Anda di halaman 1dari 12

Transformasi-Z

A. Pengertian Transformasi-Z

Transformasi-Z merupakan suatu metode atau alat matematis yang


sangat bermanfaat untuk mendesain,menganalisis dan memonitoring suatu
sistem. Transformasi-Z bekerja pada domain diskrit dan merupakan
generalisasi dari transformasi Fourier dari fungsi khusus. Dan pengetahuan
tentang Transformasi-Z sangat diperlukan sekali pada saat kita mempelajari
filter dan sistem.

B. Beberapa Sifat Transformasi-Z

1. Linear
Misal diberikan pasangan transformasi x(n)  X(z) , h(n)  H(z) dan
y(n) = ax(n) + bh(n).

∞ ∞
Y ( z )= ∑ y ( n ) z −n= ∑ [ ax ( n )+ bh ( n ) ] z −n
n=−∞ n=−∞

∞ ∞
¿a ∑ x ( n ) z−n +b ∑ h ( n ) z−n=aX ( z )+ bh ( z )
n=−∞ n=−∞

Contoh :

Tentukan transformasi-Z dari x ( n )=2 u ( n )−32n u ( n )

Jawab :
2z 3z
X ( z )=2 Z ( u ( n ) ) −3 Z ( 2n u ( n )) = −
z−1 z −2

2. Pergeseran
Misal diberikan barisan satu sisi , yaitu x(n) = 0 untuk n < 0 dan
diberikan pasangan transformasi x(n)  X(z), maka transformasi-Z dari
x(n-k) dengan k > 0 ditentukan berikut.

∞ ∞
Z [ x ( n−k ) ] =∑ x ( n−k ) z−n =∑ x ( n−k ) z−(n−k ) z−k
n=0 n=0


−k
¿z ∑ x ( i ) z−i ; i=n−k
i=−k

Karena x(n) = 0 untuk n < 0, maka sigma dapat dimulai pada i = 0,


sehingga diperoleh

Z [ x ( n−k ) ] =z−k ∑ x ( i ) z −i =z−k X ( z )
i=0

Jadi didapatkan pasangan transformasi,


x ( n−k ) ≤> z−k X ( z )
bentuk diatas merupakan pergeseran waktu delay (Backward Time
Shift), sedangkan untuk pergeseran waktu maju (Forward Time Shift)
diperoleh berikut.
∞ ∞
Z [ x ( n+ k ) ]=∑ x ( n+ k ) z =∑ x ( n+ k ) z−(n+ k ) z k
−n

n=0 n=0


¿ z k ∑ x ( i ) z−i ; i=n+k
i=k

Tidak seperti pada pegeseran waktu delay, maka sigma tidak dapat
dimulai dengan i = 0, sebab suku k -1 dari x(n) belum tentu bernilai nol.
Untuk itu dilakukan langkah pemisahan suku berikut.
∞ k−1
Z [ x ( n+ k ) ]=z k
(∑
i=0
x ( i ) z −∑ x ( i ) z −i
−i

i=0
)
k−1
k
¿ z ( X ( z ) ) −∑ x ( i ) z−i
i=0

¿ z k X ( z )−z k x ( 0 )−z k−1 x ( 1 )−¿ … −zx ( k −1 ) ¿

Bentuk pergeseran waktu maju diatas identik dengan metode


penurunan fungsi dari Transformasi Laplace. Untuk k = 1 maka
didapatkan,
Z [ x ( n+ 1 ) ]=zX ( z )−zx ( 0 )

Contoh :
2z
Diketahui transformasi-Z dari x(n) adalah X ( z )= z−2 .Tentukan
transformasi-Z dari
1. x ( n−2 )

2. x ( n+2 ) bila x ( 0 )=2dan x ( 1 ) =−2

Jawab :

1. Digunakan rumus pergeseran waktu delay, maka didapatkan


2
Z ( x ( n+2 ) )=z −2 X ( z )=
z ( z−2 )
2. Digunakan rumus pergeseran waktu maju,
Z [ x ( n+ 2 ) ]=z 2 X ( z )−z 2 x ( 0 ) −zx ( 1 ) maka didapatkan,
2 z3 2
Z [ x ( n+ 2 ) ] = −2 z +2 z
z−2

3. Perkalian
Misal x(n)  X(z) dan y ( n )=an x ( n ). Menggunakan defenisi


X ( z )= ∑ x ( n ) z−n
n=−∞

maka didapatkan,
∞ ∞
Y ( z )= ∑ y ( n ) z = −n
∑ [ a n x ( n ) ] z −n
n=−∞ n=−∞

∞ −n
z
¿ ∑
n=−∞
x ( n) () a
=X ( az )
Transformasi-Z dari n x(n) akan menghasilkan penurunan terhadap
domain z, yaitu,
∞ ∞
d ( −n )
Y ( z )=∑ [ nx ( n ) ] z −n =−z ∑ x ( n ) z
n=0 n=0 dz


d d
¿−z
dz (∑ n=0
x ( n ) z−n =z
) dz
( X (z ))

Contoh :
z +1
Misal transformasi-Z dari x(n) adalah X ( z )= z−1 . Tentukan
transformasi-Z dari :

1. 3n x ( n )
2. nx ( n )

Jawab :
z z +3
n
1. Z ( 3 x ( n ) )= X 3 = z−3 ()
d z +1 2z
2. Z ( nx ( n ) ) =−z dz z−1 = ( ) ( z −1 )2

4. Pembalikan Waktu (Time Reversal)


Misal X(z) merupakan transformasi-Z dari barisan x(n), maka
transformasi dari x(-n) didapatkan berikut.
∞ ∞ ∞ −n
1
Z ( x (−n ) )= ∑
n=−∞
−n

n=−∞
n
x (−n ) z = ∑ x ( n ) z = ∑
n=−∞
()
x ( n)
z
=X ( 1z )
Contoh :
Tentukan transformasi-Z dari x(n) bila hasil transformsi-Z dari x(n)
z
adalah X ( z )= z−2

Jawab :
Z ( x (−n ) )= X ( Z1 )= 1−21 z

5. Konvolusi
Konvolusi dari dua barisan x(n) dan h(n) diberikan dengan,

x ( n )∗h ( n )=∑ x ( k ) h(n−k )
k=0

Bila diberikan pasangan transformasi-Z, x(n) X (z), h(n) H(z), y(n) 


Y(z) dan y(n) = x(n)*h(n) maka

Y ( z )=X ( z ) H (z )

Contoh :
Diketahui barisan x(n) = {1,2,3,4,5} dan h(n) = {1,1,1,1,1}. Tentukan
y(n)= x(n) * h(n)

Jawab :

x ( n )∗h (n)=∑ x ( k ) h(n−k )
k=0

Dari bentuk diatas didapatkan,



y ( n )=∑ x ( k ) h(n−k)
k=0

Sedangkan bentuk barisan x(n) = {1,2,3,4,5} dan h(n) = {1,1,1,1,1}


berturut-turut dapat diuraikan menjadi,
x(0) = 1
x(1) = 2
x(2) = 3 dan h(0) = … = h(4) = 1
x(3) = 4
x(4) = 5
sehingga diperoleh,
n= 0


y (0)=∑ x ( k ) h (−k )=x ( 0 ) h ( 0 )=1
k=0

n=1


y ( 1 )=∑ x ( k ) h(1−k )
k=0

¿ x ( 0 ) h ( 1 ) + x (1 ) h ( 0 ) =1+ 2=3

n=2


y (2)=∑ x ( k ) h(2−k )
k=0

¿ x ( 0 ) h ( 2 ) + x (1 ) h ( 1 ) + x ( 2 ) h ( 0 )=1+2+3=6


y (3)=∑ x ( k ) h(3−k )
k=0

n=3 ¿ x ( 0 ) h ( 3 ) + x ( 1 ) h ( 2 ) + x (2 ) h ( 1 ) + x ( 3 ) h ( 0 )
¿ 1+2+3+ 4=10
n=4


y ( 4 ) ∑ x ( k ) h ( 4−k )=15
k=0

n=5


y ( 5 )=∑ x ( k ) h ( 5−k )=14
k=0

n=6


y (6)=∑ x ( k ) h ( 6−k )=12
k=0

n =7


y (7)=∑ x ( k ) h ( 7−k ) =9
k=0

n=8


y ( 8 )=∑ x ( k ) h ( 8−k ) =5
k=0

Jadi y(n)=x(n)*h(n) ={1,3,6,10,15,14,12,9,5}

6. Masalah Nilai Awal dan Nilai Akhir


Misal X(z) merupakan transformasi-Z dari x(n) dan lim X(z) ada maka
nilai awal dari barisan diberikan dengan,

x ( 0 )=lim X (z )
z →∞
Bila x(0) bukanlah nilai dari X(∞ ¿ maka kekeliruan telah dilakukan dalam
melakukan transformasi. Masalah nilai awal ini dapat digunakan untuk
mengecek perhitungan dari inverse transformasi-Z.

Sedangkan nilai akhir ditentukan berikut. Dari sifat pergeseran yang


diberikan,


Z [ x (n−1) ] =z −1 x ( z )=∑ x (n−1) z−n
n =1

Notasi sigma dimulai dengan n = 1 sebab nilai x(-1) dipandang sama


dengan nol. Selanjutnya akan digunakan argumentasi ini untuk
membuat notasi sigma dimulai dari n = 0 , yaitu

∞ ∞
( 1−z −1) x ( z ) =∑ x (n)z−n −∑ x ( n−1 ) z −n
n=0 n=1

Pandang jumlah sampai suku ke- N berikut,

N N
S ( N )=∑ x ( n ) z−n−∑ x (n−1) z−n
n=0 n=1

¿ x ( 0 ) ( 1−z−1 )+ x( 1) ( z−1−z−2 )

+ x ( 2 ) ( z−2−z −3 )+ …+ x (N )z− N

Bila diambil limit pada z → 1 maka z−1 → 1 dan ( z k−1−z−k ) → 0


Jadi

lim S ( N ) =x(N )
z→1
Akhirnya dengan mengambil limit pada N → ∞ maka didapatkan nilai
akhir,
lim (1−z −1 ¿ ) X ( z ) = lim lim S ( N )=lim x (n)¿
z→1 N → ∞ z →1 n→∞

Contoh :
Tentukan nilai awal dan nilai akhir dari x(n) bila

1
X ( z )=
(2 z−
2)
9
z ( z−1 ) ( z − )
10

Jawab :
Menggunakan bentuk persamaan Pembalikan Waktu didapatkan nilai
awal,
1
x ( 0 )=lim X ( z ) =lim
( 2 z−
2)
=0
z →∞ z→∞ 9
( z−1 ) ( z− )
10

Sedangkan dengan Konvolusi didapatkan nilai akhir,

1
x ( ∞ )=lim x ( n ) =lim ( 1−z
−1
2 z−
) x ( z ) =lim
( 2)
=10
n →∞ z →1 z→1 9
z ( z− )
2
10

C. Inverse Transformasi-Z
1. Metode Perluasan Pecahan Parsial
Bila kutub dari X(z) mempunyai order pertama atau merupakan kutub
sederhana dan n =m , kita tuliskan bentuk transformasinya menjadi,

b0 z m +b1 m−1+ …+b m


X ( Z )=
( z −p 1 )( z −p 2 ) … ( z −p n )
Akan kita uraikan persamaan diatas menjadi,

z z k
x ( z )=k 0 +k 1 +k 2 +…+ n
z −p 1 z −p 2 z− pn

Langkah selanjutnya,dari persamaan diatas didapatkan,

X (z ) k 0 k k k
= + 1 + 2 + …+ n
z z z− p1 z− p2 z −p n

2. Metode Inverse Integral (Metode Residu)


Misal diberikan kembali transformasi-Z satu sisi,


X ( z )=∑ x (n) z−n
n=0

Bila kedua ruas dikaliakan dengan z m−1dan diintegrasikan atas lintasan


tutup C yang terletak dalam daerah kekongvergenan dari X(z), maka
didapatkan,

❑ ❑ ∞

∮ X ( z ) z m −1 dz=∮ ❑ ∑ x (n) z −n+m−1 dz


c c n−0

Bila barisan x(n) konvergen absolute,yaitu

∑|x(n)|<∞
n=0
Maka dapat dilakukan pertukaran urutan integrasi dan sigma dari
persamaan diatas (persamaan sebelum konvergen absolut), sehingga
dihasilkan,

❑ ∞ ❑

∮ X ( z ) z m −1 dz=∑ x ( n)∮ z−n+m −1 dz


c n=0 c

Menggunakan residu, didapatkan nilai integral diruas kanan yaitu

∮ z−n +m−1 dz={02,nπi≠, nm }


c

Substitusikan hasil diatas ke (persamaan sebelum konverge absolut)


didapatkan,

∮ X ( z ) z m −1 dz=2 πix ( m)
c

Atau


1
x ( n )= ∮ X ( z ) z n−1 dz
2 πi c

Selanjutnya dengan menggunakan residu, didapatkan

k
x ( n )=∑ Res [ X ( z) zn−1 ]
i=1

3. Metode Deret Kuasa


Misal diberikan transformasi-Z ,

p( z)
x ( z)
q ( z)
Dengan p(z) dan q(z) merupakan polinom (suku banyak), maka metode
deret kuasa dapat diterapkan untuk menghitung invers dari X(z) bentuk
diatas dengan menyatakan fungsi rasional X(z) menjadi,

X ( z )=x ( 0 ) + x ( 1 ) z−1+ x ( 2 ) z −2 + x ( 3 ) z −3 +…

Koefisien x(0),x(1),x(2), … ini merupakan invers dari X(z)yang dapat


diperoleh dari pembagian langsung pembilang p(z) oleh penyebut q(z),
namun dapat juga digunakan rumusan Jury [lihat:Emmanuel C
Ifeachor,2002].

Anda mungkin juga menyukai