinyatakan sebagai hukum
kekekalan energi (law of energy conservation) dan telah menjadi konsep berpikir (mind
concept) seluruh insinyur. Hukum kekekalan energi (law of energy conservation) tersebut
tentunya akan membuat kita sedikit lebih berpikir mengenai sebuah penguat (amplifier).
Penguat-penguat yang tersusun di dalam rangkaian elektronika akan memberikan sinyal
keluaran (output signal) yang lebih besar dari sinyal masukannya (input signal) dan hal
tersebut tentunya sangat berbeda dengan hukum kekekalan energi yang secara
matematismenyatakan bahwa besarnya sinyal keluaran (output signal) adalah sama besar
dengan sinyal masukannya (input signal) karena tidak ada energi yang diciptakan (created)
maupun energi yang dimusnahkan (destroyed).
Pada dasarnya hukum kekekalan energi (law of energy conservation) tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip kerja sebuah penguat (amplifier). Rangkaianrangkaian penguat
(amplifier circuit) tersebut akan mengendalikan sejumlah besar arus listrik dengan hanya
menggunakan sejumlah kecil arus listrik. Hal tersebut dapat dipahami dengan melihat
kembali prinsip kerja transistor yang terdapat pada bab sebelumnya, yaitu sejumlah kecil
arus yang terdapat pada basis mampu untuk mengalirkan arus yang besar dari kolektor
menuju beban.
Pada dasarnya banyak sekali jenis penguat (amplifier) yang dapat kita peroleh di pasaran
seperti yang terlihat pada gambar 1.1 di atas ini, namun pada bab ini kita akan membatasi
pembahasan kita hanya pada penguat-penguat transistor atau transistor amplifier. Penguat-
penguat transistor tersebut menggunakan transistor sebagai kekuatan utama (main power)
dalam melakukan pembesaran amplitudo sinyal-sinyal masukan (input signal) sehingga
diperoleh sinyal-sinyal keluaran (output signal) yang memiliki nilai amplitudo lebih besar dari
sinyal masukannya. Transistor-transistor tersebut disusun dengan berbagai resistor,
kapasitor maupun induktor sehingga sesuai dengan aplikasi dari rangkaian penguat yang
akan digunakan.
Tabel Formula untuk penguatan AC (alternating current) dan DC (direct current).