Definisi transformasi z
Transformasi-Z, seperti halnya transformasi laplace merupakan suatu metode atau alat
matematis yang sangat bermanfaat untuk mendesain, menganalisa dan memonitor suatu
sistem. Transformasi-z mirip dengan transformasi laplace namun bekerja pada domain diskrit
dan merupakan generalisasi dari transformasi fourier dari fungsi khusus. Transformasi-z
sangat diperlukan untuk mempelajari filter digital dan sistem. Transformasi-z dapat digunakan
untuk mendapatkan solusi dari persamaan diferent.
Pada domain diskrit, yang dalam aplikasi pada sinyal merupakan diskrit dari waktu, dinyatakan
sebagai suatu barisan bentuk x(n), dengan n merupakan bilangan bulat. Notasi,
X=x(n)={,x(-2), x(-1), x(0), x(1), x(2),}.. 5.1
Contoh soal 5.1
Misal diberikan sebuah barisan atau sinyal diskrit yang diperlihatkan pada gambar 5.1 berikut.
Tentukan transformasi-z dari barisan tersebut,
Jawab :
Barisan mempunyai sejumlah hingga elemen :
X(-3)=3
x(-2)=-2
x(-1)=1
x(0)=-3
x(1)=1
x(2)=-2
X ( z )= x ( n ) x =3 z 2 z + z 3+ z 2 z
n
n=3
Dari persamaan diatas kita dapatkan polynomial X(z) dalam bentuk yang pendek, sesuai
dengan jumlah elemen barisan. Hal tersebut disebabkan variable z dapat diinterpresentasikan
sebagai penentu posisi. Jadi jumlah pengali z -n identik dengan n buah elemen dari barisan.
X ( z )= x (n) xn
n=
Contoh 5.2
Tentukan transformasi-z dari barisan konstan
{A ,n=0,1,2,3,
0,n< 0
Jawab :
Jika digunakan definisi (5.2), maka didapatkan transformasi-z,
1
1(1/ z ) , sehingga
1
Az
transformasi-z dapat dituliskan x(z)= 1(1/ z ) = z1
Maka telah diketahui bahwa deret geometri yang dituliskan dengan rumus
k
k+ 1
r n= 1r
1r
n=0
Akan mempunyai jumlah yang konvergen (untuk n = ) bila | r | < 1. Oleh karna itu dapat
dituliskan
1
,|r|< 1
r n= 1r
n=0
Bila kita perbandingkan persamaan 5.7 dan 5.9, maka transformasi-z dari barisan konstan
Untuk nilai A=1 maka didapatkan barisan tangga satuan (unit step) atau implus satuan,
u(n)= 1, n=0,1,2,3,
0, n<0
z
Dan hasil transformasi-z = U(z)= z1
Menggunakan notasi barisan tangga satuan, kita dapat menyatakan barisan konstan menjadi,
x(n) = u(n)
Ada barisan yang dikenal dengan nama barisan Kronecker Delta yang diberikan oleh :
(n)=0 untuk n0 dan
( n ) dn=1
Dalam notasi diskrit, maka baarisan kronecker delta atau disebut barisan impulse satuan (unit
immpluse) dapat dinyatakan dengan,
( n )=
{0,n1,n=0
lainya
X(z) dinamakan transformasi-z dua sisi atau bilateral dari barisan x(n). Sedangkan
transformasi-z satu sisi atau uniteral dari barisan x(n) dirumuskan dalam bentuk :
X ( z )= x (n)x
n=0
Fungsi atau barisa x(n) dikatakan sebagai invers dari transformasi-z, X(z). Untuk memudahkan
dalam penulisan antara transformasi-z dan inversnya, maka akan digunakan notasi pasangan
transformasi,
Z[x(n)] = X(z) atau x(n) X(z)
Contoh tentukan transformasi-z dari barisan eksponensial x(n) = a n u(n)
Jawab :
Bila digunakan definisi (5.2) dan bentuk perderetan MacLaurin maka didapatkan,
x ( n )=e
u( n)
z
ze A
Grafik barisan exponensial dan transformasi-z ditunjukkan pada gambar 5.3 dengan (a)
merupakan barisan exponensial x(n)=a n u(n) dan (b) kutub terletak di z = a dan daerah
kekonvegenan | z | > a.
Selanjutnya dengan menggunakan defenisi fungsi sinus dan cosinus pada bilangan kompleks,
sin An=
eAne Ani
e Ani +e Ani
dan cos An=
2i
2
Didapatkan hasil transformasi dari barisan sinusoidal dengan radius kekonvergenan | z | > 1
yaitu,
a)
An u(n)
sin
A
sin z
atau
A
2 cos z+1
z 2
Z
An u( n)
sin
Z
Grafik barisan sinus dan transformasinya ditunjukkan pada gambar 5.4 dengan (a)
barisan sinus dan (b) hasil transformasi-z dengan daerah kekonvergenan di luar
A
b) cos + z 2 atau
z 22
Z
An u(n)
cos
Z
Grafik barisan cosinus dan transformasinya ditunjukan pada ,gambar 5.5 dengan (a) barisan
cosinus dan (b) hasil transformasi-z dengan daerah kekonvergenan di luar lingkaran satuan, |
z|>1.
x(n)
u ( n )= 1,x 0
0 ,x<0
X(z)
z
z1
2.
A u(n)
Az
z1
3.
( n )= 1,n=0
0 ,n 0
4.
an u(n)
5.
6.
An
u(n)
cos ( An ) u ( n )
z
zeA
A
cos z
A
2 cos z+1
z 2
z 2
7.
sin ( An ) u ( n )
A
sin z
A
2 cos z+1
2
z
8.
an cos ( An ) u ( n )
A
a cos z
A
2 a cos z+ a2
2
z
z 2
9.
an sin ( An ) u ( n )
A
a sin z
A
2 a cos z+ a2
2
z
Y ( z ) = y ( n ) z = [ a x ( n )+ b h ( n ) ] z
n
n=
n=
x ( n ) z n +b
n=
h ( n ) z n =aX ( z ) +b H (z )
n=
Contoh 5.4
Tentukan transformasi-z dari x(n) = 2u(n)-3 2n u(n)
Jawab :
Menggunakan sifat linear (7.17) didapatkan hasil transformasi,
2z
3z
X ( z )=2 Z ( u ( n ) )3 Z ( 2n u ( n ) ) =
z 1 z2
2.2 Pergeseran
Missal diberikan satu sisi, yaitu x(n) = untuk n < 0 dan diberikan
pasangan transformasi x(n) X(z), maka transformasi-z dari x(n-k)
dengan k > 0 ditentukan berikut,
Z [ x ( nk ) ]= x ( nk ) z = x ( nk ) z
n
n=0
( nk ) k
n=0
x (i ) zi ; i=nk
i=k
karena x(n) = 0 untuk n < 0, maka sigma dapat dimulai pada i=0,
sehingga diperoleh
Z [ x ( nk ) ] =z
x (i ) zi=zk X ( z)
i=0
Z [ x ( n+ k ) ]= x ( n+k ) z = x ( n+k ) z
n
n=0
(n +k)
n=0
x (i )zi ; i=n+k
i=k
Tidak seperti pada pergeseran waktu delay, maka sigma tidak dapat
dimulai dengan i=0, sebab sub suku k-1 dari x(n) belum tentu bernilai nol.
Untuk itu dilakukan langkah pemisahan suku berikut.
x ( i ) zi
k1
x (i ) z
i=0
i=0
k
Z [ x ( n+k ) ]=z
x (i ) zi
k1
X (z )
i=0
z
z k X ( z )z k x ( 0 )z k1 x ( 1 ) z x (k 1)
Bentuk pergeseran waktu maju (5.20) identic dengan metode penurunan
fungsi dari transformasi laplace. Untuk k=1 maka didapatkan,
Z [ x ( n+1 ) ]=z X ( z )zx ( 0 )
Sedangkan untuk transformasi Laplace,
L [ x ' (t ) ]=s L [ x ( t ) ] x (0)
Contoh 5.5
Diketahui transformasi-Z dari x(n) adalah
X ( z )=
transformasi-Z dari
x (n2)
a.
b.
Jawab :
2z
z 2 . Tentukan
x ( n2 )=z2 X ( z ) =
2
z (z2)
Z
b. Digunakan pergeseran waktu maju,
z
2
Z [ x ( n+2 ) ] =2 X ( z )z x ( 0 )zx (1) maka didapatkan
Z [ x ( n+2 ) ]=
2 z3
2 z 2 +2 z
z2
Perkalian
n
Y ( z ) = y (n) z = [ a x ( n ) ] z
n
n=
x ( n)
n=
n=
( az )=X ( az )
z
x (n)
d
(n)
dz
Y ( z ) = [ n x ( n ) ] z =z
n
n=0
n=0
d
dz
x ( n ) zn =z
n =0
d
( X ( z ))
dz
Contoh 5.6
Misal transformasi-Z dari x(n) adalah X(z)=
z+1
z1 . Tentukan
transformasi-Z dari :
1.
3 x( n)
2. n x(n)
Jawab:
1.
2.
Z ( 3n x ( n ) )= X
z +3
( 3z )= z3
z1 2
d
z +1 2 z
Z ( n x ( n ) )=z =
dz
z1
( )
Z ( x (n ) ) = x (n ) z =
n
n=
Contoh 5.7
n=
x ( n) z = x ( n)
n
n=
1
z
()
=X
( 1z )
Tentukan transformasi-Z dari x(n) bila hasil transformasi-Z dari x(n) adalah
z
z2
X(z) =
Jawab:
( Z1 )= 121 Z
Z(x(-n)) = X
Konvulasi
x ( n )h ( n ) = x ( k ) h (nk )
k=0
y ( n )= x ( k ) h(nk )
k=0
x(1)=2
x(2)=3 dan h(0)=.=h(4)=1
x(3)=4
x(4)=5
Sehingga diperoleh
y ( 0 )= x ( k ) h (k )=x ( 0 ) h ( 0 )=1
n=0
k=0
y (1 ) x ( k ) h (1k )
n=1
k=0
= x ( 0 ) h ( 1 ) + x ( 1 ) h ( 0 )=1+2=3
y (2 )= x ( k ) h(2k)
n=2
k=0
= x ( 0 ) h ( 2 ) + x ( 1 ) h ( 1 ) + x ( 2 ) h ( 0 )=1+2+3=6
n=3
y(3)=
x ( k ) h(3k )
k=0
x ( 0 ) h ( 3 ) + x (1 ) h ( 2 ) + x ( 2 ) h ( 1 ) + x ( 3 ) h( 0)
= 1+2+3+4 = 10
n=4
y ( 4 ) x ( k ) h ( 4k )=15
n=5
y (5) x ( k ) h ( 5k )=14
n=6
y (6) x ( k ) h ( 6k ) =12
n=7
y (7) x ( k ) h ( 7k ) =9
k=0
k =0
k=0
k=0
n=8
y (8) x ( k ) h ( 8k ) =5
k=0
X(z)= 1+2 z +3 z + 4 z +5 z
1
H(z) 1+ z + z + z + z
dan
1+ 3 z +6 z + 10 z +15 z +14 z + 12 z +9 z +5 z
lim X ( z)
ada maka
X ( 0 )=lim X ( z)
z
X ()
Z [ x ( n1 ) ]=z X ( z )= x (n1) z
1
n=1
Notasi sigma dimulai dengan n=1 sebab nilai x(-1) dipandang sama
dengan nol. Selanjut akan digunakan argumentasi ini untuk membuat
notasi sigma di mulai n=0, yaitu
n=0
n =1
( 1z 1 ) X ( z ) = x ( n ) zn x (n1) zn
Pandang jumlah sampai suku ke-N berikut,
N
x ( n ) z x (n1) zn
n
n=1
S ( N ) =
n=0
x ( 0 ) ( 1z n ) + x ( 1 ) ( z 1z 2 ) + x (2 ) ( z2z3 ) ++ x ( N ) z N
Bila diambil limit pada z1, maka
z1 1
dan (z
k1
zk ) 0. Jadi
lim S ( N )=x ( N )
z1
lim
z1
Contoh :
X ( n )=
1
2(z )
2
z ( z1)( z
9
)
10
Jawab :
Menggunakan bentuk persamaan 5.23 didapatkan nilai awal,
1
2( z )
2
x ( 0 )=lim X ( z )
=0
9
z
(z1)( z )
10
Sedangkan dengan 5.24 didapatkan nilai akhir,
1
lim 2( z )
2
( 1z 1 ) X ( Z )= z 1
=10
9
2
z (z )
10
x ( ) =lim x (n)=lim
n
z1
x(n)X(z)
Sifat
1.
ax ( n ) +b h ( n ) a X ( z )+ bH ( z)
Linear
2.
z
n x (n)X ( )
a
Perkalian dengan an
3.
n x ( n )z
d
X ( z)
dz
Perkalian dengan n
4.
x (n ) zk X ( z )
Pembaliakan waktu
5.
x ( nk ) zk X ( z )
Pergeseran waktu
delay
waktu
x ( 1 )z x ( kPergeseran
1 )
6.
x ( n+ k )=z X ( z )z x ( 0 )z
7.
x 1 ( n )x 2 ( n ) X 1 ( z ) X 2 ( z )
maju
Konvulasi
8.
x ( 0 )=lim X ( z)
k1
9.
lim x ( n )=lim [ ( 1 z1 ) X ( z ) ]
z 1
Invers transformasi-z
Untuk mendapatkan invers transformasi-z dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, antara lain :
b0 zm + b1 z m1 ++ bm
X ( z )= n
untuk m n
z +a 1 z n1+ +an
Jika diperhatikan bahwa koefesien a0 = 1. Hal ini dapat kita peroleh dari
semua bentuk fungsi rasional dengan membagi a 0 terhadap semua
X ( z )=
b0 ( zz 1 )( z z2 ) ( zz m)
( z p1 ) ( z p2 ) (z p n)
Nilai zi, I = 1,2,3...m dikatakan pembuat nol (Zeros) dari X(z), sebab
X(zi)=0, sedangkan niali pi, i=1,2,3...,n dikatakan kutub (poles) dari X(z)
sebab nilai X(pi) akan menuju .
Fungsi rasional (5.28) juga sering dinyatakan sebagai fungsi rasioanal
dalam z-1. Ini dapat dilakukan dengan membagi pembilang dan penyebut
dengan zn yaitu,
(nm)
X ( z )=
b0 z
(nm1)
+b1 z
++ bm z
1
n
1+a 1 z + +a n z
X ( z )=
b0 z m +b 1 z m1 ++b m
( z p1 )( z p2 ) (z pn )
X ( z )=k 0 + k 1
z
z
z
+k
+ +k n
z p1 2 z p2
zp n
k
k
k
X (z) k 0
= + 1 + 2 ++ n
z
z z p 1 zp 2
z p n
Koefesien ki dengan i=0,1,2,3,...,n merupakan residu dari fungsi
f (z)=
X (z)
z
X (z)
z
menggunakan rumus,
dengan bentuk
( zip )
i=1
X (z)
z