Disusun oleh :
Joko pamungkas
NIM : 16120005
BEKASI
2016
KATA PENGANTAR
Penyusun
Joko Pamungkas
1612005
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap mahasiswa program studi Teknik Elektro dituntut untuk dapat mngenal,
memahami, serta dapat mengukur dan menghitung nilai-nilai dari komponen-
komponen elektronika tersebut sebelum merakit kedalam bentuk suatu rangkaian.
3.1 TUJUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemui suatu alat yang mengadopsi
elektronika sebagai basis teknologinya contoh ; Dirumah, kita sering melihat televisi,
mendengarkan lagu melalui tape atau CD, mendengarkan radio, berkomunikasi
dengan telephone. Dikantor kita menggunakan komputer, mencetak dengan printer,
mengirim pesan dengan faximile, berkomunikasi dengan telephone. Dipabrik kita
memakai alat deteksi, mengoperasikan robot perakit, dan sebagainya. Bahkan
dijalan raya kita bisa melihat lampu lalu-lintas, lampu penerangan jalan yang secara
otomatis hidup bila malam tiba, atau papan reklame yang terlihat indah berkelap-
kelip dan masih banyak contoh yang lainnya. Dari semua uraian diatas kita dapat
membuktikan bahwa pada zaman sekarang ini kita tidak akan lepas dari perangkat
yang menggunakan elektronika sebagai dasar teknologinya. Alat-alat yang
menggunakan dasar kerja elektronika seperti diatas biasanya disebut sebagai
peralatan elektronik (electronic devices) Elektronika merupakan ilmu yang
mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran
elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari
alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan
pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer,
dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi. Revolusi besar-besaran terhadap
elektronika terjadi sekitar tahun 1960-an, dimana saat itu mulai ditemukan suatu alat
elektronika yang dinamakan Transisor, sehingga dimungkinkan untuk membuat
suatu alat dengan ukuran yang kecil dimana sebelumnya alat alat tersebut masih
menggunakan tabung-tabung facum yang ukurannya besar serta mengkonsumsi
listrik.
Teori Semikonduktor
Secara umum semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak
an- tara sifat-sifat konduktor dan isolator. Operasi semua komponen benda padat
seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian
terpadu lainnya (solid state) didasarkan atas sifat-sifat semikon- duktor. Sifat-sifat
kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh
temperatur, cahaya atau medan magnit, tetapi pada semikon- duktor sifat-sifat
tersebut sangat sensitif.
Seperti ditunjukkan pada gambar 1.1 atom silikon mempunyai elektron yang
mengor- bit (yang mengelilingi inti) sebanyak 14 dan atom germanium mempunyai
32 elektron. Pada atom yang seimbang (netral) jumlah elektron dalam orbit sama
dengan jumlah proton dalam inti. Muatan listrik sebuah elektron adalah: - 1.602
pangkat -19 C dan muatan sebuah proton adalah: + 1.602 pangkat -19 C.
Elektron yang menempati lapisan terluar disebut sebagai elektron valensi. Atom sili-
kon dan germanium masing-masing mempunyai empat elektron valensi. Oleh
karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom
tetra-valent (bervalensi em- pat). Empat elektron valensi tersebut terikat dalam
struktur kisi-kisi, sehingga setiap elektron valensi akan membentuk ikatan kovalen
dengan elektron valensi dari atom-atom yang berse- belahan. Struktur kisi-kisi kristal
silikon murni dapat digambarkan secara dua dimensi guna memudahkan
pembahasan. Lihat gambar 1.2.
Struktur kristal silikon denganan kovalen ikatan kovalen
Meskipun terikat dengan kuat dalam struktur kristal, namun bisa saja elektron
valensi tersebut keluar dari ikatan kovalen menuju daerah konduksi apabila
diberikan energi panas. Bila energi panas tersebut cukup kuat untuk memisahkan
elektron dari ikatan kovalen maka elektron tersebut menjadi bebas atau disebut
dengan elektron bebas. Pada suhu ruang terdapat kurang lebih 1.5 x 10 pangkat 10
elektron bebas dalam 1 cm3 kubik bahan silikon murni (intrinsik) dan 2.5 x 10
pangkat 13 elektron bebas pada germanium. Semakin besar energi panas yang
diberikan semakin banyak jumlah elektron bebas yang keluar dari ikatan kovalen,
dengan kata lain konduktivitas bahan meningkat.
Setiap elektron yang menempati suatu orbit tertentu dalam struktur atom tunggal
(atau terisolasi) akan mempunyai level energi tertentu. Semakin jauh posisi orbit
suatu elektron, maka semakin besar level energinya. Oleh karena itu elektron yang
menduduki posisi orbit terluar dalam suatu struktur atom atau yang disebut dengan
elektron valensi, akan mempunyai level energi terbesar. Sebaliknya elektron yang
paling dekat dengan inti mempunyai level energi terkecil. Level energi dari atom
tunggal dapat dilihat pada gambar 1.3.
Di antara level energi individual yang dimiliki elektron pada orbit tertentu terdapat
celah energi yang mana tidak dimungkinkan adanya elektron mengorbit. Oleh
karena itu celah ini disebut juga dengan daerah terlarang. Suatu elektron tidak
dapat mengorbit pada daerah terlarang, tetapi bisa melewatinya dengan cepat.
Misalnya bila suatu elektron pada orbit tertentu mendapatkan energi tambahan dari
luar (seperti energi panas), sehingga level energi elektron tersebut bertambah besar,
maka elektron akan meloncat ke orbit berikutnya yang lebih luar yakni dengan cepat
melewati daerah terlarang.
Hal ini berlaku juga sebaliknya, yaitu apabila suatu elektron dipaksa kembali ke orbit
yang lebih dalam, maka elektron akan mengeluarkan energi. Dengan kata lain,
elektron yang berpindah ke orbit lebih luar akan membutuhkan energi, sedangkan
bila berpindah ke orbit lebih dalam akan mengeluarkan energi.
Besarnya energi dari suatu elektron dinyatakan dengan satuan elektron volt (eV).
Hal ini disebabkan karena definisi energi merupakan persamaan:
Persamaan Energi
Dengan potensial listrik sebesar 1 V dan muatan elektron sebesar 1.602 pangkat
-19 C, maka energi dari
Bila atom-atom tunggal dalam suatu bahan saling berdekatan (dalam kenyatannya
memang mesti demikian) sehingga membentuk suatu kisi-kisi kristal, maka atom-
atom akan berinteraksi dengan mempunyai ikatan kovalen. Karena setiap elektron
valensi level energinya tidak tepat sama, maka level energi jutaan elektron valensi
dari suatu bahan akan membentuk range energi atau yang disebut dengan pita
energi valensi atau pita valensi. Gambar 1.4 menunjukkan diagram pita energi dari
bahan isolator, semikonduktor dan konduktor. Suatu energi bila diberikan kepada
elektron valensi, maka elektron tersebut akan meloncat keluar. Oleh karena elektron
valensi terletak pada orbit terluar dari struktur atom, maka elektron tersebut akan
meloncat ke daerah pita konduksi. Pita konduksi merupakan level energi dimana
elektron terlepas dari ikatan inti atom atau menjadi elektron bebas. Jarak energi
antara pita valensi dan pita konduksi disebut dengan pita celah atau daerah
terlarang.
Seberapa besar perbedaan energi, Eg, (jarak energi) antara pita valensi dan pita
konduksi pada suatu bahan
akan menentukan apakah bahan tersebut termasuk isolator, semikonduktor atau
konduktor. Eg adalah energi
yang diperlukan oleh elektron valensi untuk berpindah dari pita valensi ke pita
konduksi. Eg dinyatakan dalam satuan eV (elektron volt). Semakin besar Eg,
semakin besar energi yang dibutuhkan elektron valensi untuk berpindah ke pita
konduksi.
Pada bahan-bahan isolator jarak antara pita valensi dan pita konduksi (daerah
terlarang) sangat jauh. Pada suhu ruang hanya ada sedikit sekali (atau tidak ada)
elektron valensi yang sampai keluar ke pita konduksi. Sehingga pada bahan-bahan
ini tidak dimungkinkan terjadinya aliran arus listrik. Diperlukan Eg paling tidak 5 eV
untuk mengeluarkan elektron valensi ke pita konduksi.
gambar 1.4 Diagram pita energi (a) isolator;(b) semikonduktor dan (c) konduktor
Pada bahan semikonduktor lebar daerah terlarang relatif kecil. Pada suhu mutlak 0
derajat Kelvin, tidak ada elektron valensi yang keluar ke pita konduksi, sehingga
pada suhu ini bahan semikonduktor merupakan isolator yang baik. Namun pada
suhu ruang, energi panas mampu memindahkan sebagian elektron valensi ke pita
konduksi (menjadi elektron bebas). Pada bahan silikon dan germanium masing-
masing Eg-nya adalah 1.1 eV dan 0.67 eV.
Tempat yang ditinggalkan elektron valensi ini disebut dengan hole. Pada gambar
1.4 dilukiskan dengan lingkaran kosong. Meskipun hole ini secara fisik adalah
kosong, namun secara listrik bermuatan positip, karena ditinggalkan oleh elektron
yang bermuatan negatip. Level energi suatu hole adalah terletak pada pita valensi,
yaitu tempat asalnya elektron valensi. Apabila ada elektron valensi berpindah dan
menempati suatu hole dari atom sebelahnya,maka hole menjadi tersisi dan tempat
dari elektron yang berpindah tersebut menjadi kosong atau hole. Dengan demikian
arah gerakan hole (seolah-olah) berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Sedangkan pada bahan konduktor pita valensi dan pita konduksi saling tumpang
tindih. Elektron-elektron valensi sekaligus menempati pada pita konduksi. Oleh
karena itu pada bahan konduktor meskipun pada suhu 0 derajat K, cukup banyak
elektron valensi yang berada di pita konduksi (elektron bebas).
Kata Semikonduktor sangat identik dengan peralatan Elektronika yang kita pakai
saat ini. Hampir setiap peralatan Eletronika canggih seperti Handphone, Komputer,
Televisi, Kamera bahkan Lampu penerang LED juga merupakan hasil dari Teknologi
Semikonduktor. Komponen-komponen penting yang membentuk sebuah Peralatan
Elektronika seperti Transistor, Dioda dan Integrated Circuit (IC) adalah komponen
elektronika aktif yang terbuat bahan semikonduktor. Oleh karena itu, bahan
Semikonduktor memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan
Teknologi Elektronika. Bahan Semikonduktor (Semiconductor) adalah bahan
penghantar listrik yang tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula
seburuk Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik. Pada
dasarnya, kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada diantara Konduktor
dan Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda dengan Resistor, karena
Semikonduktor dapat dapat menghantarkan listrik atau berfungsi sebagai Konduktor
jika diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu dan juga tata cara atau persyaratan
tertentu.
Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu Semikonduktor yang Impurity
(ketidakmurnian) atau Semikonduktor Ekstrinsik yang siap menjadi Komponen
Elektronika dapat dibedakan menjadi 2 Jenis yaitu :
1. N-type Semikonduktor
2. P-Type Semikonduktor
Dikatakan P-type karena Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron atau disebut
dengan Hole. Ketika pembawa muatannya adalah Hole maka Semikonduktor
tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.
Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan
menambahkan Indium akan menjadikan Semikondukter tersebut sebagai P-type
Semikonduktor.
2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type Semikonduktor adalah Hole
sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai Minority Carrier).
Integrated Circuit
Transistor
Dioda
KOMPONEN ELEKTRONIKA
Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai
dengan kegunaannya.
Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB,
CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak
menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain,
misalnya kabel).
Dalam materi ini akan mempelajari tentang komponen elektronika baik yang
pasif maupun yang aktif. Komponen pasif yang akan dipelajari seperti resistor,
kapasitor, induktor dan transformator. Sedangkan Komponen aktif yang akan
dipelajari seperti dioda, macam-macam Transistor, FET dan Thyristor.
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang
terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain
rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-
masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan
arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi
lainnya.
KOMPONEN ELEKTRONIKA
I. RESISTOR (TAHANAN)
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan)
dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan
terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan
hukum Ohm: V = IR atau I = V/R
Simbol yang digunakan adalah Ohm (simbol: ) merupakan satuan SI untuk
resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm.
Satuan yang digunakan prefix :
Ohm =
Kilo Ohm = K
Mega Ohm = M
K = 1 000
M = 1 000 000
JENIS-JENIS RESISTOR
1. . RESISTOR TETAP / STATIS
Merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
Nilai dari resistor statis telah ditentukan pada waktu pembuatannya dengan di
wakili oleh cincin warna yang berjumlah 4 atau 5 buah.
Cincin-cincin ini sebagai kode nilai resistansi/ hambatan, jadi warna cincin-
cincin resistor akan berbeda pada tiap ukurannya.
Gambar-Gambar Resistor
KET. GAMBAR :
Kode warna pada Resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya.
Semakin kecil nilai toleransi suatu Resistor adalah semakin baik, karena
harga sebenarnya adalah harga yang tertera harga toleransinya.
Misalnya: suatu Resistor harga yang tertera = 100 Ohm mempunyai toleransi
5%, maka harga yang sebenarnya adalah 100 - (5%x100) s/d 100 +
(5%x100) = 95 Ohm s/d 105 Ohm.
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna
yang terdapat pada badan resistor.
Jumlah gelang warna pada resistor berbeda-beda, mulai dari 4 gelang warna hingga
6 gelang warna. Semakin banyak gelang warna, maka nilai resistansi resistor
semakin akurat (semakin mendekati nilai yang sebenarnya).
Untuk resistor dengan 4 gelang warna, gelang pertama dan kedua menyatakan nilai
resistansi resistor, gelang ketiga menyatakan factor pengali, dan gelang keempat
menyatakan nilai toleransi. Contoh pembacaan nilai resistansi resistor :
Gelang ke-1 | Gelang ke-2 | Gelang ke-3 | Gelang ke-4
Warna Gelang Kuning Ungu Merah Perak
Nilai 4 7 100 10%
Bentuk atau jenis dari resistor variable ini juga sangat banyak misalnya
potensiometer dan trimpot.
Biasanya tujuan dari pengunaan variabel resistor ini sebagai pembagi tegangan
yang dapat kita atur misalnya, pengaturan volume amplifier analog dan sebagainya
Perbedaan Potensioner dengan Trimpot
PTC berfungsi sebagai tahanan atau resistansi (resistor) dimana nilai/ besar
tahanannya berubah sesuai perubahan suhu.
Disebut positif, karena nilai tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan
turun jika temperatur turun.
Prinsip Kerja PTC :
NTC memiliki karakteristik kebalikan PTC, tahanan NTC akan turun jika
temperature naik dan sebaliknya.Bagaimana NTC/PTC bisa berfungsi
sebagai sensor? Dari nilai tahanannya. Biasanya aplikasinya dengan
mengidentifikasikan arus yang mengalir melalui PTC. Jika PTC diberi
tegangan, maka akan mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah2
sesuai perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai identifikasi
perubahan temperatur. Satuan dari PTC dan NTC sendiri adalah Kelvin (K).
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada
bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari
Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif,
Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan Kapasitor Tantalum
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan
Variable Capasitor.
Kapasitansi
didefinisikan
sebagai
kemampuan dari
suatu kapasitor
untuk dapat
menampung
muatan elektron.
Dimana :
Dimana :
Tipe-Tipe Kapasitor
Ada tiga tipe kapasitor yg dapat dilihat dari bahan dielektriknya, antara lain :
1. Kapasitor electrostatic;
2. Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida.
3. Kapasitor Electrochemical
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri
dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
merupakan fungsi dari arus ID, arus yang melalui dioda, terhadap tegangan
VD, beda tegang antara titik a dan b (lihat gambar 1 dan gambar 2)
IV. Transistor
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai
Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan,
Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal
(kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan
strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni
Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan
kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif
atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal
tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate
FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau
Semiconductor) FET (MOSFET).
V. Induktor (Inductor)
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau
Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk
pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.
Dimana :
n = jumlah lilitan
VI. . TRANSFORMATOR (TRAFO)
Jenis-Jenis Trafo
Contoh trafo untuk frekuensi tinggi yaitu trafo osilator, trafo frekuensi
menengah (IF), trafo spull antena (tuner). Sedangkan trafo yang dipakai untuk
frekuensi rendah yaitu trafo input, trafo output, trafo filter (choke).
Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang diberikan pada
lilitan sekunder. Jadi : Pp = Ps atau Up.Ip = Us.Is
Dimana:
BAB 3
Diode sebagai rangkaian pemotong, penjepit, diode zener
A. Pengertian Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda
berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan
dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki
dua buah elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai
penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan
bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis vacuum tube
pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A.
Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan.
Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan
semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P
adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini
berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda)
dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik
dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole sehingga
terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif
baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber.
Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron.
Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi
sebagai berikut ini yaitu :
1) Dioda Diberi Tegangan Nol
C. Karakteristik Dioda
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat
luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah
gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave
Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier).
Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :
Dioda germanium
Dioda silikon
Dioda selenium
Dioda zener
Dioda cahaya (LED)
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan
lainnya yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan
arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P
dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain
adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N.
Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini penting
untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam
karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika
mendapat tegangan bias maju dan tegangan bias mundur.
1. Dioda Semikonduktor
Oleh karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan negatip
dan pada sisi n tinggal ion-ion donor yang bermuatan positip. Namun proses ini tidak
berlangsung terus, karena potensial dari ion-ion positip dan negatip ini akan
mengahalanginya. Tegangan atau potensial ekivalen pada daerah pengosongan ini
disebut dengan tegangan penghalang (barrier potential). Besarnya tegangan
penghalang ini adalah 0.2 untuk germanium dan 0.6 untuk silikon. Lihat Gambar 34.
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan
negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip baterai
menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa
bahan tipe n diberi tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa mayoritas)
akan tertarik ke kutup positip baterai menjauhi persambungan. Sehingga daerah
pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas
tidak ada yang mengalir.
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p) dan
hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur
(reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat
mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya
arus ini dipengaruhi oleh temperatur. Makin tinggi temperatur, makin besar harga Is.
Pada suhu ruang, besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk dioda germanium,
dan dalam skala nano-amper untuk dioda silikon.
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan
tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah
berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis
besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID.
Bagian kiri bawah dari grafik pada Gambar 37 merupakan kurva karakteristik
dioda saat mendapatkan bias mundur. Disini juga terdapat dua kurva, yaitu untuk
dioda germanium dan silikon. Besarnya arus jenuh mundur (reverse saturation
current) Is untuk dioda germanium adalah dalam orde mikro amper dalam contoh ini
adalah 1 mA. Sedangkan untuk dioda silikon Is adalah dalam orde nano amper
dalam hal ini adalah 10 nA.
Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas negatip tersebut dinaikkan terus,
maka suatu saat akan mencapai tegangan patah (breakdown) dimana arus Is akan
naik dengan tiba-tiba. Pada saat mencapai tegangan break-down ini, pembawa
minoritas dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengeluarkan elektron valensi dari atom. Kemudian elektron ini juga dipercepat
untuk membebaskan yang lainnya sehingga arusnya semakin besar. Pada dioda
biasa pencapaian tegangan break-down ini selalu dihindari karena dioda bisa rusak.
Hubungan arus dioda (ID) dengan tegangan dioda (VD) dapat dinyatakan
dalam persamaan matematis yang dikembangkan oleh W. Shockley, yaitu:
ID=Is [ e ]
VD
( n VT )1 .
Contoh Soal :
1 Pada temperatur ruang, 25oC, memiliki temperature mutlaknnya (T) = 273 + 25 =
298 K, dimana k = 1.381 x 10-23 J/K dan q = 1.602 x 10-19 C, maka hitunglah
besarnya VT yaitu:
Jawab :
kT
VT=
q
VT=0.02569 J /C
VT=26 mV
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang
umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur)
resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhigga,
sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada Gambar (c) bentuknya sudah searah
(satu arah) yaitu positip semua. Apabila arah dioda dibalik, maka arus yang mengalir
adalah negatip. Frekuensi sinyal keluaran dari penyearah setengah gelombang ini
adalah sama dengan frekuensi input (dari jala-jala listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak
dari puncak satu ke puncak berikutnya adalah sama.
Bila diperhatikan meskipun sinyal keluaran masih berbentuk gelombang,
namun arah gelombangnya adalah sama, yaitu positip (Gambar c). Berarti harga
rata-ratanya tidak lagi nol seperti halnya arus bolak-balik, namun ada suatu harga
2
1
tertentu. Arus rata-rata ini (Idc) secara matematis bisa dinyatakan: I dc= 2 0
dt
.
1
Untuk penyearah setengah gelombang diperoleh: I dc= I m sin t dt ,
2 0
Im
sehingga: I dc= 0.318 I m .
Tegangan keluaran (dc) yang berupa turun tegangan dc pada beban adalah:
I m RL
V dc =I dc R L
, sehingga: V dc = .
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa diabaikan,
Vm
V m=I m R L V = 0.318V m .
maka: , Sehingga: dc
Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk memperoleh
hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (Vg) perlu dipertimbangkan, yaitu:
V dc = V V
0.318 ( m .
Dalam perencanaan rangkaian penyearah yang juga penting untuk diketahui
adalah berapa tegangan maksimum yang boleh diberikan pada dioda. Tegangan
maksimum yang harus ditahan oleh dioda ini sering disebut dengan istilah PIV
(peak-inverse voltage) atau tegangan puncak balik. Hal ini karena pada saat dioda
mendapat bias mundur (balik) maka tidak arus yang mengalir dan semua tegangan
dari skunder trafo berada pada dioda. Bentuk gelombang dari sinyal pada dioda
dapat dilihat pada Gambar 39. PIV untuk penyearah setengah gelombang ini adalah:
PIV = Vm.
Gambar 40. (a) Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Trafo CT; (b)
Sinyal Input; (c) Arus Dioda dan Arus Beban
2Vm
Rf bisa diabaikan, sehingga: V dc = 0.636 V m . Apabila penyearah bekerja
pada tegangan Vm yang kecil, untuk memperoleh hasil yang lebih teliti, maka
V dc =0.636 ( V m V )
tegangan cut-in dioda (Vg) perlu dipertimbangkan, yaitu: 0. .
Tegangan puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar 2Vm.
Misalnya pada saat siklus positip, dimana D1 sedang hidup (ON) dan D2 sedang mati
(OFF), maka jumlah tegangan yang berada pada dioda D2 yang sedang OFF
tersebut adalah dua kali dari tegangan skunder trafo. Sehingga PIV untuk masing-
PIV =2 V m
masing dioda dalam rangkaian penyearah dengan trafo CT adalah: .
Dari Gambar 46 (a) adalah gelombang kotak yang menjadi sinyal input
rangkaian clamper (b). Pada saat 0 - T/2 sinyal input adalah positip sebesar +V,
sehingga Dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat melalui
tahanan dioda yang rendah (seperti hubung singkat, karena dioda ideal). Pada saat
ini sinyal output pada R adalah nol (Gambar d). Kemudian saat T/2 - T sinyal input
berubah ke negatip, sehingga dioda tidak menghantar (OFF) (Gambar e). Kapasitor
membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga
pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal
output merupakan penjumlahan tegangan input -V dan tegangan pada kapasitor - V,
yaitu sebesar -2V (Gambar c). Terlihat pada Gambar 21 c bahwa sinyal output
merupakan bentuk gelombang kontak (seperti gelombang input) yang level dc nya
sudah bergeser kearah negatip sebesar -V. Besarnya penggeseran ini bisa divariasi
dengan menambahkan sebuah baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah
penggeseran juga bisa dinuat kearah positip dengan cara membalik arah dioda.
Beberapa rangkaian clamper negatip dan positip dapat dilihat pada Gambar
47 dibawah ini:
V Z = I Z r z
dapat ditentukan dari .
Skema dasar rangkaian stabilisasi tegangan dengan dioda zener adalah
seperti terlihat pada gambar 48 dibawah ini.
Apabila arus beban semakin besar, maka arus zener akan berkurang. Agar
tegangan output (pada beban) tetap stabil, maka pengurangan arus zener I z tiak
boleh sampai pada daerah lengkung yang kurang curam, karena pada daerah itu
tegangan zener dioda sudah tidak stabil lagi. Untuk supaya arus beban mampu
besar dengan arus zener Iz tetap pada daerah lengkung yang curam, sehingga
tegangan output tetap stabil, maka dipasanglah Transistor seperti gambar skema
dibawah ini.
Gambar 49. Stabilisasi tegangan dengan zener dioda ditambah satu Transistor untuk
menambah besar arus outputnya
Dari gambar skema diatas rangkaian stabilisasi tegangan sebenarnya berupa
rangkaian commond emitor. Resistor beban merupakan hambatan emitor. Tegangan
basis distabilkan oleh diode zener dan arus beban sama dengan arus kolektor, maka
berlakulah persamaan : IBasis= IBeban/hFE
Contoh Soal :
1 Jika arus beban = 1 amper dan Transistor mempunyai h FE=100. Hitunglah arus
basisnya?
Penyelesaian:
IBasis= IBeban/hFE
IBasis= 1/100
IBasis= 0,01 amper
Dari gambar 49. terlihat bahwa tegangan basis = tegangan diode zener,
sedangkan tegangan beban = V DZ VBE. Karena tegangan VBE cukup kecil (= 0,6
V), maka tegangan beban = tegangan zener dioda dan konstan.
BAB 4
Nama Transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semi
konduktor ini berasal dari bahan atom germanium, Indium dan Arsenikum atau
Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk bahan yang tidak mengalirkan arus listrik,
jadi termasuk jenis bahan isolator atau resistor. Setelah mengalami proses
peleburan, maka terbentuklah hasil campuran yang dinamai P-N junction. Bahan
campuran ini mempunyai sifat setengah menghantarkan arus listrik atau
semikonduktor. Itulah sebabnya hasil campuran ini sering dinamai semikonduktor.
Jadi semikonduktor atau Transistor ini hasil pencampuran lagi dari jenis P-N junction
dan N-P junction.
Bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan, maka terbentuklah bahan
baru yang dinamai Transistor. Jadi Transistor terbentuk dari bahan-bahan:
1 PN + NP menjadi PNP
2 Np + PN menjadi NPN
3 PN + PN menjadi PNPN
Gambar 50. dibawah ini memperlihatkan simbol dari Transistor PNP dan Transistor
NPN :
Macam-macam bentuk dan tipe Transistor terlihat seperti gambar 51 dibawah ini.
Dari gambar diatas terlihat bahwa Transistor ada yang mempunyai 2 kaki dan
ada yang 4 kaki. Khusus untuk Transistor daya besar biasanya mempunyai 2 kaki,
kaki kolektor sama dengan badannya. Untuk Transistor yang berkaki 4 biasanya
untuk frekuensi tinggi, disitu terdapat kaki yang dinamai shield (tameng) yang
dihubungkan ke ground.
Agar Transistor dapat mengalirkan arus, maka Transistor harus diberi sumber
arus dari dua buah batery. Sumber arus ini biasanya diberi kode Vcc. Untuk
Transistor jenis PNP negatip dan untuk NPN positip. Transistor dipasang sedemikian
sehingga harus memenuhi beberapa syarat yaitu dalam arah maju (forward) dan
arah balik (revers).
Gambar 52. Cara pemberian tegangan bias pada Transistor dengan memakai satu
sumber tegangan Vcc
Pada dasarnya fungsi Transistor ialah memperkuat arus. Dari gambar skema
V BE =0
dasar rangkaian transistor dibawah ini, jika tegangan , maka tidak ada arus
Kalau tegangan basis VBE ada, maka mengalirlah arus basis IB, demikian juga
arus kolektor IC. Transistor dalam keadaan menghantar. Semakin besar tegangan
VBE, maka arus basis IB semakin besar dan juga arus kolektor I C semakin besar.
Antara arus IC dan arus basis IB ada perbandingan yang konstan. Penguatan arus
DC pada transistor merupakan perbandingan antara I C dan IB yang dinyatakan
sebagai hFE = IC/IB, Jadi besarnya adalah IC = hFE x IB.
Contoh Soal :
1 Suatu Transistor oleh pabrik pembuatnya dinyatakan mempunyai h FE = 100, ini
berarti bahwa kalau arus basis IB yang mengalir = 100A, maka arus kolektor IC
yang mengalir = 100mA.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Ada dua tipe MOSFET yaitu tipe enhancement dan tipe depletion.
1 Pada Tipe Enhancement : Arus pada kanal hanya akan terjadi jika diberi
tegangan Gate.
2 Pada Tipe Depletion : Arus pada kanal dapat terjadi pada saat tegangan Gate =
0.
2 FinFET
Adalah sebuah peranti gerbang ganda yang diperkenalkan untuk
memprakirakan flek kanal pendek dan mengurangi perendahan saat diinduksikan.
4 Logika NMOS
MOSFET saluran -N lebih kecil daripada MOSFET saluran P, untuk performa
yang sama, dan membuat hanya satu tipe MOSFET pada kepingan silikon lebih
murah dan lebih sederhana secara teknis.
Ini adalah prinsip dasar dalam desain logika NMOS yang hanya
menggunakan MOSFET saluran-N.
5 MOSFET Daya
Irisan sebuah MOSFET daya dengan sel persegi. Sebuah transistor biasanya
terdiri dari beberapa ribu sel. MOSFET Daya memiliki struktur yang berbeda dengan
MOSFET biasa. Seperti peranti semikonduktor daya lainnya, strukturnya adalah
vertikal, bukannya planar. Menggunakan struktur vertikal memungkinkan transistor
untuk bertahan dari tegangan tahan dan arus yang tinggi. Rating tegangan dari
transistor adalah fungsi dari pengotoran dan ketebalan dari lapisan epitaksial-n,
sedangkan rating arus adalah fungsi dari lebar kanal. Pada struktur planar, rating
arus dan tegangan tembus ditentukan oleh fungsi dari dimensi kanal, menghasilkan
penggunaan yang tidak efisien untuk daya tinggi. Dengan struktur vertikal, besarnya
komponen hampir sebanding dengan rating arus dan ketebalan komponen
sebanding dengan rating tegangan. MOSFET daya dengan struktur lateral banyak
digunakan pada penguat audio hi-fi. Kelebihannya adalah karakteristik yang lebih
baik pada daerah penjenuhan daripada MOSFET vertikal. MOSFET vertikal didesain
untuk penggunaan pensakelaran.
6 DMOS
DMOS atau semikonduktorlogamoksida terdifusiganda adalah teknologi
penyempurnaan dari MOSFET vertikal. Hampir semua MOSFET daya dikonstruksi
dengan teknologi ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://anton-rivai.blogspot.com/2011/11/komponen-aktif-dan-komponen-pasif.html
http://duniaelektonika.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-dioda-beserta-
fungsinya.html
http://www.slideshare.net/AmirMuwahid/semikonduktor-pengertian-penjelasan-dan-
aplikasinya?qid=e8c200a1-4e65-4399-966a-db44292de52b&v=&b=&from_search=1
http://www.slideshare.net/ChairvlRizaldi/3-dioda-semikonduktor?qid=bd993475-
56b5-48b1-b9ee-a56fb04bbd75&v=&b=&from_search=2
http://www.slideshare.net/Ahmad_Bagus/penguat-transistor-56655581
www.slideshare.net/xtmxady/karakteristik-d-ioda?qid=58c78bed-de77-4b04-93f4-
1c7f6d761bdc&v=&b=&from_search=3
http://www.slideshare.net/ikhsanrfadillah/dioda-macam-macam-dioda-dan-rangkaian-
penyearah-1-fasa?qid=572cdf6c-86e1-4264-875d-
617e6c5772d4&v=&b=&from_search=10